Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS

PADA TEBING DANAU JAYAMIX


p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN


ORIENTASI DISKONTINUITAS PADA TEBING DANAU JAYAMIX
ANALYSIS OF SLOPE FAILURE AND SLOPE STABILITY
BY DISCONTINUITY ORIENTATION ON LAKE JAYAMIX CLIFF
Diego Montenova1, Ramadhan Adhitama1a, Eddy Sugiarto2
1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,
Jakarta, Indonesia
2
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi, UniversItas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, Indonesia

a
Penulis untuk korespondensi (corresponding author):
E-mail corresponding author: ramadhanadhitama@trisakti.ac.id

Sari. Kontruksi di saat ini sudah terus menerus berkembang pesat seiring dengan Sejarah Artikel :
kebutuhan masyarakat dimana kegiatan kegiatan kontruksi ini melibatkan ● Diterima
perusahaan perusahaan tambang mulai membuka lahan tambang yang baru dan 23 Februari 2022
● Revisi
menghasilkan banyak jenis tambang yang baru, kegiatan pertambangan ini banyak
15 Maret 2022
menimbulkan dampak pada lahan terutama pada gangguan keseimbangan suatu ● Disetujui
tanah yang berakibatkan menjadi suatu longsor. Tujuan penelitian ini yaitu mengulas
● 21 Maret 2022
bagaimana dampak dari ketidakseimbangan lereng dengan menggunakan metode ● Terbit Online
orientasi diskontinuitas atau faktor struktur geologi berupa diskontinuitas (kekar) 27 Agustus 2022
yang dimana hasil penelitian ini akan memberikan ulasan berupa tipe longsoran dari
tebing lereng Danau Jayamix ini dan dapat dinilai faktor keamanan dari kestabilan
lereng Danau Jayamix ini.

Abstract. Construction at this time has been continuously growing rapidly in line with
the needs of the community where these construction activities involve mining Kata Kunci :
companies starting to open new mining areas and produce many new types of mines, Rumpin
these mining activities have a lot of impacts on the land, especially on disturbances in Kontruksi
the balance of a land. which results in a landslide. The purpose of this study is to review Longsor
how the impact of slope imbalance using the discontinuity orientation method or Tebing
geological structure factors in the form of discontinuities (joints) where the results of
Keywords :
this study will provide a review of the type of landslide from the cliffs of the slopes of
Rumpin
Lake Jayamix and can be assessed the safety factor of the stability of the slopes of
Construction
Lake Jayamix this.
Slide
Edge

PENDAHULUAN
Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan dampak terhadap suatu lahan tertutama gangguan
keseimbangan permukaan tanah yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan kegiatan berupa reklamasi
yang tepat dalam upaya peningkatan kualitas lahan dan perbaikan lahan bekas tambang. Pelaksanaan
reklamasi yang dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan merupakan wujud dan upaya
untuk menerapkan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan upaya pengembalian

Page 156
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

kondisi lahan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya diperlukan rencana
dan pelaksanaan kegiatan reklamasi yang tepat oleh perusahaan pertambangan dan perlu upaya
pembinaan dan pengawasan seperti kejadian yang terjadi di Danau Jayamix, Rumpin, Bogor ini, dimana
perlu adanya tindak lanjut dari bekas penambangan ini, harus dipahami bagaimana adanya pemotongan
lereng, batuan cenderung menjadi kurang atau bahkan tidak stabil, atau dengan kata lain terdapar
potensi keruntuhan/ longsoran lereng batuan akan semakin meningkat. Untuk memastikan kestabilan
suatu aktivitas bekas penambangan dan pemotongan lereng batuan ini, dibutuhkan evaluasi bidang
diskontinuitas (kekar) dari batuan serta Analisis kestabilang lereng memerlukan material bawah
permukaan, kondisi dari batuan dan pembebanan yang mungkin bekerja pada lereng.

GEOLOGI REGIONAL
Menurut geologi regional Jakarta dan Kepulauan Seribu yang dikeluarkan oleh Pusat penelitian dan
Pengembangan Geologi Bandung pada tahun 1992. Geologi daerah lokasi dilihat melalui stratigradi yang
terdiri dari batuan yang diendapkan dari batuan usia paling tua hingga ke usia muda, formasi
Bojongmanik (Tmb), Fomasi Genteng(Tpg), Formasi Serpong (Tmra) dan setelah itu dilanjutkan
terendapkan secara tidak selaras satuan batuan Tuff Banten (Qvtb), Batuan gunung api muda (Qv) yang
mengalami perselingan dengan intrusi batuan Gunung Sudamanik (Qvas), dan yang paling muda sebagai
satuan batuan Alluvium (Qa).

Geologi regional daerah penelitian termasuk dalam geologi regional Jakarta dan Kepulauan Seribu
(T.Turkandi, dkk, 1992). Formasi gunung api muda yang terdiri dari breksi, lahar, tufbreksi, dan tuff batu
apung yang umur nya kisaran plistosen.

