Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA

STUDI INFORMASI PEMANFAATAN MATAHARI SEBAGAI


SUMBER ENERGI

Guru pembimbing :

Drs. Budi Karsono

Disusun oleh :

1. Achmad Choirul Fatikhin


2. Kolin
3. M. Agus Afifuddin
4. Nurma Zia Firahma Tillah

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOJONEGORO


JL. Monginsidi No. 158 Bojonegoro Telp.(0353) 881511
Tahun Pelajaran 2019/2020

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya Insya Allah Makalah Fisika ini telah dilselesaikan dengan baik
Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
kerjasama dan bantuannya. Untuk itu, kami menyadari sepenuhnya keterbatasan
dalam penyusunan laporan ini masih banyak mengalami kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Bojonegoro, 13 Februari 2020

Penulis

DAFTAR IS

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Energi Surya...................................................................................................................6
2.2 Sel Surya.........................................................................................................................7
2.3 Sumber Energi Surya......................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
PEMBAHASAN.....................................................................................................9
3.1 Energi Surya Sebagai Alternatif Masa Depan.................................................................9
3.2 Pemanfaatan Energi Surya.............................................................................................9
3.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari...........................................................10
3.2.2 Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari............................................................10
3.3 Proses Kerja Energi Surya.............................................................................................12
3.4 Potensi Energi Surya.....................................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................19
4.1 KESIMPULAN................................................................................................................19
4.2 SARAN..........................................................................................................................19
4.2.1 Bagi Pemerintah....................................................................................................19
4.2.2 Bagi Siswa..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi adalah satu kata yang mempunyai makna sangat luas karena tidak ada
aktifitas di alam raya ini yang bergerak tanpa energi dan itulah sebabnya kata salah
seorang professor di Jepang bahwa hampir semua perselisihan di dunia ini dipicu,
atau berpangkal pada perebutan atas penguasaan sumber energi.
Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu
conventional energy dan non-conventional energy. Sumber energi fosil adalah
termasuk kelompok yang pertama, dan ternyata sebagaian besar aktivitas di dunia ini
menggunakan energi konvensional.
Dunia membutuhkan sumber energi alternatif ramah lingkungan yang
ketersediaannya berlimpah, serta dapat diperbarui (non-konvensional). Untuk
memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat itulah maka dikembangkan
berbagai energi alternatif, di antaranya energi terbarukan. Potensi energi terbarukan,
seperti: biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin dan energi
samudera, sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan, padahal potensi energi
terbarukan di Indonesia sangatlah besar.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah yang dimaksud dengan Energi Surya?


b. Bagaimana pemanfaatan Energi Surya di Indonesia?
c. Bagaimana aplikasi/penerapan Energi Surya di Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

a. Mengetahui definisi Energi Surya


b. Mengetahui pemanfaatan Energi Surya di Indonesia
c. Mengetahui aplikasi/penerapan Energi Surya di Indonesia

1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada mahasiswa Program Studi Teknik Energi Polsri semester 4
untuk memberi informasi dan menambah wawasan mengenai Energi Surya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Surya

Sumber energi berjumlah besar dan bersifat kontinyu terbesar yang tersedia
bagi manusia adalah energi surya, khususnya energi elektrimagnetik yang
dipancarkan oleh matahari.sementara energi surya belum dipakai untuk sumber
primer energi bahan bakar pada saat ini (Gunadarma.ac.id)
Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya" istilah
ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang
dikumpulkan langsung dari cahaya matahari. Tenaga surya dapat Digunakan untuk:
- Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
- Menggunakan menghasilkan pembangkit listrik tenaga panas surya
- Menghasilkan listrik menggunakan menara surya
- Memanaskan gedung, secara langsung
- Memanaskan gedung, melalui pompa panas
- Memanaskan makanan, menggunakan oven surya. (wikipedia.org)

Jelas matahari tidak memberikan energi konstan untuk setiap titik di bumi,
sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk daya baterai,
karena kebanyakan aplikasi lainnya akan membutuhkan sumber energi sekunder,
untuk mengatasi padam. Beberapa pemilik rumah menggunakan tata surya yang
menjual energi ke grid pada siang hari, dan menarik energi dari grid di malam hari,
inilah keuntungan untuk semua orang, karena permintaan listrik AC tertinggi pada
siang hari.

Sedangkan, energi surya dapat dikonversikan ke bentuk energi lain. Ada 3


proses dalam pengkonversian nya, yaitu : Proses Helochemical, Proses
Helioelectrical, dan proses Heliothermal (Anynomous,1997).

