Anda di halaman 1dari 172

LPPOM MUI

Tujuan Hidup Manusia di Dunia


dalam Pandangan Agama Islam
Pengertian Halal & Haram
y HALAL adalah boleh.
Pada kasus makanan, kebanyakan bahan
makanan/makanan ciptaan Allah SWT adalah halal,
kecuali secara khusus disebutkan dalam atau
Hadits.

y HARAM adalah sesuatu yang Allah SWT melarang


untuk dilakukan dengan larangan yang tegas. Setiap
orang yang menentangnya akan berhadapan dengan
siksaan Allah di akhirat. Bahkan terkadang juga
terancam sanksi syariah di dunia.

( QS. Al-Baqarah : 168 )

( QS. Al-Baqarah : 172 )

Mengkonsumsi makanan yang Halal :


- Perintah Allah SWT
- Menjauhkan diri dari bujukan Syetan (maksiat)
- Ciri Muslim (beribadah kepada Allah SWT)
Jenis Makanan/Minuman yang Diharamkan

Bangkai, Darah,
Daging Babi, Hewan
yg disembelih dgn
menyebut nama
selain Allah
(QS Al-Baqarah : 173)
Surat lainnya : QS. Al-Maidah:3, QS. Al-$QDP145, QS. An-
Nahl:115

 
Binatang buas
    
 
 
(Diriwayatkan pada 8 E

Khamr (QS. Al-Maidah:90)

 
 
Pengecualian    
HR. Bukhari - Muslim

???

Orange Flavor :
-Natural
Bagaimana
-Artificial kehalalannya ?
-Nature Identical
Produk Olahan Teknologi adalah Syubhat

Sikap Seorang Muslim terhadap Hal yang Syubhat

    
 
 
   
     
    
     
   
     
 
  
>@
"(Sesuatu) yang halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas,
dan diantara keduanya ada perkara Syubhat (samar-samar).
Barangsiapa menjaga diri dari perkara yang syubhat itu berarti ia
telah menjaga agama dan kehormatannya. Barangsiapa terjatuh
ke pada yang syubhat berarti ia telah terjatuh dalam yang haram.
... Ketahuilah, di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik
maka akan baiklah seluruh tubuh. Namun jika ia rusak maka akan
rusak pulalah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa segumpal darah
WHUVHEXWDGDODKKDWL(HR. Bukhari dan Muslim)
Sertifikat
Halal

www.halalmui.org

6 Januari 2012
HAS 23000
6 Januari 1989
LPPOM MUI didirikan

1988
Isyu Lemak Babi
Sekilas Perkembangan LPPOM MUI
1. LPPOM MUI Pusat (Nasional) dan 33 LPPOM
MUI Provinsi.
2. Presiden World Halal Food Council (WHFC)
3. Standar HAS 23000 yg menjadi rujukan
Internasional.
4. Kerjasama (memberi pengakuan) 41 Lembaga
Sertifikasi Luar Negeri
5. Sertifikasi Halal On Line (Cerol-SS23000)

Bagaimana meyakinkan
Masyarakat bahwa produk
Konsisten halal selama masa
berlaku sertifikat halal ?
Alasan Pentingnya Penerapan SJH
(Perspektif Teknologi, Manajemen & Bisnis)

Trend Pasar Produk Halal Global

Perkembangan Teknologi

Supply Chain Pasar Global

Total Quality Management

LPPOM MUI adalah Lembaga Eksternal


Jujur

Kepercayaan
Prinsip
SJH
Partisipatif

Absolut

MANFAAT PENERAPAN SJH


1. Menjamin kehalalan produk selama berlakunya
Sertifikat Halal MUI.
2. Timbul kesadaran internal dan perusahaan
memiliki pedoman kesinambungan proses
produksi halal.
3. Memberikan Jaminan dan ketentraman bagi
masyarakat.
4. Mencegah kasus ketidakhalalan produk
bersertifikat halal.
5. Mendapatkan Reward
Kesimpulan
Produk Halal
Makanan, minuman, obat, kosmetik, dll yang tersusun dari
unsur yang halal, dan telah melalui proses produksi produk
halal yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariah.

Sertifikat Halal
Fatwa tertulis dari MUI yang menyatakan kehalalan suatu
produk sesuai dengan Syariat Islam, setelah melalui proses
audit yang dilakukan oleh LPPOM MUI.

Sistem Jaminan Halal (SJH)


Suatu pengelolaan terpadu terhadap bahan, proses, produk,
sumberdaya manusia, dan prosedur untuk menghasilkan
produk halal dan menjamin kehalalannya secara konsisten dan
berkelanjutan.
Persyaratan Ser tifikasi Halal :
Kriteria Sistem Jaminan Halal
HAS 23000:1

Kriteria :
Pernyataan yang menjadi
syarat kunci bahwa perusahaan
memenuhi kehalalan produk
Tujuan :
Peserta memahami kriteria
pada Sistem Jaminan Halal

Kriteria meliputi 11 Kategori :


1. Kebijakan Halal
2. Tim Manajemen Halal
3. Pelatihan dan Edukasi
4. Bahan
5. Produk
6. Fasilitas Produksi
7. Prosedur Tertulis untuk Aktivitas Kritis
8. Penanganan Produk untuk yang tidak memenuhi
kriteria
9. Mampu Telusur (Traceability)
10. Internal Audit
11. Kaji Ulang Manajemen (Management Review)
I. KEBIJAKAN HALAL

Pimpinan perusahaan/Manajemen
Puncak harus membuat kebijakan
halal tertulis.
komitmen untuk memproduksi produk halal

Kebijakan halal disosialisasikan


kepada semua pihak yang
berkepentingan.

II. TIM MANAJEMEN HALAL

Tim Manajemen Halal memiliki kewenangan


untuk menyusun, mengelola dan mengevaluasi
Sistem Jaminan Halal
Tugas dan Tanggung jawab Tim didefinisikan
secara jelas.
Tersedia sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan, menerapkan dan memperbaiki
SJH secara berkesinambungan.
Terdiri dari semua bagian yang terlibat.
III. PELATIHAN DAN EDUKASI

Terdapat prosedur tertulis untuk melatih semua personil


yang terlibat dalam produksi halal, termasuk karyawan
baru
Pelatihan (internal & eksternal) terjadwal sedikitnya sekali
dalam setahun.
Perusahaan harus mengikuti pelatihan LPPOM MUI
Perusahaan Baru yang sebelum dilakukan audit
Perusahaan pemegang sertifikat halal yang belum pernah mengikuti
pelatihan
Perusahaan pemegang sertifikat halal yang mengikuti pelatihan sekurang-
kurangnya 2 tahun sekali
Pelaksanaan training memenuhi kriteria untuk menjamin
kompetensi personil.
Bukti pelatihan dipelihara.

IV. BAHAN
Kategori Bahan :
Bahan baku, tambahan dan penolong
1. Bahan bukan dari babi dan tidak mengandung
bahan dari babi dan turunannya.
2. Bahan bukan khamr (minuman beralkohol) dan
tidak mengandung Khamr dan turunannya yang
diperoleh melalui pemisahan secara fisik.
3. Bahan bukan darah, bangkai, dan bagian dari
tubuh manusia dan tidak mengandung darah,
bangkai dan bagian dari tubuh manusia
4. Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi
yang juga digunakan untuk produk yang menggunakan
babi atau turunannya.
5. Bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan najis.
6. Bahan yang memiliki kemungkinan diproduksi dengan
fasilitas yang sama dengan bahan dari babi dan atau
turunannya harus didukung dengan surat pernyataan
bahwa fasilitas bebas bahan babi.
7. Untuk bahan turunan hewani harus dari hewan halal
yang disembelih sesuai syariat Islam (dibuktikan
dengan sertifikat halal yang valid).

8. Produk Mikrobial
Bahan tidak menyebabkan infeksi dan intoksikasi bagi
manusia.
Media pertumbuhan, bahan aditif dan bahan penolong tidak
mengandung bahan dari babi atau turunannya.
Untuk produk mikrobial yang diperoleh tanpa pemisahan,
maka media pertumbuhan harus suci dan dari bahan halal.
Produk mikrobial yang tumbuh pada media yg terkena najis
(namun bukan berasal dari babi) adalah halal jika produk
dapat dipisahkan dan disucikan menggunakan WDWKLUV\DUL
(pembersihan menggunakan air sejumlah tertentu untuk
membersihkan najis).
Produk Mikrobial yang menggunakan mikroba rekombinan,
tidak menggunakan gen yang berasal dari babi atau manusia.
9. Alkohol/Ethanol
Bukan berasal dari industri minuman ber-alkohol (khamr)
Pada produk yang dikonsumsi langsung, maka kadar alkohol
harus tidak terdeteksi.
Kadar ethanol pada produk intermediet tidak lebih dari 1 %
Produk samping dari industri minuman beralkohol atau
turunannya:
- Jika dalam bentuk cair, maka tidak boleh digunakan jika
diperoleh melalui pemisahan secara fisik.
- Jika dalam bentuk padatan, seperti brewer yeast, maka dapat
digunakan jika telah dicuci untuk menghilangkan rasa, bau dan
warna.
- Dapat digunakan jika bahan dihasilkan dari reaksi kimia atau
biotransformasi (menggunakan enzim atau mikroba)

10.Perusahaan memiliki dokumen pendukung


terhadap semua bahan yang digunakan.
11.Perusahaan memiliki prosedur untuk
meyakinkan semua dokumen bahan yang
digunakan adalah valid.
12.Bahan yang memiliki potensi diproduksi pada
fasilitas produksi yang sama dari bahan babi &
turunannya, harus disertai pernyataan pork free
facility dari produsennya
V. PRODUK
1. Merk/nama produk tidak ber-asosiasi dengan produk
haram atau peribadatan yang tidak seusai dengan syariah
Islam.
2. Karakteristik/ Profil sensori produk tidak mengarah atau
sama pada produk haram.
3. Jika suatu produk retail dengan suatu nama telah
didaftarkan, maka semua produk dengan nama yang sama
harus didaftarkan.
4. Khusus restoran : Semua menu disertifikasi dan
pengunjung restoran tidak mengkonsumsi makanan dari
luar yang tidak memiliki status halal yang jelas.

VI. FASILITAS PRODUKSI


1. Semua nama dan alamat pabrik/fasilitas yang digunakan
harus terdaftar, baik dimiliki perusahaan itu sendiri atau
menyewa dari perusahaan lain.
2. Lini dan peralatan produksi tidak boleh digunakan bergantian
untuk memproduksi produk halal dengan produk yang
mengandung babi atau turunannya.
3. Lini dan peralatan produksi yang pernah digunakan untuk
memproduksi produk yang mengandung babi dan turunannya,
jika akan digunakan untuk memproduksi produk halal, harus
dibersihkan dengan dicuci sebanyak 7x yang salah satunya
menggunakan tanah atau bahan lain yang dapat
menghilangkan rasa, bau dan warna. Setelah proses ini,
proses produksi tidak boleh digunakan bergantian dengan
produk yang mengandung babi atau turunannya.
4. Lini dan peralatan produksi yang digunakan secara
bersamaan antara produk yang disertifikasi dan tidak
disertifikasi (note: bukan bahan dari babi atau turunannya)
harus dicuci/dibersihkan untuk meyakinkan tidak terjadi
kontaminasi silang.
5. Bahan dan produk yang disimpan di gudang sementara
harus menjamin tidak terjadi kontaminasi silang dengan
bahan atau produk yang berasal dari babi atau turunannya.
6. Metode sampling (untuk bahan dan produk) menjamin
bahwa tidak terjadi kontaminasi dengan bahan dari babi dan
turunannya.
7. Fasilitas pencucian tidak digunakan bersamaan atau
bergantian dengan peralatan yang kontak dengan bahan
mengandung babi atau turunannya.

VII. PROSEDUR TERTULIS UNTUK AKTIVITAS KRITIS

Aktivitas Kritis :
Proses produksi yang terkait yang dapat berpengaruh
terhadap status kehalalan dari produk.

Terdapat prosedur tertulis yang terkait dengan penerapan


akitivitas kritis.
Prosedur tertulis dikomunikasikan kepada seluruh pihak
yang terlibat pada aktivitas kritis dan dievaluasi sedikitnya
sekali setahun.
Hasil evaluasi diberikan kepada semua pihak yang
bertanggung jawab pada tiap aktivitas kritis.
Tindakan koreksi dijalankan dengan batas waktu yang jelas.
Seleksi Bahan Baru

Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk pemilihan


bahan baru.

Prosedur seleksi harus menjamin bahwa bahan yang


akan digunakan untuk produk yang terdaftar telah
mendapat persetujuan LPPOM MUI.

Bukti persetujuan bahan baru dipelihara.

Pembelian (Purchasing)

Perusahaan harus memiliki prosedur tertulis dari


pembelian bahan.

Prosedur harus menjamin bahwa bahan yang dibeli untuk


digunakan pada produk yang disertifikasi telah disetujui
LPPOM MUI

Bukti pembelian bahan dipelihara.


Formula Produk
Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk formulasi
produk
Perusahaan memiliki formula standar yang tertulis
Prosedur untuk formulasi produk harus menjamin
bahwa semua bahan yang digunakan disetujui oleh
LPPOM MUI.

Pengecekan Bahan Datang


Terdapat prosedur tertulis untuk mengecek bahan yang
datang.
Prosedur dapat menjamin kesesuaian dengan informasi
yang ada di dokumen pendukung dengan label pada
kemasan. Informasi mencakup nama bahan, produsen,
negara asal, logo halal jika dokumen pendukung
menyatakan harus ada logo.
Pengecekan Bahan Datang (Lanjutan)

Untuk bahan dengan sertifikat halal per pengapalan,


pengecekan bahan harus meyakinkan kesesuaian
informasi yang dinyatakan di sertifikat dengan di label.

Bukti pengecekan dipelihara.

Produksi

Terdapat prosedur produksi yang tertulis.


Prosedur produksi menjamin bahwa semua bahan yang
digunakan disetujui oleh LPPOM MUI.

Prosedur menjamin bahwa formula yang digunakan


sesuai dengan formula standar.
Bukti/catatan produksi dipelihara.
Pencucian Alat (Cleaning)
Terdapat prosedur tertulis pencucian fasilitas dan alat
produksi.
Prosedur menjamin tidak terjadi kontaminasi dari bahan
haram/najis.
Bahan pembersih tidak mengandung najis.
Bukti pembersihan dipelihara.

Penyimpanan (Storage)
Terdapat prosedur tertulis penyimpanan bahan dan
produk.

Prosedur penyimpanan menjamin tidak terjadi


kontaminasi bahan haram/najis.
Bukti penyimpanan bahan dan produk dipelihara.
VIII. PENANGANAN PRODUK
YANG TIDAK SESUAI DENGAN KRITERIA

Terdapat prosedur tertulis untuk menangani produk


yang telah dibuat dari bahan dan fasilitas yang tidak
memenuhi kriteria.
Produk yang tidak memenuhi kriteria tidak dijual kepada
konsumen yang membutuhkan produk halal.
Produk yang telah dijual ditarik kembali.
Bukti penanganan produk untuk produk yang tidak
memenuhi kriteria dipelihara.

IX. MAMPU TELUSUR (Traceability)


Terdapat prosedur tertulis untuk menjamin mampu telusur
dari produk yang disertifikasi.
Prosedur dapat meyakinkan bahwa produk yang
disertifikasi berasal dari bahan yang telah disetujui dan
diproduksi pada fasilitas yang sesuai dengan kriteria.
Jika menerapkan sistem pengkodean, maka harus
menjamin bahwa : (i) bahan dengan kode yang sama
memiliki status halal yg sama, dan (ii) Mampu telusur dari
informasi bahan pada aktivitas kritis.
Jika terdapat bahan re-label , maka kesesuaian informasi
yang tercantum pada label baru dengan label asli harus
terjamin.
X. AUDIT INTERNAL
Terdapat prosedur tertulis audit internal pelaksanaan SJH.
Dilaksanakan minimal setiap enam bulan.
Dilakukan oleh Auditor Halal Internal yang independen
pada wilayah yang akan diaudit.
Hasil audit internal disampaikan kepada pihak yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan audit.
Tindakan koreksi dan batas waktu pelaksanaanya harus
ditetapkan.
Hasil tindakan koreksi harus dipastikan menyelesaikan
kelemahan dan menghindari terulangnya kembali.
Hasil audit internal dilaporkan ke LPPOM MUI dalam
bentuk laporan berkala (Laporan enam bulanan).
Bukti pelaksanaan audit internal harus dipelihara.

XI. KAJI ULANG MANAJEMEN

Pimpinan perusahaan/Manajemen puncak melakukan


kaji ulang terhadap efektifitas SJH sedikitnya satu tahun
sekali.
Hasil evaluasi disampaikan kepada semua pihak yang
bertanggung jawab.
Tindaklanjut penyelesaian dan batas waktunya
ditetapkan dengan jelas.
Bukti kaji ulang manajemen di pelihara.
PERSYARATAN SERTIFIKASI HALAL
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

HAS 23000:2

Ruang Lingkup
Kebijakan dan prosedur sertifikasi halal dalam
proses sertifikasi halal.

Berlaku umum untuk kategori perusahaan:


- Industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika)
- Rumah Potong Hewan (RPH)
- Restoran/katering.
I. Kebijakan dan Prosedur Sertifikasi Halal
1. Kebijakan Umum
2. Pendaftaran
3. Pembiayaan Sertifikasi
4. Pemeriksaan Kecukupan Dokumen
5. Pelaksanaan Audit
6. Evaluasi Pasca Audit
7. Analisis Laboratorium
8. Penerbitan Sertifikat Halal
9. Pengembangan Produk/Fasilitas
10. Perpanjangan Sertifikat Halal
11. Logo LPPOM MUI

II. Ketentuan Lain-lain


1. Perubahan Data Sertifikasi
2. Penerbitan Surat Keterangan dalam Proses Sertifikasi
3. Penerbitan Surat Keterangan Halal
4. Masa Tenggang Proses Sertifikasi Halal
5. Revisi Sertifikat Halal
6. Legalisir Sertifikat Halal
7. Upgrade Sertifikat Halal
8. Jaminan Pasca Sertifikasi
9. Inspeksi Mendadak (Sidak)
A B

A B
Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)

Keterangan :
(1) Bagian Keuangan (Finance)
(2) Bagian Auditing & SJH
(3) Bagian Auditor ------ Bagian Auditing & SJH
(4) Bagian SJH
(5) Bagian Admin Komisi Fatwa
(6) Bagian Sertifikasi

I. Kebijakan dan Prosedur


Kebijakan Umum
Proses sertifikasi halal harus mengikuti kebijakan dan prosedur
sertifikasi.
Sertifikasi dapat diajukan oleh berbagai jenis perusahaan
(industri pengolahan, RPH, restoran, katering , termasuk oleh
distributor).

Kebijakan Pendaftaran sertifikasi oleh distributor :


Prioritas ditujukan untuk produsen yang produknya diajukan.
produsen membuat Surat pernyataan telah memahami
persyaratan sertifikasi halal MUI.
Produsen membuat Manual dan implementasi SJH.
Distributor membuat Manual SJH dalam lingkup kegiatan
distributor dan mengimplementasikannya.
I. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan Umum
Jenis produk untuk sertifikasi halal : makanan,
minuman, obat-obatan dan kosmetika, baik
berupa bahan baku, produk intermediet dan
produk akhir serta produk pendukungnya.

Produk kemas ulang (repacked) atau label


ulang (relabeled) dapat disertifikasi jika :
- produk tersebut bersertifikat halal MUI, atau
- produk termasuk kategori produk No Risk.

I. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan Umum (lanjutan)


Produk pengenceran, pemurnian dan standarisasi
dapat diajukan untuk disertifikasi jika :
Produk bersertifikat halal MUI; atau bersertifikat
halal lembaga yang diakui MUI dan Produk
berasal dari grup perusahaan yang sama, dan
auditor dapat memeriksa formula produk serta
informasi lain terkait kehalalan produk (misal:
fasilitas)
Produk termasuk kategori produk No Risk/Low
Risk.
I. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan Umum (lanjutan)


Perusahaan menyusun dan menerapkan SJH serta
mempunyai status SJH minimal B.
Implementasi SJH dituangkan dalam Manual SJH.
Sertifikasi halal dapat diajukan ke LPPOM MUI
Pusat maupun LPPOM MUI Propinsi.
LPPOM MUI Propinsi untuk sertifikasi perusahaan
yang bersifat lokal dan nasional tertentu,
sedangkan LPPOM MUI Pusat untuk sertifikasi
perusahaan nasional dan internasional.

I. Kebijakan dan Prosedur


Lingkup Sertifikasi LPPOM MUI Propinsi
Perusahaan Rumah Potong Hewan (RPH) di satu propinsi.
Perusahaan yang lokasi kantor/produksi dan pemasarannya
hanya di satu propinsi, tidak memiliki cabang di propinsi lain,
atau bukan merupakan cabang dari perusahaan di propinsi lain.
Perusahaan dengan lokasi kantor/ produksi di satu propinsi dan
pemasarannya ke beberapa propinsi dengan kategori produk no
risk atau low risk.
Restoran yang hanya ada di satu propinsi, dan tidak bersistem
waralaba (franchise).
Perusahaan dengan lokasi produksi/outlet di banyak propinsi
dengan manajemen terpisah (merk sama), dengan syarat semua
tempat produksi/outlet disertifikasi LPPOM MUI masing-masing
propinsi.
I. Kebijakan dan Prosedur

Lingkup Sertifikasi LPPOM MUI Pusat


Perusahaan dengan kantor pusat di propinsi
tertentu dan memiliki cabang di propinsi lain,
atau merupakan cabang dari perusahaan lain
di luar negeri.
Perusahaan dengan produk dipasarkan ke
beberapa propinsi atau untuk ekspor.
Restoran dengan sistem waralaba (franchise).
Perusahaan yang berlokasi di luar negeri.

I. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan Umum (lanjutan)


RPH di luar negeri yang akan disertifikasi oleh lembaga
sertifikasi halal yang diakui MUI, maka dilakukan audit
oleh LPPOM MUI dan Komisi Fatwa MUI pada awal
sertifikasi dan dilakukan audit pemantauan (surveilance)
setiap 3 (tiga) tahun.
Masuk dalam List of MUI Halal Approved Establishment
Slaughterhouse menjadi prasyarat untuk RPH yang akan
memasarkan produknya di Indonesia.
Perusahaan jasa (misalnya distributor, warehouse,
retailer, transporter, dll) dapat mengajukan sertifikasi SJH
untuk mendapatkan status/ Sertifikat SJH.
I. Kebijakan dan Prosedur

Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan berbasis kelompok produk.


Semua fasilitas produksi harus terdaftar, termasuk jika
ada penambahan pabrik, gudang intermediet, maklon,
dsb.
Sertifikasi dapat dilakukan untuk sebagian produk atau
seluruh produk .
Jika produk pangan eceran (retail) dengan merk
tertentu didaftarkan, maka semua produk dengan merk
yang sama yang dipasarkan di Indonesia juga harus
didaftarkan.
Sertifikasi restoran/ katering mencakup semua menu.

I. Kebijakan dan Prosedur

Pendaftaran
Perusahaan yang disertifikasi oleh LPPOM MUI Propinsi
melakukan pendaftaran di LPPOM MUI Propinsi
perusahaan yang disertifikasi oleh LPPOM MUI Pusat
dapat melakukan pendaftaran di LPPOM MUI Pusat
maupun LPPOM MUI Propinsi.
Perusahaan nasional dengan lokasi kantor pusat dan
pabrik/outlet di propinsi.
Perusahaan Luar Negeri (produk impor) dengan
pemasaran di propinsi tertentu.
Restoran lokal yang memiliki cabang di banyak
propinsi.
1. Kebijakan dan Prosedur

Prosedur Pendaftaran
Pendaftaran dapat dilakukan secara offline dan online*.
Pendaftaran secara offline dapat dilakukan di
(i) LPPOM MUI Propinsi
(ii) Badan POM RI untuk produk eceran (retail), tetap
melakukan dengan CEROL
Formulir pendaftaran harus diisi lengkap, disertai dengan
dokumen pendukungnya.
Khusus untuk perusahaan yang berada di Cina,
pendaftaran dapat dilakukan melalui kantor representatif
LPPOM MUI di Cina
(email: china_halalregistration@halalmui.org).
* Pendaftaran melalui CEROL-SS23000 ; www. e-lppommui.org

I. Kebijakan dan Prosedur

Pembiayaan Sertifikasi

Dilakukan setelah pendaftaran melalui akad sertifikasi.


Mencakup : biaya audit, Sertifikat halal, status nilai
implementasi/Sertifikat SJH, analisis laboratorium
(untuk produk tertentu) dan publikasi di majalah
Jurnal Halal.
1. Kebijakan dan Prosedur

Pemeriksaan Kecukupan Dokumen

Dokumen pendaftaran diperiksa oleh Bagian


Auditing dan SJH untuk ditentukan
kecukupannya.
Jika dokumen belum memenuhi, maka Bidang
Auditing mengirimkan Pre Audit
Memorandum
Setelah dokumen dinyatakan lengkap dan
akad sertifikasi telah lunas, maka audit dapat
dijadwalkan.

1. Kebijakan dan Prosedur


Pelaksanaan Audit
Dilakukan oleh minimum 2 orang auditor yang
dilengkapi dengan surat tugas resmi .
Proses produksi produk yang didaftarkan sertifikasi
atau sejenisnya sedang berlangsung.
Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan
dengan produk yang disertifikasi.
Audit lanjutan dapat dilakukan jika diperlukan
Pada pengembangan/perpanjangan yang tidak
memerlukan audit on site, dilakukan audit on desk.
I. Kebijakan dan Prosedur

Pelaksanaan Audit
Pada pendaftaran sertifikasi yang melalui BPOM RI,
penjadwalan audit dilakukan bersama antara BPOM
RI dan LPPOM MUI.
Pengaturan transportasi dan akomodasi menjadi
tanggungjawab perusahaan.
Audit dilaksanakan pada jam kerja.
Audit meliputi pemeriksaan dokumen, observasi
lapangan, pemeriksaan fisik bahan dan pengambilan
sampel (jika dibutuhkan).

I. Kebijakan dan Prosedur

Pelaksanaan Audit (lanjutan)


Laporan audit ditandatangani oleh auditor dan
auditi.
Pelaksanaa audit on site mencakup audit
implementasi SJH.
Pelaksanaan audit on desk dilakukan di kantor
LPPOM MUI.
I. Kebijakan dan Prosedur

Evaluasi Pasca Audit


Evaluasi hasil audit dilakukan melalui :
- Forum Rapat Auditor
- Rapat Komisi Fatwa.
Sertifikat halal diterbitkan jika produk telah
dinyatakan halal dalam Rapat Komisi Fatwa.

I. Kebijakan dan Prosedur

Evaluasi Pasca Audit


Rapat Auditor
Dijadwalkan setiap minggu.
Diikuti oleh seluruh auditor LPPOM MUI.
Jika masih ada kekurangan, maka Bagian
Auditing mengirimkan audit memorandum
kepada perusahaan.
Jika hasil audit sudah memenuhi kriteria,
maka auditor menyiapkan Laporan Hasil Audit
yang akan disampaikan dalam Rapat Komisi
Fatwa.
I. Kebijakan dan Prosedur
Evaluasi Pasca Audit
Rapat Komisi Fatwa
Dijadwalkan setiap minggu
Sampel produk eceran (retail) diperlihatkan pada Rapat
Komisi Fatwa.
Jika Rapat Komisi Fatwa memutuskan bahwa masih
terdapat kekurangan, maka Bidang Auditing
mengirimkan kembali audit memorandum kepada
perusahaan.
Setelah status kehalalan diputuskan Komisi Fatwa,
maka perusahaan harus mengirimkan daftar bahan
yang telah ditandatangani oleh pimpinan perusahaan
untuk ditandatangani oleh Direktur LPPOM MUI

I. Kebijakan dan Prosedur


Analisis Laboratorium
Pengujian kandungan babi/turunannya serta
pengujian kandungan alkohol untuk produk tertentu.
Pengujian Kandungan Babi/Turunannya untuk
perusahaan dengan kategori produk daging dan
olahannya.
Sampel berasal dari tempat produksi atau pasar.
Untuk perusahaan dengan produk tertentu wajib
melakukan analisa laboratorium (kandungan babi
atau alkohol) secara berkala (minimal 6 bulan sekali).
Membuat laporan berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali sesuai jadwal audit internal
I. Kebijakan dan Prosedur
Sertifikat Halal

Diterbitkan setelah produk tersebut dinyatakan halal


dalam rapat Komisi Fatwa MUI.
Ditandatangani oleh Ketua Umum MUI, Ketua Komisi
Fatwa MUI dan Direktur LPPOM MUI.
Berlaku selama dua tahun.
Berisi nomor Sertifikat, nama dan alamat
perusahaan, nama dan alamat pabrik, nama produk
secara rinci serta masa berlaku Sertifikat.
Sertifikat halal diambil di Kantor LPPOM MUI atau
dikirimkan ke alamat perusahaan.

I. Kebijakan dan Prosedur

Pengembangan Produk/Fasilitas
Pengembangan mencakup : (i) penambahan produk
untuk disertifikasi (produk baru / reformulasi /
penggantian nama) (ii) penambahan fasilitas produksi
(iii) penambahan gerai/outlet bagi restoran.
Menjadi tambahan Lampiran Sertifikat Halal
Pengembangan produk/penambahan fasilitas/gerai
disampaikan secara tertulis ke LPPOM MUI dengan
pengisian aplikasi pendaftaran.
Perlu atau tidaknya dilakukan audit berdasarkan status
SJHnya. Khusus untuk restoran, penambahan
gerai/outlet tetap dilakukan audit.
I. Kebijakan dan Prosedur

Perpanjangan Sertifikat Halal

Pendaftaran ulang sebelum berakhirnya masa


berlaku Sertifikat Halal.
Permohonan perpanjangan akan diberlakukan
berdasarkan ketentuan status SJH.
Bila perusahaan tidak melakukan
perpanjangan Sertifikat Halal, maka LPPOM
MUI berhak mengumumkan kepada
masyarakat luas.

I. Kebijakan dan Prosedur

Logo LPPOM MUI


Perusahaan harus mencantumkan logo LPPOM
MUI pada kemasan produk yang bersertifikat
halal.
Untuk restoran, logo LPPOM MUI dapat
dicantumkan di gerai restoran.
Untuk katering, logo LPPOM MUI dapat
dicantumkan di tempat penyajian dan media
promosi.
Aturan pencantuman logo halal pada produk
eceran (retail) mengikuti aturan yang dikeluarkan
oleh BPOM RI.
Kategorisasi Produk
Produk Tidak Beresiko (No Risk Product)
Produk Beresiko Rendah (Low Risk Product)
Produk Beresiko (Risk Product)
Produk Beresiko Tinggi (Very High Risk
Product)

Produk Tidak Beresiko


Karakteristik :
d
yaitu :

1. Tepung beras, tepung beras ketan, tepung jagung, tepung ubi, gandum
2. Pati singkong (tapioka), maizena, sagu
3. Garam
4. Barang tambang (mineral, bentonit, zeolit, silica, fosfat)
5. Air dried/freeze dried vegetable with no additive (anti sticking agent), herbal,
bumbu kering, teh kering
6. Kimia (natrium karbonat, HCl, H2SO4, bahan boiler)
7. Ekstrak bahan nabati (kopi, teh, essential oil) yang tidak menggunakan filler
dan/atau tambahan solvent
8. Madu, pollen, royal jelly (tidak menggunakan bahan additive dan/atau filler)
9. Gas
10. Rumput laut, karagenan, alginate
11. Arang aktif
12. CPO (Crude Palm Oil)/minyak sawit kasar
13. Bihun, soun, misoa tanpa penambahan bahan aditif
14. Minyak wijen murni
Produk Beresiko Rendah
Karakteristik :
D^ dan


1. Mi kering, mie basah, mi telor


2. Minyak goreng
3. Asam lemak, gliserin, stearin dari minyak nabati
4. AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)
5. Tinta dengan catatan bebas barang najis dan tembus kulit
6. Tepung telur
7. Ekstrak bahan nabati (dengan penambahan filler dan/atau
penggunaan pelarut ethanol)
8. Pacar cina

Produk Beresiko

Karakteristik :
Produk diluar kategori produk No Risk dan
Low Risk
Produk Beresiko Tinggi
Karakteristik :
Melibatkan bahan hewani dan/atau bahan kritis lainnya
1. Gelatin.
2. RPH (Rumah Potong Hewan)
3. Whey dan lactose dengan bahan baku
dari perusahaan lain.
4. Animal rennet.
5. Casing kolagen.
6. Kondroitin.
7. Kolagen.

KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Perubahan Data Sertifikasi
2. Penerbitan Surat Keterangan dalam Proses Sertifikasi
3. Penerbitan Surat Keterangan Halal
4. Masa Tenggang Proses Sertifikasi Halal
5. Revisi Sertifikat Halal
6. Legalisir Sertifikat Halal
7. Upgrade Sertifikat Halal
8. Jaminan Pasca Sertifikasi
9. Inspeksi Mendadak (Sidak)
II. Ketentuan Lain-lain

Perubahan Data Sertifikasi


Perubahan data dari data yang tercantum di formulir
pendaftaran (data bahan, produk, fasilitas, formula, termasuk
penambahan dan pengurangan data) harus melaporkan ke
LPPOM MUI secara tertulis.
Jika perubahan data dilakukan pada saat audit, maka auditor
akan mengisi form Berita Acara Perubahan Data Sertifikasi
Halal sebelum diproses lebih lanjut terkait akad sertifikasi.
Perubahan data yang dilakukan sebelum Sertifikat halal
diterbitkan, maka perubahan data dilakukan dengan
pengajuan surat permohonan resmi.
Perubahan data berupa penambahan produk atau fasilitas
setelah proses audit, maka perusahaan harus mengisi formulir
pendaftaran untuk disertifikasi.

II. Ketentuan Lain-lain


Penerbitan Surat Keterangan
dalam Proses Sertifikasi
Diterbitkan berdasarkan permintaan perusahaan.
Untuk pendaftaran baru dan pengembangan,
Surat diterbitkan setelah proses audit.
Untuk perpanjangan, Surat diterbitkan setelah
pendaftaran perpanjangan selambatnya 2 (dua)
bulan sebelum habis masa berlaku Sertifikat halal
Berlaku selama 3 (tiga) bulan dan hanya dapat
diperpanjang 1 (satu) kali.
II. Ketentuan Lain-lain

Penerbitan Surat Keterangan Halal


Diterbitkan berdasarkan permintaan dari
perusahaan dan telah dinyatakan lulus dalam
Rapat Komisi Fatwa MUI.
Berlaku selama 1 (satu) bulan dan tidak dapat
diperpanjang.

II. Ketentuan Lain-lain

Masa Tenggang Proses Sertifikasi Halal

Proses sertifikasi dianggap batal jika dalam waktu 3


(tiga) bulan perusahaan tidak memberikan tanggapan
sama sekali atas proses sertifikasi yang sedang
berlangsung. Proses sertifikasi dapat dilanjutkan
kembali jika perusahaan melakukan pendaftaran ulang.

LPPOM MUI dapat menghentikan proses sertifikasi jika


dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal audit
dilakukan tidak ada kemajuan dalam penyelesaian
proses sertifikasi halal. Proses sertifikasi dapat
dilanjutkan kembali jika perusahaan melakukan
pendaftaran ulang.
II. Ketentuan Lain-lain

Revisi Sertifikat Halal


Pengajuan revisi Sertifikat halal dilakukan bila :
- Terdapat kesalahan penulisan dalam Sertifikat halal;
- Perubahan nama produk;
- Perubahan nomor Sertifikat halal dan kelompok
produk;
- Perubahan nama perusahaan.
Revisi Sertifikat halal tidak menutup kemungkinan
dilakukan audit kembali sebelum permohonan revisi
dipenuhi.
Permohonan Revisi SH dilakukan secara tertulis
kepada bidang Administrasi & Sertifikasi

II. Ketentuan Lain-lain

Legalisir Sertifikat Halal

Untuk kepentingan tertentu, misalnya izin bea


cukai produk impor, LPPOM MUI dapat
melakukan legalisir atas Sertifikat Halal MUI
yang masih berlaku.
Perusahaan mengajukan surat permohonan
Legalisir Sertifikat halal kepada LPPOM MUI
dan membayar biaya legalisir sesuai aturan
yang ada.
II. Ketentuan Lain-lain

Upgrade Sertifikat Halal


LPPOM MUI Pusat dapat melakukan upgrade atas Sertifikat
Halal MUI Propinsi yang masih berlaku.
Upgrade dilakukan dengan mengajukan permohonan ke
LPPOM MUI Propinsi, disertai dengan dokumen pendukung.
LPPOM MUI Propinsi mengirimkan permohonan upgrade dan
dokumen pendukungnya ke LPPOM MUI Pusat, dengan
disertai Berita acara Komisi Fatwa MUI Propinsi.
Audit dapat dilakukan jika dinilai perlu untuk memeriksa
pemenuhan Kriteria SJH.
LPPOM MUI Pusat menerbitkan Sertifikat Halal jika produk
sudah dinyatakan halal dalam Rapat Komisi Fatwa MUI Pusat.

II. Ketentuan Lain-lain

Jaminan Pasca Sertifikasi


Perusahaan harus menyerahkan laporan berkala
penerapan SJH setiap 6 (enam) bulan sekali.
Penggunaan bahan baru, termasuk bahan yang sama
dari produsen yang berbeda, dalam proses produksi
atau trial pada fasilitas produksi, harus meminta
persetujuan penggunaannya ke LPPOM MUI.
Bahan baru yang telah mendapatkan persetujuan
dimasukkan ke dalam Daftar Bahan.
Up date Daftar Bahan dapat dilakukan setiap enam
bulan, bersamaan dengan penyerahan laporan
berkala untuk ditandatangani oleh Dir. LPPOM MUI.
II. Ketentuan Lain-lain

Inspeksi Mendadak (Sidak)


Kriteria perusahaan yang diberlakukan Sidak :
- Perusahaan yang telah memperoleh Sertifikat SJH.
- Perusahaan dengan produk kategori very high risk
- Perusahaan dengan produk risk atau low risk, jika
dicurigai tidak lagi memenuhi kriteria SJH.
Pelaksanaan sidak dapat dilakukan tanpa
pemberitahuan atau dengan pemberitahuan.
Laporan sidak ditandatangani oleh auditor dan auditi.
Jika terdapat ketidaksesuaian, maka ditindaklanjuti
sesuai dengan keputusan LPPOM MUI.

Terima kasih
Identifikasi Titik Kritis Bahan Hewani
Bahan Hewani

Susu, Telur, Ikan Daging dan hasil samping (lemak, tulang, kulit, dll)

Ada Pengolahan Apakah daging dan hasil samping berasal dari


?? Hewan Halal ?

Ya Tidak
Tidak Ya

TK Non TK
Haram Apakah Hewan disembelih sesuai
GHQJDQ6\DULDW,VODPGDQPHPLOLNL
SH MUI atau lembaga yang diakui
LP POM MUI ?

Tidak Ya

Tidak Boleh Ada Pengolahan lanjutan


Digunakan

Ya Tidak

TK Non TK

HALAL dan SUCI jika berasal dari :


- hewan halal yg disembelih sesuai
dgn syariat Islam
- bukan darah
- tidak bercampur dengan bahan
haram atau najis
Irisan Bakso Media Rennet Taurin Insulin Sosis
-Kasein
Fermentasi (Casing)
-Keju
-Whey
PARU- ENZIM EMPEDU PANKREAS USUS
-Laktose
PARU
- Sop Kikil
Bahan Kosmetik - Sistein/Sistin
- Sikat Gigi
JEROAN - Rambak
Sosis BULU KIKIL -GELATIN Lihat Ke Bawah!!
(Casing) - Kuas
- Jaket -Jaket Bulu
-Dicampur dengan daging sapi
- Tas di pasar- pasar
- Sepatu - Kollagen -Rumah Makan
-Bakso
- Dompet - Disamak KULIT DAGING -Bacon
- Krecek ( PORK) -Ham
- Rambak -Pasta Hati unggas
-Asam Amino
- GELATIN DARAH LEMAK
(Lard) -Campuran Sosis/Susu
-Shortening - Roti
Sosis (dijeroan) Media Fermentasi -Penyedap - Biskuit
Dunia Medis Ascesoris Kuah Bakso -Minyak Babi
- Flavor
Campuran macam-macam Makanan Posfor (P) Karbon Aktif - Susu
TULANG
- Minuman Lain
- Yoghurt Kuah Bakmi Calsium (Ca) -Pencampur
- Pasta Gigi Vegetable Oil
- Es Krim GELATIN
Emulsifier Stabilizer -Gorengan
- Mentega - Juice
-Bak Pia
Permen Pelembut - Syrup -Bak Moy
- Margarine -Bak Mie
Marsmallow Jam/Selai Kapsul Jelly -%DN
Pudding
- Cake
- Biskuit

BABI & PRODUK TURUNANNYA

Multifunctional of Gelatine in FoodProcessing


Gelatin's ability to form thermo-reversible gels, its amphoteric
character, and contribution to viscosity and its protective colloidal
and surface active properties impart functional properties important
to food systems.

Gelatin is used in food systems as a:


z Gelling agent
z Thickener
z Film former
z Protective colloid
z Adhesive agent
z Stabilizer
z Emulsifier
z Foaming/whipping agent
z Beverage fining agent
LEMAK
Lemak

- Gliserol/gliserin (E422)o pelarut flavor, humektan


- Asam lemak dan turunannya (E430-E436)
o pengemulsi, penstabil, anti busa
- Garam atau ester asam lemak (E470-E495)
o pengemulsi, penstabil, pengental, dsb.
- Magnesium stearat o anti kempal
- Chicken fat/ beef fat : lemak yang sengaja
dipisahkan dari ayam atau sapi; merupakan salah
satu bahan dalam seasoning/flavor

Daftar Garam atau Ester Asam Lemak


z E470 Sodium, potassium & E476 Polyglycerol of polyricinoleate
calcium salts of fatty acids E477 propane-1,2-diol esters of
z E471 Mono&Diglycerides fatty fatty acids
acids E482 Calcium stearoyl-2-lactylate
z E472 Various esters of E483 Stearyl tartrate
mono&diglycerides of fatty acids E491 Sorbitan monostearate
z E473 Sucrose esters of fatty acids E492 Sorbitan tristearate
z E474 Sucroglycerides E493 Sorbitan monolaurate
z E475 Polyglycerol esters of fatty E494 Sorbitan monooleate
acids
E495 Sorbitan monopalmitate
z E481 Sodium stearoyl-2-lactylate
DARAH dan TURUNANNYA
Nama dan Penamaan

Darah
- Tepung plasma
opembentuk gel pada produk daging
opengganti sebagian tepung gandum
pada pembuatan roti
opengganti fungsi albumen telur pada
pembuatan cake
- Konsentrat globin
o mengganti sebagian daging bebas lemak
pada produk patty (sifat fungsionalnya seperti
protein kedelai dan susu)
- Fibrinogen
o pembentuk gel pada produk daging
- Media pertumbuhan mikroba (contoh : blood agar)
Bulu/Rambut (bristle, hair , feather)
- Asam amino (sistein, fenilalanin)
o sistein digunakan dlm pembuatan
flavor, pengembang roti
o fenilalanin sbg bhn penyusun
aspartam
Digunakan sebagai kuas pengoles
roti,dll.

Susu :
Keju
Susu yang digumpalkan dengan asam atau enzim penggumpal
(bisa berasal dari hewan / mikroba / tanaman)
Hasil samping : whey, laktosa, casein/caseinat
Laktosa :
Hasil samping pembuatan keju ( whey yang telah dipisahkan
mineral dan proteinnya) perlu dikritisi penggumpal susu
Whey :
Fase cair dari pembuatan keju perlu dikritisi penggumpal susu
Audit whey dan turunan whey perlu perhatikan sumber liquid whey
Kasein dan Kaseinat :
Dari whey direaksikan dengan NaOH/Ca(OH)2

Keju
Susu Mineral & Protein
+rennet
Whey
Laktosa
+NaOH/Ca(OH)2

Kasein dan Kaseinat


Telur :
Tepung telur
Pada produk tepung putih telur sering ditambah ragi
atau enzim Gluko oksidase untuk mencegah browning

Contoh produk olahan ikan, udang, dll :


Produk pangan langsung : bakso, abon, nugget,dll
Fish powder, shrimp powder bahan dlm seasoning
Titik kritis : aditif misalnya MSG, gelatin

TITIK KRITIS KEHALALAN


BAHAN NABATI
IDENTIFIKASI TITIK KRITIS BAHAN NABATI
Bahan nabati

Pengolahan ?

Tidak Ya

Non TK Kultivasi Mikrobial ?

Ya Tidak

Fermentasi + Bahan Tambahan/penolong ?


Khamr?

Tidak Ya
Tidak Ya

Non TK TK
TK Haram

29

Produk/Bahan Kritis Penjelasan


Buah Segar Kadang Disemprot pelapis Gelatin, Lilin, Wax

Buah, Sayuran Kadang ADA BAHAN Laktosa, Maltodeextrin,


Kering TAMBAHAN Minyak

Terigu Vitamin B1-B2-Asam Vitamin encapsuled dg


Folat, Bread improver gelatin, Cestein/Cistin dr
Bulu or rambut or fermentasi

Oleoresin UNTUK YG LARUT AIR emulsifier ( contoh :


(WS) + EMULSIFIER Polysorbat/Tween & glyceril
monooleat)
Emulsifier Nabati Kadang + enzim Sumber enzim?
(Soya lecithin) phospholipase
Hydrolyzed Penghidrolisa bisa Asam Sumber Enzim
Vegetable Protein atau Enzim
(HVP)
PRODUK/BAHAN Kritis Penjelasan
OIL (VEG OIL), Arang aktive untuk Pengertian 9HJHWDEOH2LOdi
MINYAK bleaching, ditambah LN dapat mengandung
vitamin, ditambah lemak minyak hewani s.d 10 %
hewan
Shorthening Dapat ditambahkan lemak Untuk mengatur sifat dan
hewan. + mutu spt daya oles, titik
pengemulsi leleh, dll
(mono/digliserida),
flavor, vitamin, dll
GULA RAFINASI ARANG AKTIVE DAN ATAU
RESIN (DP DR GELATIN)
Pewarna Bahan enkapsulasi, bahan Dapat dr gelatin,
pengemulsi penegemulsi turunan lemak
Manisan buah, jam, Bahan tambahan Kadang di +Gula, pewarna,
jelly flavor

Sari Buah Gula, vitamin, Pengental dp dr gelatin,


pengemntal, penjernih, enzim pektinase, dll
pewarna, flavor

PRODUK/BAHAN Kritis Penjelasan


Buah kalengan Sirup, gula, pewarna,
pengental, flavor.

Saus Pengental, Pengawet,


Perasa, MSG, dll.

Pati Perlu dicek ada bahan


tambahan dan metdode
pembuatan Modified
starch
Dextrin, Enzim sbg bahan
Maltodextrin penghidrolisis dan arang
aktif

Glukose Sirup, HFS Enzim sbg bahan


penghidrolisis dan arang
aktif
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
LP POM MUI

Contoh Produk Mikrobial

Keju, yoghurt, pickles, sauerkraut,


kecap, minuman beralkohol (beer, wine,
sake, dll)
Pewarna DQJNDN
Glucose Syrup/ HFS (High Fructose
Syrup)
Pengental (xanthan gum, alginat, dll)
Protein Sel Tunggal
Probiotik
Asam organik (asam asetat, asam laktat,
dll)
Pelarut (etanol, acetone dll)
Asam amino, enzim, biosurfaktan, dll
Flavor Enhancer (MSG, Ribotide)

Antibiotik, Insulin, Interferon,


Steroid
Vitamin (B2, B12, C dll)
Vaksin ( meningitis, dll)
Food Supplement (Spirulina,
Chlorella)
Pohon Keputusan Identifikasi Titik Kritis
Produk Mikrobial

Produk Mikrobial

TK

Produk Mikrobial Yang Jelas Haram


Hasil fermentasi bahan yang mengandung pati
atau gula oleh khamir (ragi) alkohol

Khamr (minuman
beralkohol )

Produk samping (fusel oil) :


Amil alkohol, isoamil alkohol, n-butil alkohol,
isobutil alkohol, propil alkohol, asetaldehid, 2,3
butanadiol, dll

Digunakan sebagai bahan penyusun flavor dan


juga sering digunakan dalam industri pangan,
obat-obatan dan kosmetika
-HODVKDUDPGDODP$O4XUDQ\DLWX
khamr

Bahan penyusun media


Titik kritis
produk
Enzim
mikrobial
Bahan penolong

Mikroba rekombinan dg gen


bahan haram

Agar miring Media Cair TAHAPAN UMUM PROSES


PRODUKSI PRODUK MIKROBIAL

Inokulum Mikroorganisme

Kultur Reaktivasi
(dormant) Propagasi

Untuk pengembangan
inokulum dan fermentasi
produk, mikroorganisme
membutuhkan MEDIA.
bahan penyusun media bisa
berasal dari bahan haram
Fermentasi produk

Pemanenan
Produk Mikrobial
Karakteristik dan Sumber Bahan Kompleks yang Digunakan Sebagai Bahan Dasar Media
No Bahan Sumber

1. Beef extract Ekstrak daging sapi yang dikentalkan menjadi pasta

2. Pepton Produk hasil hidrolisis bahan berprotein (daging, casein,gelatin)


menggunakan asam atau enzim
a. Acid-hydrolyzed Casein yang dihidrolisis menggunakan asam,
casein contoh : casamino acids (difco); Hy-case (Sheffield)
b. Enzymatic Casein yang dihidrolisis menggunakan enzim
(pancreatic) digest Contoh : Casitone (Difco); NZ Amine dan NZ Case (Sheffield);
of casein Trypticase peptone (BBL) ; Tryptone (Difco dan Oxoid)
c. Enzymatic digest of Protein daging yang dihidrolisis menggunakan enzim.
meat protein Contoh : Myosate dan Thiotone (BBL), Primatone (Sheffield),
Bactopeptone dan proteose peptone (Difco), Bacteriological
peptone dan Proteose peptone (Oxoid)
d. Enzymatic digest Protein tanaman (kedelai) yang dihidrolisis menggunakan enzim.
of plant (soy) Contoh : Phyotone (BBL), Soytone (Difco), Soyapeptone (Oxoid),
protein NZ Soy peptone (Sheffield)
3. Mixed hydrolisate Biosate (yeast extract and casein digest, BBL); Polypeptone
(casein and meat digest, BBL); Tryptone (mixed-enzymatic source,
Difco dan Oxoid)
4. Ekstrak Khamir Ekstrak sel khamir yang dikeringkan dalam bentuk bubuk boleh

5. Agar Karbohidrat kompleks dari ganggang laut boleh

Contoh Komposisi Media


Pertumbuhan Mikroba :

Nutrient Agar :
- Beef extract *) 3g
- Pepton*) 5g Agar miring

- Agar 15 g
- water 1 000 g
Nutrient Broth :
- Beef extract*) 3g Propagasi
- Pepton*) 5g ( media cair)
- Water 1 000 g

*) titik kritis
Contoh Enzim dari Pankreas Babi

Bahan Penolong
1. Antifoam
Busa meruapakan problem pada fermentasi karena
menyebabkan hilangnya sel dari media (autolysis) shg
digunakan antibusa
contoh silikon, sulphonates, esters, and animal fat
(lard) or fatty acids from animal fat
2. Activated carbon.
dapat berasal dari kayu, tempurung kelapa atau tulang
hewan

3. Harvesting aid untuk spora kapang menggunakan Tween


80 sbg surface active agent (senyawa sorbitan ester +
ethylene oxide)
Produk-Produk Mikroba Rekombinan
Yang Menggunakan Gen Dari Bahan Yang Haram

Contoh produk-produk mikroba


rekombinan :
Hormon insulin yang dihasilkan oleh E. coli
rekombinan dengan gen dari jaringan pankreas
babi
Hormon pertumbuhan (human growth hormone)
yang dihasilkan oleh E. coli rekombinan dengan
gen dari manusia
Enzim alpha amylase rekombinan dari gen
kelenjar ludah manusia dg S. cereviseae
dll
Bahan Lain-lain

Bahan Tambang Sintetik Campuran

TK

Non TK Organik Non Organik

TK Apakah Mengandung Bhn


Penolong

Tidak Ya

Non TK TK

Pohon Keputusan
Identifikasi Titik Kritis Bahan Lain-lain

FLAVOR
Titik kritis :

Fasilitas produksi jika ada produk non halal mengandung babi,


maka fasilitas produksi harus terpisah
Sumber Bahan Flavor :
Flavouring base
Produk hewan dan turunannya (daging, lemak, gelatin, civet
absolute, castoreum resinoid, musk oil, sistein dari feather, dll)
Produk turunan susu
Produk mikrobial
Produk turunan dari bagian tubuh manusia
Khamr dan turunannya (fusel oil, cognac oil, dll)
Pelarut
Bahan enkapsulasi atau carrier
Hidden ingredient dan aditif lain
Sensory profile
Lemon Flavor
Lemon 592125 ME
Lemon 51124 A
Glycerin
Lecithin
Emulsifier DGFA
Tween 80
Vitamin E

Artificial Strawberry Flavor


z Ingredient:
Amyl Acetate, Amyl Butyrate, Amyl Valerate, Anethol, Anisyl
Formate, Benzyl Acetate, Benzyl Isobutyrate, Butyric Acid, Cinnamyl
Isobutyrate, Cinnamyl Valerate, Cognac Essential Oil, Diacetyl,
Dipropyl Ketone, Ethyl Acetate, Ethyl Amyl Ketone, Ethyl Butyrate,
Ethyl Cinnamate, Ethyl Heptanoate, Ethyl Heptylate, Ethyl Lactate,
Ethyl Methylphenylglycidate, Ethyl Nitrate, Ethyl Propionate, Ethyl
Valerate, Heliotropin, Hydroxyphenyl-2-butonone (10% Solution In
Alcohol), A-ionone, Isobutyl Anthranilate, Isobutyl Butyrate, Lemon
Essential Oil, Maltol, 4-methylactophenone, Methyl Anthranilate,
Methyl Benzoate, Methyl Naphthyl Ketone, Methyl Salicylate, Mint
Essential Oil, Neroli Essential Oil, Nerolin, Neryl Isobutyrate, Orris
Butter, Phenethyl Alcohol, Rose, Rum Ether, Qundecalactone,
Vanillin, And Solvent.
Seasoning

Merupakan campuran beberapa bahan;


terdiri dari flavor enhancer (misalnya I+G, MSG),
ekstrak tanaman (contoh oleoresin), ekstrak
hewan (contoh beef extract),rempah-rempah,
flavor, dll

Titik Kritis : sumber bahan baku dan fasilitas -


produksi

Bahan Sintetik
Contoh : aspartam, taurin, resin, pewarna
sintetik, dll

z Bahan Sintetik yang menggunakan bahan organik


Aspartam
sumber asam amino : asam aspartat & fenilalanin ?
z Bahan sintetik yang menggunakan bahan non-organik
dengan penambahan Bahan Penolong :
Taurin
Sumber arang aktif untuk pemucatan warna ?
Resin (Ion-exchange Resins/ Resin Penukar Ion)
Merupakan matriks polimer tidak larut yang sering digunakan
separation, purification, dan decontamination process, spt
water softening atau purification, juice purification, sugar
refining atau produk pharmaceutical.
Bahan resin umumnya berupa crosslinked polystirene,
misalnya Divinyl benzene ditambahkan ke styrene pada
proses polymerisasi. Dapat menggunakan gelatin pada
awal polimerisasi.

Titik kritis :
- Gelatin sumber ?

Coloring/ Pewarna :
Bahan dalam bentuk bubuk atau cair yang berfungsi memberi warna

Natural Colorings
Dapat Bersumber dari tanaman dan hewan
Annato, safron, kunyit, beet, paprika, dari tulang/darah ,
pemanasan gula (caramel), fermentasi (red yeast rice/angkak
oleh Monascus purpureus), dll.
Contoh: bixin, chlorophyl, betanin, xantaxanthine, carbon
black, erythrosine dll.
Titik kritis :
Sumber, solvent, coating/matrix untuk meningkatkan
stabilitas dan dapat ditambah dg emulsifier

Synthetic Colorings
Contoh : Brilliant blue, tartrazine, erythrosine, sunset yellow.
starting materials tidak kritis , tapi terkadang ditambah
activated carbon dalam proses purifikasi.
Asam Amino
Contoh : glycine dapat diperoleh synthetic, cystein/cystine dari
rambut manusia atau bulu bebek, asam glutamat dari proses
fermentasi .

Titik Kritis :
- Sumber
- Asam amino glutamat : ingredient of media fermentation
- Enzyme digunakan untuk pemisahan L dari DL asam amino
yang diproduksi secara sintetik kimia seperti E-asilase untuk
sintesis L-methionine.

Non Dairy Creamer


Produk yang berfungsi untuk mensubstitusi susu atau
cream (texture, flavor dan taste of real milk).
Ingredient : corn syrup solid, vegetable oil, caseinate,
emulsifier, anti caking agent, food coloring

Titik Kritis :
- Corn syrup solid : enzyme, decoloring/refining
- Vegetable oil : sumber, refining, antioxidant
- Caseinate adalah protein susu dg menggunakan
coagulation agent (rennet) sumber
- Emulsifier : sumber
- Anti caking agent : sumber
- Food coloring : sumber, solvent, coating
Enzim
Enzim adalah katalis biologis yang akan
meningkatkan reaksi kimia/biokimia .

Sumber enzim : tanaman, hewani, mikrobial .


Tipe enzim : cair dan bubuk

Contoh enzim dari hewan


Sumber Enzyme

Cow, sheep, pig Diastase (amylase), pre-gastric


esterase, lipase, pepsin, trypsin, fitase,
chymosine (rennin), phospholipase
Egg/telur Lisozyme

Urine Urokinase

Titik Kritis Enzim:

- Sumber
- Enzim Mikrobial : ingredient fermentation media & processing
aids termasuk bahan pemecah sel jika intracellular enzyme
- Purifikasi contoh ion exchange resin untuk chromatography &
drying (spray drying).
- Additives untuk stabilisasi liquid enzyme : gula (glucose,
sucrose, lactose, amino acid, ascorbic acid dll)
Titik Kritis
Tanaman Hewan Mikrobial Sintetik

Non TK Titik Kritis Titik kritis Non TK

Ada -Hewan haram -Media? Ada tambahan?:


tambahan?: tidak boleh -Bahan -Karbon aktif
-Karbon aktif - Hewan halal pemurnian : -Penstabil
-Coating Penyembelihan? karbon aktif?
gelatin
DOKUMEN
KEHALALAN BAHAN

Tujuan

Memahami pentingnya analisa dokumen.


Memahami jenis-jenis dokumen kehalalan bahan dan
penggunaannya dalam sertifikasi halal
Memahami dokumen standar untuk bahan hewani, tumbuhan,
mikrobial, dan bahan lain-lain
Memiliki keterampilan dalam menganalisa dokumen
Memahami hirarki dokumen pada standar persetujuan bahan.
Pentingya Analisa Dokumen

Studi pendahuluan sebelum audit di lokasi :


- Kelayakan untuk sertifikasi halal
- Sebagai dasar mengirimkan pre-audit
memo

Sebagai standar persetujuan penggunaan


bahan
(kombinasi dengan hasil audit di lokasi)

Analisis laboratorium
dilakukan hanya jika
diperlukan.

Tahun 2011 :
Kebijakan tentang
Analisa Produk Daging
Studi Pendahuluan Audit di Lokasi
Dokumen Bahan (Bahan, proses produksi,
fasilitas produksi, peralatan,
(on desk appraisal) produk, SJH,dll)

Status Halal diputuskan melalui


Fatwa dari Komisi Fatwa MUI

Kondisi yang Membutuhkan


Analisa Laboratorium

Residu ethanol dengan Metode GC/HPLC

Pencampuran pd produk daging (jika terjadi kasus


laporan konsumen terhadap suatu produk, isyu
pencampuran produk haram kpd produk halal)

a. SDS PAGE
Mendeteksi protein hewani daging olahan
b. PCR
Mendeteksi DNA dari produk daging olahan
c. Protein Rapid Test Kit
Antibody-antigen technology
Jenis Dokumen Bahan
untuk Sertifikasi Halal

Sertifikat Halal
Fatwa tertulis tentang status kehalalan suatu produk dari MUI
atau lembaga sertifikasi halal yang diakui MUI dan masih
berlaku.

Spesifikasi
Informasi produk yang menyatakan deskripsi produk/proses,
komposisi, kandungan atau sumber suatu bahan.

Diagram Alur Proses Produksi


Tahapan proses produksi yang menyebutkan seluruh bahan
yang digunakan, termasuk bahan tambahan dan bahan
penolong

Jenis Dokumen Bahan (lanjutan)

Certificate of Analysis (CoA)


Dokumen ttg kandungan fisika, kimia,dan mikrobial
yang dikeluarkan oleh produsen.

Pernyataan fasilitas bebas kandungan babi


Penting untuk beberapa produk import yang dienkapsulasi,
minyak sayur, shortening dll.

Dokumen pendukung keterkaitan bahan yang


digunakan pada produk

Kuesioner pada bahan yang yang diisi oleh staf


yang berwenang dari produsen

Laporan analisa laboratorium


Catatan Penting

Suatu bahan tidak selalu


harus dilengkapi dengan
sertifikat halal sebagai
standar persetujuannya

Bahan yang Harus Dilengkapi Sertifikat Halal *

Bahan yang berasal dari hewan/turunannya


Contoh : daging, gelatin, arang tulang, enzim hewan, dll
Bahan yang umumnya diproduksi dengan
proses/bahan yang kompleks
Contoh : vitamin dan flavor
Bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya
Contoh : whey dan lactose
Bahan yang prosesnya menggunakan bahan dari
hewan
Contoh : kasein yang dihidrolisa oleh pancreatic enzyme
Poin-poin Penting
Penggunaan Dokumen Bahan :

1. Dokumen harus dikeluarkan oleh produsen


2. Terdapat dokumen pendukung yang terkait
Contoh :
Pada produksi maltodekstrin terdapat kejelasan :
a. Sumber enzim dari produsen enzim ,
b. Pernyataan dari produsen maltodekstrin tentang
penggunaan enzim yang hanya berasal dari produsen
tersebut.

Poin-poin Penting
Penggunaan Dokumen Bahan :

Informasi pada dokumen harus sesuai


dengan informasi pada label :
Negara dimana pabrik berada
Logo Halal
Plant number
Tanggal produksi / Lot number /
Tanggal penyembelihan (daging)
Membutuhkan :
1. Info sumber enzim dari
produsen enzim
2. Pernyataan dari
produsen maltodekstrin
tentang pembuat enzim

Sertifikat Kosher
Tidak dapat
diterima
Hirarki Dokumen
Dalam Penetapan Pengakuan Bahan :

Sertifikat Halal

Spesifikasi /
Alur Proses

Pork Free
Facility

Standard Dokumen
Bahan Nabati
Standar Dokumen Bahan Nabati :

Sertifikat Halal
untuk bahan nabati yang menggunakan
bahan tambahan atau penolong proses dari
hewani/ bahan kompleks / bahan kritis.

Bagan Alir Proses yang menyebutkan


seluruh bahan termasuk aditif dan bahan
penolong proses.
Analisis laboratorium bila diperlukan

Persyaratan
logo halal
Diperlukan Informasi
Sumber Glyceril mono
oleat dan flow process
vegetable oil
Sumber enzim?

Sumber
discoloring
agent?

Hydrolisis
agent?
Hydrolysis Agent:
HCl

Dapat Diterima

Standar Dokumen
Bahan Hewani
Standar Dokumen Bahan Hewani

Sertifikat Halal
untuk bahan-bahan yang berasal dari mamalia
/ unggas atau bahan kompleks lain (flavor,
MSG, produk turunan susu yang
berkemungkinan melibatkan turunan hewan
seperti keju, whey dan laktosa)

Analisis laboratorium bila diperlukan

Daging Impor
harus didukung dokumen/kondisi :

Sertifikat Halal
Dokumen lain (dokumen pengapalan, dokumen
kesehatan dll).
Sertifikat Halal cocok dengan dokumen lain
Dokumen memiliki lot number, plant number,
date of slaughtering, dll yang sesuai.
Dokumen sesuai dengan kemasan / label.
Turunan Susu
Dokumen CoA
tidak
menjelaskan
proses bahan

Perlu diagram alir

30
Standar Dokumen
Bahan Mikrobial

A. niger

Bacteria

Standar Dokumen Bahan Mikrobial


Sertifikat Halal
untuk penggunaan media yang berasal dari
hewan / turunan hewan
Komposisi lengkap dan sumber media :
o media penyegaran
o pengembangan inokulum,
o media produksi
o bahan penolong dalam media
o Pencucian (purifikasi) produk
Analisis laboratorium jika diperlukan
Standar Dokumen
Bahan Lain-lain
Standar Dokumen Bahan Lain-lain
Bahan tambang
Sumber bahan dan diagram alir proses
Sintetik
Jika mengandung bahan hewani / mikrobial maka harus bersertifikat halal
Seasoning
o Jika mengandung bahan hewani / flavor enhancer (MSG, I+G, dll)
maka harus bersertifikat halal
o Jika murni nabati maka diperlukan diagram alir proses produksi
Flavor
Harus bersertifikat halal
Vitamin
Jika mengandung bahan hewani / mikrobial maka harus bersertifikat halal
Contoh : sintetik dg
bahan organik dari
tanaman
Bahankompleks
perlu sertifikat
halal

Menggunakan
gelatin babi
PROSEDUR PERSETUJUAN
PENGGUNAAN BAHAN BARU

Perhatikan Klausul pada :


Sertifikat Halal MUI

PROSEDUR PERSETUJUAN
PENGGUNAAN BAHAN BARU

Perubahan Note :
Jenis Bahan Status halal belum
Perubahan
Bahan tentu sama
Perubahan Bentuk jaminan halal
Pabrikan dari perusahaan

Setiap penggunaan bahan baru


harus melalui persetujuan LPPOM MUI
Melalui email : pengkajianlppom@halalmui.org
SISTEM JAMINAN HALAL
(Pengembangan, Dokumentasi dan Implementasi)

Tujuan
Mampu merencanakan pengembangan SJH
Mampu merancang dokumentasi SJH
Mampu mengimplementasikan SJH
Mampu mengevaluasi efektifitas
implementasi SJH
STEP BY STEP

PENGEMBANGAN, DOKUMENTASI
DAN IMPLEMENTASI SJH

STEP BY STEP
Pengembangan, Dokumentasi
dan Implementasi SJH

Evaluasi
Implementasi SJH
Implementasi SJH
Menyusun Dokumentasi SJH
Mengembangkan SJH Berbasis Kriteria SJH

Mencanangkan Kebijakan Halal


STEP MENCANANGKAN
KEBIJAKAN HALAL

Top Manajemen mendeklarasikan


kebijakan halal secara tertulis dan
mensosialisasikannya kepada seluruh
stake holders.
Kebijakan halal menjadi dasar
pengembangan dan implementasi
SJH.

STEP BY STEP
Pengembangan, Dokumentasi
dan Implementasi SJH

Evaluasi
Implementasi SJH
Implementasi SJH
Menyusun Dokumentasi SJH
Mengembangkan SJH Berbasis Kriteria SJH

Mencanangkan Kebijakan Halal


STEP MENGEMBANGKAN SJH
BERBASIS KRITERIA SJH
Attention :
1. Seluruh Kriteria SJH
2. Siklus Manajemen SJH
3. Kategori produk perusahaan
4. Proses bisnis perusahaan
5. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)
6. Komitmen yang tinggi untuk taat pada
kriteria yang dipersyaratkan

1. Seluruh Kriteria SJH


1. Kebijakan Halal
2. Tim Manajemen Halal
3. Training and edukasi
4. Bahan
5. Produk
6. Fasilitas Produksi
7. Prosedur tertulis untuk aktifitas kritis
8. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria
9. Kemampuan telusur (Traceability)
10. Audit Internal
11. Manajemen Review
2. Siklus SJH
Perencanaan

Tindakan
Perbaikan Penerapan

Monitoring
dan Evaluasi

3. Kategori Produk Perusahaan

Produk Tidak Beresiko

Produk Beresiko Rendah

Produk Beresiko

Produk Beresiko Tinggi


KATEGORI PRODUK
Perusahaan

Perbedaan Isi
Dokumentasi SJH

4. Identifikasi Proses Bisnis Perusahaan


Perusahaan HOLDING dengan banyak pabrik?
PABRIKAN tunggal ?
IMPORTIR ?
DISTRIBUTOR ?
RETAILER ?
TOLLER ?
dll

Perbedaan ISI
Dokumentasi SJH
5. Analisis Gap
Satu langkah awal yang penting dalam
pengembangan SJH adalah MEMBANDINGKAN
sistem manajemen (mutu) yang ada di perusahaan
dengan kriteria-kriteria SJH

Contoh pelaksanaan ANALISIS GAP dengan tabel :


No KRITERIA SJH EKSISTENSI SISTEM GAP TINDAK TARGET
PERUSAHAAN LANJUT WAKTU

No KRITERIA EKSISTENSI SISTEM GAP TINDAK LANJUT TARGET


SJH di PERUSAHAAN WAKTU
1 Kebijakan Kebijakan mutu, Ada Menambahkan pernyataan Juli 2011
Halal kebijakan keamanan kebijakan tentang halal dari
pangan, lingkungan top manajemen
2 Tim Baru ada tim FSMS Ada Penunjukan tim halal Juli 2011
Manajemen perusahaan oleh top
Halal manajemen
3 Prosedur Prosedur-prosedur Ada Menambah. Memperkaya Agustus
ISO atau merevisi prosedur yang 2011
ada dengan memasukkan
kriteria SJH pada aktivitas
kritis
4 Bahan Tersedia daftar Ada Periksa seluruh bahan Agustus
seluruh bahan yang kesesuaiannya dengan kriteria 2011
digunakan namun SJH. Jika ditemukan bahan
belum diperiksa yang tidak sesuai, RnD harus
kesesuaiannya mampu menemukan alternatif
dengan kriteria SJH bahan tersebut.
No KRITERIA SJH EKSISTENSI SISTEM GAP TINDAK LANJUT TARGET
PERUSAHAAN WAKTU
5 Fasilitas Ditemukan ada Alternatif : Oktober
penggunaan fasilitas 1. Stop produksi non 2011
bersama untuk halal dan lakukan
produksi produk halal prosedur
dan non halal pencucian halal
2. Investasi lini
khusus untuk
produksi halal

6 Dan seterusnya

STEP BY STEP
Pengembangan, Dokumentasi
dan Implementasi SJH

Evaluasi
Implementasi SJH
Implementasi SJH
Menyusun Dokumentasi SJH
Mengembangkan SJH Berbasis Kriteria SJH

Mencanangkan Kebijakan Halal


MERANCANG
STEP
DOKUMENTASI SJH
1. SJH didokumentasikan secara tertulis
dalam bentuk MANUAL SJH.
2. MANUAL SJH didokumentasikan terpisah dengan
Manual Sistem lainnya, sedangkan prosedur,
instruksi kerja atau form dapat diintegrasikan
dengan item yang sama pada sistem lain.
3. Validasi MANUAL SJH :
Hasil ondesk audit
Hasil audit halal on site

Format Manual SJH

Tergantung pada :
1. Kategori Produk
2. Proses Bisnis Perusahaan
PRODUK TIDAK BERESIKO
Karakteristik :
d
yaitu :

1. Tepung beras, tepung beras ketan, tepung jagung, tepung ubi, gandum
2. Pati singkong (tapioka), maizena, sagu
3. Garam
4. Barang tambang (mineral, bentonit, zeolit, silica, fosfat)
5. Air dried/freeze dried vegetable with no additive (anti sticking agent), herbal,
bumbu kering, teh kering
6. Kimia (natrium karbonat, HCl, H2SO4, bahan boiler)
7. Ekstrak bahan nabati (kopi, teh, essential oil) yang tidak menggunakan filler
dan/atau tambahan solvent
8. Madu, pollen, royal jelly (tidak menggunakan bahan additive dan/atau filler)
9. Gas
10. Rumput laut, karagenan, alginate
11. Arang aktif
12. CPO (Crude Palm Oil)/minyak sawit kasar
13. Bihun, soun, misoa tanpa penambahan bahan aditif
14. Minyak wijen murni

PRODUK TIDAK BERESIKO


ISI MANUAL SJH:
1. Profil singkat perusahaan.
2. Nama, kategori dan tipe Produk.
3. Tujuan dan Lingkup.
4. Kebijakan Halal.
5. Tim Manajemen Halal atau sekurang-kurangnya mengangkat Koordinator
Manajemen Halal.
6. Surat kesanggupan untuk mensosialisasikan kebijakan halal kepada
seluruh pemangku kebijakan dan melaporkan secara tertulis kepada
LPPOM MUI bila ada perubahan bahan atau penambahan fasilitas.

Lampiran :
1. Daftar seluruh bahan yang digunakan
2. Diagram alir proses produksi
3. Form laporan berkala
PRODUK BERESIKO RENDAH
Karakteristik :
D^


1. Mi kering, mie basah, mi telor


2. Minyak goreng
3. Asam lemak, gliserin, stearin dari minyak nabati
4. AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)
5. Tinta dengan catatan bebas barang najis dan tembus kulit
6. Tepung telur
7. Ekstrak bahan nabati (dengan penambahan filler dan/atau
penggunaan pelarut ethanol)
8. Pacar cina

PRODUK BERESIKO RENDAH


ISI MANUAL SJH:
1. Profil perusahaan
2. Nama, Kategori, dan Tipe Produk
3. Dokumen kendali
4. Tujuan dan Lingkup
5. Kebijakan Halal
6. Tim Manajemen Halal yang melibatkan semua pihak yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan kegiatan kritis.
7. Prosedur tertulis untuk menangani bahan kritis (seleksi suplier, pembelian,
pemeriksaan barang datang, formula/pemakaian dalam produksi).
8. Sosialisasi halal
9. Pelaksanaan audit internal
10. Laporan berkala 6 (enam) bulan sekali
11. Kaji Ulang Manajemen (Management Review)

Lampiran :
1. Daftar seluruh bahan yang digunakan
2. Diagaram alir proses produksi
3. Form laporan berkala
PRODUK BERESIKO
<Z<dZ/^d/<

ISI MANUAL SJH


(bentuk ini sebagai STANDAR dari MANUAL SJH) :
1. Profil perusahaan
2. Nama, Kategori dan Tipe Produk
3. Dokumen kendali
4. Tujuan dan Ruang Lingkup
5. Kebijakan Halal
6. Tim Manajemen Halal
7. Prosedur yang terkait dengan aktifitas kritis
8. Sistem administrasi mampu telusur (Traceability System)
9. Pelatihan dan Sosialisasi
10. Audit Internal
11. Kaji Ulang Manajemen (Management Review)

Lampiran :
1. Panduan Halal
2. Pohon keputusan Identifikasi titik kritis :
a. bahan tanaman
b. bahan hewani dan turunannya
c. bahan mikrobial
d. bahan lainnya
e. penyimpanan bahan dan lini produksi
f. distribusi, transportasi dan display (untuk restoran)
3. Prosedur detail dari aktivitas kritis
4. Matrik bahan yang telah disetujui LPPOM MUI
5. Daftar pertanyaan audit internal
6.. Format Laporan Berkala
Lampiran (lanjutan)
7. Contoh Form ketidaksesuaian
8. Daftar Lembaga sertifikasi halal yang diakui MUI
9. Contoh form Hasil Management Review.
10. Surat Penunjukan Tim Manajemen Halal
11. Contoh Form Administrasi (traceability) :
a. Pembelian/pengadaan barang
b. Penerimaan barang
c. Penyimpanan barang
d. Penggunaan bahan baru
e. Pergantian bahan
f. Pengiriman produk

PRODUK BERESIKO TINGGI


Karakteristik :
D
1. Gelatin.
2. RPH (Rumah Potong Hewan)
3. Whey dan lactose dengan bahan baku
dari perusahaan lain.
4. Animal rennet.
5. Casing kolagen.
6. Kondroitin.
7. Kolagen.
PRODUK BERESIKO TINGGI
Isi Manual SJH :
DSistem Jaminan Halal Standar
lengkap dengan tambahan uraian
kesetimbangan massa antara ketersediaan
sumber bahan baku halal dengan produk
halal yang dihasilkan

STEP BY STEP
Pengembangan, Dokumentasi
dan Implementasi SJH

Evaluasi
Implementasi SJH
Implementasi SJH
Menyusun Dokumentasi SJH
Mengembangkan SJH Berbasis Kriteria SJH

Mencanangkan Kebijakan Halal


STEP IMPLEMENTASI SJH
MANUAL SJH yang telah diperiksa LPPOM MUI
menjadi panduan dalam implementasi SJH

Saat audit halal oleh LPPOM MUI :


MANUAL SJH menjadi BASIS PENILAIAN,
PERTANYAAN :
Apakah terdapat deviasi antara apa yang telah disebutkan
di MANUAL SJH dengan implementasinya ?
Apakah ditemukan bukti yang cukup atas implementasi
SJH di perusahaan ?

STEP BY STEP
Pengembangan, Dokumentasi
dan Implementasi SJH

Evaluasi
Implementasi SJH
Implementasi SJH
Menyusun Dokumentasi SJH
Mengembangkan SJH Berbasis Kriteria SJH

Mencanangkan Kebijakan Halal


STEP REVIEW
IMPLEMENTASI SJH
Untuk memelihara efektifitas implementasi SJH,
perusahaan harus melakukan :
INTERNAL AUDIT dan menyampaikan LAPORAN
BERKALA setiap 6 bulan sekali kepada LPPOM MUI
sjhlppom@halalmui.org
MANAGEMENT REVIEW setiap setahun sekali
MANUAL SJH STANDAR

PRINSIP MANUAL SISTEM

Menuliskan apa yang dikerjakan

Mengerjakan apa yang dituliskan


Metode Implementasi SJH
SJH harus dituliskan dalam Manual SJH
Penerapan SJH dapat secara independen maupun
terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya.
Metode dan pendekatan penerapan sesuai kreasi
dan kondisi perusahaan (asalkan memenuhi kriteria
SJH).

Manfaat Manual SJH :


Memudahkan dalam mempelajari pengoperasian SJH
di sebuah perusahaan.
Sebagai acuan saat pelatihan pada orang yang akan
bertanggung jawab menjalankan sistemnya.
Mempermudah alur komunikasi antara sesama staf
yang bertanggung jawab.
Menjadi dasar dalam evaluasi, revisi dan
pengembangan sistem lebih lanjut.
Menjadi acuan penilaian kinerja bagi Tim MHI.
Menghilangkan ketergantungan pada personal menjadi
tergantung pada Sistem.
Sistematika Dokumentasi SJH
I. Kendali dokumen
II. Pendahuluan
III. Kriteria SJH
IV. Lampiran-lampiran

I. Kendali dokumen
1. Halaman Pengesahan
2. Daftar Distribusi Dokumen
(Copy Terkontrol / Tidak Terkontrol)
3. Daftar Revisi Dokumen
II. Pendahuluan
1. Informasi Umum Perusahaan
Berisi informasi perusahaan : nama, alamat, jenis
usaha/produk, sejarah, kapasitas produksi, tempat maklon
(jika ada), jumlah lini produksi, jumlah tenaga kerja,
jangkauan pasar, dll.
2. Tujuan Penyusunan Manual
Agar menjadi pedoman penerapan SJH untuk menjaga
kesinambungan proses produksi halal
3. Ruang Lingkup
menjadi panduan implementasi SJH di Perusahaan sesuai HAS
23000 untuk seluruh unit Perusahaan yang terkait dengan
proses produksi halal, termasuk maklon dan gudang sewa.

III. Kriteria SJH


Menuliskan tentang Kriteria SJH yang
diimplementasikan perusahaan
Kebijakan Halal
1.1. Menuliskan Kebijakan Halal Perusahaan
Kebijakan Halal merupakan pernyataan tertulis
komitmen manajemen puncak perusahaan untuk
senantiasa menghasilkan produk halal secara
konsisten

Menjadi dasar bagi penyusunan dan penerapan


Sistem Jaminan Halal.

1.2. Menuliskan Cara Sosialisasi Kebijakan Halal


Kepada Seluruh Stake Holders.
Harus dipastikan mereka memahami kebijakan halal
perusahaan;
Stake holders : jajaran top management, tim MHI,
karyawan/ pekerja, tempat maklon/fasilitas
produksi, supplier, dll;
Contoh Sosialisasi : pelatihan, briefing, memo
internal, buku saku, buletin internal, leaflet, spanduk,
banner, poster, komunikasi email, upload dalam web
perusahaan, ceramah umum, dll sesuai kebutuhan
perusahaan.
Tim Manajemen Halal
2.1. Menuliskan Struktur Organisasi
Tim Manajemen Halal

Tim ditunjuk oleh Manajemen Puncak


Tim harus mencakup semua bagian yang terlibat
aktivitas kritis.
Tim bertanggung jawab atas perencanaan,
implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
SJH.

2.2. Menuliskan Persyaratan Tim MHI

Persyaratan Tim MHI diantaranya :


Harus merupakan pegawai tetap perusahaan
Mengerti dan memahami persyaratan sertifikasi halal
(Kriteria, Kebijakan dan Prosedur pada HAS 23000)
Ketua Tim diutamakan seorang muslim
Diangkat melalui surat penunjukan dari manajemen
puncak atau bentuk penunjukkan lain yang berlaku.
2.3. Menuliskan Tugas, Tanggungjawab dan
Wewenang Ketua/Koordinator dan Anggota
Tim Manajemen Halal

Tugas, tanggungjawab dan wewenang Tim


manajemen halal harus dirumuskan dengan
jelas, ditetapkan dan disosialisasikan kepada
semua pihak yang terlibat.

2.4. Menuliskan sumberdaya yang disediakan


oleh Manajemen Puncak bagi Tim
Manajemen Halal

Sumberdaya yang diperlukan Tim MHI untuk


perencanaan, implementasi, evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan sistem jaminan halal dapat berupa
sumberdaya manusia, sarana/fasilitas, prosedur dan
pembiayaan
Pelatihan dan Edukasi

3.1. Menuliskan Prosedur Pelaksanaan


Pelatihan Sistem Jaminan Halal
Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap semua personel yang terlibat dalam
aktivitas kritis, termasuk karyawan baru.
Aktifitas kritis mencakup : seleksi supplier dan approval
material baru, formulasi produk (jika ada), pembelian,
pemeriksaan barang datang, produksi, dan penyimpanan
bahan dan produk.
Pelatihan (internal) dilaksanakan terjadwal minimal setahun
sekali atau lebih sering jika diperlukan.
3.2. Menuliskan cara evaluasi yang dilakukan
dalam pelaksanaan Pelatihan SJH.
Pelaksanaan pelatihan mencakup kriteria kelulusan
untuk menjamin kompetensi personel;
Indikator : setiap peserta memahami
tanggungjawabnya dalam implementasi dan
perbaikan berkelanjutan SJH
Bentuk Evaluasi kelulusan : tertulis, lisan atau bentuk
lain yang berlaku di perusahaan.

3.3. Menuliskan Cara Edukasi SJH kepada


Seluruh Stake Holders Perusahaan

Contoh bentuk Edukasi JH : briefing, memo


internal, buku saku, buletin internal, leaflet,
spanduk, banner, poster, komunikasi email,
upload dalam web perusahaan, ceramah umum
atau bentuk lain yang sesuai dengan kebutuhan.
Bahan

Bahan baku atau bahan tambahan adalah bahan


yang digunakan untuk menghasilkan produk dan
menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient).
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan
untuk membantu produksi tetapi tidak menjadi
bagian dari komposisi produk.

4.1. Menuliskan prosedur untuk menjamin


semua dokumen pendukung bahan yang
digunakan selalu dalam keadaan masih
berlaku
Bahan mencakup bahan baku, bahan tambahan dan
bahan penolong.
Dokumen pendukung bahan dapat berupa Sertifikat
halal, diagram alir proses, spesifikasi teknis, MSDS,
CoA, atau Statement of Pork free facility.
4.2. Membuat Daftar Bahan
(Dapat menjadi lampiran)

Daftar bahan adalah tabel yang berisi data


bahan yang digunakan untuk produk yang
didaftarkan.
Data mencakup : nama bahan, kode bahan
(bila ada), nama produsen, negara produsen
dan jenis dokumen pendukung.

Khusus untuk Produk dengan Kategori


Beresiko Sangat Tinggi (Very High Risk)

4.3. Membuat Neraca Massa


(Dapat menjadi lampiran)

Neraca Massa adalah uraian kesetimbangan


masa antara potensi ketersediaan sumber bahan
baku halal dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Produk

5.1. Menuliskan Ketentuan dari Produk


yang Disertifikasi Halal
(i) Produk tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada
yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah
Islam, seperti : seperti nama minuman keras dan nama produk
yang berasosiasi dengan turunan babi, seperti bacon
(ii) Karakteristik/profil sensori tidak boleh memiliki kecenderungan
(bau/rasa) mengarah kepada produk haram.
(iii) Produk pangan eceran (retail) dengan merk sama yang beredar di
Indonesia harus didaftarkan seluruhnya, tidak boleh hanya
didaftarkan sebagian;
(iv) Untuk produk pangan bukan eceran (non retail) yang mempunyai
merk/brand dan hanya didaftarkan sebagian, maka harus
mencantumkan logo halal MUI untuk produk yang disertifikasi.
Fasilitas Produksi

6.1. Jika ada bahan yang berasal dari babi atau


turunannya, maka tuliskanlah prosedur untuk
menjamin bahan tersebut tidak masuk ke dalam
fasilitas produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang didaftarkan.

Prosedur harus menjamin :


(i) bahan tersebut tidak masuk ke dalam fasilitas
produksi yang digunakan untuk menghasilkan
produk yang didaftarkan,
(ii)bahan tersebut tidak mengkontaminasi produk
yang didaftarkan/disertifikasi.
Catatan :
Fasilitas produksi yang pernah digunakan untuk
menghasilkan produk yang mengandung babi
atau turunannya, jika akan digunakan untuk
menghasilkan produk halal, maka harus dicuci
tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan
tanah atau bahan lain yang mempunyai
kemampuan menghilangkan rasa, bau dan
warna;
Fasilitas produksi yang sudah dicuci tersebut tidak
boleh digunakan kembali untuk memproduksi
produk yang mengandung babi atau turunannya.

6.2. Menuliskan Prosedur Maklon


(Jika terdapat jasa maklon)

Prosedur maklon harus menjamin tidak


terkontaminasinya produk dengan bahan
najis atau haram.
Prosedur Tertulis
Aktivitas Kritis
Aktivitas kritis adalah aktivitas pada rantai
proses produksi yang dapat mempengaruhi
status kehalalan suatu produk.
Prosedur harus menjamin setiap bahan yang
akan digunakan untuk produk yang
disertifikasi telah disetujui LPPOM MUI

Contoh Proses Bisnis Umum Pada Manufaktur

HAP : adalah aktifitas dalam rantai produksi yang harus dikontrol dengan SOP
Halal untuk mencegahHAP : Halal perubahan
terjadinya Assurance status
Point halal suatu produk
Prosedur (SOP)
Suatu perangkat instruksi yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

Mencakup :
- Apa yang dilakukan
- Bagaimana prosedur melakukannya
- Siapa (pelaksana dan otoritas)
- Dokumen apa yang dipersiapkan, dll

Cara Penyusunan Prosedur dalam SJH


Mengidentifikasi kegiatan kritis dan tetapkan sebagai
aktifitas yang memiliki HAP (Halal Assurance Point)
Menetapkan tujuan dan lingkup masing-masing
kegiatan kritis.
Menetapkan siapa (pelaksana dan otoritas)
Menetapkan referensi (Kriteria SJH)
Menetapkan prosedur (proses/operasi)
memenuhi standard kecukupan halal
Melengkapi dengan dokumen pendukung
7.1. Menuliskan Prosedur
Penggunaan Bahan Baru

Bahan baru adalah bahan yang sebelumnya tidak


tercantum dalam daftar bahan yang telah disetujui
LPPOM MUI.
Bahan yang sudah ada dalam daftar bahan namun
jika terdapat bahan dengan produsen baru
dikategorikan sebagai bahan baru.
Bahan dalam Positive List dapat langsung
dimasukkan dalam daftar bahan tanpa meminta
surat persetujuan penggunaan bahan.

7.2. Menuliskan Prosedur


Pembelian Bahan

Prosedur pembelian bahan harus menjamin


semua bahan yang dibeli untuk produk yang
disertifikasi masuk dalam daftar bahan yang
telah disetujui LPPOM MUI.
7.3. Menuliskan Prosedur Formulasi
Produk/Pengembangan Produk Baru
(jika ada)

Prosedur harus menjamin semua bahan yang


digunakan telah disetujui LPPOM MUI dan
tersedia formula baku tertulis

7.4. Menuliskan Prosedur


Pemeriksaan Bahan Datang
Prosedur harus menjamin kesesuaian informasi yang
tercantum dalam dokumen pendukung bahan dengan
yang tercantum di label bahan.
mencakup nama bahan, nama produsen, negara
asal produsen dan logo halal bila dokumen
pendukung bahan mempersyaratkannya, dan untuk
sertifikat halal pengapalan biasanya mencakup
nomor lot dan tanggal produksi.
7.5. Menuliskan Prosedur Produksi
(Pembuatan Produk)
Prosedur harus menjamin seluruh bahan yang
digunakan dalam proses produksi telah
disetujui LPPOM MUI, serta formula yang
digunakan pada proses produksi sesuai
dengan formula baku.

7.6. Menuliskan Prosedur Pencucian


(Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu)
Prosedur harus menjamin proses pencucian
dapat menghilangkan berbagai pengotor,
termasuk bahan haram/najis selain babi, serta
tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk oleh
bahan haram/najis.
Bahan yang digunakan untuk pencucian bukan
merupakan bahan haram/najis.
7.7. Menuliskan Prosedur Penyimpanan
dan Penanganan Bahan dan Produk
Prosedur termasuk penyimpanan di gudang
antara (jika ada).
Prosedur dapat menjamin tidak terjadinya
kontaminasi bahan/produk oleh bahan
haram/najis selama penyimpanan dan
penanganan bahan/produk.

7.8. Menuliskan Prosedur Transportasi

Prosedur harus menjamin tidak


terjadinya kontaminasi produk halal
oleh bahan haram/najis.
Kemampuan Telusur

Menuliskan prosedur untuk menjamin


kemampuan telusur produk yang disertifikasi.

Kemampuan telusur adalah kemampuan telusur produk


bahwa produk yang disertifikasi berasal dari bahan
yang telah memenuhi kriteria bahan (tercantum dalam
daftar bahan) dan diproduksi di fasilitas produksi yang
memenuhi kriteria fasilitas produksi.

Penanganan Produk
Yang Tidak Memenuhi Kriteria

Menuliskan prosedur untuk menangani


produk yang tidak memenuhi kriteria.

Produk yang tidak memenuhi kriteria adalah produk


yang terlanjur dibuat dari bahan yang tidak disetujui
LPPOM MUI atau menggunakan fasilitas yang tidak
memenuhi kriteria fasilitas.
Audit Internal

Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh


tim manajemen halal untuk menilai pelaksanaan
sistem jaminan halal di perusahaan dengan
persyaratan Sertifikasi Halal.

Mengetahui kesesuaian implementasi SJH dengan


standar LPPOM MUI (HAS 23000).
Mendeteksi penyimpangan yang terjadi serta
menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan
pada audit sebelumnya telah diperbaiki sesuai jadwal.
Menyediakan informasi tentang pelaksanaan SJH
kepada manajemen dan LPPOM MUI.
10.1. Menuliskan Prosedur
Pelaksanaan Audit Internal
Ruang lingkup audit internal adalah implementasi
seluruh aspek Sistem Jaminan Halal (11 kriteria) dan
bukti pelaksanaannya.
Dilakukan terjadwal setidaknya enam bulan sekali
Dilaksanakan oleh auditor halal internal yang
kompeten dan independen.
Hasil audit internal disampaikan ke pihak yang
bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang
diaudit.

Ketentuan Audit Internal SJH (lanjutan)

Jika terdapat temuan, maka tindakan koreksi dan


batas waktunya harus ditentukan.
Hasil tindakan koreksi harus dipastikan dapat
menyelesaikan kelemahan yang ditemukan dan
menghindari terulang kembali di masa mendatang.
Hasil audit internal disampaikan ke LPPOM MUI
dalam bentuk laporan berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali.
Bukti pelaksanaan audit internal harus dipelihara.
KAJI ULANG MANAJEMEN
(Management Review)

Kaji ulang adalah evaluasi


efektifitas implementasi
sistem jaminan halal yang
dilakukan oleh manajemen.

Menuliskan Prosedur Pelaksanaan Kaji Ulang


Manajemen atas Pelaksanaan SJH

Kaji ulang manajemen dilakukan sedikitnya


sekali dalam setahun.
Hasil kaji ulang disampaikan kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas;
Terdapat bukti tindak lanjut hasil
Bukti dari kaji ulang manajemen harus
dipelihara.
Review Sistem

Sudah
Efektif ?
1
4_
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS I'LAMA IIIDONESIA
Gedung l\{ajelis Ulama Indonesia Jl. Proklamasi No. 51, Lt. III, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 021-3918917,021-3918890, Frx:021-3924667
Kampus IPB Baranangsiang Jl. Raya t",r,Tfij,r.*[ii1ffi.*;,:J.t;1 - 83s8748 (Hunting); F'ax. 0251 - 83s8747

Lampiran SK Nomor : SK07/IliriLPPOM M{II[I/13

DAFTAR BAHAN TIDAK KRITIS


(Halal Positive List of Materials\

Halal Positive List of Materials terdiri dari bahan-bahan yang tidak kritis (non critical
materials) dari aspek kehalalan yang umulnnya digunakan pada industri pengolahan. Daftar
bahan ini dibuat berdasarkan kajian LPPOM MUI dengan mempertirnbangkan sumber
bahan yang digunakan pada skala produksi komersial. Perusahaan yang menggunakan
bahan-bahan yang terdapat dalam Hulal Positive List of Materials memperoleh kemudahan
dalam hal berikut:
1. Pada proses seleksi bahan baru, bahan yang termasuk dalam Halal Positive List of
Materials tidak memerlukan persetujuan penggunaan bahan dari LPPOM MUI sebelum
digunakan.
2. Pada proses penerimaan bahan datang, bahan yang termasuk dalam Halal Positive List
of Materials tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesesuaian nama bahan, nama produsen
dan negara asal.
3. Pada proses registrasi sertifftasi produk yang menggunakan bahan yang termasuk dalam
Halal Positive List of Materials, dokumen pendukung bahan tidak diperlukan. Kecuali
jika bahan tersebut menggunakan nama dagang yang tidak sama dengan nama
bahano maka dokumen spesifikasi bahan tetap diperlukan. Saat proses audit,
auditor masih akan memeriksa dokumen pendukung bahan jika diperlukan.
Halal Positive List of Materials dapat dilihat pada Tabel berikut:

No Kelompok Nama Bahan Keterangan

BAHA]\{ TAMBAF{G
1. Bahan tambang: Pada skala produksi komersial, bahan
1. Loganr/non logam: Aluminium (A1), ini berasal dari bahan tambang/galian.
Chromium (Cr), Magnesium (Mg),
Natrium (Na), Nikel (Ni), Silika
(Si), Timah (Sn), Titanium (Ti),
Znk (Zn)
2. Bentuk oksida logarn/non logam:
MgO, NiO, SiO2, SnO, TiO2, ZnO,
3. Oksidator/reduktor dari logarnl non
logam, contoh: hidrogen peroksida
(HzOr; dan natrium borohidrat
INaBH+)
4. Tanah hat klav\

Page3 ofl0
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Gedung Majelis Ulama Indonesia Jl. Proklamasi No. 51, Lt. III, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 021-3918917, 021-3918890, Ftx ,t 021-3924667
Krmpus IPB Baranangsiang Jl. Raya *,",1illri,rjnli1il.ffrTJl - 83s8748 (Hunting); Fax.025t - 83s8747

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


5. Activated earth/Bleaching earth
(tanah pemucat): bentonit, diatomit,
kaolin, zeolit
6. Batu kapur
7. Activated alumina
8. Batu bara
9. Asbestos
10. Perlite
11- Calcium oxide

BAHAN KIMIA
j Gas: hidrogen (Hz), klorin (Clz), Sumber bahan ini berasal dari udara atau
nitrogen (N2), oksigen (Oz), merupakan reaksi arfiara komponen gas
karbondioksida (COz), amoniak (NH3), yang sumber awalnya berasal dari udara.
hidrogen sulfida (HzS)
a
J. Pewarna sintetik: Pada skala produksi komersial, bahan
1. El02
artrazinelFD&C Yellow 5
T ini diperoleh secara sintetik dengan cara
2. E I 04 Quinoline YellodFood mereaksikan bahan-bahan kimia yartg
Yellow 13 berasal dari petrokimia/minyak bumi
3. 8110 Sunset Yellow FCF/FD&C dan/atau batuan. Bila ada tahap
Yellow 6 purifikasi pada proses pembuatannya,
4. E 122 Carmois ine/Azorubine yang digunakan pada umumnya adalah
5. E124 Ponceau 4R bahan penolong proses karbon aktif
6. El27 Errutlttosine BS/FD&C Red 3 yang berasal dari kuyo, charcoal,
7. E129 Allura Red AC/FD&C Red 40 tempurung kelapa atau dari bahan
8. 32 IndigotineAndigo Carmine/
E 1 tambang.
FD&C Blue 2
9. E133 Brilliant Blue FCF/ FD&C
Blue I
10. E155 Eurocert Brown HT /
Chocolate Brown HT
11. E17l Titanium dioxide
12. E103 Chrysoine resorcinol
13. E105 Fast Yellow AB
I4.El07 Yellow 2G
15.EI28 Red 2G
16. E131 Patent Blue V
17.8142 Green S/Acid Brilliant Green
BS
18. E151 Black PN/Brilliant Black BN

Pase 4 ofl
WAIJA:E
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
III, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 021-3918917, 021-3918890, Ftx t 021-3924661
Gedung Majelis Ulama Indonesia Jl, Proklamasi No. 51, Lt.
Kampus IPB Baranrngsiang JL Raya Pajajarrn Bogor 16144 Telp. ; 0251 - 8358748 (Hunting); Fax. 0251 - 8358747
Website l www.halalmui.org

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


19. El54 Brown FK
20. EI7 0 Calsium carbonate
2l.EI72 kon oxides and hydroxides
22. El80 Pigment rubine/Lithol rubine
BK
4. Antioksidan sintetik: Pada skala produksi komersial, bahan
1. BHA (Butylated Hydroxyanisole) ini diperoleh secara sintetik dengan cara
2. B}JT (Butylated Hydroxytolune) mereaksikan bahan-bahan kimia yang
3. TBHQ (Tertiary berasal dari petrokimia/minyak bumi.
Butylhydroquinone)
5. Asam organik rantai pendek yang Asam organik adalah senyawa organik
mengandung C1 -7 meliputi: bergugus fungsi karboksilat ({OOH)
1. Asam asetat (CzH+Oz) dan memiliki sifat asam. Keberadaan
2. Asam benzoat (CzFIrOz) senyawa ini juga biasa ditemukan dalam
3. Asam format (HCOOH) bentuk garamnya sebagai garam
4. Asam ftalat (C6Ha(CO2H)2) natriunr, kalium atau kalsium. Asam-
5. Asam fumarat (acid/trans- asam organik rantai pendek (Cr{z)
butenedioic acid, secara luas di alam terdistribusi dalam
HOzCCH:CHC02H) jaringan tanaman atau hewan. Meskipun
6. Asam glukonat (CoHrzOz) demikian pada skala produksi komersial
7. Asam glukoronat (B-D- senyawa asam organik tersebut pada
glucopyranuronic acid, CoHroO) umufimya dihasilkan melalui reaksi
8. Asam glutarat (C3H6(COOH)2) kimia atau dari tanaman.
9. Asam heksanoat / kapnlat
(cH:(cHz)+cooH)
10. (DL) Asam malat
(lry droxybut ane di oic acid,
HOzCCHzCHOHCO2H)
11. Asam malonat (CHr(COOH)r)
12. Asam oksalat (HzCzO+)
13. Asam pentanoat/valerat
(cH3(cH2)rcooH)
14. Asam propionat (CH3CH2COOH)
15. Asam sorbat (2,4-hexadienoic acid,
CeHsOz)
16. Asam suksinat (butanedioic acid)
17. Asam t.artarat(Z,3-
dihydroxybutanedioic acid)
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
III, Menteng, Jakrrta Pusat Telp, : 021-3918917 ,021-3918890, Faix t 021-3924667
Gedung Majelis Ulama Indonesia Jl. Proklamasi No. 51, Lt.
Kampus IPB Brranangsiang Jl. Raya Pajajrran Bogor 16144 Telp, : 0251 - 8358748 (Hunting); Fax, 0251 - 8358747
Website : wwwhalalmui.org

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


6 Garam dari asam organik: Garam yang dihasilkan dari reaksi kimia
1. Garam askorbat antara asam organik yang terdapat
2. Garam beruoat dalam Halal Positive Ltst of Materials
3. Garam butirat (Nomor 5) atau asam organik yang
4. Garam hydrogen ftalat berasal dari proses mikrobial dengan
5. Garam laktat senyawa basa.
6. Garam oksalat
7. Garam propionat
8. Garam sitrat
9. Garam sorbat
10. Garam suksinat

7, Basa Organik: piridiq THF Pada skala produksi komersial, bahan


(tetrahidro firan), trietilamina ini berasal dari petrokimia
8 Asam anorganik: asam borat (H3BO3), Pada skala produksi komersial, bahan
asam fosfat (H3PO4), asam karbonat ini berasal dari petrokimia
(HzCOr;, asam klorida (HCl), asam
nitrat (HNO3), asam perklorat (HCIO+),
asam sulfat (HzSO+)
9 Basa Anorganik: amonium (NHaOH), Pada skala produksi komersial, bahan
barium hidroksida (Ba(OH)2), kalium ini berasal dari pekokimia
hidroksida (KOH), kalsium hidroksida
(Ca(OH)2), natrium hidroksida INaOH)
10 Garam (Asam-basa anorganik) : produksi komersial, bahan
Pada skala
l. Kelompok garam fosfat: natrium garam ini diperoleh secara sintetik
fosfat (Na3PO4), natrium dihidrogen dengan cara mereaksikan bahan-bahan
fosfat (NaH2PO+), natrium hydrogen kimia yang berasal dari petrokimia. Bila
fosfat (Na2HPOa), amonium fosfat ada tahap purifftasi pada proses
(OrH4)3POa), Na-heksametaposfat pembuatannya, secara umum yang
2. Kelompok garam karbonat: digunakan adalah bahan penolong
amonium karbonat ((N}I4)2CO3), proses karbon aktif yang berasal dari
kalium karbonat (IQCOT), natrium kuyo, charcoal, tempurung kelapa atau
karbonat (Na2CO3) dari bahan tambang.
3. Kelompok garam klorida: amonium Pengecualian: jika terdapat
klorida (NH4CI), kalium klorida penambahan bahan aditif, misalnya
(KCl), kalsium klorida (CaCl2), antikemp al (antic a kin g).
natrium klorida (NaCl), natrium
hipoklorit (NaClO), natrium klorit
(NaClOz), natrium klorat (NaClOr)

r'
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Gedung Majelir Ulama Indonesia Jl, Proklamasi No. 51, Lt. III, Menteng, Jakrrta Pusat Telp. l 021-3918917, 021-3918890, Fax t 021-3924667
Kampur IPB Brrrnangrlang rl. Rrya *,',1iil3r..r[iifr,l;HJfft - 83s8748 (Hunting); Fax. 0251 - 83s8747

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


Kelompok garam nitrat: kalium
nitrat (KNO3), natrium nitrat
(NaNO:)
5. Kelompok garam nitrit: natrium
nitrit (NaNO2)
6. Kelompok garam sulfat: aluminium
sulfat/tawas [A12(SO4].18H2O1,
amonium sulfat (G\fH4)2SO+), ferro
sulfat (FeSOa), kalium sulfat
(KzSO+), natrium sulfat (NazSO+),
7. Kelompok garam sulfit: Na-
metabisulfit
BAIIAN NABATI
11 Bahan nabati segar/kering : Bahan nabati segar adalah bahan berasal
1. Buah dari tumbuhan dan tanpa proses lanjut.
2. Sayuran Bahan nabati kering yang dimaksud
3. Serealia diperoleh dengan cara mengeringkan
4. Umbiumbian bahan dengan panas secara alami atau
5. Kacang-kacangan dengan bantuan alat, baik dalam bentuk
6. Simplisia utuh atau telah melalui proses
7. Rumput laut pemotongan/penghancuran, serta tidak
ada penambahan bahan aditif dan
penggunaan bahan penolong.
t2 Bahan nabati lahan/hasil samplng
o Produk yang berasal dari bahan nabati
bahan nabatiolahan: melalui proses fisik tanpa penambahan
l. Tepung singkong bahan atau dengan penambahan
2. Tepung sagu bahan aditif yang umumnya
3. Tepungberas merupakan bahan kimia. Proses fisik
4. Tepung ketan dapat berupapenghancuran,
5. Tepungjagung pemotongan, penyaringan, pengenda-
6. Tepungubi par! pengerirgao, dan lain-lain.
7. Tepung kacang hijau
8. Tepung kedelai
9- Tepung sorgum
10. Tapioka
I 1. Patijagung
12. Pati sagu
13. Corn grits
14. Tahu kedelai
ditu&$Aefr
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS UTAMA INDONESIA
Gedung Majelis Ulrma Indonesia Jl' Proklamasi No. 51, Lt. III, lVlentengo Jakarta Pusat Telp. : 02I-3918917, 021-3919890, Bax: 021-392466j
Kampuc IPB Brranangsiang Ir. Raya *,.,1iltffj[itJ:llr,l,ili;,:J#1 - 83s8748 (Hunting); tr'ax.0251 .83s8747

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


15. Kulit/kembang tahu
16. Bungkil kedelai
17. Bungkil kacang tanah

13 Bihun, soun, misoa (kering) Pada skala produksi komersial, bahan


tersebut diproses dengan cara
memanaskan campuran tepung tapioka/
beras dan bahan penolong dfu,
selanjutnya dicetak dan dikeringkan.
l4 Minyak nabati : Pada skala produksi komersial, minyak
1. Minyak wijen murni (virgin sesame nabati diproses dengan cara ekstraksi
oi0 sumber minyaknya, seperti biji wijen.
2. Minyak zaitunmurni (virgin olive Dalam proses pemurniannya, dapat
oil) melibatkan bahan penolong yang
umumnya merupakan bahan tambang.
Pengecualian: jika terdapat
penambahan bahan aditif
l5 Ganggang (Algae) segarlkering: Ganggang dibudidayakan kolarn, di
1. Chlorella ellipsoides dipanen dengan penyaringan/
2. Spirulina spp sentrifugasi kemudian dicuci dan
3. Scenedesmus spp dikeringkan tanpa penambahan
bahan.
BAIIAN HEWANI
I6 Bahan yang dihasilkan dari hewan Bahan yang dihasilkan dari hewan halal
halal: tanpa penambahan bahan atau ada
1. Madu murni penambahan garam.
2. Susu segar
3. Telur segar/asin
17 Hewan air segar/beku/kering/asin Hewan air segar adalah bahan berasal
dari hewan air dan tanpa proses lanjut.
Hewan air beku diperoleh dengan cara
membekukan bahan, baik dalam bentuk
utuh atau fillet, dan tidak ada
penambahan bahan aditif. Hewan air
kering diperoleh dengan cara
dikeringkan. Hewan air asin diperoleh
dengan cara menambahkan garam dan
dikeringkan.

:"['
V;Nfis.)&
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAIVIA INDONESIA
III, Menteng, Jakarta Pusat Telp, : 021-3918917, 021-3918890, Fax t 021-3924667
Gedung Mrjelis Ulama Indonesia Jl, Proklamasi No. 51, Lt.
Kampus IPB Baranangsiang Jl. Raya Pajajaran Bogor 16144 Telp. : 0251 - 8358748 (Hunting); F'ax. 0251 - 8358747
Website : www.halalmui.org

No KelompokNama Bahan Keterangan

BAHAN MIKROBIAL
18 Produk mikrobial: Produk berasal dari bahan nabati yang
l. Angkak diperoleh dengan cara fermentasi alami.
2. Dadih
3- Nata mentah (nata de coco, nata de
aloe, nata de pina, dan lain-lain)
4. Natto
5. Oncom hitam
6. Oncom merah
7. Tape (ketaq singkong)
8. Tenrpe

LAIN.LAIN
l9 Gum-polimer atau hidrokoloid murni Pada skala produksi komersial, bahan
dan bentuk garamnya: tersebut diperoleh melalui ekstraksi fisik
1. Alginat dari tanaman dan dilanjutkan dengan
2. Galaktomanan pemurnian menggunakan bahan kimia.
3. Glukomanan Bentuk garam dari gum polimer atau
4. Guar gum hidrokoloid umunrnya diperoleh dengan
5. Gum Arab cara mereaksikannya dengan suafu
6. Karagenan bahan kimia.
7. Konjacgum Pengecualian: jika terdapat
8. Taragum penambahan bahan aditif.
20 Polimer berbasis selulosa: selulosa, Selulosa merupakan senyawa organik
CMC (Carboxy Methyl Cellulosel yang umunmya berasal dari tumbuhan.
karboksi metil selulosa), selulosa Bahan ini dapat dimodifftasi secara
diasetat, selulosa eter, selulosa triasetat kimia menghasilkan polimer berbasis
selulosa-
2l Polimer sintetik: polietilen (PE), Polimer ini secara umum diperoleh
polipropilen (PP), polistiren (PS), secara sintetik dengan bahan baku
polivinil alkohol (PVA), polivinil monomer berasal dari minyak bumi.
klorida (PVC), polivinil pirolido4 poli
akrilat dan garamnya, polieter, poliurea,
poliuretaq poliamin
22 Air industri Air industriadalah air yang digunakan
sebagai bahan baku industri, baik yang
melalui atau tidak melalui proses
pengolahan/pemurnian (water

:['
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT,OBATAN DAN KOSMETIKA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
III, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 021-3918917, 021-3918890, Fg.x : 021-3924661.
Gedung Majelis Ulama Indonesia Jl" Proklamasi No. 51, Lt"
Kampus IPB Baranangsiang JI. Raya Pajajaran Bogor 16144 Telp, : 0251 - 8358748 (Hunting); Fax.025l - 8358747
Website : www.hrlalmui.org

No Kelompok Nama Bahan Keterangan


treatment), misalnya air sumur, air
pegumngan, air PDAM, dan ak
kawasan industri. Titik kritis dari air
industri adalah bahan penolong proses
untuk tahap pemurnian. Berdasarkan
kajia4 tahap pemurnian dapat
menggunakan karbon aktif, resin, dan
saringan pastr (sand .fik"r\. Karbon aktif
yang umum digunakan berasal dari
kuyo, batu bara, dan tempurung kelapa.
Resin untuk industri umumnya tidak
menggunakan dispersing agent gelatin
pada pro ses pembuatannya.

F4
P^r" tO nf lO /

Anda mungkin juga menyukai