ABSTRAK
Analisis kestabilan lereng didapat berdasarkan nilai faktor keamanan dari suatu lereng
menggunakan program Rocscience Slide 6.0. Soil properties didapat dari hasil geser langsung.
Hasil dari analisis kestabilan lereng yang berada dikawasan Citraland dapat dilihat bahwa kondisi
lereng dalam keadaan kritis yang mana nilai faktor keamanannya adalah 1,099. Dengan kondisi
kritis tersebut perlu diadakan perbaikan lereng diantaranya dengan menggunakan End Anchored
yang mempunyai tujuan untuk memperkecil momen penyebab longsor. Penggunaan End Anchored
memberikan nilai faktor keamanan sebesar 1,522 yang menunjukkan lereng dalam kondisi yang
stabil.
Kata kunci: kestabilan lereng, faktor keamanan,bishop
140
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
faktor keamanan dengan koefisien rasio tegangan a. Lereng alam yaitu lereng yang terjadi akibat
air pori. proses-proses alamiah, misalnya lereng pada
perbukitan.
Manfaat Penelitian b. Lereng yang dibuat dalam pada tanah asli
Manfaat penelitian ini adalah untuk misalnya bilamana tanah dipotong untuk
mengetahui desain paling efektif untuk lereng pembuatan jalan atau saluran air irigasi.
citraland serta mengaplikasikan program c. Lereng yang dibuat dari tanah yang
komputasi dalam menganalisis kestabilan lereng dipadatkan misalnya tanggul atau bendungan
serta sebagai bahan masukan dalam urugan tanah.
pengembangan ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang Geoteknik terlebih khusus dalam Disetiap macam lereng, kemungkinan
hal kestabilan lereng. terjadi longsor selalu ada. Longsor terjadi akibat
gaya dorong (driving force) melampaui gaya
Bagan Alir Penelitian berlawanan yang berasal dari kekuatan geser
tanah sepanjang bidang longsor (Das,1985).
Secara teknik dapat dikatakan bahwa longsor
terjadi apabila faktor keamaan tidak memenuhi
(Fk<1,5).
141
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
batas (limit plastic equillibrium) (Hardiyatmo, gambar 2.4 . Metode Bishop dipakai untuk
2010). menganalisis permukaan gelincir (slip surface)
Kelongsoran lereng terjadi disepanjang yang berbentuk lingkaran. Dalam metode ini
permukaan bidang longsor tertentu dan dapat diasumsikan bahwa gaya-gaya normal total
dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi. berada/bekerja dipusat alas potongan dan bisa
Massa tanah yang longsor dianggap berupa ditentukan dengan menguraikan gaya-gaya pada
benda yang pasif. potongan secara vertikal atau normal.
Tahanan geser dari massa tanah yang setiap Persyaratan keseimbangan dipakai pada
titik sepanjang bidang longsor tidak potongan-potongan yang membentuk lereng
tergantung dari orientasi permukaan tersebut. Metode Bishop menganggap bahwa
longsoran, atau dengan kata lain kuat geser gaya-gaya yang bekerja pada irisan mempunyai
tanah dianggap isotropis resultan nol pada arah vertikal (Bishop,1955).
Faktor aman didefinisikan dengan Untuk lereng yang dibagi menjadi n buah
memperhatikan tegangan geser rata–rata slice (irisan).
sepanjang bidang longsor yang potensial dan
kuat geser tanah rata–rata sepanjang Tabel 1. Persamaan yang diketahui pada Metode
permukaan longsoran. Jadi, kuat geser tanah Bishop
mungkin terlampaui di titik–titik tertentu pada No Persamaan yang ada Jumlah
bidang longsornya, padahal faktor aman hasil 1 Keseimbangan normal n
hitungan lebih besar 1,5. 2 Keseimbangan n
Analisis Kestabilan Lereng ditujukan untuk tangensial
mendapatkan angka faktor keamanan dari suatu 3 Keseimbangan momen n
bentuk lereng tertentu. Dengan diketahuinya Total 3n
faktor keamanan memudahkan pekerjaan
pembentukan atau perkuatan lereng untuk Tabel 2. Persamaan yang tidak diketahui pada Metode
memastikan apakah lereng yang telah dibentuk Bishop (Anderson dan Richards, 1987).
mempunyai risiko longsor atau cukup stabil. No Persamaan yang tidak Jumlah
Bertambahnya tingkat kepastian untuk diketahui
memprediksi ancaman longsor dapat bermanfaat 1 Faktor Keamanan 1
untuk hal-hal sebagai berikut : 2 Gaya-gaya normal total (P) n
Untuk memahami perkembangan dan bentuk pada dasar slice
dari lereng alam dan proses yang 3 Posisi gaya P n
menyebabkan terjadinya bentuk–bentuk alam 4 Gaya-gaya horisontal antar n-1
yang berbeda. slice
Untuk menilai kestabilan lereng dalam jangka 5 Gaya-gaya vertikal antar n-1
pendek (biasanya selama kontruksi) dan jika slice
kondisi jangka panjang. 6 Tinggi gaya-gaya antar slice n-1
Untuk menilai kemungkinan terjadinya Total 5n-2
kelongsoran yang melibatkan lereng alam
atau lereng buatan. Maka diperlukan asumsi sebanyak (2n -2 ) agar
Untuk menganalisis kelongsoran dan untuk masalah bisa diselesaikan secara statis tertentu.
memahami kesalahan mekanisme dan
pengaruh dari faktor lingkungan. Tabel 3. Asumsi Umum Persamaan pada
Untuk dapat mendisain ulang lereng yang Metode Bishop
gagal serta perencanaan dan disain No Asumsi Umum Jumlah
pencegahannya, serta pengukuran ulang. 1 Posisi gaya normal n
Untuk mempelajari efek atau pengaruh dari pada pusat slice
beban gempa pada lereng dan tanggul. 2 Gaya antar slice n-1
vertikal adalah nol
Metode Bishop Total 2n-1
Metode Bishop adalah Metode yang
diperkenalkan oleh A.W. Bishop menggunakan Secara umum ada tiga macam asumsi yang dapat
cara potongan dimana gaya-gaya yang bekerja dibuat :
pada tiap potongan ditunjukkan seperti pada Asumsi mengenai distribusi tegangan normal
sepanjang permukaan gelincir
142
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
PROSEDUR PENGUJIAN
LABORATORIUM
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium
bermaksud untuk mengetahui karateristik tanah
Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu dan untu mencari parameter geser tanah.
potongan Percobaan yang dilakukan antara lain :
Pengujian batas-batas Atterberg
Keterangan : Pengujian kadar air
W = Berat total pada irisan Pengujian berat jenis
EL, ER = Gaya antar irisan yang bekerja secara Pengujian distribusi ukuran butir
horisontal pada penampang kiri dan kanan Pengujian geser langsung
XL, XR = Gaya antar irisan yang bekerja secara
vertikal pada penampang kiri dan kanan
P = Gaya normal total pada irisan
HASIL DAN PEMBAHASAN
T = Gaya geser pada dasar irisan
b = Lebar dari irisan Hasil Distribusi Ukuran Butir
l = Panjang dari irisan
143
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
Tabel 6. Hasil distribusi ukuran butir analisis kestabilan lereng dengan program ini
memerlukan data-data yang diketahui lebih
dahulu yaitu parameter geser tanah dan titik
koordinat lereng yang akan dianalisis.
Dalam mendesain sebuah lereng dengan
program Slide 6.0, dilakukan langkah-langkah
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
144
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
145
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering and Geomorphology,
John Wiley and Sons.
146
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732
Bishop, A.W., 1955. The Use of Slip Surface in The Stability of Analysis Slopes, Geotechnique, Vol 5.
London
Bowles, J. E., 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soils, McGraw-Hill Book Company, USA.
Das, Braja M., 1985. Principles of Geothecnical Engineering,3rd ed, Carbondale, Southern Illinois
University, PWS Publishing Company, Boston.
Das Braja., 1995. M. Endah Noor.Mochtar Indrasurya B. Mekanika Tanah Prinsip-Prinsip Rekayasa
Geoteknis, Jilid 1,2. Erlangga. Jakarta.
Sutarman E., 2013. Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil.ANDI. Bandung.
147