Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SOLUSI PENGEMBANGAN
PANAS BUMI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT

Diusulkan oleh :
DHITA SARASWATY (12208027/2008)
MUHAMMAD FADHIAN AQTHORI (12208012/2008)
FATKHUR RAHMAN (12208080/2008)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2011

1
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Solusi Pengembangan Panas Bumi Indonesia
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dhita Saraswaty
b. NIM : 12208027
c. Jurusan : Teknik Perminyakan
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Kadipaten I No.33; Antapani; Bandung
40291; No. HP 08122422290
f. Alamat email : dhita.saraswaty@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Sudjati Rachmat, DEA
b. NIP : 195509021980031005
c. Alamat Rumah dan No. HP :
No. HP 08122333123
Bandung, 28 Februari 2011
Menyetujui
Ketua Program Studi TM ITB Ketua Pelaksana Kegiatan

Ir. Ucok W.R. Siagian, M.Sc., Ph.D. Dhita Saraswaty


NIP. 196009191998031001 NIM. 12208027

Kepala Lembaga Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Brian Yuliarto, Ph.D. Dr. Ir. Sudjati Rachmat, DEA


NIP. 197507272006041005 NIP. 195509021980031005

2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul “SOLUSI PENGEMBANGAN PANAS BUMI
INDONESIA” ini dengan baik. Karya tulis ini disusun untuk mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa bidang PKM-GT (Gagasan Tertulis).
Pada kesempatan ini Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini,
terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. Sudjati Rachmat, DEA, selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta, atas bantuan doa dan material.
3. Teman-teman seperjuangan, atas kerjasama dan motivasinya.
Semoga Allah swt. senantiasa memberikan berkat, imbalan, serta karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya yang
tidak ternilai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
Penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di kemudian hari. Akhirnya,
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri Penulis sendiri,
pembaca sekalian, dan masyarakat luas terutama dalam hal menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, Februari 2011

Penulis

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................2
KATA PENGANTAR........................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................... 4
RINGKASAN.................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 6
B. RUMUSAN MASALAH................................................................. 6
C. MANFAAT PENULISAN.............................................................. 6
BAB II TELAAH PUSTAKA........................................................................... 7
A. KEUNGGULAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI………….. 7
B. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI………. 8
BAB III GAGASAN SOLUSI............................................................................ 10
A. PEMANFAATAN LANGSUNG PANAS BUMI………………... 10
B. MINIMALISASI RESIKO EKSPLORASI………………………. 11
C. INSTITUSI PENDIDIKAN & RISET PANAS BUMI…………... 11
D. PEMBENTUKAN PANDANGAN MASYARAKAT…………… 13
E. PEMBENTUKAN IKLIM INVESTASI YANG KONDUSIF…… 13
BAB V KESIMPULAN…………………………………………….………… 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15

4
RINGKASAN
Indonesia memiliki potensi panas bumi 27189 MWe atau sekitar 40% dari
seluruh potensi panas bumi dunia. Potensi panas bumi Indonesia mungkin yang
terbesar dibanding negara-negara lain. Walaupun usaha panas bumi di Indonesia
meningkat 14%/tahun, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 4% dari potensi
besarnya. Keterbatasan pemanfaatan tidak langsung panas bumi di Indonesia
sebenarnya disebabkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Berikut permasalahan yang
muncul untuk menghambat pengembangan panas bumi.
1. Pelelangan dan penyusunan perda butuh waktu lama. Peraturan selalu berubah-
ubah, tumpang-tindih, dan implementasinya belum terwujud sepenuhnya.
2. PLN adalah satu-satunya pembeli listrik sehingga melemahkan pengembang
panas bumi dalam tawar-menawar harga. Harga yang ditetapkan PLN tidak
menarik. Harga yang dihasilkan dari lelang tidak otomatis menjadi harga beli
sehingga timbul ketidakpastian.
3. Jumlah SDM ahli Indonesia sangat kurang dalam pemanfaatan seluruh potensi.
4. Eksplorasi merupakan kegiatan beresiko karena ketidakpastiannya. Kegagalan
eksplorasi berdampak pada biaya keseluruhan proyek dan harga listrik.
Semua masalah harus segera diselesaikan agar reputasi Indonesia di mata
internasional terjaga. Solusi yang direkomendasikan sebagai berikut.
1. Pembentukan iklim investasi yang kondusif dengan peringanan pajak,
pemberian insentif
2. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan pencerdasan masyarakat yang
dimulai dari dunia pendidikan.
3. Pendirian pusat riset, pelatihan, dan pendidikan panas bumi di Indonesia untuk
membentuk tenaga ahli yang memahami berbagai masalah panas bumi.
4. Minimalisasi resiko eksplorasi dengan memegang kunci eksplorasi yaitu
penemuan lapangan bertemperatur tinggi di sistem gunung berapi serta
pemahaman karakteristik reservoir berupa temperatur, permeabilitas, dan sifat
kimia fluida panas bumi; serta mengaplikasikan metode baru.
5. Pemanfaatan langsung panas bumi

5
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki potensi panas bumi 27189 MWe (7) atau sekitar 40%
dari seluruh potensi panas bumi dunia (2). Potensi ini sebagian besar tersebar
di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Dominasi potensi panas
bumi yang dimiliki wilayah tersebut merupakan hal wajar karena panas bumi
berasosiasi dengan gunung berapi yang dimiliki wilayah tersebut. Di sisi lain,
Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua yang berada di luar jalur gunung
berapi, juga memiliki sedikit potensi tersebut (6). 256 Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) Panas Bumi telah ditetapkan. 203 WKP yang berasosiasi
dengan jalur gunung api umumnya bertemperatur tinggi. 53 WKP yang berada
di luar jalur tersebut umumnya bertemperatur sedang (1).
Potensi panas bumi Indonesia mungkin yang terbesar dibanding negara-
negara lain. Banyak pakar berkata bahwa Indonesia akan menjadi center of
excellence di bidang panas bumi di masa depan. Pada kenyataannya, harapan
ini tidak diikuti dengan optimalisasi pemanfaatan panas bumi. Walaupun usaha
panas bumi di Indonesia meningkat 14%/tahun, Indonesia baru memanfaatkan
sekitar 4% dari potensi besarnya. Negara tetangga Indonesia, Filipina, telah
memanfaatkan 44,5% potensinya yang hanya 4335 MWe (7).
Keterbatasan pemanfaatan panas bumi di Indonesia sebenarnya disebabkan
oleh bangsa Indonesia sendiri. Berbagai permasalahan muncul untuk
menghambat pengembangan panas bumi. Pemanfaatan yang dimaksud dalam
tulisan ini adalah pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung atau
pemanfaatan panas bumi dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi. Tulisan
ini menguraikan berbagai permasalahan dan rekomendasi penanggulangannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah masalah penghambat pengembangan panas bumi di Indonesia?
2. Bagaimanakah solusi penanggulangan masalah tersebut?
C. MANFAAT PENULISAN
Tulisan ini diharapkan memberi tambahan pengetahuan dan kesadaran
pentingnya pengembangan panas bumi Indonesia bagi pembaca & pemerintah.

6
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. KEUNGGULAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
1. Pengembangan potensi panas bumi Indonesia secara keseluruhan akan
memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi pemerintah.
2. Panas bumi tidak bisa di-ekspor, melainkan hanya dikonsumsi di dalam
negeri sebagai bahan bakar pembangkitan listrik. Panas bumi dapat
meningkatkan ekonomi setempat.
3. Panas bumi bebas dari resiko fluktuasi harga bahan bakar fosil.
4. Panas bumi tidak tergantung pada cuaca, supplier, kesediaan fasilitas
pengangkutan, dan bongkar muat dalam pasokan bahan bakar.
5. Panas bumi tidak memerlukan lahan yang luas.
6. Tingkat keandalan pembangkit yang tinggi menjadi alternatif bagi PLN
7. Panas bumi ramah lingkungan. Hal ini mendukung komitmen Presiden RI
di Copenhagen untuk menurunkan emisi sebanyak 26% pada 2025.
8. Panas bumi merupakan energi yang berkelanjutan karena fluida yang telah
dimanfaatkan memutar turbin diinjeksikan kembali ke reservoir.
9. Pengembangan panas bumi mendukung konservasi bahan bakar fosil.
10. Faktor kapasitas PLTP sekitar 90%. Faktor kapasitas pembangkit listrik
berbahan bakar batu bara hanya 60-70% (2).

Gambar 1 Rasio Pemakaian Lahan Beberapa PLT (103 m3/MWe)


Sumber : http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/02/12987453701142885308_300x268.57707509881.jpg

7
Gambar 2 Rasio Emisi CO2 Beberapa Sumber Energi (kg/MWh)
Sumber : http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/02/12987455211283670632_300x260.81871345029.jpg

B. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI


1. Peraturan dan perizinan
Pelelangan WKP dilakukan pemda setelah Menteri ESDM menetapkan
WKP (2). Pelelangan dan penyusunan perda biasanya membutuhkan waktu
lama (8). Selain itu, peraturan di Indonesia selalu berubah-ubah, saling
tumpang-tindih, dan implementasinya belum terwujud sepenuhnya (2).
UU No.27/2003 secara implisit menyebutkan bahwa usaha panas bumi
termasuk usaha pertambangan. Hal ini merupakan bumerang bagi
pengembang panas bumi. Pasal 38 ayat 4 UU No.41/1999 melarang
penambangan di kawasan hutan lindung. Di sisi lain, sebagian besar potensi
panas bumi Indonesia berada di kawasan hutan lindung.
Usaha panas bumi bisa dilaksanakan di kawasan hutan. Pasal 38 ayat 3
UU No.41/1999 menyebutkan penggunaan kawasan hutan untuk
pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri
dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan. Akan tetapi, proses perizinan ini sangat rumit (8).
2. Penjualan listrik
Listrik yang dihasilkan dari PLTP tidak bisa langsung dialirkan ke
rumah penduduk. Listrik harus masuk terlebih dahulu ke jaringan PLN.
Dengan kata lain, PLN merupakan satu-satunya pembeli listrik. Posisi ini
melemahkan pengembang panas bumi dalam tawar-menawar harga (8).
Harga yang ditetapkan oleh PLN juga tidak menarik bagi investor (2).

8
Selain itu, harga yang dihasilkan dari lelang WKP tidak otomatis
menjadi harga beli PLN. Hal ini menimbulkan ketidakpastian waktu start
proyek bagi pengembang panas bumi (2). Saat ini, 15 WKP telah selesai
dilelang dan sedang menunggu kepastian harga beli (8).
3. Sumber daya manusia
Potensi panas bumi Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik sebesar 1196 MWe (2). Untuk menunjang keberjalanan
kapasitas terpasang ini, SDM Indonesia masih memadai. Akan tetapi,
mengingat besarnya potensi panas bumi Indonesia, jumlah tenaga ahli
Indonesia sangat kurang untuk memanfaatkan potensi tersebut. S2 Panas
Bumi di ITB memang telah didirikan. Akan tetapi, Indonesia belum
mempunyai fakultas panas bumi. Di Indonesia, yang sering terjadi adalah
menyiapkan tenaga terdidik dengan mengikuti pasar.
4. Resiko teknis
Kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan panas bumi berturut-turut
adalah survei pendahuluan, eksplorasi, studi kelayakan, perencanaan,
pengembangan, dan produksi (5). Semua kegiatan yang berkaitan dengan
pendirian PLTP pasti mahal. Dari 6 kegiatan tersebut, eksplorasi merupakan
kegiatan paling beresiko. Hal ini karena ketidakpastiannya. Kegagalan
eksplorasi berdampak pada biaya keseluruhan proyek dan harga listrik (8).

9
BAB IV GAGASAN SOLUSI
Semua permasalahan yang telah diuraikan di atas harus segera diselesaikan.
Hal ini berkaitan dengan reputasi Indonesia di mata internasional. Indonesia
memiliki potensi terbesar namun tidak bisa mengoptimalkannya. Di sisi lain,
banyak negara yang telah mengoptimalkan panas bumi walaupun potensi yang
dimiliki hanya sedikit. Solusi yang direkomendasikan diuraikan sebagai berikut.
A. PEMBENTUKAN IKLIM INVESTASI YANG KONDUSIF
Pemerintah harus sadar bahwa SDM panas bumi Indonesia saat ini belum
mampu mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi dalam skala besar secara
mandiri. Usaha panas bumi bisa dimulai dari skala atau kapasitas kecil (8).
Meskipun begitu, sebagai negara pemilik potensi panas bumi terbesar,
Indonesia harus memulai pemanfaatan skala besar. Maka dari itu, Indonesia
membutuhkan bantuan investor dan perusahaan asing. Untuk itu, iklim
investasi yang kondusif harus diciptakan (2).
Salah satu kegiatan yang membutuhkan dukungan investor adalah
eksplorasi. Maka dari itu, iklim investasi yang kondusif harus diciptakan sejak
tahap eksplorasi. Di Indonesia, pajak telah dikenakan pada kegiatan eksplorasi.
Di sisi lain, kegiatan eksplorasi penuh dengan ketidakpastian. Perusahaan harus
membayar biaya eksplorasi dan pajak eksplorasi. Jika eksplorasi gagal,
perusahaan mengalami rugi besar. Di negara lain, kegiatan eksplorasi
memperoleh insentif. Hal ini membuat investor tertarik. Beberapa negara juga
memberikan insentif pembangunan infrastruktur PLTP dan membebaskan
pajak bagi PLTP selama beberapa tahun setelah PLTP mulai berproduksi.
Untuk mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif, beberapa hal
harus diperbaiki terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.
a. Pelelangan harus segera dilakukan setelah penetapan WKP.
b. Peraturan terkait usaha panas bumi harus diperjelas. Pihak-pihak terkait;
seperti Menteri ESDM, Menteri LH, Menteri Kehutanan, dan lain-lain;
harus duduk bersama agar tidak ada peraturan yang tumpang tindih.
c. Pemerintah perlu menunjuk petugas pemantau implementasi peraturan.
d. Proses perizinan dipermudah.

10
e. Harga listrik dari PLTP harus kompetitif. Jika perusahaan merasa dirugikan
oleh PLN, perusahaan harus segera melapor kepada menteri terkait. Untuk
itu, pemerintah harus memperjelas menteri yang mengatasi posisi PLN.
f. Jaminan harga beli listrik PLN harus segera diperoleh setelah lelang selesai.
B. PEMBENTUKAN PANDANGAN MASYARAKAT
Pengembangan usaha panas bumi bisa terhambat karena peraturan-
peraturan yang saling tumpang tindih. Keputusan pemberhentian usaha panas
bumi biasanya dilakukan menteri terkait setelah menerima laporan dari
masyarakat sekitar WKP. Salah satu contoh adalah usaha panas bumi
dihentikan Menteri Kehutanan setelah menerima laporan petugas hutan lindung
(8). Contoh lain adalah usaha panas bumi dihentikan Menteri LH setelah
masyarakat sekitar WKP khawatir lingkungannya terganggu.
Kekhawatiran ini sebenarnya bisa dihindari mengingat berbagai
keunggulan yang dimiliki panas bumi. Maka dari itu, pencerdasan terhadap
masyarakat perlu dilakukan. Sebelum eksplorasi panas bumi dilakukan,
perusahaan terkait harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.
Masyarakat perlu mengetahui keunggulan panas bumi.
Pemerintah juga perlu membuat program pencerdasan masyarakat jangka
panjang. Program ini bisa dimulai dari dunia pendidikan. Dunia pendidikan
sangat strategis untuk memberi landasan pemahaman bahwa PLTP ramah
lingkungan kepada siswa. Pemahaman ini akan ditransformasikan kepada
masyarakat karena salah satu peran pendidikan adalah agent of change.
C. INSTITUSI PENDIDIKAN & RISET PANAS BUMI
Hal yang sering terjadi di Indonesia adalah menyiapkan tenaga terdidik
dengan mengikuti pasar. Hal ini berbeda dengan kondisi negara lain.
Pemerintah seharusnya menyiapkan tenaga kerja terlebih dahulu. Tenaga kerja
terdidik selanjutnya membuka lapangan kerja baru. Indonesia memiliki potensi
panas bumi yang sangat besar. Maka dari itu, pemerintah seharusnya mendidik
banyak tenaga ahli untuk memanfaatkan panas bumi.
Gambar 3 menunjukkan kebutuhan energi Indonesia meningkat setiap
tahun. Di sisi lain, Indonesia masih kekurangan pasokan listrik. Kondisi ini
tidak boleh terjadi terus-menerus. Panas bumi adalah solusi dari masalah ini.

11
Generasi masa depan Indonesia harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga
kelangsungan bangsa. Salah satu caranya adalah mengelola panas bumi.

Gambar 3 Proyeksi Permintaan Energi per Sektor (juta SBM)


Sumber : http://3.bp.blogspot.com/_u8TASJZ_ta4/TN54JU9Fx6I/AAAAAAAAAp0/ilaRa6V18oE/s1600/Indonesia%2BEnergy%2BOutlook-gambar2.jpg

Selandia Baru, Italia, Meksiko, dan Masedonia telah memiliki perguruan


tinggi panas bumi. Jepang telah memiliki pusat riset panas bumi. Pusat
pelatihan panas bumi juga telah berdiri di Selandia baru, Eslandia, Meksiko,
Masedonia, dan Jepang (4).
Dalam World Geothermal Congress tanggal 26 April 2010 di Bali
International Conventional Center, delegasi New Zealand Geothermal
Association terdiri dari ilmuwan, insinyur, konsultan, dan wakil perusahaan.
Hal ini memperlihatkan berpadunya berbagai pihak yang terkait dalam
pengembangan panas bumi di Selandia Baru yang didukung pemerintah
setempat (4). SDM Selandia Baru telah siap mengembangkan panas buminya.
Indonesia harus mencontoh negara-negara tersebut. Pusat riset, pelatihan,
dan pendidikan panas bumi harus didirikan di Indonesia. Tujuannya adalah
terbentuknya tenaga ahli panas bumi Indonesia yang memahami berbagai
masalah dari hulu (terkait keilmuan dan teknologi) sampai hilir (terkait
manajemen, suplai, bisnis, dan penjualan). Setelah institusi riset, pelatihan, dan
pendidikan panas bumi didirikan; SDM yang dihasilkan harus dikoordinasikan
oleh pemerintah. Hal ini penting dilakukan agar tercipta kesepahaman dalam
mengembangkan panas bumi. Panas bumi Indonesia di masa depan harus
dikuasai oleh bangsa Indonesia sendiri, bukan lagi oleh perusahaan asing.

12
D. MINIMALISASI RESIKO EKSPLORASI
Sasaran eksplorasi panas bumi adalah identifikasi fenomena panas bumi,
estimasi cadangan, menentukan tipe lapangan panas bumi, lokalisasi zona
produktif dan calon lapangan, penentuan kandungan panas fluida panas bumi,
dan memperoleh karakteristik lapangan yang akan memunculkan masalah (3).
Selain sasaran eksplorasi di atas, beberapa hal yang harus dipegang dalam
eksplorasi untuk meminimalisasi resiko eksplorasi diuraikan sebagai berikut.
a. Sebagian besar PLTP beroperasi membutuhkan temperatur > 2250C.
b. Sistem panas bumi bertemperatur tinggi berhubungan dengan sistem
konveksi, dalam hal ini sistem gunung berapi (3).
Pengembangan panas bumi di Indonesia harus memperhatikan faktor
keekonomian dan ukuran PLTP. Maka dari itu, eksplorasi harus diarahkan
untuk menemukan lapangan dengan temperatur tinggi di sistem gunung berapi.
Kunci dalam resiko eksplorasi panas bumi adalah penaksiran temperatur,
permeabilitas, dan sifat kimia fluida panas bumi (3). Karakteristik reservoir
yang berkaitan dengan parameter ini harus dipahami. Metode baru seperti 3D
MT modeling, micro-earthquake, & microgravity-leveling bisa diaplikasikan.
E. PEMANFAATAN LANGSUNG PANAS BUMI
PLTP biasanya membutuhkan sistem panas bumi dengan temperatur tinggi
untuk membangkitkan listrik. Di sisi lain, panas bumi Indonesia juga tersedia
dalam temperatur sedang (1). Sektor-sektor yang dapat memanfaatkan panas
bumi bertemperatur sedang secara langsung ditunjukkan Gambar 4.