Gambar 1. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian

Page 157
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

Gambar 2. Statigrafi Daerah Penelitian

Tipe Longsor
Penelitian untuk mengetahui keadaan lereng serta potensi runtuhan atau longsoran lereng, digunakan
teknik berupa teknik stereografis yang dimana merupakan suatu metode grafis untuk menunjukkan arah
serta kemiringan dari suatu bidang. Teknik ini digunakan untuk membantu menganalisa jenis runtuhan
atau kelongsoran lereng yang mungkin saja bisa terjadi. Digunakan pengeplotan secara bersamaan
dengan bidang diskontinuitas dan dimasukkan kedalam stereonet yang nanti akan dianalisis bagaimana
tipe longsoran di suatu lereng tersebut.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui suatu kestabilan lereng pada umumnya mempunyai
tujuan yang sama untuk memperoleh bagaimana lereng yang optimal dan bagaimana pencegahan serta
faktor keamanan yang nanti bisa dianalisis. Menurut klasifikasi (Hoek and Bray,1981) menjelaskan ada
beberapa jenis longsoran yang umum dijumpai pada suatu bekas penambangan, yaitu:
• Longsoran Bidang (Plane Failure)
Longsoran ini terjadi pada batuan yang memiliki bidang luncur bebas yang mengarah ke lereng
dan bidang luncurnya terdapat pada bidang diskontinu seperti sesar, kekar, liniasi atau bidang
perlapisan. Longsoran jenis ini biasanya terjadi pada permukaan lereng yang cembung dengan
kemiringan bidang kekar rata-rata hampir atau searah dengan kemiringan lereng.
• Longsoran Baji (Wedge Failure)
Longsoran ini sering dijumpai pada garis perpotongan dua bidang kekar yang memmpunyai
kemiringan ke arah kemiringan lereng. Longsoran baji terjadi pada batuan yang mempunyai
lebih dari satu bidang lemah atau bidang diskontinu yang bebas, dengan sudut antara kedua
bidang tersebut membentuk sudut yang lebih besar dari sudut geser dalamnya.
• Longsoran Guling (Toppling Failure)
Longsoran jenis ini terjadi pada lereng yang terjal pada batuan keras dengan bidang-bidang
diskontinu hampir tegak atau tegak, longsoran ini dapat berbentuk blok atau bertingkat.
Longsoran guling akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah kemiringannya berlawanan
dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya.
• Longsoran Busur (Circular Failure)
Longsoran busur merupakan jenis longsoran yang sering dijumpai terjadi di alam. Tipikal
longsoran berupa tanah, sedangkan pada batuan keras, jenis longsoran ini hanya dapat terjadi
jika batuan tersebut sudah lapuk dan mempunyai bidang-bidang diskontinuitas yang rapat
ataupun menerus sepanjang sebagian lereng sehingga menyebabkan longsoran geser di
permukaan

Page 158
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

Gambar 3. Klasifikasi Tipe Longsoran (Hoek and Bray, 1981)

Analisis kinematik
Analisis kinematik berhubungan dengan adanya longsoran serta keruntuhan lereng (slope failure)
dimana analisa ini dilakukan berupa perhitungan-perhitungan struktur geologi yang menghasilkan kekar
(diskontinuitas) pada batuan atau lereng yang tersingkap. Salah satu metode kinematic ini bertujuan
untuk menentukan identifikasi dan karakteristik pada lereng batuan, dibantu dengan metode scanline
(Hudsson and Harrison, 1997).Berkaitan dengan bentukan dari suatu lereng batuan, metode scanline ini
dilakukan secara sistematik pada selutuh singkapan lereng batuan yang terlibat, ada beberapa
parameter yang dilihat serta dihitung yaitu:
• Panjan Lintasan Scanline (L)
• Jumlah diskontinuitas (N)
• Kedudukakn bidang – bidang diskontinuitas (Srike and Dip)
Data berupa kedudukan bidang – bidang diskontinuitas (Strike and Dip) hasil dari scanline akan
digunakan dan di input kedalam software Dips 6.0 dalam stereoplot. Hasil ploting yang dimasukkan
kedalam stereoplot nanti akan berguna untuk menganalisa bidang-bidang yang berpotensi mengalami
keruntuhan, dengan adanya bantuan software Dips 6.0 ini, metode kinematik ini akan lebih
mempermudah untuk menganalisa bagaiman tipe longsoran atau keruntuhan lereng berdasarkan
klasifikasi (Hoek and Bray, 1981).

Page 159
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penulisan ini menggunakan data primer dan juga sekunder sebagai berikut
(Gambar 6).

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisa kinematik berhubungan dengan adanya longsoran serta keruntuhan lereng (slope failure)
dimana analisa ini dilakukan berupa perhitungan-perhitungan struktur geologi yang menghasilkan kekar
(diskontinuitas) pada batuan atau lereng yang tersingkap. Salah satu metode kinematic ini bertujuan
untuk menentukan identifikasi dan karakteristik pada lereng batuan, dibantu dengan metode scanline
(Hudsson and Harrison, 1997).

Data berupa kedudukan bidang – bidang diskontinuitas (Strike and Dip) hasil dari scanline akan
digunakan dan di input kedalam software Dips 6.0 dalam stereoplot.
Hasil ploting yang dimasukkan kedalam stereoplot nanti akan berguna untuk menganalisa bidang-bidang
yang berpotensi mengalami keruntuhan, dengan adanya bantuan software Dips 6.0 ini, metode
kinematik ini akan lebih mempermudah untuk menganalisa bagaiman tipe longsoran atau keruntuhan
lereng berdasarkan klasifikasi (Hoek and Bray, 1981).

Setelah dilakukannya penelitian di Lereng Danau Jayamix ini, dilakukannya penelitian pada 2 lereng
yaitu, Lereng Utara dan Lereng Timur Danau Jayamix, kedua lereng ini telah dilakukannya penelitian
menggunakan metode scanline dan data-data yang didapat telah di input kedalam software Dips 6.0
(ditemukan beberapa bidang set diskontinuitas. Setelah dilakukannya bidang diskontinuitas dilanjutkan
dengan Analisa Kinematik untuk menentukan bagaimana tipe runtuhan dari kedua lereng yang diteliti.

Page 160
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

Dari hasil Analisa Kinematik kedua lereng ini termasuk kedalam tipe Runtuhan atau Longsoran Baji
(Wedge Failure).
Longsoran Baji merupakan longsoran yang sering dijumpai pada garis perpotongan dua bidang kekar
yang memmpunyai kemiringan ke arah kemiringan lereng. Longsoran baji terjadi pada batuan yang
mempunyai lebih dari satu bidang lemah atau bidang diskontinu yang bebas, dan dicirikan terdapat
perpotongan antara kedua Joint Set, dan dapat dilihat nilai Muka Lereng lebih besar dibandingkan
dengan Friction Angle nya itu mencirikan dapat kemungkinan lereng akan terjadi longsoran atau
runtuhan.

Gambar 5. Lokasi Lereng Timur Danau Jayamix

Page 161
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

Gambar 6. Analisa Kinematik pada Lereng Timur

Gambar 7. Lokasi Lereng Utara Danau Jayamix

Gambar 7. Lokasi Lereng Utara Danau Jayamix

Page 162
ANALISIS TIPE LONGSOR DAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ORIENTASI DISKONTINUITAS
PADA TEBING DANAU JAYAMIX
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 02,halaman 156-163, Agustus 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee

Gambar 8. Analisa Kinematik pada Lereng Utara

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada daerah penelitian mengenai kestabilan lereng dan
potensi runtuhan lereng pada Danau Jayamix, Kecamatan Rumpin, Provinsi Jawa Barat, dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian meggunakan metode kinematik yang dibantu menggunakan
software Dips 6.0 dengan mengambil data diskontinuitas pada dua lereng, lereng utara dan lereng timur
Danau Jayamix memiliki tipe runtuhan atau longsoran yang sama, yaitu longsoran Baji (Wedge Failure).

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada Program Studi Teknik Geologi Universitas Trisakti yang sudah memfasilitasi penulis
dalam menulis tulisan ini serta Dosen Pembimbing Utama penulis, Ramadhan Adhitama, ST, MSc. serta
Dosen Pembimbing Pendamping penulis Ir. Eddy Sugiarto, MSi yang selalu mendukung penulis dalam
membuat makalah. Kepada kedua orang tua penulis, dan juga teman-teman 2017 yang selalu
mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bemmelen, R.W., Van. 1949: The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed Office, The Hague,
732.
2. Deere, D.U., Miller, R.P., 1966, Engineering Classification and Index Properties forIntact Rock,
Technical Report No. AFWLTR-65-116, Univ. of Illinois, Urbana.
3. Hoek, E., Bray, J., 1981, Rock Slope Engineering, Civil and Minning 4th Edition, Duncan C. Wyllie and
Christopher W. Mah, London and New York.
4. Hudson, J.A., Harrison, J.P., 1997, Engineering Rock Mechanics, An Introduction to the Principles,
Pergamon, UK.
5. Martodjojo, S. 2002. Perubahan Tektonik Paleogene – Neogene Merupakan Peristiwa Tektonik
Terpenting di Jawa, Proceeding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa.
6. Prasetyadi C, Ign Sudarno, V B Indranadia dan Surono 2009: Pola dan Genesa Struktur Geologi
Pegunungan Selatan, Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Sumber Daya
Geologi Vol.19 No.3 Juni2009, pp 235-252.
7. Suppe, John, 1985, Principles of Structural Geology, Department ofGeological & Geophysical
Science, PrincetonUniversity. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
8. Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustyanto, dan M.M. Purbo Hadiwdjoyo.1992. Peta Geologi Lembar
Jakarta dan Kepulauan Seribu, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Page 163

Anda mungkin juga menyukai