- Proses Helochemical. Reaksi helochemical yang utama adalah proses foto


sintesa.Proses ini adalah sumber dari semua bahan bakar fosil.
- Prosesn Helioelectrical. Reakasi Helioelectrical yang utama adalah
produksi listrik oleh sel – sel surya
- Proses Heliotermal adalah penyerapan radiasi matahari dan
pengkonversian energi ini menjadi energi termal.
2.2 Sel Surya

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan
jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat
digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan
bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh
keinginan kita untuk menangkap kesempatan.

Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan


mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis.
Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun,
istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung
menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari
adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya,
voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari
cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat
disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk
dasar listrik.

Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic
adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel
photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu
bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi
konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan
listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran
listrik.

Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk


beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan
energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar
matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih
tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.

2.3 Sumber Energi Surya


Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai
konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai
pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua (wikipedia.org). Material dari
matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh
ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar
14.000 juta tahun lalu.
Energi matahari yang sampai ke bumi merupakan sebuah pancaran gelombang
pendek dalam bentu radiasi. Radiasi adalah energi pancaran berupa gelombang
elektromagnetik (Plafin, 1998).
Pancaran energi surya atau bisa disebut dengan radiasi surya yang diterima di
setiap permukaan bumi berbeda-beda menurut ruang dan waktunya. Artinya pancaran
energi matahari akan sangat bergantung pada waktu, tempat dan keadaan lingkungan
dalam hal ini adalah kondisi iklim dan topografi masing-masing wilayah. Radiasi
diukur dalam satuan kW/m2, setiap satuan waktu radiasi yang memancar dapat
disebut dengan intensitas radiasi atau dengan kata lain intensitas radiasi matahari
ialah jumlah energi matahari yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu
satuan waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
1. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai
ke permukaan bumi.
2. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan
pembauran-pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
3. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan
oleh permukaan bumi.
4. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi
yang berupa gelombang panjang.
5. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-
butir uap air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
6. Global (total) Radiation (Q), dan
7. Net Radiation (R)

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Energi Surya Sebagai Alternatif Masa Depan

Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini,
penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun
2000 sampai 2030. Sumber energi yang berasal dari fosil, yang saat ini menyumbang
87,7 persen dari total kebutuhan energi dunia diperkirakan akan mengalami
penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber cadangan baru.

Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan
hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun
untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin
meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi
energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari
pemanasan global dan polusi lingkungan membuat tuntutan untuk segera
mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.

Di antara sumber energi terbaharukan yang saat ini banyak dikembangkan


[seperti turbin angin, tenaga air (hydro power), energi gelombang air laut, tenaga
surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi], tenaga surya atau solar
sel merupakan salah satu sumber yang cukup menjanjikan.

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh
permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai energi
surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa
besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017
Watt.

Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di
seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan
bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk
menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

3.2 Pemanfaatan Energi Surya

Karena sel surya sanggup menyediakan energi listrik bersih tanpa polusi,
mudah dipindah, dekat dengan pusat beban sehingga penyaluran energi sangat
sederhana serta sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai karakteristik cahaya
matahari yang baik (intensitas cahaya tidak fluktuatif) dibanding tenaga angin seperti
di negara-negara 4 musim, utamanya lagi sel surya relatif efisien, tidak ada
pemeliharaan yang spesifik dan bisa mencapai umur yang panjang serta mempunyai
keandalan yang tinggi.

Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam


teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:
• Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya fotovoltaik digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari
pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.
• Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada umumnya digunakan untuk
memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan,
kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.(dunia listrik.blogspot.2008)

3.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari

Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik.


Panas yang dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan
uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan
listrik. Di wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat
menjamin pembagian besar produksi listrik

Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015
kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000
MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW
setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh
dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan daya untuk 30
juta rumah.

3.2.2 Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari

Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung.


Pengumpul panas matahari diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk
rumahmu, dan membantu menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari
berdasarkan prinsip sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari
memanaskan air yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang
ada di pasar saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan
tenaga matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan
pemanas ruangan di perumahan dan gedung –gedung komersial, sampai pemanas
kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri dan memproses
air menjadi tawar.

Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling
umum untuk tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi sarana
yang umum digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan
konfigurasi sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga
100% . Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk menutupi bagian penting
dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua tipe teknologi:Tabung
vakum- penyedot di dalam tabung vakum menyedot radiasi dari matahari dan
memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga matahari datar. Tambahan
radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung. Bentuk bundar tabung vakum
membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat mencapai penyerap secara
langsung. Bahkan di saat mendung, ketika cahaya datang dari banyak sudut pada saat
bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat efektif.Kolektor solar panel datar-
pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi kaca yang ditaruh di atap seperti
cahaya langit. Di dalam kotak terdapat serangkaian tabung pemotong dengan sirip
pemotong terpasang. Seluruhstruktur dilapisi substansi hitam yang didesain untuk
menangkap sinar matahari. Sinar ini memanaskan air dan campuran bahan anti beku,
yang beredar dari kolektor turun ke pemanas air di bawah tanah. Pendingin tenaga
matahari: Pendingin tenaga matahari menggunakan sumber energi panas untuk
menghasilkan dingin dan /atau mengurangi kelembaban udara dengan cara yang sama
dengan lemari pendingin atau AC konvensional. Aplikasi ini cocok dengan energi
panas matahari, sejalan dengan meningkatnya permintaan pendingin ketika panas
matahari banyak. Pendingin tenaga matahari telah sukses didemonstrasikan.
Penggunaan skala besar dapat diharapkan di masa depan, sejalan dengan
berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem skala kecil.

Dalam keadaan cuaca yang cerah, sebuah sel surya akan menghasilkan
tegangan konstan sebesar 0.5 V sampai 0.7 V dengan arus sekitar 20 mA dan jumlah
energi yang diterima akan mencapai optimal jika posisi sel surya 90o(tegak lurus)
terhadap sinar matahari selain itu juga tergantung dari konstruksi sel surya itu sendiri.
Ini berarti bahwa sebuah sel surya akan menghasilkan daya 0.6 V x 20 mA = 12 mW.
Jika matahari memancarkan energinya ke permukaan bumi sebesar 100W/m 2 atau
100 mW /cm2 , maka bisa dibayangkan energi yang dihasilkan sel surya yang rata-
rata mempunyai luas 1 cm2bandingkan dengan bahan bakar fosil (BBM) dengan
proses foto-sintesis yang memakan waktu jutaan tahun(Saiful Manan:32)

3.3 Proses Kerja Energi Surya

Sel surya yang sering kita lihat adalah sekumpulan modul sel photovoltaic
(photo = cahaya, voltaic = listrik) yang disusun sedemikian rupa dan dikemas dalam
sebuah frame. Sel photvoltaic ini yang nantinya akan merubah secara langsung energi
matahari menjadi listrik.

Sel photovoltaic ini terbuat dari bahan khusus semikonduktor yang sekarang
banyak digunakan dan disebut dengan silikon. Ketika cahaya mengenai sel silikon,
cahaya tersebut akan diserap oleh sel ini, hal ini berarti bahwa energi cahaya yang
diserap telah ditransfer ke bahan semikonduktor yang berupa silikon. Energi yang
tersimpan dalam semikonduktor ini akan mengakibatkan elektron lepas dan mengalir
dalam semikonduktor. Semua sel photovoltaic ini juga memiliki medan elektrik yang
memaksa elektron yang lepas karena penyerapan cahaya tersebut untuk mengalir
dalam suatu arah tertentu. Elektron yang mengalir ini adalah arus listrik, dengan
meletakkan terminal kontak pada bagian atas dan bawah dari sel photovoltaic ini akan
dapat dilihat dan diukur arus yang mengalir sehingga dapat digunakan untuk
menyuplai perangkat eksternal. Hal diatas adalah dasar perubahan energi surya
menjadi listrik oleh semikonduktor silicon (Alpensteel.com)

Gambar 3.1. Sel Photovoltaic

3.3.1 Dari Cahaya Menjadi Listrik


Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor
bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka
akan terjadi aliran electron, nah aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus
listrik. Sedangkan struktur dari solar cell adalah seperti ditunjukkan dalam gambar 1

Gambar 3.2. Struktur Lapisan Tipis Solar Cell Secara Umum

Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh
terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis
gelombang elektromagnetik yang secara spectrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh
karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar
radiation yang berasal dari cahaya matahari.

Gambar 3.3. Spektrum Radiasi Sinar Matahari

Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-
photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap,
dipantulkan atau dilewatkan begitu saja (lihat gambar 3), dan hanya foton dengan
level energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga
mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang
didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron
dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan
electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau
diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-
gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel.
Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk mengatur bahan yang
dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang
dipergunakan.

Gambar 3.4. Radiative Transition dari Solar Cell

Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal
dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian
memperkecil refleksi dan remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari
bahannya.

Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya,
maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga
memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat
bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah
CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor.
Gambar 3.5. Bagian-bagian dari Sel Photovoltaic

Dari begitu banyak keuntungan solar cell seperti telah diuraikan diatas
ternyata tidak polemik tidak kemudian berhenti begitu saja, masih ada yang
mengatakan memang benar solar cell ketika melakukan proses perubahan energi tidak
ada polusi yang dihasilkan, tetapi sudahkah kita menghitung berapa besar polusi yang
telah dihasilkan dalam proses pembuatannya, dibandingkan kecilnya efisiensi yang
dihasilkan. Nah tantangannya disini adalah memang bagaimana untuk menaikkan
efisiensi, yang tentunya akan berdampak kepada nilai ekonomisnya. (Rusminto
Tjatur, 2011)

3.4 Potensi Energi Surya

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam energi surya mengingat
posisi Indonesia yang terletak dikatulistiwa. Hasil pantauan didapat bahwa nilai
radiasi harian terendah adalah di Darmaga, Bogor Jawa Barat dengan intensitas 2,558
kWh/m2 dan tertinggi di Waingapu Nusa Tenggara Timur dengan intensitas 5,747
kWh/m2. Potensi ini baru dimanfaatkan sangat sedikit yang dimulai pada tahun 1979
oleh BPPT sebagai pengguna. Pengguna terbanyak adalah DEPKES sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas pada daerah terpencil dan kemudian departemen transmigrasi.

Tabel 3.1. Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Jenis Energi Terbarukan Potensi (MW) Kapasitas Pemanfaatan


Terpasang (MW) (%)
Large Hydro 75.000 42.000 5,600
Biomassa 50.000 302 0,604
Geothermal 20.000 812 4,060
Mini/Mikro Hidro 459 54 11,764
Tenaga Surya 156.487 5 3,19 X 10-3
Energi Angin 9286 0.50 5,38 X 10-3
Jumlah 311.232 5373.5 22,03

Sumber: Ditjen Listrik & Penmanfaatan Energi (2001)

Sebagai negara yang kaya akan energi surya, sudah selayaknyalah untuk
mengembangkan dan memanfaatkan energi yang melimpah tersebut. Namun
demikian pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sekitar 882,5 kw, jauh di bawah
1% dari energi yang tersedia. Jika dibandingkan dengan ketersedianya energi surya
maka pencapaian pemakaian ini masih sangat kecil.

Nilai rata-rata energi radiasi harian adalah 4,815 kWh/m 2. Untuk seluruh
Indonesia dengan luas daratan kurang lebih 2 juta km2, potensi energi radiasi harian
adalah: 2 x 1012 m2 x 4,815 kWh/m2 = 9,63 . 1012 kwh.

Dari tabel 2 masih kelihatan bahwa antara kelebihan dan kelemahan masih
berimbang sehingga jika PLTS ini diaplikasikan belum memberikan keuntungan yang
signifikan. Namun melihat permintaan tenaga listrik yang tumbuh rata-rata 8,2 %
pertahun (meningkat dari 51,2 TWh pada th 1990 menjadi 555 TWh pada 2021)
dengan jumlah pembangkit yang sangat terbatas (Jawa Bali) maka pengembangan
PLTS adalah sangat strategis.

Tabel 3.2. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Konversi Energi Surya

KELEBIHAN KELEMAHAN
Modul solar langsung mengkonversi Biaya investasi awal tinggi.
sinar matahari menjadi Energi listrik
searah tanpa bahan bakar.
Proses konversi tidan menimbulkan Memerlukan baterai sebagai
kebisingan, gas buang, limbah. media penyimpan listrik.
Pemeliharaan sederhana dibanding Pemeliharaan baterai harus rutin
sistem konvensional. Karena dalam karena keandalan sistem
proses tidak ada bagian yang bergerak. ditentukan oleh kondisi baterai.
Untuk beban yang kecil mempunyai ke Alat-alat yang dioperasikan pada
cenderungan makin ekonomis. tengangan rendah terbatas.
Dapat diaplikasikan langsung pada alat Teknisi yang terlatih untuk
alat praktis. perencanaan dan pemasangan
sistem konversi energi surya
masih sangat sedikit.
Instalasi sistem lebih aman karena tega
ngan rendah dan searah.

Sumber: Unggul Wibowo, 2000:7

Sarana transformasi guna secara bertahap mengurangi penggunaan energi fosil


pada masa yang akan datang perlu dilakukan suatu tradeoffs antara aspek least cost
dengan aspek lainnya guna memberikan peluang yang memadai bagi:

1. Pengembangan energi terbarukan


2. Pengembangan energi nuklir
3. Pengembangan energi efisiensi tinggi.
4. Pengembangan energi bersih, ramah lingkungan.

Sedang di Indonesia seharusnya sel surya ini mendapatkan perhatian khusus,


sebab Indonesia yang merupakan daerah tropis dan di daerah katulistiwa maka
Indonesia mempunyai karakteristik angin yang kurang baik (sangat fluktuatif)
dibanding dengan karakteristik angin di negara –negara Barat namun sangat
menguntungkan untuk energi matahari yang rata-rata mendapat sinar matahari 6 jam
dalam sehari dengan cuaca yang sangat mendukung.

Tabel 3.3. Potensi Sumber Daya Energi Surya di Beberapa Kota di Indonesia.
Tahun Radiasi rata-
No Kota Provinsi
Pengukuran rata
1 Banda Aceh Aceh 1980 4.1
2 Palembang Sumatera Selatan 1979 – 1981 4.95
3 Menggala Lampung 1972 – 1979 5.23
4 Rawasragi Lampung 1965 – 1979 4.13
5 Jakarta Jakarta 1965 – 1981 4.19
6 Bandung Jawa Barat 1980 4.15
7 Lembang Jawa Barat 1980 5.15
8 Citius, Tangerang Jawa Barat 1980 4.32
9 Darmaga, Bogor Jawa Barat 1980 2.56
10 Serpong, Tangerang Jawa Barat 1991 – 1995 4.45
11 Semarang Jawa Tengah 1979 – 1981 5.49
12 Surabaya Jawa Timur 1980 4.30
Kenteng,
13 Yogyakarta 1980 4.50
Yogyakarta
14 Denpasar Bali 1977 – 1979 5.26
15 Pontianak Kalimantan Barat 1991 – 1993 4.55
16 Banjarbaru Kalimantan Selatan 1979 – 1981 4.80
17 Banjarmasin Kalimantan Selatan 1991 – 1995 4.57
18 Samarinda Kalimantan Timur 1991 – 1995 4.17
19 Menado Sulawesi Utara 1991 – 1995 4.91
20 Palu Sulawesi Tenggara 1991 – 1994 5.51
Nusa Tenggara
21 Kupang 1975 – 1978 5.12
Barat
Waingapu, Sumba NusaTenggara
22 1991 – 1995 5.75
Timur Timur
Nusa Tenggara
23 Maumere 1992 – 1994 5.7
Timur

Sumber : Rencana Induk Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan, 1997.


Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi, DESDM

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Energi matahari mempunyai potensi untuk menyediakan berbagai kebutuhan


energi di seluruh Indonesia. Selain untuk pembangkit listrik, energi matahari juga
membantu tumbuhan untuk berfotosintesis. Energi matahari bukan saja bisa
digunakan untuk proses pemanasan ataupun untuk energi listrik, energi matahari juga
bisa digunakan untuk pendingin. Jadi, energi matahari adalah energi yang paling
penting untuk digunakan dalam kehidupan.

4.2 SARAN

4.2.1 Bagi Pemerintah

Instansi pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mendorong dan


menggalakkan penelitian-penelitian serta aplikasi sel surya.

4.2.2 Bagi Siswa

Energi surya sangat berpotensi di Indonesia karena wilayah Indonesia yang


memiliki iklim tropis dan matahari dapat muncul sepanjang tahun, oleh sebab itu kita
harus lebih mengembangkan lagi baik dari segi pemanfaatan ataupun
pengaplikasiannya.

DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Tjatur. 2011. http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/kimia_material/solar_cell_sumber_energi_masa_depan_
yang_ramah_lingkungan/ , diakses pada 4 Maret 2012

---------, ------. 2012. Energi Surya, http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_surya, diakses


pada 4 maret 2012

---------, ------. 2008. Fisika Energi,


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/makalah-energi-matahari-dan-
pemanfaatanya/, diakses pada 6 Maret 2012

---------, ------. 2010. Perkembangan Aplikasi Sel Surya


http://majapala18.multiply.com/journal/item/ , diakses pada 7 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai