Anda di halaman 1dari 24

PENGESAHAN PKM – RISET

1. Judul Kegiatan : RUMAH ANTI GEMPA MASYARAKAT


MILENIAL DI SUMATERA BARAT
2. Bidang Kegiatan : PKM RISET
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Meli Januril Ramadhani
b. NIM : 18030012
c. Jurusan : PENDIDIKAN GEOGRAFI
d. Institusi : STKIP PGRI SUMATERA BARAT
e. Alamat Rumah : Jln. By pass simp Pilaku Balai Baru
f. No. HP : 0812-6851-5838
g. Email : mllyjnrlrmdhn01@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Erna Juita, S.Pd, M.Si
b. NIDN : 1017027701
c. Alamat Rumah : Jl. Foker No 24 Tunggul Hitam Padang
d. No. Telp. : 08116618277
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 9.074.000
a. Kemenristekdikti : Rp. ...................
b. Sumber Lain (sebutkan ....) : Rp. ...................
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan
Padang,08 Maret 2021

Menyetujui
Ketua Prodi Pendidikan Geografi Ketua Pelaksana
STKIP PGRI SUMBAR

(Erna Juita, S.Pd, M.Si) (Meli Januri Ramadhani)


NIDN. 1017027701 NPM. 18030012
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
STKIP PGRI SUMBAR

(Jarudin, M.A.,Ph.D.) (Erna Juita, S.Pd, M.Si)


NIDN. 1030067601 NIDN. 1017027701

i
Daftar Isi

PENGESAHAN PKM – RISET .............................................................................. i


Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
GAMBARAN UMUM RENCANA PEMBANGUNAN ....................................... 3
A. Gambaran Umum Rumah Anti Gempa ........................................................ 3
BAB III ................................................................................................................... 9
METODE PELAKSANAAN ................................................................................. 9
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN .............................................. 9
B. TAHAP PELAKSANAAN .......................................................................... 9
C. INSTRUMEN PELAKSANAAN .............................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................. 11
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................................. 11
A. Anggaran Biaya .......................................................................................... 11
B. Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 12
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan dosen pembimbing ........................... 13
Biodata Ketua .................................................................................................... 13
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan pembagian Tugas ........... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat
resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseluruh dunia. Data-
data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun
terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di
Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada
daerah pemukiman. Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya
suatu perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan
berat akibat goncangan gempa.

Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu daerah yang sering terjadi
gempa bumi disebabkan letaknya di pantai barat Sumatra yang secara tektonik
berada berdekatan dengan zona subduksi (subduction zone), yaitu zona
pertemuan/perbatasan antara 2 lempeng tektonik berupa penunjaman lempeng
India-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng-lempeng ini
akan menyebabkan gempa yang tak jarang berkekuatan besar. Selain itu, Patahan
Besar Sumatera (Sumatra great fault) yang masih aktif akan selalu pula
mengancam kawasan itu apabila terjadi pergeseran di zona patahan tersebut.
Ditambah pula, aktivitas gunung berapi yang masih aktif, misalnya Gunung
Marapi, Tandikek, dan Talang dapat menimbulkan getaran yang cukup kuat.
Antara zona subduksi, Sesar Sumatera, dan gunung-gunung berapi aktif ini
saling berkaitan dan mempengaruhi. Oleh sebab posisinya yang “dikepung” oleh
sumber-sumber gempa itu maka Sumatera Barat menjadi daerah yang rawan
gempa bumi.

Beberapa gempa di Sumatera Barat tidak terjadi sekali getaran saja, tapi
dapat berulang-ulang seperti serangkaian gempa yang pernah mengguncang
Sumatera Barat, gempa susulan akan mengguncang beberapa kali dalam waktu
dekat.Bahkan di Sumatera Barat sering terjadi gempa besar yang getarannya
dapat pula dirasakan hingga ke provinsi tetangga seperti Riau, Kepulauan Riau
(Kepri), dan Jambi, bahkan hingga ke negara tetangga yaitu Singapura dan
Malaysia (kawasan Semenanjung). Seperti kejadian gempa dahsyat 2009 dengan
kekuatan 8,9 SR yang meluluh-lantakan Kota Padang dan sekitarnya. Ribuan
bangunan hancur dan runtuh serta ratusan nyawa pun melayang dalam sekejap.

Sebagaimana kita ketahui rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok


manusia setelah sandang dan pangan. Sebagaimana pangan yang memiliki
kaidah-kaidah kelayakan pangan yang meliputi empat sehat lima sempurna,
begitu juga dengan papan atau rumah memiliki kaidah-kaidah layak huni. Agar
bangunan memiliki keandalan, bangunan tersebut harus memenuhi aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Bangunan Gedung No. 28/2002. Keselamatan bangunan

1
meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban
muatan, yang meliputi beban sendiri dan beban yang ditimbulkan oleh fenomena
alam seperti angina terutama gempa bumi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana bentuk rancangan rumah yang tahan gemp?a
2. Bagaimana cara dalam pembangunan rumah anti gempa?
3. Bagiamana kebutuhan rumah anti gempa milenial di Sumatera Barat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan proposal program kreatifitas mahasiswa ini yaitu
:
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk rancangan rumah yang tahan gempa?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara dalam pembangunan rumah anti gempa?
3. Untuk mengetahui bagiamana kebutuhan rumah anti gempa milenial di
Sumatera Barat

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan program kreatifitas mahasiswa ini yaitu:

1. Bagi Masyarakat
Manfaat penulisan proposal ini bagi masyarakat yaitu agar masyarakat
dapat merencanakan pembangunan rumah anti gempa untuk mengurangi
kerugian bagi masyarakat dan rumah yang dibangun lebih efektif,
minimmnya resiko kerusakan akibat gempa bumi dan mengurangi beban
pemerintah atas bantuan dan perbaikan rumah yang runtuh dan hancur
akibat gempa bumi.
2. Bagi Mahasiswa Pengusul
Manfaat penulisan proposal ini bagi mahasiswa pengusul yaitu agar
mahasiswa pengusul dapat mengembangkan teori yang sudah ada menjadi
sesuatu yang dapat diaplikasikan untuk dapat melatih mahsiswa dalam
merancang sebuah bangunan anti gempa yang efektif.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA PEMBANGUNAN

A. Gambaran Umum Rumah Anti Gempa

Indonesia telah mempunyai peraturan gempa yang modern. Dalam


membuat peraturan tersebut para ahli telah mempelajari berbagai sumber dan
besaran gempa yang pernah terekam, disertai kedalaman dan jenis patahan
batuan. Seluruh masukan ini diolah secara probabilitas untuk menghasilkan
peta gempa Indonesia yang mempunyai enam wilayah, di mana dalam hal ini
dianut prinsip resiko yang seragam untuk seluruh wilayah. Tingkat resiko
yang diambil sudah mengikuti standard internasional, yaitu besaran gempa
yang diambil adalah gempa 500 tahunan dengan kemungkinan terlampaui 10
persen selama umur gedung 50 tahun. Dalam falsafah peraturan suatu gedung
tidak boleh roboh ketika terkena gempa kuat meskipun strukturnya bias rusak.
Ketika terkena gempa sedang, strukturnya bisa mengalami kerusakan ringan,
tapi dapat diperbaiki dengan mudah. Tetapi, elemen nonstruktural seperti
pasangan bata, langit-langit, dan kaca bisa saja rusak.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu
pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.
Masyarakat matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur
alur keturunan berasal dari pihak ibu, jadi matrilineal mengikuti
garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu.
Pada lokasi bangunan, gempa bumi akan menyebabkan tanah dibawah
bangunan dan di sekitarnya tergoncang dan bergerak secara tak beraturan
(random). Percepatan tanah terjadi dalam tiga dimensi membentuk kombinasi
frekwensi getaran dari 0,5 Hertz sampal 50 Hertz. Jika bangunan kaku (fixed)

3
terhadap tanah (dan tidak dapat tergeser) gaya inersia yang menahan
percepatan tanah akan bekerja pada tiap-tiap elemen struktur dari bangunan
selama gempa terjadi. Besarnya gaya-gaya inersia ini tergantung dari berat
bangunannya, semakin ringan berarti semakin kecil gaya inersia yang bekerja
dalam elemen struktur tersebut.
Pada tahun 1981, studi untuk menentukan besarnya “beban gempa
rencana” sudah dilakukan. Studi ini adalah proyek kerja sama antara
Pemerintah Indonesia-New Zealand yang menghasilkan. Peraturan Muatan
Gempa lndonesia. Pada konsep peraturan tersebut ada 2 (dua) langkah
pendekatan untuk menghitung pembebanan gempa yang dapat
digunakan.Kriteria pertama, bahwa perencanaan pembebanan gempa
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerusakan struktur atau kerusakan
arsitektural setiap kali terjadi gempa. Kriteria kedua meskipun terjadi gempa
yang hebat bangunan tidak boleh runtuh tetapi hanya boleh kerusakan-
kerusakan pada bagian struktur yang tidak utama atau kerusakan arsitektur
saja. Telah diketahui bahwa adalah tidak ekonomis merencanakan bangunan
tahan gempa cara elastis. Jadi untuk gempa yang besar dimana kemungkinan
terjadinya kira-kira 15% dari umur bangunan tersebut, dipakai harga
perencanaan yang rendah dan perencanaan khusus serta ukuran detail-detail
diambil sedemikian sehingga menjamin beberapa bagian tertentu dari struktur
akan Ieleh (berubah bentuk dalam keadaan plastis) untuk menyerap sebagian
enersi gempa (yang berlaku untuk keadaan kenyal). Besarnya harga beban
rencana yang terjadi berhubungan dengan beberapa faktor yang selengkapnya
terdapat pada reference, yang disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor Lapangan (site)
2. Faktor Bangunan
3. Tingkat pembebanan gempa untuk bangunan kayu

a. Tipe Pembangunan Rumah Anti Gempa


Ada banyak tipe pembangunan dan luas tanah yang berbeda-beda. Namun,
untuk lebih mudah dimengert, di berikan dua macam tipe bangunan dengan
luas tanah 60 – 90 m² dan luas tanah 300 m². Tujuannya agar mudah
diaplikasikan di lokasi proyek, baik bangunan perumahan sederhana maupun
bangunan menengah. Beton tahu atau deking adalah persyaratan utama dari
sebuah sistem perlindungan besi terhadapa pengaruh luar sehingga besi
terlindung dari korosi akibat kelembaban dalam istilah hokum internasional
disebut concrete cover.
Sebelum membuat konstruksi sloof (balok pondasi) atau konstruksi lainnya
seperti balok beton, pelat lantai, kolom dan tangga beton, beton deking harus
sudah ada dan siap dipasang. Banyak para tukang yang mengganti beton deking
dengan bahan lain seperti kayu, potongan batu bata, pecahan puing, pecahan
genting atau batu koral. Cara ini sebenarnya salah karena dalam jangka panjang
akan mempercepat rusaknya sistem pembesian di dalam beton. Beton deking
tidak hanya digunakan untuk bangunan tinggi saja, bangunan kecil pun wajib
memakainya. Hal tersebut merupakan persyaratan pertama yang harus di
penuhi dan harganya tidak terlampau mahal.

4
b. Pondasi dan Balok Sloof Bangunan
Setiap perencanaan konstruksi rumah tinggal, semua elemen bangunan
menumpu pada muka atas pondasi, kecuali jika pondasi batu kali
dikombinasikan dengan pondasi beton setempat. Rumah tahan gempa sistem
AOV ini secara struktur tidak mengubah konstruksi, melainkan hanya
menambahkan sebuah system agar bangunan tahan terhadap gempa bumi.
Secara keseluruhan seluruh berat bangunan tetap menumpu pada permukaan
pondasi batu kali. Sistem AOV (Absortion of Vibration) berfungsi hanya untuk
memperkecil getaran gempa yang timbul pada konstruksi bangunan. Jika
terjadi gempa, hanya pondasi sajalah yang akan mendapat getaran kuat,
sedangkan untuk bangunan diatas pondasi akan berkurang getarannya.
1. Proses pembuatan pondasi batu kali untuk kaki kolom (untuk bangunan
dengan luas tanah 60- 90 m²). Pada pondasi yang ada kolomnya,
permukaannya diperlebar dengan ukuran 40 cm x 40 cm.
2. Buatkan lubang kotak untuk kolom yang berukuran 13 cm x 13 cm
sehingga lebar lubang menjadi 13 + 4 + 4 cm (4 cm adalah penjumlahan
tebal styrofoam) 1,5 cm dan ketebalan beton deking 2,5 cm = 4 cm). Jadi,
ukuran lubang menjadi 21 cm x 21 cm dengan kedalaman 10 cm.
3. Permukaan lubang kotak juga diberi pasangan pecahan keramik dengan
permukaan yang licin dibagian atas.
4. Adukan semen-pasir untuk pasangan batu kali di bagian kotak lubang
dibuat dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir.
5. Alternatif lain dapat dibuatkan cincin berdiameter 8 mm yang dipasang
sebanyak tiga buah kemudian kotak dicor.
6. Pasang rangkaian besi sloof diatas pondasi batu kali.

c. Kolom dan Balok (Ring Balok)


Pada setiap pertemuan antara besi kolom dengan besi ring balok harus
diperhatikan adanya pejangkaran pada tiap ujung besi kolom dan ujung besi
ring balok. Panjang penjangkaran yang disarankan adalah sepanjang 40 kali
diameter besi yang dipakai. Misalnya, besi yang dipakai 8 mm maka panjang
penjangkarannya sebesar 40 mm x 8 mm = 320 mm atau 32 cm. penjangkaran
pada sistem struktur sangat berperan penting untuk menahan getaran gempa
pada sebuah bangunan. Panjang penjangkaran sangat berperan terhadap
ketahanan bangunan pada waktu terjadi gempa. Selama ini dalam membangun
sebuah rumah banyak pekerja mengabaikan persyaratan panjang penjangkaran
besi. Akibatnya, ikatan antara besi kolom dengan besi balok atau ring balok
tidak persyaratan konstruksi.
Ukuran Penjangkaran Besi Beton
No Diameter Besi Panjang Penjangkaran
1 6 mm 240 mm atau 24 cm (6 mm x 40)
2 8 mm 320 mm atau 32 cm (8 mm x 40)
3 9 mm 360 mm atau 36 cm (9 mm x 40)

5
4 10 mm 400 mm atau 40 cm (10 mm x 40)
5 12 mm 480 mm atau 48 cm (12 mm x 40)
6 13 mm 520 mm atau 52 cm (13 mm x 40)
7 16 mm 640 mm atau 64 cm (16 mm x 40)

d. Dinding Bangunan
Pemasangan dinding dapat di lakukan dengan batu bata, bata celcon atau
hebel, bata kapur, atau batako. Untuk sebuah bangunan yang baik dan tahan
terhadap gempa, disarankan menggunakan batu bata merah. Dinding berbahan
batu bata merah akan mampu menahan daya tahan terhadap gempa. Untuk
kesempurnaan, dinding tetap harus diplester dan diaci. Ketika pemasangan
dinding telah selesai, konstruksi ring balok dipasang untuk menutup pasangan
dinding.
1. Angkur Dinding Bata
Untuk pemasangan dinding bata, diperlukan adanya angkur dinding.
Fungsi angkur adalah untuk memegang dinding agar tetap berdiri selama
terjadi getaran gempa. Selain itu, angkur bata juga berfungsi untuk
mentransfer gaya gempa. Jika dinding mengalami kerusakan, kerusakan
hanya terjadi pada daerah angkur saja. Pemasangan angkur biasanya
dilakukan setelah bekesting dipasang. Angkur dapat memakai besi
berdiameter 8 mm. Panjang dari tepi kolom minimal 30 cm. Angkur
dipasang pada kolomnya akan dipasangi dinding bata. Jarak antar angkur
adalah 5 – 8 pada setiap susun pasangan bata.
2. Batasan Luas Dinding
Pada dinding yang memiliki luas 9 m² atau kurang tidak memerlukan
penambahan kolom pengaku (kolom praktis). Namun, pada dinding yang
luasnya melebihi 9 m² harus dipasangi sebuah kolom penguat. Misalnya,
panjang dinding di ruang tamu 4 m dan tinggi 3 m. Berarti luas dinding
adalah sebesar 4 m x 3 m = 12 m². oleh karena luasnya lebih dari 9 m²,
misalnya panjang dinding 5 m dan tinggi dinding 5 m, total luas dinding
adalah 5 m x 5 m = 25 m². untuk kasus seperti ini dinding memerlukan
tambahan sebuah kolom praktis dan sebuah balok beton praktis yang
dipasang di tengah-tengah dinding
Dengan demikian di dapat luasan dinding sebesar 2,5 m x 2,5 m = 6,25
m² (lebih kecil dari 9 m²). Tidak semua dinding harus ditambahkan balok di
tengah-tengahnya. Untuk dinding yang mempunyai ketinggian lebih dari 5
m, penambahan balok harus dilakukan dengan perhitungan struktur pada
bagian kusen, terutama di atas pintu atau jendela yang lebar (60 – 80 cm)
diperlukan pasang rollag batu bata. Sementara untuk kusen yang
mempunyai lebar lebih dari 1 m harus ditambahkan balok beton di atas
kusen. Balok beton ini harus masuk kedalam kolom jika lebar kusen 3- 4 m.
Jika lebar hanya 1,5 m, maka di kedua sisi kusen dibuatkan kolom penjepit
kusen dan di atas kusen tetap dibuatkan balok beton. Sesungguhnya adanya
bukaan pada dinding akan melemahkan dinding dari kerusakan jika ada
gempa. Karena diperlukan bagian terbuka dari sirkulasi udara, keluar

6
masuknya penghuni, dan pemasukan cahaya maka dibuatlah jendela atau
pintu. Adanya bukaan pada bidang dinding harus dilindungi harus
diimbangi dengan perkuatan berupa tambahan kolom penguat dan balok
beton penguat.

e. Konstruksi Atap Bangunan


Sebuah konstruksi atap mempunyai andil yang kuat untuk sebuah bangunan
tahan gempa. Jika atap runtuh maka bangunan dibawahnya juga akan ikut
mengalami kerusakan. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem konstruksi yang
aman dari kerusakan ketika terjadi gempa. Bahan rangka atap ada beberapa
jenis diantaranya:
a. Rangka atap baja profil siku-siku atau WF (Wide Flange),
b. Rangka atap baja ringan atau zincalum,
c. Rangka atap beton (sopi-sopi), dan
d. Rangka atap kayu.
Pemasangan rangka atap pada balok beton atau ring balok harus
memperhatikan sistem pengangkuran antara rangka atap dengan ring balok.
Angkur besi sebagai pengikat rangka harus bener-bener masuk ke dalam balok
kayu.
Didalam dunia konstruksi, ada 2 perlakuan khusus untuk pengangkuran
rangka atap pada balok atap beton (ring balok). Rangka atap baja atau rangka
atap kayu sama saja perlakuannya. Di suatu tempat, pertemuan balok beton
dengan rangka atap harus memakai angkur besi. Pertemuan antar balok beton
dengan rangka atap disebut tumpuan. Salah satu tumpuan harus diikat “mati”,
disebut tumpuan sendi. Sementara tumpuan satu lagi diikat dengan ikatan yang
flesibel atau dapat bergerak dengan batasan tertentu, disebut tumpuan roll. Jika
terjadi gempa, kedua system sendi ini dapat bergerak secara elastis mengikuti
goyangan gempa dan tidak merusak dinding. Namun, jika kedua ujung
tumpuannya diangkur mati, kemungkinan besar dinding akan runtuh akibat
goyangan rangka atap.
1. Gording
Dalam pemasangan gording, yang perlu diperhatikan adalah pada
bagian tepi dinding dibatas kavling. Bagian ini disebut sopi-sopi tepi. Sopi-
sopi sebenarnya adalah pengganti rangka atap atau kayu. Ada juga posisi
sopi-sopi yang berada ditengah bangunan, disebut sopi-sopi tengah. Setiap
pertemuan rangka kayu juga perlu diberi besi pelat penguat. Pemasangan
besi pelat pengaku pada rangka kayu tidak boleh dipaku, melainkan dengan
pemberian mur dan baut yang sesuai dengan lubang pada besi pelat
pengaku. Mur dan bautnya berdiameter minimal 8 mm. Bagian ini juga
banyak dilupakan.
Padahal pengaruhnya juga cukup besar terhadap kekuatan rangka atap
kayu. Pemasangan gording dengan sistem seperti pada gambar di atas dapat
mengurangi pengaruh besarnya getaran atap pada dinding bata. Pada saat
pemutaran untuk pengencangan mur pada angkur gording, mur pada bagian
ini tidak boleh dikencangkan, beri spasi 1 – 2 mm. Jika terjadi goyangan,
gording dapat bergerak dengan bebas tanpa menimnulkan pengaruh pada

7
dinding. Sementara untuk pemasangan reng tidak diperlukan persyaratan
khusus, tetap dikerjakan sebagaimana umumnya.
Bahan untuk penutup atap rumah ada beberapa jenis diantaranya:
a. Bahan atap seng,
b. Bahan atap asbes semen,
c. Bahan atap genting tanah bakar yang natural dan berglazur,
d. Bahan atap genting beton, dan
e. Bahan atap metal ( ada yang bahan dasarnya dari metal da nada yang
bahan dasarnya plastic PVC ).
2. Jenis-jenis Atap
a. Atap genting tanah dan beton
Bahan penutup atap dari seng atau asbes tidak banyak menimbulkan
masalah jika terjadi gempa. Hal ini mengingat kedua bahan ini
sangat ringan. Jika memakai bahan genting atau genting beton,
sebaiknya pemasangan pada reng harus di sekrup. Jika terjadi
gempa, bahan penutup atap ini masih tetap di posisinya masing-
masing.
b. Atap metal
Sesuai pengarahan pemasangan dari pabrik, atap metal di pasang
memakai paku sebagai media pelekatan pada reng. Jika tidak dipaku,
bahan atap ini akan berterbangan saat angina dating. Akan tetapi,
factor ini sangat menguntungkan untuk bangunan tahan gempa.
Berat keseluruhan atau massa bangunan akan berkurang. Jika terjadi
gempa rangka atap akan tetap kokoh pada posisinya dan dapat
mengurangi resiko keruntuhan atap. Mengingat bahan atap ini
terbuat dari dua jenis (metal dan plastic PVC), dianjurkan dipilih
yang berbahan metal. Namun, pemilihan bahan penutup atap
terserah pada masing-masing pemilik rumah.

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Tabel 1. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
Persiapan Proposal
1.
Kegiatan
2. Kajian Teori
3. Pelaksanaan Kegiatan
Terdiri dari:
• Observasi
• Penyuluhan
• Pelatihan
• Pemanfaatan
• Pengembangan
4. Penyusunan Proposal

Pengabdian masyarakat tentang pelatihan dan penyuluhan teknik


pembangunan rumah tahan gempa bagi tukang bangunan dan masyarakat
Kecamatan Kuranji Kota Padang dalam upaya mengantisipasi dampak bencana
ini dilaksanakan mulai bulan Januari-Maret 2021.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1) Penyuluhan
Penyuluhan teknik pembangunan rumah tahan gempa bagi tukang bangunan
dan masyarakat dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Januari 2021 guna untuk
menambah wawasan dan menanamkan konsep-konsep pembangunan rumah
tahan gempa menggunakan metode ceramah dan demonstrasi agar
pembelajaran lebih bermakna.
2) Pelatihan dan Pendampingan
Pelatihan ini kami laksanakan mulai tanggal 11 – 26 Januari 2021 dimulai
dengan tim PKM memberikan pelatihan secara langsung dengan memberi
materi teknik pembangunan rumah tahan gempa. Dalam pelaksanaan
pelatihan kami menggunakan metode proyek based learning (PBL) dengan
memberikan pelatihan praktik pembuatan tulangan balok dilanjutkan
pembuatan miniatur bangunan tahan gempa dengan detailnya yang
kemudian hasilnya di presentasikan, dalam pembuatannya kami juga

9
memberikan pendampingan yang meliputi perencenaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengarahan dan anggaran.
3) Praktek Mandiri
Metode ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas
kepada masyarakat dan tukang untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah
didapat upaya mengurangi dampak akbiat gempa bumi.

C. INSTRUMEN PELAKSANAAN
Tabel 2. Indikator Keberhasilan
NO Kegiatan Indikator
1 Penyuluhan teknik Dihadiri masyarakat dan tukang
pembangunan rumah
tahan gempa
2 Pelatihan Menghasilkan Produk :
• Membuat rangkaian tulangan
balok
• Membuat miniatur dan
dipresentasikan
3 Forum diskusi pemuda Terbentuk Komunitas Peduli Gempa

10
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Dalam pelaksanaan program Riset ini biaya keseluruhan yang diusulkan ke
Dikti adalah Rp. 9.074.000 dengan rincian pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Biaya PKM-R


No Uraian Volume Satuan Sub Total
Total (Rp)
(Rp)
A Pemasukan
Dana DIKTI - - - 9.074.000
Total Pemasukan
B Pengeluaran
1. Kesekretariatan
a. Foto copy - - 75.000
b. Alat tulis - - 50.000
c. Rental - - 75.000

2. Bahan
a. Pasir 4 M³ 175.000 700.000
b. Split 6 M³ 150.000 900.000
c. Batu kali 6 M³ 100.000 600.000
d. Batu bata merah 700 bh 1.200 840.000
e. Semen
f. Tulangan 8mm 20 Sak 60.000 1.200.000
g. Kayu 25 lonjor 32.000 800.000
h. Beton
i. Kerikil 4 m³ 120.000 480.000
j. Besi 3 bh 120.000 360.000
k. Seng 1 Bak 500.000 500.000
l. Triplek 20 Btng 45.000 900.000
15 Btng 45.000 675.000
3. Peralatan
Seperangkat alat
(cangkul, cetok, 1 Set 500.000 500.000
ember, dll)

4. Transportasi 10 Ltr 10.000 100.000

5. Publikasi
Brosur dan poster 250 Lbr 1.000 250.000

6. Konsumsi 3x
a. Makan 3 bks 15.000 45.000

11
b. Minum 3 Gls 4.000 12.000
c. Snack 1 pck 12.000 12.000

Total Pengeluaran 9.074.000

B. Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Program Riset


NO AGENDA BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3
. KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Bahan-
bahan dan Peralatan

2. Proses Produksi

3. Pomosi dan
Pemasaran
4. Laporan Kegiatan
Usaha

Pengabdian masyarakat tentang pelatihan dan penyuluhan teknik


pembangunan rumah tahan gempa bagi tukang dan masyarakat Sumatera Barat
dalam upaya mengatasi dampak bencana gempa bumi, sehingga sangat perlu
adanya pengetahuan tentang bangunan tahan gempa yang bertujuan untuk
meminimalisir dampak akibat bencana.

12
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan dosen pembimbing
Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Meli Januril Ramadhani

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Study Pendidikan Geografi

4. NIM 18030012

5. Tempat dan Tanggal Lahir Padang,1 Januari 2000

6. E-mail mllyjnrlrmdhn01@gmail.com

7. No Telepon / HP 0812-6851-5838

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1. Hima Pend. Geografi Anggota Humas 2018-2019, STKIP
PGRI SUMBAR
2. Pelatihan Peserta 2018 , SCC
Kepemimpinan

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

NO. Jenis Penghargaan Institusi yang Tahun


Memberikan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa bidang
Riset oleh dikti

Padang, 08 Maret 2021


Pengusul,

Meli Janurl Ramadhani


NPM. 18030012
Biodata Anggota 1

13
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Fitri Wulandari

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Study Pendidikan Geografi

4. NPM 18030018

5. Tempat dan Tanggal Lhir Pandam Gadang,20 januari 2000

6. E-mail fitriwulandari31@gmail.com

7. No Telepon / HP\ O823-8902-7804

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1. Hima Pend. Geografi Anggota Humas 2018-2019, STKIP
PGRI SUMBAR
2. Pelatihan Peserta 2018 , SCC
Kepemimpinan

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

NO. Jenis Penghargaan Institusi yang Memberikan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa bidang Riset
oleh dikti.

Padang, 08 Maret 2021


Pengusul,

Fitri Wulandari
NPM. 18030018

14
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Lusy Buana

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Study Pendidikan Geografi

4. NIM 18030026

5. Tempat dan Tanggal Lhir Lubuk Basung, 13 Juni 1999

6. E-mail Lusybuana89@gmail.com

7. No Telepon / HP 0823-8831-4081

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1. Hima Pend. Geografi Anggota Olahraga 2018-2019, STKIP
PGRI SUMBAR
2. Pelatihan Peserta 2018 , SCC
Kepemimpinan

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

NO. Jenis Penghargaan Institusi yang Memberikan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa bidang Riset
oleh dikti

Padang, 08 Maret 2021


Pengusul,

Lusy Buana
NPM. 18030026

15
Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Adini Adia Fitri

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Study Pendidikan Geografi

4. NIM 19030016

5. Tempat dan Tanggal Lhir Ikan Banyak, 21 Januari 2021

6. E-mail adiniadiafitri@gmail.com

7. No Telepon / HP 0822-8420-2601

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1. UKM Medika STKIP Anggota 2018-2019, STKIP
PGRI SUMBAR PGRI SUMBAR
2. Pelatihan Peserta 2018 , SCC
Kepemimpinan

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

NO. Jenis Penghargaan Institusi yang Memberikan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa bidang Riset
oleh dikti

Padang, 08 Maret 2021


Pengusul,

Adini Adia Fitri


Biodata Dosen Pembimbing NPM. 19030016
A. Identitas Diri

16
17
18
19
20
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa bidang Riset
oleh dikti.

Dosen Pendamping

(Erna Juita, S.Pd, M.Si)


NIDN. 1017027701

21
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian


Studi Ilmu Tugas
Waktu
(jam/minggu)

1. Meli Januril Pend. Pendidikan 10 Membuat


Ramadhani Geografi Geografi proposal
18030012
2. Fitri Wulandari Pend. Pendidikan 8 Membuat
Geografi Geografi justifikasi
18030018
anggaran
3. Lusy Buana Pend. Pendidikan 8 Membuat
Geografi Geografi Laporan
18030026 Kemajuan
4. Adini Adia Fitri Pend. Pendidikan 8 Membuat
18030023 Geografi Geografi laporan
akhir

22

Anda mungkin juga menyukai