Gambar 4 Persentase Pemanfaatan Langsung Panas Bumi


Sumber : Lund, dkk. 2010. World-Wide Direct Uses of Geothermal Energy.

13
Pemanfaatan langsung panas bumi di Indonesia belum variatif. Selama ini,
hanya obyek wisata dan pemandian air panas yang memanfaatkannya. Salah
satu kendalanya adalah belum ada regulasi yang mengatur pemanfaatan
langsung panas bumi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan investasi di bidang
ini belum berkembang. Masih banyak sektor yang bisa didukung oleh
pemanfaatan langsung panas bumi, di antaranya adalah pertanian dan
perikanan. Kondisi ini memberi peluang dan tantangan bagi Indonesia untuk
mengembangkannya secara optimal (1).

BAB IV KESIMPULAN
1. Masalah yang menghambat pengembangan panas bumi di Indonesia adalah
proses lelang lama, peraturan selalu berubah dan saling tumpang-tindih, usaha
tidak bisa dilaksanakan di kawasan hutan lindung, proses perizinan rumit, PLN
satu-satunya pembeli, harga tidak menarik, kepastian harga tidak bisa langsung
diperoleh, jumlah tenaga ahli sangat kurang, dan resiko eksplorasi tinggi.
2. Solusi penanggulangan masalah tersebut sebagai berikut.
a. Pembentukan iklim investasi kondusif dengan peringanan pajak, pemberian
insentif, pelelangan cepat, peraturan dan stakeholder diperjelas, penunjukan
pemantau implementasi peraturan, perizinan dipermudah, harga listrik
dibuat kompetitif, dan jaminan harga beli segera ditetapkan setelah lelang.
b. Pembentukan pandangan masyarakat dengan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar WKP dan pencerdasan masyarakat mulai dari dunia pendidikan.
c. Pembentukan institusi pendidikan, pelatihan, dan riset panas bumi untuk
membentuk tenaga ahli yang terkoordinasi dan memahami masalah.
d. Minimalisasi resiko eksplorasi dengan memegang kunci eksplorasi dan
mengaplikasikan metode baru.
e. Pemanfaatan langsung panas bumi di bidang wisata, pertanian, & perikanan.

14
DAFTAR PUSTAKA
(1) Dahlan, dkk. Prospek Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi di
Indonesia. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi
(2) Darma, Surya. Current Outlook on Geothermal Sector in Indonesia
(3) Kusumah, Yudi Indra. Geothermal Exploration Risk and Application of
Advanced Method : A Case in Wayang Windu Geothermal Field
(4) Sanny, Teuku Abdullah. Membangun Institusi Pendidikan dan Riset
Geotermal Bertaraf Internasional.
(5) Saptadji, Nenny. Catatan Kuliah Teknik Panas Bumi
(6) Saptadji, Nenny. Penentuan Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi
(7) Saptadji, Nenny. Sumber Daya Panas Bumi : Energi Andalan yang Masih
Tertinggalkan
(8) Sukhyar, R. Pengembangan Panas Bumi di Indonesia : Menanti Pembuktian

Biodata Ketua
Nama : Dhita Saraswaty (12208027)
TTL : Bandung, 4 September 1990
Alamat : Jl. Kadipaten I No.33; Antapani; Bandung 40291
Karya yang pernah dibuat : -
Penghargaan yang pernah diraih : -
Biodata Anggota
Nama : Muhammad Fadhian Aqthori (12208012)
TTL : Jakarta, 6 Oktober 1991
Alamat : Jl. Cisitu Indah 5 No.13; Bandung 40135
Karya yang pernah dibuat : -
Penghargaan yang pernah diraih : -
Nama : Fatkhur Rahman (12208080)
TTL : Semarang, 9 September 1989
Alamat : Jl. Kp. Pasirkaliki Barat 42; Sadang Serang; Bandung 40133
Karya yang pernah dibuat : Biji Nyamplung sebagai Energi Alternatif
Penghargaan yang pernah diraih : Juara I LKTI IPTEK Nasional Menristek 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai