Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN LUK BARAT KECAMATAN

GANGGA PASCA GEMPA LOMBOK 2018 MENGGUNAKAN METODE


EMPIRIS DAN NUMERIK
Deformation Analysis of The Luk Barat Bridge in The Gangga District After The 2018
Lombok Earthquake Using Empirical and Numerical Methods

Artikel Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh:
BAIQ AYU ARDIAN LAYLI
F1A 015 024

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN LUK BARAT KECAMATAN
GANGGA PASCA GEMPA LOMBOK 2018 MENGGUNAKAN METODE
EMPIRIS DAN NUMERIK

Baiq Ayu Ardian Layli1 Didi S. Agustawijaya 2 Tri Sulistyowati2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
E-mail: ayulayli05045@gmail.com

INTISARI
Jembatan Luk Barat yang terletak di Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga
merupakan jalan penghubung yang berperan sangat penting dalam proses mobilisasi
masyarakat sekitar. Pada tahun 2018, di pulau Lombok telah terjadi gempa bumi yang
berskala lebih besar dari 5 SR. Sehingga menyebabkan kerusakan pada jembatan Luk Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar deformasi yang terjadi akibat adanya gaya
gempa.
Analisis deformasi ditinjau dalam beberapa kondisi yaitu pada pembebanan kondisi
awal dan kondisi pembebanan sekarang. Metode yang digunakan yaitu metode empiris
dengan perhitungan secara manual, metode numerik melalui pemodelan dengan aplikasi
Plaxis v.8.2, dan pengukuran secara langsung menggunakan alat ukur Total Station. Masing-
masing analisis dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada kondisi tanpa penambahan beban
gempa dan kondisi dengan penambahan beban gempa.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan bisa disimpulkan bahwa deformasi
telah terjadi pada Jembatan Luk Barat akibat gempa Lombok 2018 pada arah horizontal dan
vertikal. Besar deformasi yang didapat dengan pengukuran langsung sebesar 0,364 dari titik
BM-2 dan pada kondisi awal dengan beban gempa menggunakan metode empiris 0,283 m
serta metode numerik 0,295 m. Pada kondisi sekarang didapat besar deformasi menggunakan
metode empiris 0,292 m tanpa beban gempa dan menggunakan metode numerik 0,361 m serta
deformasi makismum sebesar 1,48 m dengan pembebanan gempa.
Berdasarkan SNI 2847:2103 untuk persyaratan beton struktural untuk bangunan
gedung, lendutan maksimum yang diizinkan sebesar 0,018 m, sehingga bisa dipastikan bahwa
konstruksi tidak aman terhadap lendutan karena melebihi batas ijin. Nilai SF yang didapatkan
dengan metode numerik dari kondisi awal tanpa gempa sebesar 1,783 berkurang pada kondisi
sekarang dengan penambahan beban gempa sebesar 41 % menjadi 0,728.
Kata kunci: Deformasi, Jembatan Luk Barat, Gempa bumi, Tanah, Total Station,
Empiris, Plaxis v.8.2.

1
1. PENDAHULUAN dekat pusat gempa, maka resiko gempa
A. Latar Belakang juga semakin besar.
Indonesia merupakan salah satu Seperti yang dirilis oleh Badan
negara kepulauan yang memiliki kondisi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
alam yang sangat bervariasi dengan jumlah (BMKG) pada Januari 2019, telah terjadi 6
penduduk yang tinggi. Hal ini menuntut gempa bumi besar dari tanggal 29 Juli
adanya fasilitas pendukung yang akan 2018 sampai dengan tanggal 25 Agustus
mempermudah dalam melakukan 2018 dengan kekuatan > 5,0 SR dan gempa
perpindahan. Jembatan merupakan suatu susulan baik yang dirasakan maupun tidak
konstruksi yang berfungsi untuk adalah lebih dari 3628 kejadian dengan
menghubungkan dua bagian jalan yang sekala < 5,0 SR.
terputus oleh adanya rintangan-rintangan Berdasarkan data dari Badan Nasional
seperti lembah yang dalam, sungai, danau, Penanggulangan Bencana (BNPB) tanggal
saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya 6 Desember 2018, secara keseluruhan
yang melintang tidak sebidang dan lain- kerusakan yang diakibatkan oleh rangkaian
lain (Miranda,2016). Gempa Lombok 2018 adalah 217.679 unit
Secara tektonik, Provinsi NTB rumah rusak, 3.540 unit fasilitas umum dan
merupakan wilayah rawan gempa yaitu fasilitas sosial rusak, dan 5 jembatan.
berada di sebelah timur Busur Sunda, Sedangkan data korban adalah 560 orang
membentang dari Selat Sunda ke timur meninggal dunia, 1.469 korban luka-luka,
hingga Pulau Sumba. Sehingga 396.032 orang mengungsi.
menyebabkan aktifitas gempa yang tinggi
di wilayah NTB karena kawasan ini diapit
oleh dua generator sumber gempa bumi
yaitu dari arah selatan berupa desakan
lempeng Indo-Australia (subduction mega-
thrust) dan sebelah utara terdapat desakan
busur utara (Flores Thrust) (Sunardi
Gambar 1 Gempa Lombok Tahun 2018
dkk,2017). Menurut Agustawijaya (2006),
(Sumber: USGS, 2018)
Pulau Lombok berada persis di depan jalur
tumbukan yang merupakan pusat gempa.
Dimana posisi tektonik suatu wilayah
menentukan jarak gempa, dan semakin

2
kelapa agar jembatan tidak putus. Dengan
kondisi jembatan yang sekarang, diduga
tanah mengalami perubahan bentuk dan
volume atau terdeformasi karena adanya
gaya gempa yang mengakibatkan tanah
mengalami pergeseran.
Dari uraian diatas, untuk mengetahui
Gambar 2. Sebaran Gempa di Pulau
seberapa besar pengaruh gempa terhadap
Lombok Tahun 2018 (Sumber: BMKG,
deformasi jembatan yang berada pada
2018)
tanah dengan karakteristik tersendiri, maka
penulis melakukan studi kasus mengenai
Salah satu jembatan yang mengalami
“Analisis Deformasi Jembatan Luk
kerusakan adalah Jembatan Luk Barat
Barat Kecamatan Gangga Pasca Gempa
yang terletak di Desa Sambik Bangkol
Lombok 2018 Menggunakan Metode
Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok
Empiris Dan Numerik”. Penelitian ini
Utara. Jembatan Luk Barat berfungsi untuk
diharapkan dapat menjadi bahan
menghubungkan Desa Rempek dan Desa
pertimbangan untuk perencanaan jembatan
Sambik Bangkol. Jembatan ini sangat
khususnya di Pulau Lombok dengan
berperan penting dalam mobilisasi
memperhatikan kondisi penyusun tanah
masyarakat yang sebagian besar berprofesi
dan gaya gempa.
sebagai petani. Dalam hal ini, jembatan
digunakan sebagai akses untuk
mengangkut hasil pertanian dan B. Permasalahan

perkebunan. Selain itu, jembatan ini juga Jembatan Luk Barat terletak di Pulau

sering dilalui oleh truk pengangkut barang- Lombok yang merupakan salah satu

barang material bangunan. wilayah Indonesia dengan tingkat gempa

Peristiwa gempa tahun 2018 telah yang relatif tinggi dan rawan akan

menyebabkan perubahan kondisi pada terjadinya gempa bumi. Berdasarkan data

jembatan Luk Barat seperti pada jalan yang dari BMKG, pada tahun 2018 Lombok

bergelombang disepanjang jembatan dan diguncang 6 gempa bumi berkekuatan >

kerusakan pada abutmen dan dinding 5,0 SR dan 3628 gempa susulan yang

penahan di sebelah selatan yang ditandai berkekuatan < 5,0 SR. Hal ini

dengan adanya keretakan yang besar menunjukkan perlu adanya penelitian

sehingga harus ditopang dengan pohon mengenai seberapa besar pengaruh gempa
3
terhadap deformasi jembatan dengan memperhatikan kekuatan struktur jembatan
kondisi tanah dan besar gaya gempa yang dari gaya gempa dengan kondisi tanah
bervariasi. yang berbeda-beda, sehingga deformasi
jembatan yang terjadi bisa diminimalisir.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan pada 2. DASAR TEORI
penelitian ini adalah: A. Tinjauan Pustaka
1. Lokasi penelitian adalah Jembatan Luk Samang (2013) melakukan penelitian
Barat Desa Sambik Bangkol Kecamatan besarnya penurunan pada zona oprit
Gangga Kabupaten Lombok Utara. jembatan fly over Kota Makassar
2. Data yang digunakan merupakan data menggunakan metode numeris dengan
primer. aplikasi software Plaxis dan metode survey
3. Hanya menghitung deformasi jembatan. geodesi dengan pemetaan kontur. Pada
4. Tidak menghitung stabilitas abutmen penggunaan aplikasi software, model yang
pada jembatan. digunakan adalah Mohr-Coloumb dengan
5. Perhitungan dilakukan dengan metode kondisi tak terdrainase (Undrained) dan
empiris melalui perhitungan secara menggunakan parameter-parameter tanah
manual dan metode numerik dengan seperti Berat Isi jenuh dan tak jenuh
software Plaxis v.8.2 yang diperkuat ( , ), permeabilitas ( , ),
dengan pengukuran secara langsung Modulus Young (E), Angka Poison (v)
menggunakan Total Station. ,Sudut dilatansi (ψ), Kohesi (c), dan Sudut
Geser (φ). Hasil yang didapatkan dari

D. Tujuan Penelitian kedua metode yang dilakukan memiki

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk selisih yang kurang dari 0,5 cm.

mengetahui besar deformasi yang terjadi Abdurrozak (2012) melakukan

pada Jembatan Luk Barat menggunakan penelitian menganalisis gerakan massa

metode empiris, metode numerik, dan tanah di lokasi abutmen jembatan susukan

pengukuran langsung. jalan tol Semarang-Solo seksi II. Dalam


penelitian tersebut bertujuan mengetahui
penyebab utama deformasi, perilaku
E. Manfaat Penelitian
lereng, serta deformasi maksimum yang
Manfaat yang diharapkan dalam
dapat terjadi pada abutmen jembatan
penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan
susukan. Metode yang digunakan adalah
pertimbangan bagi perencana agar lebih
4
Program Plaxis yang disimulasikan dengan partikel. Ruang di antara partikel-partikel
idealisasi lereng menjadi model 2-D plain dapat berisi air, udara ataupun keduanya.
strain. Dari penelitian yang dilakukan, 3) Deformasi
hasil penelitian menunjukkan gerakan Deformasi dalam mekanika kontinium
horisontal maksimum abutmen yakni adalah transformasi sebuah benda dari
55,597 cm terhitung sejak abutmen selesai kondisi semula ke kondisi terkini
dibangun. (Truesdell dan Noll, 2004). Berdasarkan
B. Landasan Teori definisi tersebut deformasi dapat diartikan
1) Jembatan sebagai perubahan kedudukan atau
Jembatan adalah suatu bangunan yang pergerakan suatu titik pada suatu benda
memungkinkan suatu jalan menyilang secara absolut maupun relatif.
sungai/saluran air, lembah atau menyilang
jalan lain yang tidak sama tinggi 4) Gaya Gempa
permukaannya (Muntohar, dan Supriyadi Menurut Chopra dalam Lestari (2018),
2007). Sedangkan menurut Struyk dan gempa bumi merupakan suatu peristiwa
Veen dalam buku berjudul “Jembatan”, alam dimana terjadi getaran pada
yang dimaksud dengan jembatan adalah permukaan bumi akibat adanya pelepasan
suatu konstruksi yang gunanya untuk energi secara tiba-tiba dari pusat gempa.
meneruskan jalan melalui suatu rintangan Energi yang dilepaskan tersebut merambat
yang berada lebih rendah. Rintangan ini melalui tanah dalam bentuk gelombang.
biasanya berupa jalan (jalan air atau jalan Gelombang getaran yang sampai ke
lalu lintas biasa). Perhitungan beban-beban permukaan bumi di sebut gempa bumi.
yang bekerja pada jembatan yang Untuk perhitungan gaya gempa
digunakan berdasarkan SNI 1725:2016. menggunakan SNI 2833:2016.
2) Tanah
EQ = Wt
Menurut Hardiyatmo (2006), tanah
(2.15)
adalah himpunan mineral, bahan organik,
dan endapan-endapan yang relative lepas Dengan:

(loose), yang terletak di atas batuan dasar EQ : gaya gempa horizontal statis
Csm : koefisien respons elastik
(bedrock). Ikatan antara butiran yang
R : faktor modifikasi respons
relatif lemah dapat disebabkan oleh
Wt : berat total struktur terdiri dari
karbonat, zat organik, atau oksida-oksida
yang mengendap di antara partikel- beban mati dan beban hidup yang sesuai

5
5) Plaxis (C) yang dikaitkan dengan persamaan
Plaxis adalah program elemen yang Buismaan, sebagai berikut:
secara khusus digunakan untuk 1,5
C= ′
menganalisis deformasi dan penurunan dengan,
bidang geoteknik. Proses simulasi pada C = angka pemampatan (angka
Plaxis terdiri dari 3 tahap yaitu: input data, kompresibilitas)
perhitungan dan output. q c = tahanan kerucut statis (sondir)
Po’= tekanan overburden efektif
6) Pengukuran Geodesi
Pada pengukuran geodesi terdapat ′+ ∆
Si = ′
kegiatan survey topografi. Survey
dengan,
topografi adalah suatu metode untuk
Si = penurunan akhir (m) dari lapisan
menentukan posisi tanda-tanda buatan
setebal H
manusia dan alamiah di permukaan tanah.
∆p = tambahan tegangan vertikal ditengah-
Alat yang digunakan dalam kegiatan
tengah lapisan oleh tegangan akibat
pengukuran adalah Total station.
beban fondasi neto.
2. Metode Schmertmann (1978)
Besarnya penurunan segera (Si),
dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:
Gambar 3 Alat Total Station
Si = C1C2qn ∑20 ∆

7) Penurunan menggunakan hasil uji dengan,

sondir C1 = faktor koreksi kedalaman

Penurunan yang terjadi pada tanah C2 = faktor rangkak (creep)

berbutir kasar dan tanah berbutir halus q n = tekanan fondasi neto (kN/m2)

kering atau tidak jenuh terjadi dengan Iz = faktor pengaruh regangan lateral

segera sesudah beban bekerja. Penurunan E = modulus elastisitas tanah (kN/m2)

dengan menggunakan hasil uji sondir bisa ∆z = ketebalan lapisan (m)

dilakukan dengan dua metode, yaitu:


1. Metode De Beer dan Marten (1957)
De Beer dan Marten (1957)
mengusulkan persamaan angka kompresi

6
8) Penurunan menggunakan b. Metode eksperimen dengan
perhitungan penurunan segera pengujian sampel Hand Bor di
Penurunan akibat beban adalah jumlah Laboratorium.
total dari penurunan segera. Penurunan 2) Metode yang digunakan untuk
segera banyak diperhatikan pada fondasi analisis data, yaitu:
bangunan yang terletak pada tanah a. Metode empiris dengan
granuler atau tanah berbutir kasar. perhitungan manual.
Persamaan penurunan segera di pusat b. Metode pengukuran langsung
beban untuk beban lingkaran fleksibel dengan Total Station.
adalah: c. Metode numerik dengan pemodelan
menggunakan software Plaxis
2 v.8.2. Data yang digunakan adalah
= (1 − )
data sondir, data jembatan, dan data
dengan,
hasil pengujian Laboratorium.
Si = Penurunan segera (m)
B. Lokasi Penelitian
qn = tekanan fondasi neto (kN/m2)
Lokasi penelitian dilakukan di Desa
R = jari-jari di permukaan tanah Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga,

= angka viskositas Kabupaten Lombok Utara dan


Laboratorium Geoteknik dan Mekanika
Tanah Fakultas Teknik Universitas
3. METODE PENELITIAN Mataram. Objek penelitian ini adalah
A. Metode Penelitian Jembatan Luk Barat yang berfungsi
Metode yang digunakan pada sebagai jalan penghubung Desa Rempek
penelitian ini adalah: dan Desa Sambik Bangkol.
1) Metode untuk pengumpulan data
primer:
a. Metode survey, yaitu:
- Pengujian tanah dengan sondir
- Pemboran tanah
- Pengukuran geodesi
- Pengukuran dimensi jembatan

7
Gambar 4 Lokasi Penelitian
(Sumber: www.googleearth.com )

Gambar 5.b Bagan Alir Penelitian

C. Bagan Alir Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1) Hasil pengukuran geodesi
menggunakan Total Station

Pengukuran dilakukan pada bagian


lantai jembatan menggunakan jenis
poligon terbuka untuk mendapatkan data
lendutan. Pengukuran dilakukan pada tiga
bagian yaitu sebelah kiri, tengah, dan
kanan lantai jembatan. Pengukuran
dilakukan menggunakan alat ukur Total
Station sepanjang 42 m dengan jarak patok
Gambar 5.a Bagan alir analisa dengan
setiap satu meter.
software Plaxis
Penggambaran long section
menggunakan Auto Cad 2007 sebagai
berikut:

8
2) Hasil pengukuran tanah dengan sondir
Dari pengujian yang telah dilakukan
didapatkan 4 kedalaman lapisan tanah
yang berbeda yaitu pada titik sondir SO-1

Gambar 6 Long section Ki (2,4 m), SO-2 (10,8 m), SO-3 (6,6 m), dan
SO-4 (6,8 m). Untuk keperluan analisis
Penggambaran dilakukan pada bagian kiri,
digunakan data sondir dengan kedalaman
tengah, dan kanan jembatan. Penentuan
maksimum yang didapatkan yaitu data
titik datum diambil dari titik BM-2 yang
sondir pada titik SO-2. Berikut hasil
berada di sebelah selatan jembatan. Dari
pengolahan data sondir pada titik SO-2.
hasil penggambaran long section
Perlawanan Ujung Konus (kg/cm2)
didapatkan deformasi lapangan arah
0 50 100 150 200 250
vertikal yang berbeda-beda, yaitu pada 0
0.5
long section sebelah kiri (Ki) sebesar 0,298 1
Perlawanan
Ujung Konus
1.5
m, long section tengah (T) sebesar 0,388
2
m, dan long section sebelah kanan (Ka) 2.5
3
sebesar 0,406 m. Sehingga rata-rata
3.5
Kedalaman penetrasi (m)

deformasi vertikal yang didapatkan di 4


4.5
lapangan setelah gempa adalah sebesar
5
0,364 m. 5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
10.5
11
0 120 240 360 480 600

Jumlah Hambatan Lekat (kg/cm)


Gambar 7 Cross Section Patok 10
Dari penggambaran cross section pada
patok 10 maka akan didapatkan besar
Gambar 8 Hasil Uji Kerucut Statis
deformasi maksimum lapangan arah
(sondir) Titik SO-2
horizontal sebesar 0,042 m.
9
Setelah dilakukan deksripsi tanah dan Analisa Hidrometer, dan pengujian
menggunakan Gambar 2.7 maka didapat Kuat Geser Langsung. Pengujian Liquid
jenis tanah yang mendominasi yaitu Pasir Limit tidak dilakukan dikarenakan jenis
dan Pasir Berlanau. Sehingga didapatkan 4 tanah yang didapatkan adalah berjenis
lapisan tanah yang berjenis Pasir dan Pasir pasir yang merupakan tanah granuler atau
Berlanau seperti pada Gambar berikut: tanah berbutir lepas. Berikut adalah hasil
pengujian laboratorium:
Tabel 1 Hasil pengujian laboratorium

Gambar 9 Lapisan Tanah


5) Hasil perhitungan pembebanan
a. Pembebanan jembatan
3) Hasil pengujian tanah dengan Handbor
Jembatan Luk Barat merupakan
Pengujian tanah dengan Handbor
jembatan kelas B dengan pembebanan
dilakukan untuk mendapatkan sampel
70%. Jembatan ini merupakan jembatan
tanah yang tanah yang akan diuji di
beton bertulang balok T dengan panjang 9
laboratorium sehingga akan didapatkan
m dan lebar 7,3 m yang berjumlah 3
karakteristik tanah yang ada pada lokasi
bentang panjang. Sehingga Panjang total
penelitian. Jenis tanah yang didapatkan
jembatan adalah 27 m dan lebar 7,3 m.
dari kegiatan pengujian tanah dengan
Untuk perhitungan dilakukan untuk satu
deksriptif pada kedua titik Hand Bor
panjang jembatan yaitu 9 m.
adalah Pasir berlanau, Lanau Berpasir, dan
Pasir Berkerikil. Untuk keperluan analisis
menggunakan software Plaxis titik Hand
Bor yang digunkan adalah titik HB-2
dikarenakan posisi yang berdekatan.

4) Hasil pengujian tanah di Laboratorium


Pengujian yang dilakukan adalah Gambar 10 Tampak memanjang
pengujian Kadar Air, Berat Isi, Berat Jenis, jembatan dan letak titik sondir so-1 dan so-
Analisa Butiran dengan Analisa Saringan 2

10
Pada perhitungan pembebanan Qa = +
,
jembatan dilakukan dalam dua kondisi , . ,
= + ,
yaitu:
1. Kondisi awal
= 120.762,5
Pada perhitungan pembebanan
Karena nilai Qu lebih besar dari nilai Qa
jembatan pada kondisi awal
maka dimensi fondasi bisa digunakan pada
menggunakan Pedoman Gambar
analisis.
Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan
c. Perhitungan Gaya Gempa
Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu
Gaya gempa merupakan suatu gaya
BM-70 yang merupakan kelas jembatan
atau beban inersia yang timbul akibat
untuk pembebanan 70% dengan berat
adanya goncangan gempa dipermukaan
total jembatan bagian atas akibat beban
tanah. Berikut perhitungan gaya gempa
mati dan beban hidup dengan beban
yang didasarkan SNI 2833:2016.
kejut yaitu 77,770 ton. Sehingga untuk
pembebanan total jembatan harus
EQ = Wt
ditambahkan dengan berat abutmen.
0,615
Total beban jembatan pada kondisi awal = 253.726,03
1,5
adalah 189,67 Ton.
= 104027,67 kg/m2
2. Kondisi sekarang
= 10,4 kg/cm2
Perhitungan pembebanan jembatan
pada kondisi sekarang dilakukan
6) Deformasi yang terjadi setelah gempa
berdasarkan Standar Nasional Indonesia
Perhitungan deformasi setelah
(SNI) 1725:2016. Berdasarkan
gempa dilakukan dengan menggunakan
perhitungan yang telah dilakukan,
data-data yang telah dikumpulkan setelah
beban maksimum yang didapat adalah
peristiwa gempa terjadi. Metode yang
1665,98 Ton.
digunakan adalah dengan metode empiris
b. Kapasitas dukung ijin fondasi
dan numerik.
Pada buku Fondasi II yang ditulis a. Metode empiris dengan data
oleh Hary Christady Hardiyatmo halaman menggunakan data sondir
161 bahwa beberapa peneliti menyarankan
faktor aman yang tidak sama untuk
tahanan gesek dinding dan tahanan ujung.
Kapasitas ijin dihitung seperti dibawah ini:
11
Gambar 11 Penurunan dengan
menggunakan data sondir
1. Penurunan dengan metode De Beer
dan Marten (1957)
Tabel 3 Detail parameter fondasi dalam
pemodelan Plaxis v.8.2

Penurunan = 0,0291 m =2,91 cm

2. Metode Schmertmann (1978)


Pada perhitungan kondisi sekarang
dilakukan dalam dua kondisi, yaitu:

1. Kondisi tanpa penambahan beban


gempa

Penurunan= 0,292 m = 29,2 cm

b. Metode numerik dengan melakukan


pemodelan pada aplikasi Plaxis v.8.2

Tabel 2 Detail Parameter Tanah dala,


Gambar 12 Total displacement kondisi
Pemodelan Plaxis v.8.2
sekarang tanpa pembebanan gempa

12
2. Kondisi dengan penambahan beban =231,314 kN/m2
gempa - Menghitung back anlaysis
Untuk melakukan proses back
analysis maka kita akan membuat
besar kohesi sama dengan 0,
sehingga:
τ = 0 + τn tan Ø
,
tan Ø = = ,
Gambar 13 Total displacement kondisi Ø = 45°
sekarang dengan pembebanan gempa sehingga kohesi menjadi:
0,063
=
33 45
7) Deformasi yang terjadi sebelum
C = 0,086 kN/m2
gempa (Back Analysis)
2. Tanah Pasir
Pada proses analisa deformasi
- Menghitung besarnya tegangan
sebelum gempa menggunakan data-data
setelah gempa
tanah yang didapat dari proses Back
τ = C + τn tan Ø
Analaysis berdasarkan data-data tanah
= 0,216 + 231,54 tan 35
yang didapatkan setelah gempa. Data yang
=231,76 kN/m2
dihitung pada tahap ini adalah:
- Menghitung back anlaysis
Diketahui:
Untuk melakukan proses back analysis
1. Data setelah gempa
maka kita akan membuat besar kohesi
- Pasir berlanau: kohesi C = 0,063 dan
sama dengan 0, sehingga:
sudut gesek dalam Ø = 33°
τ = 0 + τn tan Ø
- Pasir: kohesi C = 0,216 dan sudut ,
tan Ø = = ,
gesek dalam Ø = 35°
- τn = 231,54 kN/m2 Ø = 45°
sehingga kohesi menjadi:
Perhitungan:
0,216
=
1. Tanah Pasir Berlanau 35 45
C = 0,277 kN/m2
- Menghitung besarnya tegangan
setelah gempa
τ = C + τn tan Ø
= 0,063 + 231,54 tan 33
13
1. Analisa dengan metode empirik qtotal = q + q gempa= 1073,401 + 1043
Pada analisa ini rumus yang = 2116,401
digunakan adalah penurunan segera akibat kN/m2
beban terbagi rata: qn = qtotal – Po’
Si = (1 - ʋ2) = 2116,401 – 46,882
= 2069,519 kN/m2
Diketahui:
, ,
Diameter fondasi = 1,5 m Si = (1 – 0,3 2)

Kedalaman fondasi = 2,5 m = 0,283 m


2
ɣb pasir berlanau = 19,9 kN/m
ɣd pasir berlanau = 15,9 kN/m2 2. Analisa metode numerik dengan
ɣsat pasir berlanau = 19,56 kN/m2 pemodelan pada aplikasi Plaxis v.8.2
ɣb pasir = 21,6 kN/m2 Pada pemodelan kondisi awal
ɣsat pasir = 21,34 kN/m2 menggunakan data geometri yang sama
W jembatan = 1896,7 kN dengan pada pemodelan dalam kondisi
2
A fondasi = 1,767 m setelah gempa. Sedangkan untuk data
2
E pasir berlanau = 10000 kN/m tanah digunakan data hasil dari back
2
E pasir = 12000 kN/m analysis dan korelasi.
ʋ = 0,3
Tabel 4 Detail parameter tanah dalam
a. Penurunan segera tanpa penambahan
pemodelan Plaxis v.8.2
beban gempa
qn = q – Po’
,
=( ) – ((1,2 x 15,9) +
,

(1,3 x 21,34)
= 1073,401 – 46,882
= 1026,519 kN/m2
R = 0,75 m
, ,
Si = (1 – 0,3 2)

= 0,187 m
b. Penurunan segera dengan
Tabel 5 Detail parameter fondasi dalam
penambahan beban gempa
pemodelan Plaxis v.8.2

14
Pada perhitungan kondisi awal dilakukan
dalam dua kondisi, yaitu:
1. Kondisi tanpa penambahan beban
gempa

Gambar 16 Grafik rangkuman nilai


Gambar 14 Total Displacement kondisi deformasi
awal tanpa beban gempa
Tabel 7 Hasil rangkuman analisis SF
2. Kondisi dengan penambahan beban
(angka keamanan)
gempa

Gambar 15 Total Displacement kondisi


awal dengan beban gempa

8) Rangkuman Hasil Analisis


Tabel 6 Rangkuman hasil analisis Gambar 17 Grafik Nilai SF
deformasi
Tabel 8 Hasil rangkuman analisis tekanan
total

15
dan tegangan normal. Untuk melakukan
analisis deformasi yang telah terjadi kita
harus mengetahui kondisi pembebanan dan
tanah pada saat perencanaa. Sehingga
untuk mengetahui hal tersebut dilakukan
back anlysis dengan perhitungan yang
telah di rincikan pada subbab hasil. Dari
back analysis didapatkan besar kohesi dan
sudut geser dalam pada kondisi awal yang
akan digunakan pada analisis deformasi
kondisi awal.
Gambar 18 Grafik nilai Total Stress
Dari keseluruhan hasil Analisa yang
didapatkan paka pada kondisi awal tanpa
B. Pembahasan gempa memiliki presentase kemiripan
Dari hasil analisa yang telah antara metode empiris dan numerik sebesar
dilakukan menggunakan metode empiris 90%. Pada kondisi awal dengan gempa
dan numerik pada beberapa kondisi yaitu sebesar 96% dan pada kondisi sekarang
kondisi awal dan kondisi sekarang. Pada tanpa beban gempa sebesar 81%. Sehingga
masing-masing kondisi tersebut di lakukan rata-rata persentasi kesamaan hasil analisa
dua perlakuan yaitu tanpa penambahan deformasi dengan metode empiris dan
beban gempa dan dengan penambahan numerik yang didapat sebesar 89%.
beban gempa. sehingga didapatkan nilai Sehingga dari hasil analisa tersebut
deformasi dari masing-masing perlakuan bisa dipastikan bahwa deformasi yang
dan kondisi tersebut. Selain dua metode telah terjadi pada Jembatan Luk Barat
tersebut, ada satu metode tambahan yang sebesar 0,364 m dipengaruhi oleh besarnya
digunakan dalam analisis yaitu pengukuran pembebanan dari konstruksi dan beban
kondisi eksisting lapangan dengan alat gempa serta dipengaruhi oleh kondisi
Total Station. Dari pengukuran tersebut tanah. Berdasarkan SNI 2847:2013 untuk
juga akan mendapatkan nilai deformasi persyaratan beton struktural untuk
yang akan menjadi acuan dalam bangunan gedung, lendutan maksimum
pengambilan kesimpulan. yang diizinkan untuk konstruksi atap atau
Setelah melakukan analisa data lantai yang menumpu atau disatukan
setelah terjadinya gempa maka akan dengan komponen nonstruktural yang
didapatkan besar kohesi, sudut geser sisa
16
mungkin akan rusak oleh lendutan yang gempa dan 0,283 m dengan
besar sebesar 0,018 m. Sehingga bisa pembebanan gempa. Sedangkan
dipastikan bahwa suatu konstruksi dengan dengan menggunakan metode numerik
nilai deformasi sebesar 0,364 m sudah didapatkan deformasi sebesar 0,169 m
tidak aman. tanpa pembebanan gempa dan 0,294 m
dengan pembebanan gempa.
4. Pada kondisi sekarang didapatkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
besar deformasi total menggunakan
A. Kesimpulan
metode empiris sebesar 0,292 m tanpa
Berdasarkan hasil analisis deformasi
pembebanan gempa. Sedangkan
yang telah dilakukan pada Jembatan Luk
dengan menggunakan metode numerik
Barat Desa Sambik Bangkol Kecamatan
didapatkan sebesar 0,361 m tanpa
Gangga pada beberapa kondisi
pembebanan gempa dan 1,48 m
menggunakan metode empiris, metode
dengan pembebanan gempa.
numerik dan pengukuran geodesi, maka
5. Presentase persamaan rata-rata nilai
bisa disimpulkan bahwa:
deformasi total yang didapatkan pada
1. Deformasi telah terjadi pada Jembatan
analisa menggunakan metode numerik
Luk Barat akibat gempa Lombok 2018
dan metode empiris sebesar 89%.
pada arah horizontal dan vertikal.
6. Berdasarkan SNI 2847:2103 unutk
Berdasarkan arah gempa Lombok
persyaratan beton struktural untuk
2018 tanggal 5 Agustus 2018, gempa
bangunan gedung, lendutan
berada di koordinat Kecamatan Bayan
maksimum yang diizinkan sebesar
dengan percepatan menuju Mataram.
0,018 m. Sehingga dengan besar nilai
Sehingga deformasi yang terjadi
deformasi lapangan yang didapatkan
sesuai arah gaya gempa.
sebesar 0,364 m sudah bisa dipastikan
2. Pada Analisis menggunakan Total
konstruksi tidak aman terhadap
Station didapatkan besar deformasi
lendutan dikarenakan deformasi yang
vertikal dari titik datum BM-2 setelah
terjadi melebihi batas ijin yang telah
gempa sebesar 0,364 m dan deformasi
ditetapkan.
horizontal dari titik datum BM-1 dan
7. Dari nilai deformasi yang didapatkan
Kotak saluran sebesar 0,042.
terdapat perbedaan nilai pada saat
3. Pada kondisi awal didapatkan besar
penambahan beban gempa dan tanpa
deformasi total dengan metode empiris
penambahan beban gempa. Sehingga
sebesar 0,187 m tanpa pembebanan
17
bisa disimpulkan bahwa selain sampai pada permukaan akan semakin
dipengaruhi oleh pembebanan dari kecil dan kerusakan pada kosntruksi
konstruksi bangunan, deformasi juga Jembatan Luk Barat bisa di minimalisir.
dipengaruhi oleh besar gaya gempa.
DAFTAR PUSTAKA
8. Dari analisa Nilai SF menggunakan
Abdurrozak, M.R. 2012, Analisis Perilaku
metode numerik didapatkan nilai SF
Gerakan Massa Tanah di Lokasi
yang semakin berkurang jika
Abutmen (ABT II) Jembatan
dilakukan penambahan beban gempa
Susukan Jalan Tol Semarang Solo
dan beban biasa. Pengurangan yang
Seksi II Gedawang Penggarong
terjadi dari nilai SF 1,783 sampai
Menggunakan Program Plaxis
dengan 0,728 sebesar 41%.
(Tesis), Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.Anonim, 2018,Uji
B. Saran
Penyelidikan Tanah,
Berdasarkan hasil penelitian yang
www.testindo.com 12 April 2019
telah didapatkan yang berfokus pada
Pukul 23:23.
besarnya pengaruh gempa dan kondisi
Agustawijaya, D.S.,2006. Aspek -Aspek
tanah terhadap deformasi yang terjadi pada Geologi Teknik dan Kegempaan
dalam Analisis Resiko Gempa
Jembatan Luk Barat maka penulis
Bumi, Orasi Ilmiah dalam Rangka
memberi saran bahwa pemilihan fondasi Dies Natalis Universitas Mataram
ke-44. Mataram.
sangat memiliki peranan yang besar.
Karena dengan kondisi tanah yang sudah Anonim, 2018, Modul Praktikum
Mekanika Tanah II, Laboratorium
melemah maka kondisi kestabilan dari
Geoteknik dan Mekanika Tanah,
suatu konstruksi yang berada diatas tanah Mataram.
tersebut harus lebih diperkuat lagi.
Ashari, K.F., 2018, Optimasi Pemasangan
Untuk mengurangi pengaruh gaya Grouting Pada Bendungan
Pandanduri yang Dipengaruhi
gempa pada Jembatan Luk Barat maka
Gaya Gempa, Universitas
sebaiknya menggunakan fondasi tiang Mataram, Mataram.
pancang. Karena, fondasi tiang pancang
Asiyanto, 2012, Metode Konstruksi
memiliki Panjang yang besar sehingga jika Jembatan Beton, Universitas
Indonesia, Jakarta.
terjadi gempa yang lebih besar dari
sebelumnya maka fondasi tersebut akan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, 2018, Grafik Magnitude
berperan dalam perambatan gaya gempa
Terhadap Waktu Gempa Bumi
yang lebih lama sehingga getaran yang Lombok 5 Agustus 2018, Jakarta.

18
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Fauziyyah, U., 2016, Uji Triaxial,
2018, 32.129 Rumah Rusak Akibat https://id.scribd.com 12 April 2019
Gempa Lombok Sudah pukul 16:55.
Diverifikasi., Mataram.
Hardiyatmo, H.C., 2006, Mekanika Tanah
Concrete Institute., 1999, Indutrial Floors I, Gajah Mada University Press,
and Pavement Guidelines. Yogyakarta.

Das, B.M., 1988, Mekanika Tanah Hardiyatmo, H.C., 2014, Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa II, Gajah Mada University Press,
Geoteknis), Jilid 1, Erlangga, Yogyakarta.
Jakarta.
Jaelani, A., 2016, Pengukuran Poligon,
Das, B.M., 1994, Mekanika Tanah Https://www.academia.edu Tanggal
(Prinsip-prinsip Rekayasa 4 Mei 2019 Pukul 14:30 WITA.
Geoteknis), Jilid 2, Erlangga,
Jakarta. Lestari, A., 2018, Pengaruh arah gaya
gempa pada konstruksi bangunan
Deur, A., 2014, Total Station and Its di pulau Lombok (studi kasus
Application in Surveying. bendungan pandanduri kabupaten
www.gesresources.com Tanggal 6 Lombok timur), Universitas
Mei 2019 Pukul 09:00 WITA. mataram, Mataram.

Departemen Pekerjaan Umum, 1988, Look, B.G., 2007, Handbook of


Pengantar Dan Prinsip-Prinsip Geotechnical Investigation and
Perencanaan Bangunan Design Tables. Taylor Fancis
Bawah/Pondasi Jembatan, Jakarta. Group. London.

Documentation Google Earth, Miranda, 2016, Analisis Pengaruh Gempa


www.googleearth.com diakses 21 Terhadap Perilaku Jembatan Cable
April 2019. Stayed Dr. Ir. Soekarno di Manado
Pada Kondisi Layan, Institut
Dutch Departement of Public Works and Pertanian Bogor, Bogor.
Water Management, 2007, Plaxis
versi 8 Manual Acuan, Technical Pusat Penelitian dan Pengembangan
Universitiy of Delt, Belanda. Pemukiman, 2011, Desain Spektra
Indonesia, http://puskim.pu.go.id
Faizah, Restu, 2015, Pengaruh Frekuensi Tanggal 20 Juli 2019 Pukul 16:00
Gempa Terhadap Respon WITA.
Bangunan Bertingkat,
https://www.researchgate.net Riju, Al., 2016, Slide-CIV-104-Pertemuan
Tanggal 7 Maret 2019 Pukul 11:41 7 Pengukuran Total Station,
WITA. Https://id.scribd.com Tanggal 4
Mei 2019 Pukul 14.20 WITA.
Fauzi, AI., 2002, Konsep Studi Deformasi
Dan Geodinamika, Rizal, K., 2016, Perubahanan Tekanan Air
https://www.academia.edu Tanggal Pori Tanah Akibat Beban Kejut
7 Maret 2019 Pukul 10:32 WITA. (Tegangan Dinamik) Kendaraan
Pada Jembatan Banyumulek,
Universitas Mataram, Mataram.
19
Samang, L., 2013, Prediksi Numerik United State of Geological Survey
Penurunan Konsolidasi Pada Zona (USGS), 2018, USGS Earthquakes
Oprit Jembatan Fly Over Kota Hazard,
Makassar, Universitas Hasanuddin, ,https://earthquake.usgs.gov. Pada
Makassar. tanggal 25 Maret 2019.

Schmertmann, J.H., 1953, Undisturbed Wu, H.C., Continuum Mechanics and


Laboratory Behaviour Of Clays, Plasticity, CRC Press (2005), ISBN
Trans.ASCE, Vo.120,pp.1201. 1-58488-363-4.

Standar Nasional Indonesia, 2013,


Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung (SNI
2847:2013), Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia, 2016,


Pembebanan untuk Jembatan (SNI
1725:2016), Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia, 2016,


Pembebanan Jembatan Terhadap
Beban Gempa (SNI 2833:2016),
Badan Standardisasi Nasional,
Jakarta.

Struyk, H.J., Venn, K.H.C.W.V, dan


Soemargono, 1995, Jembatan,
Pradnya Paramita, Jakarta.

Supriyadi, B., Muntohar, A.S., 2015,


Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta.

Sunardi, B., Istikomah, M.U., Sulastri,


2017, Analisis Seismotektonik dan
Periode Ulang Gempa BUmi
Wilayah Nusa Tenggara Barat
Tahun 1973-2015, Penelitian
Seismik dan Periode Ulang Gempa,
NTB.

Terzaghi, K., 1943, Theoritical Soil


Mechanics for Civil and Mining
Engineers, Granada, London.

Truesdell, C., and Noll, W., 2004, The


non-linier field theories of
mechanics: Third edition, Springer,
p. 48.
20

Anda mungkin juga menyukai