___________________________________________________________________________
Daniel Hartanto
Fakultas Tekni Unika Soegijapranata, Semarang
ABSTRACT
Soil movement often occur on the slopes natural or embankment. In the absence of natural slopes
non vegetation cover and slopes with vegetation cover became the main object of this research.
Rate is the final results obtained from laboratory scale experiment of the natural slopes of the
approach. Slope Angle is very influential to the movement rate of the soil. Angle of tilt 20
generating rate of land between: 15 cm/sec up to 66 cm/sec for compacted soil and 100 cm/sec for
non compacted soil. While the angle of 40 yield rate of the ground between: 100 cm/sec to 125
cm /sec for compacted soil and rate between : 85 cm/sec to 200 cm/sec for non compacted soil.
Key words: Rate,land cover, non land cover, embankment ,compacted soil and non compacted soil
35
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
10
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
beratnya sendiri dan gaya-gaya luar yang Tabel 1. Hubungan Sudut Lereng dan
ditahan oleh kuat geser tanah dari material Jumlah Keruntuhan
tersebut. Gangguan terhadap kestabilan Sudut Lereng
Jumlah Keruntuhan
terjadi bila tahanan geser tanah tidak dapat (derajat)
mengimbangi gaya-gaya yang 12-14 2
menyebabkan gelincir pada bidang 15-18 12
19-20 10
longsor. Penyebab gerakan tanah dan 21-22 46
longsoran terdiri dari suatu seri kejadian 23-24 58
yang dapat berasal dari alam maupun oleh 25-26 73
manusia. Dalam banyak kasus, penyebab 27-28 76
tersebut sering tidak dapat dihindarkan 29-30 36
31-33 32
Penyebab yang paling umum adalah > 33 7
unsur geologi, topografi dan iklim. Jarang
Sumber : Zook dan
sekali penyebab gerakan ini bersifat
Bednar, 1975 diambil dari
tunggal tetapi pada umumnya kombinasi
Soedarmo, 1997
dari beberapa faktor. Penyebab gerakan
tanah dan longsoran ini harus lebih dulu
3. Pembongkaran dinding penahan tanah
dimengerti sebelum suatu tindakan
Dinding penahan tanah berguna untuk
pencegahan atau tindakan remedial
menahan massa tanah yang bergerak.
dilakukan.
Bila dinding dibongkar maka tidak ada
Terzaghi (1950) membagi penyebab
bangunan yang menahan kelongsoran
longsoran lereng terdiri dari 2 hal: akibat
tersebut.
pengaruh luar (external effect) dan
4. Beban bangunan dan konstruksi sipil
pengaruh dalam (internal effect). Pengaruh
yang lain
luar yaitu pengaruh yang menyebabkan
Peningkatan beban permukaan ini akan
bertambahnya gaya geser dengan tanpa
meningkatkan tegangan dalam tanah
adanya perubahan kuat geser dari
termasuk meningkatnya tegangan air
tanahnya. Contoh pengaruh luar (external
pori.
effect) yaitu:
5. Air hujan tertahan di atas lereng
1. Akibat kaki lereng tererosi oleh aliran
Perubahan kadar air baik karena air
air sungai/ hujan
hujan maupun resapan air tempat lain
Perubahan lereng suatu tebing secara
dalam tanah akan segera meningkatkan
alami karena erosi akan mengganggu
kadar air dan menurunkan kekuatan
stabilitas yang ada. Semakin terjal
geser dalam lapisan tanah. Aliran air
suatu lereng akan semakin besar
tanah akan mempercepat terjadinya
kemungkinan untuk longsor (tabel 1).
longsor karena air bekerja sebagai
2. Penggalian oleh manusia
pelumas. Bidang kontak antar butir
Penggalian terhadap bagian kaki lereng
akan melemah karena air dapat
dapat mengurangi daya dukung tanah.
menurunkan tingkat kelekatan butir.
6. Timbunan tanah
Suatu lereng yang baru saja ditimbuni
dengan tanah, di atasnya dibangun
sebuah bangunan misalnya rumah.
Lereng itu dapat mengalami
11
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
12
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
13
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
Trial ke-1 :
Mengukur air yang menyemprot keluar shower tiap interval 10 sampai dengan 90
Trial ke-2 :
Mengukur air yang menyemprot keluar shower dengan sudut tuas kran kontrol 30 ,
45 ,60 dan 90
Hasil uji dari trial ke-2 yang diambil adalah 34.64 mm/jam dengan sudut kran kontrol
pada sudut 30 dan 41.24 mm/jam pada sudut kran kontrol pada sudut 90
10
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
10
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
Tanah tanpa adanya land cover terlihat kecepatan laju tanah (rate)
(non land cover) dan dipadatkan dengan sudut kemiringan lereng
terlihat kecepatan laju tanah (rate) buatan sebesar 40 dimana butir –
dengan sudut kemiringan lereng butiran tanah mulai bergerak (t1) =
buatan sebesar 20 dimana butir – 100 cm/det sedangkan tanah tanpa
butiran tanah mulai bergerak (t1) = pemadatan (t1) = 85 cm/det
2 cm/det sedangkan tanah tanpa sehingga selisih 15 cm/det.
pemadatan (t1) = 5 cm/det sehingga Tanah dengan land cover terlihat
selisih 3 cm/det. kecepatan laju tanah (rate) dengan
Tanah tanpa adanya land cover sudut kemiringan lereng buatan
(non land cover) dan dipadatkan sebesar 40 dimana butir–butiran
9
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Abramson, Lee, Sharma, & Boyce, 1996, Slope Stability and Stabilization Methods, John
Wiley and Sons, New York
Bowles, Joseph E & Hainim, Johan K, 1991, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Erlangga,
Jakarta
Carter, Michael & Bentley, Stephen, P, 1991, Correlations of Soil Properties, Pentech Press
Publishers, London
Cristady, Hary, 1994, Mekanika Tanah 2, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Djaja, Bustami Usman, 2001, Peta Kerentanan GerakanTanah dan Kebencanaan Beraspek
Geologi Lainnya Kota Semarang, Jawa Tengah, Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan
Kawasan Pertambangan, Semarang.
Herianto, W, 1983, Analisa Kestabilan Lereng Seri Mekanika Tanah 1: Edisi I, Bandung.
Rahardjo, Salim & Widjaja, 2002, Manual Kestabilan Lereng, Geotechnical Engineering
Center Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
10
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
___________________________________________________________________________
Wesley, L. D, 1988, Mekanika Tanah, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
10
SERI KAJIAN ILMIAH, Volume 15, Nomor 1, Januari 2013
_______________________________________________________________________
____