Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.

3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

ANALISIS KESTABILAN LERENG


DENGAN METODE BISHOP
(Studi Kasus: Kawasan Citraland sta.1000m)
Octovian Cherianto Parluhutan Rajagukguk
Turangan A.E, Sartje Monintja
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: octovian311091@gmail.com

ABSTRAK
Analisis kestabilan lereng didapat berdasarkan nilai faktor keamanan dari suatu lereng
menggunakan program Rocscience Slide 6.0. Soil properties didapat dari hasil geser langsung.
Hasil dari analisis kestabilan lereng yang berada dikawasan Citraland dapat dilihat bahwa kondisi
lereng dalam keadaan kritis yang mana nilai faktor keamanannya adalah 1,099. Dengan kondisi
kritis tersebut perlu diadakan perbaikan lereng diantaranya dengan menggunakan End Anchored
yang mempunyai tujuan untuk memperkecil momen penyebab longsor. Penggunaan End Anchored
memberikan nilai faktor keamanan sebesar 1,522 yang menunjukkan lereng dalam kondisi yang
stabil.
Kata kunci: kestabilan lereng, faktor keamanan,bishop

PENDAHULUAN lereng dengan menggunakan metode-metode


tertentu untuk mencari faktor keamanan pada
Latar Belakang lereng tersebut. Maka, dengan uraian diatas maka
Stabilitas tanah pada lereng dapat terganggu penelitian ini perlu dilakukan.
akibat pengaruh alam, iklim dan aktivitas
manusia. Longsor terjadi karena ketidak- Rumusan Masalah
seimbangan gaya yang bekerja pada lereng atau Menentukan parameter tanah c,, γ, serta
gaya didaerah lereng lebih besar daripada gaya kemiringan lereng dan menggunakan metode
penahan yang ada di lereng tersebut. Kerusakan Bishop nilai faktor keamanan lereng didaerah
yang ditimbulkan akibat longsor ini bukan hanya Citraland dapat diketahui.
kerusakan secara langsung seperti rusaknya
fasitas umum, hilangnya lahan-lahan pertanian, Batasan Masalah
korban jiwa, akan tetapi kerusakan secara tidak Pembatasan masalah meliputi sampel tanah
langsung melumpuhkan kegiatan ekonomi dan diambil dari daerah Citraland. Faktor keamanan
pembangunan daerah yang terkena bencana. dihitung menggunakan metode Bishop dengan
Pemilihan lokasi Citraland sebagai studi bidang longsor berbentuk lingkaran dan gaya-
kasus pada penelitian ini dilatar belakangi oleh gaya antar irisan adalah nol. Tanah dianggap 1
terjadinya longsor pada beberapa titik dikawasan lapisan. Pengaruh gempa dan beban bangunan
tersebut yang disebabkan oleh peningkatan tidak diperhitungkan.
intensitas air hujan akibat perubahan iklim dan
mengakibatkan tanah menjadi jenuh sehingga Tujuan Penelitian
kekuatan tanah berkurang. Kawasan Citraland Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
Manado merupakan area yang sedang penelitian ini adalah mendapatkan faktor
dikembangkan khusus dalam pembangunan real keamanan pada lereng didaerah Citraland masih
memenuhi syarat. Jikalau tidak memenuhi, solusi
estate, ruko, dan lain-lain. Pembangunan daerah
yang paling efektif untuk mendapatkan
ini terletak pada daerah yang mempunyai elevasi kestabilan lereng diantaranya dengan pembuatan
bidang yang berbeda-beda yang secara sadar terasering dan penggunaan End Anchored.
maupun tidak, telah menambah beban pada Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
bagian atas lereng yang mengakibatkan mencari tahu hubungan antara faktor keamanan
perubahan keseimbangan pada lereng. Kondisi dengan variasi sudut kemiringan lereng, variasi
yang terjadi pada daerah Citraland ini dapat di parameter geser, variasi jumlah anak tangga
analisis melalui perhitungan analisis kestabilan (pembuatan terasering) dan hubungan antara

140
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

faktor keamanan dengan koefisien rasio tegangan a. Lereng alam yaitu lereng yang terjadi akibat
air pori. proses-proses alamiah, misalnya lereng pada
perbukitan.
Manfaat Penelitian b. Lereng yang dibuat dalam pada tanah asli
Manfaat penelitian ini adalah untuk misalnya bilamana tanah dipotong untuk
mengetahui desain paling efektif untuk lereng pembuatan jalan atau saluran air irigasi.
citraland serta mengaplikasikan program c. Lereng yang dibuat dari tanah yang
komputasi dalam menganalisis kestabilan lereng dipadatkan misalnya tanggul atau bendungan
serta sebagai bahan masukan dalam urugan tanah.
pengembangan ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang Geoteknik terlebih khusus dalam Disetiap macam lereng, kemungkinan
hal kestabilan lereng. terjadi longsor selalu ada. Longsor terjadi akibat
gaya dorong (driving force) melampaui gaya
Bagan Alir Penelitian berlawanan yang berasal dari kekuatan geser
tanah sepanjang bidang longsor (Das,1985).
Secara teknik dapat dikatakan bahwa longsor
terjadi apabila faktor keamaan tidak memenuhi
(Fk<1,5).

Penyebab Terjadinya Longsor


Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas
lereng seperti geologi dan hidrologi, topografi,
iklim perubahan cuaca. Namun selain itu,
kelongsoran juga terjadi akibat (Hardiyatmo,
2010):
 Penambahan beban pada lereng. Tambahan
beban pada lereng berupa bangunan baru,
tambahan beban pada lereng oleh air yang
masuk kedalam pori-pori tanah maupun yang
menggenang dipermukaan lereng.
 Penggalian atau pemotongan tanah pada kaki
lereng
 Perubahan posisi muka air secara cepat
(rapid drawdown) pada bendungan, sungai,
dan lain-lain.
 Getaran atau gempa bumi
 Jenis tanah
 Kondisi geometrik lereng

Cara-Cara untuk Menstabilkan Lereng


Ada beberapa cara untuk menstabilkan atau
memperbaiki lereng yang mungkin akan terjadi
kelongsoran , yaitu :
 Membuat lereng lebih datar atau mengurangi
sudut kemiringan dari lereng tersebut. Ini
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
cocok untuk lereng yang tidak terlalu tinggi.
LANDASAN TEORI  Memperkecil ketinggian lereng
 Merubah lereng menjadi multy slope
Pengertian Umum  Dengan menambah counter weight yaitu
Lereng adalah bidang miring yang tanah timbunan pada kaki lereng.
menghubungkan bidang-bidang lain yang
mempunyai elevasi yang berbeda. Lereng Analisis Kestabilan Lereng
terbentuk secara alamiah maupun dengan Analisis kestabilan lereng pada umumnya
bantuan manusia. Ditinjau dari jenisnya, secara berdasarkan pada konsep keseimbangan plastis
umum lereng terbagi atas 3 bagian yaitu :

141
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

batas (limit plastic equillibrium) (Hardiyatmo, gambar 2.4 . Metode Bishop dipakai untuk
2010). menganalisis permukaan gelincir (slip surface)
 Kelongsoran lereng terjadi disepanjang yang berbentuk lingkaran. Dalam metode ini
permukaan bidang longsor tertentu dan dapat diasumsikan bahwa gaya-gaya normal total
dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi. berada/bekerja dipusat alas potongan dan bisa
 Massa tanah yang longsor dianggap berupa ditentukan dengan menguraikan gaya-gaya pada
benda yang pasif. potongan secara vertikal atau normal.
 Tahanan geser dari massa tanah yang setiap Persyaratan keseimbangan dipakai pada
titik sepanjang bidang longsor tidak potongan-potongan yang membentuk lereng
tergantung dari orientasi permukaan tersebut. Metode Bishop menganggap bahwa
longsoran, atau dengan kata lain kuat geser gaya-gaya yang bekerja pada irisan mempunyai
tanah dianggap isotropis resultan nol pada arah vertikal (Bishop,1955).
 Faktor aman didefinisikan dengan Untuk lereng yang dibagi menjadi n buah
memperhatikan tegangan geser rata–rata slice (irisan).
sepanjang bidang longsor yang potensial dan
kuat geser tanah rata–rata sepanjang Tabel 1. Persamaan yang diketahui pada Metode
permukaan longsoran. Jadi, kuat geser tanah Bishop
mungkin terlampaui di titik–titik tertentu pada No Persamaan yang ada Jumlah
bidang longsornya, padahal faktor aman hasil 1 Keseimbangan normal n
hitungan lebih besar 1,5. 2 Keseimbangan n
Analisis Kestabilan Lereng ditujukan untuk tangensial
mendapatkan angka faktor keamanan dari suatu 3 Keseimbangan momen n
bentuk lereng tertentu. Dengan diketahuinya Total 3n
faktor keamanan memudahkan pekerjaan
pembentukan atau perkuatan lereng untuk Tabel 2. Persamaan yang tidak diketahui pada Metode
memastikan apakah lereng yang telah dibentuk Bishop (Anderson dan Richards, 1987).
mempunyai risiko longsor atau cukup stabil. No Persamaan yang tidak Jumlah
Bertambahnya tingkat kepastian untuk diketahui
memprediksi ancaman longsor dapat bermanfaat 1 Faktor Keamanan 1
untuk hal-hal sebagai berikut : 2 Gaya-gaya normal total (P) n
 Untuk memahami perkembangan dan bentuk pada dasar slice
dari lereng alam dan proses yang 3 Posisi gaya P n
menyebabkan terjadinya bentuk–bentuk alam 4 Gaya-gaya horisontal antar n-1
yang berbeda. slice
 Untuk menilai kestabilan lereng dalam jangka 5 Gaya-gaya vertikal antar n-1
pendek (biasanya selama kontruksi) dan jika slice
kondisi jangka panjang. 6 Tinggi gaya-gaya antar slice n-1
 Untuk menilai kemungkinan terjadinya Total 5n-2
kelongsoran yang melibatkan lereng alam
atau lereng buatan. Maka diperlukan asumsi sebanyak (2n -2 ) agar
 Untuk menganalisis kelongsoran dan untuk masalah bisa diselesaikan secara statis tertentu.
memahami kesalahan mekanisme dan
pengaruh dari faktor lingkungan. Tabel 3. Asumsi Umum Persamaan pada
 Untuk dapat mendisain ulang lereng yang Metode Bishop
gagal serta perencanaan dan disain No Asumsi Umum Jumlah
pencegahannya, serta pengukuran ulang. 1 Posisi gaya normal n
 Untuk mempelajari efek atau pengaruh dari pada pusat slice
beban gempa pada lereng dan tanggul. 2 Gaya antar slice n-1
vertikal adalah nol
Metode Bishop Total 2n-1
Metode Bishop adalah Metode yang
diperkenalkan oleh A.W. Bishop menggunakan Secara umum ada tiga macam asumsi yang dapat
cara potongan dimana gaya-gaya yang bekerja dibuat :
pada tiap potongan ditunjukkan seperti pada  Asumsi mengenai distribusi tegangan normal
sepanjang permukaan gelincir

142
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

 Asumsi mengenai inklinasi dari gaya-gaya = Sudut Kemiringan lereng


antar potongan Dengan memperhitungkan seluruh keseim-
 Asumsi mengenai posisi garis resultante bangan gaya maka rumus untuk faktor keamanan
gaya-gaya antar potongan. Fk metode Bishop diperoleh sebagai berikut
Pada sebagian besar metode analisis, gaya (Anderson dan Richards, 1987):
normal diasumsi bekerja dipusat alas dari tiap
potongan, sebab potongan tipis. Ini diterapkan c' l ( P ul ) t an  '
Fk  (1)
pada sejumlah asumsi. Metode Bishop ini W sin 
menggunakan asumsi sebanyak (2n – 1 ). Prinsip
dasarnya sebagai berikut: Faktor Keamanan
 Kekuatan geser didefinisikan dengan Faktor keamanan terhadap longsoran
menggunakan hubungan linier Mohr- didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan
Coulomb geser maksimum yang dimiliki tanah dibidang
 Menggunakan Keseimbangan normal longsor yang diandaikan (s) dengan tahanan
 Menggunakan keseimbangan tangensial geser yang diperlukan untuk keseimbangan (��),
 Menggunakan keseimbangan momen s
atau Fk  .

Rumus Metode Bishop
Secara teoritis tingkat nilai faktor keamanan
Tabel 4. Tingkat nilai Fk Teoritis
Fk Keterangan
>1 Stabil
=1 Kritis
<1 Labil

Dalam praktek (Bowles,1984) tingkat nilai faktor


keamanan

Tabel 5. Tingkat nilai Fk dalam praktek


Fk Keterangan
>1,5 Stabil
1,07<Fk<1,5 Kritis
<1,07 Labil

PROSEDUR PENGUJIAN
LABORATORIUM
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium
bermaksud untuk mengetahui karateristik tanah
Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu dan untu mencari parameter geser tanah.
potongan Percobaan yang dilakukan antara lain :
 Pengujian batas-batas Atterberg
Keterangan :  Pengujian kadar air
W = Berat total pada irisan  Pengujian berat jenis
EL, ER = Gaya antar irisan yang bekerja secara  Pengujian distribusi ukuran butir
horisontal pada penampang kiri dan kanan  Pengujian geser langsung
XL, XR = Gaya antar irisan yang bekerja secara
vertikal pada penampang kiri dan kanan
P = Gaya normal total pada irisan
HASIL DAN PEMBAHASAN
T = Gaya geser pada dasar irisan
b = Lebar dari irisan Hasil Distribusi Ukuran Butir
l = Panjang dari irisan

143
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

Tabel 6. Hasil distribusi ukuran butir analisis kestabilan lereng dengan program ini
memerlukan data-data yang diketahui lebih
dahulu yaitu parameter geser tanah dan titik
koordinat lereng yang akan dianalisis.
Dalam mendesain sebuah lereng dengan
program Slide 6.0, dilakukan langkah-langkah
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Koefisien gradasi Cc dan koefisien keseragaman


Cu tidak mempunyai arti dalam menentukan
klasifikasi tanah jika butiran tanah lebih dari
12% lolos saringan nomor 200 (Sutarman,
2013).

Hasil Pengujian Batas-batas Atterberg


Tanah yang diambil bersifat non plastisity
dikarenakan terjadi kehancuran sebelum menjadi
bentuk sampel yang diinginkan ketika percobaan
untuk mencari batas plastis dilakukan.

Parameter Geser Tanah


Tabel 7. Nilai Parameter Geser Tanah
c = 0,3 kg/cm2
Φ = 25,7 o
3
ɣ = 1,7 gr/cm

Klasifikasi Tanah Menggunakan USCS


(Unified Soil Classification System) Gambar 3. Langkah-langkah Slide 6.0
USCS merupakan sistem yang digunakan
diamerika sejak tahun 1942 yang pada awalnya Hasil Perhitungan Faktor Keamanan
dikembangkan untuk pembangunan lapangan Berdasarkan dari data-data yang telah
terbang. Pada tahun 1948 Cassagrande diketahui diatas, dan dimasukkan kedalam
menguraikan sistem ini dan memodifikasinya program , maka telah telah didapatkan faktor
pada tahun 1952 agar dapat digunakan pada keamanan yaitu 1,099 .
bendungan dan konstruksi lainnya. Data-data Variasi Desain Lereng
yang dibutuhkkan adalah pengamatan secara
visual, hasil analisis saringan dan hasil pengujian Hubungan antara Faktor Keamanan dengan
batas-batas Atterberg.Berdasarkan hasil-hasil Sudut Kemiringan Lereng α
yang telah tertera diatas maka klasifikasi tanah
dapat digolongkan kedalam jenis tanah Tabel 8. Fk- α
bersimbol SM yaitu silty sand.  Fk
Rocscience Slide 6.0 43 1,963
Untuk membantu perhitungan kestabilan 49 1,666
lereng dengan metode Bishop pada penelitian ini 54 1,366
maka digunakan program Slide 6.0 . Perhitungan 60 1,099

144
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

Grafik 1. Hubungan Fk- α Grafik 3. Hubungan Fk- ϕ

Hubungan antara Faktor Keamanan dengan


Hubungan antara Faktor Keamanan dengan
Koefisien Ratio Tegangan Angka Pori
Parameter Geser Tanah (c,)
Tabel 11. Fk- Ru
Tabel 9. Fk- c
Ru Fk

c
0 1,099
60˚ 54˚ 49˚ 43˚ 0,1 0,990
0,3 1,099 1,366 1,666 1,965 0,2 0,879
0,5 1,48 1,91 2,369 2,814 0,3 0,773
0,7 1,866 2,463 3,075 3,664 0,4 0,667
0,9 2,258 3,021 3,785 4,516 0,5 0,560

Grafik 2. Hubungan Fk- c Grafik 4. Hubungan Fk- Ru

Hubungan antara Faktor Keamanan dengan


Tabel 10. Fk- ϕ Jumlah Anak Tangga

 Tabel 12. Fk- NS


 Jumlah Tinggi
60˚ 54˚ 49˚ 43˚ Anak anak Fk
25,77 1,099 1,366 1,666 1,965 Tangga tangga
27 1,129 1,397 1,7 2,004
1 28,98 m 1,000
29 1,179 1,449 1,758 2,068
2 14,49 m 1,270
4 7,26 m 1,148
6 4,83 m 1,125

145
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

rata-rata 21,26% mengikuti persamaan Fk =


1,9315c + 0,5169 ( desain α =60º); 23,23%
mengikuti persamaan Fk = 2,759c + 0,5346 (
desain α =54); 23,79% mengikuti persamaan
Fk = 3,5315c+ 0,6048 ( desain α =49);
24,07% mengikuti persamaan Fk = 4,2515c +
0,6888 ( desain α =43).
 Dari grafik hubungan antara Fk dan ϕ dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai ϕ ,
semakin meningkat nilai faktor keamanan Fk
Grafik 5. Hubungan Fk- NS rata-rata 3,44% mengikuti persamaan Fk =
0,0248φ + 0,46 ( desain α =60º); 2,90%
Faktor Keamanan Lereng yang Telah mengikuti persamaan Fk = 0,0257φ + 0,7028
Diperbaiki ( desain α =54); 2,64 % mengikuti persamaan
Fk = 0,0285φ + 0,9303 ( desain α =49);
2,52% mengikuti persamaan Fk = 0,0319φ +
1,1429( desain α =43).
 Dari grafik hubungan antara Fk dan Ru dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai Ru ,
semakin menurun nilai faktor keamanan Fk
rata-rata 14,47% mengikuti persamaan Fk = -
1,0771Ru + 1,0973.
 Dari grafik Fk dan NS didapatkan bahwa
lereng dengan multi slope mencapai puncak
pada jumlah anak tangga = 2 dengan h =14,49
m dengan Fk dalam kondisi kritis yaitu
Gambar 4. Lereng yang Telah diperbaiki Fk=1,270.
Lereng diperbaiki dengan menggunakan End  Hasil penggunaan End Anchored didapatkan
Anchored menghasilkan faktor keamanan yaitu Fk=1,522. Data End Anchored yang
1,522. Data anchored yang digunakan adalah digunakan P = 8 m, s = 3 m, n= 14 bh,
sebagai berikut : kapasitas = 210 KN.
Panjang =8m
Saran
Jarak antar anchored = 3 m
 Kualitas tanah yang baik dari segi parameter
Kapasitas = 210 KN
geser diperlukan untuk lereng yang
Jumlah = 14 buah
mempunyai sudut kemiringan besar agar
faktor keamanan diharapkan baik.
 Lereng dengan multi slope dan memperkecil
PENUTUP
sudut lereng merupakan alternatif serta
Kesimpulan penggunaan End anchored untuk
 Dari grafik hubungan antara Fk dan α dapat memperkecil terjadinya longsor.
disimpulkan bahwa semakin besar nilai α ,  Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
semakin kecil nilai faktor keamanan Fk rata- mengenai faktor keamanan menggunakan
rata 21,36% mengikuti persamaan Fk = - metode-metode konvensional ataupun metode
0,0516α + 4,1785. FEM.
 Dari grafik hubungan antara Fk dan c dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai c ,
semakin meningkat nilai faktor keamanan Fk

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering and Geomorphology,
John Wiley and Sons.

146
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (139-147) ISSN: 2337-6732

Bishop, A.W., 1955. The Use of Slip Surface in The Stability of Analysis Slopes, Geotechnique, Vol 5.
London

Bowles, J. E., 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soils, McGraw-Hill Book Company, USA.

Das, Braja M., 1985. Principles of Geothecnical Engineering,3rd ed, Carbondale, Southern Illinois
University, PWS Publishing Company, Boston.

Das Braja., 1995. M. Endah Noor.Mochtar Indrasurya B. Mekanika Tanah Prinsip-Prinsip Rekayasa
Geoteknis, Jilid 1,2. Erlangga. Jakarta.

Hardiyatmo. H.C., 2007. Mekanika Tanah 2,Yogyakarta: UGM Press.

Sutarman E., 2013. Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil.ANDI. Bandung.

147

Anda mungkin juga menyukai