Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

MATAKULIAH MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS KESTABLAN LERENG TAMBANG TERBUKA


MENGGUAKAN SSR (SLOPE STABILITY RADAR)

TUGAS PAPER

OLEH
MUH. RAFLY PRATAMA
D061181333

GOWA
2021
ANALISIS KESTABLAN LERENG TAMBANG TERBUKA
MENGGUAKAN SSR (SLOPE STABILITY RADAR)
Muh. Rafly Pratama1
1
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

SARI
Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan permukaan tanah
yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang rendah. Kestabilan suatu lereng dapat
dikontrol bentuk keseluruhan lereng, kondisi air tanah dan juga teknik penggalian dalam
pembuatan lereng. SSR bekerja menggunakan gelombang eletromagnetik yang di arahkan
ke lereng yang kemudian setiap perubahannya materialnya dapat diketahui setiap saat.
Sehingga pengunaan SSR sangat berguna untuk mengetahui potensi longsor pada lereng
di lokasi tambang.

KATA KUNCI : kestabilan lereng, SSR, longsor

I. PENDAHULUAN sangat penting agar meminimalisir


kerugian yang dialami.
Lereng adalah suatu bidang di
Salah satu cara umum untuk
permukaan tanah yang
memantau kestabilan suatu lereng
menghubungkan permukaan tanah
adalah dengan cara melakukan
yang lebih tinggi dengan permukaan
pemantauan terhadap suatu area
tanah yang rendah. Lereng umunya
tertentu yang menunjukkan
terbentuk baik secara alami maupun
pergerakan kecil, yang biasanya
dibuat oleh manusia.
terjadi sebelum lereng tersebut jatuh
Lereng yang tidak stabil pada
atau longsor.
pit dapat mengakibatkan longsor
Dengan menggunakan
sehingga kegiatan penambagan dapat
metode Slope Stability Radar (SSR)
tertambang.
untuk monitoring area tersebut untuk
Beberapa longsor ditambang
mendapatkan pola pergerakan lereng
yang terjadi memiliki kestabilan
sehingga dapat menjadi metode
lereng yang kurang baik. Sehingga
analisis kestabilan lereng menjadi
untuk mencegah terjadinya longsor lereng agar dapat dipastikan lereng
pada tambang terbuka. tersebut disebut aman atau stabil.
Maksud dari studi ini adalah Satu cara yang umum untuk
untuk mengetahui penggunaan SSR menyatakan kestabilan suatu lereng
pada proses eksploitasi tambanng batuan adalah faktor keamanan.
terbuka. Adapun tujuannya adalah Faktor ini merupakan perbandingan
mengetahui cara kerja SSR pada antara gaya penahan yang membuat
pemantauan kestabilan lereng lereng tetap stabil, dengan gaya
tambang terbuka agar dapat penggerak yang mnyebabkan
meminimaisir dampak longsor. terjadinya longsor. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dan studi
II. TINJAUAN PUSTAKA
tentang kestabilan lereng, maka

2.1 Kestabian Lereng dibagi tiga kelompok rentang Faktor

Lereng adalah permukaan Keamanan (FK) yang ditinjau dari

bumi yang membentuk sudut intensitas kelongsorannya.

kemiringan tertentu dengan bidang Nilai Faktor Kejadian atau


Keamanan Intensitas Longsoran
horisontal. Lereng dapat terbentuk
FK < 1,07 Longsoran terjadi
secara alamiah karena proses geologi biasa / sering (kelas
atau karena dibuat oleh manusia. labil
Kestabilan suatu lereng FK antara 1,07 – 1,25 Longsoran pernah

dikontrol oleh kondisi geologi daerah terjadi (kelas kritis)


FK > 1,25 Longsoran jarang
setempat, bentuk keseluruhan lereng,
terjadi (kelas stabil)
kondisi air tanah dan juga teknik
Tabel 1 Nilai faktor keamanan dan
penggalian dalam pembuatan lereng.
Intensitas Longsor
Faktor pengontrol ini jelas sangat
berbeda untuk situasi penambangan Menurut Bowles, lereng yang

yang berbeda dan sangat penting stabil memiliki harga FK yang tinggi

untuk memberikan aturan yang (FK>1,25) dan lereng yang tidak

umum untuk menentukan seberapa stabil memiliki harga FK yang

tinggi atau seberapa landai suatu rendah (FK < 1,07). (Bowles,1989)
2.2 Faktor – Faktor yang jika arah dan kemiringan bidang
Mempengaruhi Kestabilan Lereng lereng berlawanan maka struktur
Umumnya stabil atau bidang lemah tersebut mempunyai
tidaknya suatu lereng tergantung dari pengaruh langsung yang lebih kecil
beberapa faktor, antara lain: terhadap stabilitas lereng.
1) Geometri Lereng Struktur geologi mempunyai
Geometri lereng meliputi kemantapan lereng adalah adanya
bentukan lereng, baik tinggi lereng bidang ketidakmenerusan. Hal yang
dan besar sudut lereng. Kemiringan paling penting dalam bidang
dan tinggi suatu lereng sangat ketidakmenerusan adalah adanya
mempengaruhi kestabilannya. pengaruh tekanan air yang berbeda
Semakin besar kemiringan dan pada saat rekahan ditarik. Selain
ketinggian suatu lereng, maka adanya rembesan air pada bidang
kestabilan semakin berkurang. ketidakmenerusan tersebut, rekahan
2) Struktur Batuan tarik juga akan terisi oleh material
Struktur batuan yang sangat pengisi yang dapat memisahkan dua
mempengaruhi kestabilan lereng sisi batuan, batuan tersebut akan
adalah bidang-bidang sesar, memiliki kuat geser yang kecil untuk
perlapisan dan rekahan. Struktur menahan potensi longsoran.
batuan tersebut merupakan bidang- Kondisi bidang lemah dan
bidang lemah (diskontinuitas) dan penyebaran perlu diketahui untuk
sekaligus sebagai tempat menentukan arah dan jenis longsoran
merembesnya air, sehingga batuan yang terjadi pada massa batuan
lebih mudah longsor. Jika orientasi tersebut. Bila jenis longsoran
umum bidang-bidang lemah tersebut diketahui, maka lebih mudah untuk
searah dengan arah lereng dan menentukan geometri yang mantap
kemiringan bidang lemah lebih dengan melakukan analisa kestabilan
landai dari kemiringan bidang lereng. lereng
Maka struktur tersebut mempunyai 3) Kandungan Air Tanah
pengaruh langsung yang lebih besar Kandungan air tanah sebagai
terhadap stabilitas lereng, sebaliknya moisture tanah pada lereng yang
bersangkutan akan memberikan 5) Sifat Fisik dan Sifat
tambahan beban yang besar pada Mekanik Batuan
lereng. Selain itu juga, kondisi a). Sifat Fisik Batuan
material yang jenuh dengan air tanah Sifat fisik batuan terdiri dari:
akan mengalami penurunan kekuatan  Bobot isi asli (natural
geser akibat adanya tekanan air pori density)
di dalam tubuh material tersebut  Bobot isi kering (dry
Penambahan air tanah pada pori- density)
pori tanah atau batuan akan  Bobot isi (saturated density)
memperbesar beban dan pada  Berat Jenis Semu (apparent
akhirnya menimbulkan gaya specific gravity)
penggerak yang dapat  Berat jenis sejati (true
mengakibatkan terjadinya longsor. specific gravity)
Kondisi air tanah yang dimaksud  Kadar air asli (natural water
disini adalah ketinggian level air content)
tanah yang berada di bawah  Saturated water content
permukaan lereng. Pengaruh air (absorption)
tanah terhadap kestabilan lereng
 Derajat Kejenuhan
yaitu adanya tekanan ke atas dari air
 Porositas
pada bidang – bidang lemah yang
 Void Ratio
secara efektif mengurangi kekuatan
b) Uji Sifat Mekanik
geser dan mempercepat proses
Uji Kuat Tekan (Unconfiend
pelapukan dari batuan
Compression Strength/UCS)
4) Berat Beban
sehingga menghasilkan Data hasil
Yang Ditanggung Oleh Lereng
pengujian kuat tekan, dapat
Pada suatu lereng yang menanggung
digambarkan kurva tegangan –
beban massa, semakin berat beban
regangan (stress – strain) untuk tiap
yang ditanggung lereng maka
percontoh batuan. Kemudian dari
semakin besar potensi lereng untuk
kurva ini dapat ditentukan sifat
mengalami pergerakan. (Bowles,
mekanik batuanyang terdiri dari Kuat
1989)
tekan ( σc ), Batas elastik (σE ),
Modulus young dan Poisson’s ratio: Faktor – faktor penyebab
pada tegangan σ terjadinya tanah longsor dapat
6) Gaya Dari Luar disebabkan karena adanya gaya
Gaya – gaya dari luar yang dapat gravitasi. Selain itu pula, faktor
mempengaruhi (mengurangi) penyebab tanah longsor dapat
kestabilan suatu lereng adalah: a. dipengaruhi oleh :
Getaran yang diakibatkan oleh 1. Kemiringan lereng Semakin
gempa. b. Peledakan di dekat lereng. besar sudut lereng, semakin besar
c. Pemakaian alat – alat mekanis pula daya dorong yang disebabkan
yang berat. (Bowles, 1989). meningkatnya tegangan geser
2.3 Faktor Penyebab Dan (shearing stress) berbanding terbalik
Pemicu Terjadinya Longsor dengan tegangan normal (normal
Longsoran adalah keruntuhan strength) berupa kekuatan penahan.
dari massa tanah yang terletak pada 2. Litologi Tergantung
sebuah lereng sehingga terjadi mudah/tidaknya batuan mengalami
pergerakan massa tanah ke bawah pelapukan batuan, besar kecilnya
dan ke luar. porositas/permeabilitas. Semakin
Longsoran dapat terjadi mudah batuan melapuk, semakin
dengan berbagai cara, secara mengurangi kohesi dan kekuatan
perlahan-lahan atau mendadak serta batuan penyusun kondisi stratigrafi
dengan ataupun tanpa tanda-tanda batuan, terutama jika lapisan batuan
yang terlihat. Setelah gempa bumi, keras berselang-seling dengan
longsoran merupakan bencana alam lapisan batuan lunak, maka batuan
yang paling banyak mengakibatkan yang lunak dapat menjadi faktor
kerugian materi maupun kematian. penyebab tanah longsor.
Kerugian dapat ditimbulkan oleh 3. Struktur geologi dan batuan.
suatu longsoran antara lain yaitu Zona sesar merupakan zona batuan
rusaknya lahan pertanian, rumah, yang mengalami penghancuran
bangunan, jalur transportsi serta disebabkan pergeseran blok – blok
sarana komunikasi batuan pada bidang patahan. Pada
zona sesar tersebut daya tahan
menjadi lemah, sehingga lebih tambang akibat dari kegagalan suatu
mudah mengalami proses pelapukan, desain tambang dapat di hindari.
erosi dan tanah longsor.Bidang Ketidakstabilan lereng dimulai
permukaan sesar, lapisan batuan, pergerakan batuan pendukung lereng
kekar, retakan, zona bidang batas soil dalam skala yang sangat kecil yang
dan batuan dasar, kontak batuan hampir tidak bisa dilihat oleh mata
merupakan bidang diskontibuitas, biasa. Salah satu alat untuk
dapat menjadi bidang gelincir apabila mengamati kestabian adalah Slope
arah kemiringannya searah dengan Stabilty Radar (GroundProbe, 2008).
kemiringan lereng. Slope Stability Radar (SSR)
4. Kandungan air pori Tinggi merupakan alat yang digunakan
rendahnya permukaan airtanah untuk monitoring suatu area untuk
(water table), terhadap bidang mendapatkan pola pergerakan lereng
diskontinuitas dan permukaan lereng yang lebih jelas dan akurat.
juga merupakan salah satu faktor SSR dapat membaca semua
pendorong terjadinya gesekan massa. pergerakan dinding tanpa terkecuali
Beberapa macam kondisi yang ketika ada suatu alat yang
dapat memicu terjadinya proses mendorong material ke arah lereng-
tanah longsor, diantaranya: a. lereng yang mengakibatkan radar
Infiltrasi air kedalam lereng b. dapat membaca pergerakan material
Pembebanan lereng c. Perubahan dorongan yang belum tentu
fisik lereng d. Getaran mesin, alat mencerminkan kondisi seluruh
berat dan gaya material yang ada. Sehingga dapat
2.4 SSR (Slope Stability Radar) memastikan semua orang dan alat
Dalam kegiatan dalam area yang berbahaya dapat
penambangan khususnya tambang tetap dalam kondisi seaman mungkin
dalam diperlukan suatu Early dengan pendeteksian ketidakstabilan
Warning System (EWS) dalam area saat terjadi longsor.
operasi penambangan untuk Sampai saat ini sangat terbatas
mendeteksi kestabilan lereng industri pertambangan yang
tambang sehingga suatu kecelakaan memanfaatkan teknologi ini sebagai
pendukung operasi penambangannya III. Pembahasan
mengingat biaya alat dan operasional
Proses pengamatan penelitian
yang tinggi. SSR merupakan menggunakan SSR adalah dengan
generasi teknologi terbaru yang melakukan melakukan scan terhadap
area yang akan di amati (Gambar 1).
digunakan untuk mengukur dan
Scan dilakukan terhadap objek
mengamati kestabilan lereng seperti dengan luas 270° secara horisontal
halnya pada dinding tambang. SSR dan 90° secara vertikal. Proses scan
dilengkapi dengan dengan teknologi di ulang berkali-kali secara otomatis
sampai seluruh area yang akan
tinggi yang dapat melakukan diamati tertangkap oleh radar. Semua
pengukuran pergerakan dinding data akan di tangkap oleh komputer
sampai di bawah satuan milimeter yang ada di radar dan akan di
kirimkan melalui suatu jaringan
dalam melakukan pengukuran tidak
tanpa kabel ke rungan pengamat.
diperlukan kontak langsung dengan Data yang ada dapat dilihat secara
dinding. Selain itu dalam melakukan utuh dari satu scan ke scan
berikutnya. SSR melakukan
pengukuran tidak dipengaruhi oleh
pengukuran perpindahan atau
cuaca seperti hujan kabut ataupun pergerakan bukan mengukur jarak.
asap sehingga lebih memudahkan
pada pengawas tambang melakukan
kajian resiko terhadap suatu data
radar sehingga tingkat keamaan dan
produktivitas kegiatan penambangan
Gambar 2 Pola pengambilan data oleh
dapat ditingkatkan.
SSR
Dalam mendukung pemrosesan
data dipergunakan perangkat lunak
SSRViewer untuk melakukan proses
perhitungan data, filter dan analisa
sehingga hasil akhir berupa nilai
pergerakan dinding (deformasi) dan
percepatan pergerakan dinding
Gambar 1 Pengoprasian Slope (Velocity). Nilai deformasi dan
Stability Radar (SSR) velocity inilah yang dipakai sebagai
dasar apakah dinding stabil atau ukuran beberapa ton sampai jutaan
tidak. ton. Dengan peringatan dini ini akan
Radar melakukan pengukuran memberi kesempatan kepada semua
pergerakan dinding dalam area yang aktivitas didekatnya untuk menjauh
luas dengan waktu yang cepat dan dari area berbahaya sehingga resiko
dengan tingkat akurasi yang sangat celaka dan kerusakan alat dapat
tinggi. Pada umumnya SSR dikurangi. Selain itu dapat
mempunyai kelebihankelebihan meningkatkan produktivitas
(berdasarkan GroundProbe, Training tambang. Data dalam SSR dapat
Material): melakukan pengukuran dilakukan analisa sehingga
pergerakan dinding tambang sampai memberikan informasi kepada
dengan ±0.2mm, cakupan area yang pengawas tambang untuk melakukan
luas, dapat melakukan pengamatan perhitungan untuk meningkatkan
yang menerus mulai dari 2-20 menit produtivitas dengan aman. Kelebihan
tiap pengamatan selama 24 jam lain yaitu dapat mengurangi waktu
sehari, mempunyai jangkaun 30 – jeda pengamatan setalah blasting.
1.700m (jarak dari posisi radar SSR dapat melakukan pengamatan
terhadap objek/dinding, dapat secara detail pada dinding tambang
bekerja pada segala cuaca, mudah dekat dengan lokasi peledakan secara
dipindahkan dan dipasang, cepat sehingga waktu jeda dapat di
mempunyai sistem power sehingga kurangi. SSR dapat bekerja pada
dapat dipasang tanpa jaringan listrik cuaca yang ekstrim dengan tingkat
dan dapat melakukan pengamatan produktivitas yang resiko geoteknik
horisontal selebar 270°. Beberapa yang tinggi. Radar dapat bekerja
keuntungan SSR adalah pada saat hujan sehingga dapat
Meningkatkan keamanan operasional diketahui kondisi dinding tambang
penambangan. Alat SSR ini akibat adanya hujan sehingga dari
dilengkapi dengan suatu sistem sini dapat dipelajari perilaku dinding
peringatan dini yang akan tambang khususnya untuk material
mendeteksi suatu indikasi yang cenderung responsive terhadap
ketidakstabilan dinding tambang dari air.
Pengukuran pergerakan memberikan nilai perpindahan atau
dinding dilakukan dengan pergerakan dinding. Ketika hal ini
mengumpulkan data dari permukaan dilakukan berulang-ulang maka akan
lereng/dinding dan dimunculkan dapat dihasilan total pergerakan.
dalam gambaran gambar yang hal ini Dengan adanya total perpindahan
seperti melihat objek dan melakukan dan waktu maka akan dapat dihitung
pemotretan gambar elektronik yang rata-rata pergerakan.
diambil muncul data resolusi dalam SSR Viewer berupa gambaran
ukuran pixel. Dalam radar setiap kondisi radar terhadap semua area
pergerakan divisualisasikan sebagai yang dipantau. Perbedaan nilai
warna merah, oranye dan kuning pergerakan dari dinding inilah yang
yang merupakan cerminan nilai menyebabkan terjadi variasi warna
pergerakan dinding/objek. dalam SSR Viewer. Dalam variasi
Dua gelombang warna ini akan banyak membantu
elektromagnetik akan menghasilkan memilih daerah-daerah yang kritis
perbedaan phase diantara keduanya akibat dari pergerakan dinding.
dan perbedaan itulah yang dihitung Dengan adanya nilai pergerakan
sebagai pergerakan atau perpindahan dalam sebuah pixel hal lain yang
dari permukaan dinding atau lereng dapat dilakukan adalah melakukan
dari satu scan ke scan berikutnya. pengaturan terhadap batas maximum
nilai pergerakan dimana jika batas
maximum tersebut telah terlampaui
akan muncul suatu tanda peringatan
pada monitor. Tanda peringatan ini
sangat penting untuk memberi tahu
setiap kegiatan yang ada di sekitar
area atau area yang berimbas. Alarm
Gambar 3 Gambaran hasil
perhitungan pergerakan dinding muncul dalam dua tahap yaitu alarm
tambang. kuning sebagai peringatan waspada
Perbedaan phase inilah yang dan alarm merah setiap untuk kondisi
dihitung oleh perangkat lunak untuk bahaya. Dalam penelitian alarm
merah di atur 40mm dalam 40pixel bawah dinding dan beberapa tempat
dan dalam 4jam. Jika parameter ini yang berimbas jika terjadi longsoran.
terlampaui maka akan muncul Pada 26 Maret 2011 dilakukan
sebuah tanda peringatan merah di pengamatan lapangan dan ditemukan
layar monitor. berupa retakan yang memanjang
sekitar 150m, 16m dari jurang dan
dengan bukaan retakan 110cm
dimana berdasarkan kajian struktur
geologi semua retakan di kontrol
oleh adanya struktur yang ada.
Retakan juga dijumpai pada dinding
Gambar 4 Gambar Pergerakan
tambang yang lokasinya berhimpit
Dinding dalam SSR Viewer
dengan lokasi struktur.
Hasil SSR Dinding Tambang
Terbuka

Hasil SSR mencatat adanya


kenaikan percepatan pergerakan
dinding G6 pada PT Freeport
Indonesia pada 21 maret 2011 dari Gambar 5 Hasil Pengamatan dari
grafik terlihat bahwa pola percepatan Awal sampai Akhir

(velocity) cenderung naik dari hari IV. Kesimpulan


ke hari sampai akhirnya terjadi
SSR dapat digunakan pada
kenaikan secara agresif.
eksploitasi tambang terbuka untuk
Hal tersebut terjadi pada
mengetahui potensi terjadinya
tanggal 25 maret 2011. Kenaikan
longsor dari pergerakan tanah pada
secara cepat terus terjadi (mencapai
lereng tambang. Hal tersebut karena
10mm/jam) dari (0.3mm/hr) pada
SSR mengirim gelombang
awal Maret sehingga muncul
elektromagnetik yang menghasilkan
peringatan dini pertama kali pada 25
phase sebagai nilai perbanding antar
maret 2011 malam hari dan diambil
langkah untuk menutup jalan di
waktu sehingga diketahui pergerakan Teknologi Technoscientia
material lereng tiap waktunya Vol. 4 No. 1.

DAFTAR PUSTAKA
Bowless J. E, 1989. “Sifat – Sifat
Fisis dan Geoteknis Tanah
(Mekanika Tanah). Edisi
Kedua. Erlangga: Jakarta.
GroundProbe. 2008. Training
Material – SSR Viewer Suite
4_User Manual. halaman 20 –
26.
John Read & Peter Stacey. 2009.
Guidelines fr Open Pit Slope
Design, CRC Press.
Kornelis Bria. Analisis Kestabilan
Lereng Pada Tambang
Batubara Terbuka Pit D
Selatan Pt. Artha Niaga
Cakrabuana Job Site Cv.
Prima Mandiri Desa
Dondang Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur. Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta.
Supandi. 2011. Pengamatan
Kestabilan Lereng Tambang
Menggunakan Slope Stability
Radar (SSR). Jurnal

Anda mungkin juga menyukai