Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA

“SUMBER ENERGI ALTERNATIF AIR”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas XI MIPA 1

 Deliyana Nopianti
 Selviasari
 Dhea Hidayah
 Riki Ardiansyah
 Riani
 Ratu Delia A. C.
 Devita

SMA NEGERI 1 CISOLOK


Jl. Raya Cikelat Km. 3 Cisolok, Wangunsari, Kec. Cisolok, Kab. Sukabumi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia yang berjudul “Sumber Energi Alternatif
Air”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan
kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu mata pelajaran Kimia
yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan tentang mata pelajaran Kimia.

Akhirnya kepada Allah SWT kami berharap dan berdoa agar makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah
ini. Amin.

Cisolok, 29 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

BAB IIPEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Air..............................................................................................................3

2.2 Sumber Energi Air.......................................................................................................3

2.2.1 Energi Kandungan Mekanis Air...........................................................................3

2.2.2 Energi Air Kandungan Termis.............................................................................8

2.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Air di Indonesia....................................................10

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)....................................................................11

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................16

3.1 Saran..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin berkurang
atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga
menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu sekarang perlu
dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari energi yang biasanya sering
dipakai.

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat
digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa
akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar
terhadap pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change.
Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah
berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda
dalam penggunaannya.

Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang


digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif
yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak
menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.

Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi air
yang mengalir. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tenaga air merupakan sumber
energi bersih yang terbarukan dan tidak mencemari planet kita dengan emisi CO2
yang berbahaya, tidak seperti pembakaran pada bahan bakar fosil. Meskipun tenaga
air tidak menimbulkan polusi udara dan tidak berkontribusi pada masalah perubahan
iklim seperti pada bahan bakar fosil, tenaga air tidak sepenuhnya merupakan sumber
energi ramah lingkungan.

Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia
yang dalam skala besar telah digunakan sebagai pembangkit listrik. Beberapa
perusahaan di bidang pertanian bahkan juga memiliki pembangkit listrik sendiri yang
1
bersumber dari energi air. Di masa mendatang untuk pembangunan pedesaan
termasuk industri kecil yang jauh dari jaringan listrik nasional, energi yang
dibangkitkan melalui sistem mikrohidro diperkirakan akan tumbuh secara pesat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berasal dari manakan sumber-sumber energi air?


2. Bagaimana pemanfaatan energi air?
3. Bagaimana potensi PLTA dan Mikrohidro di Indonesia?
4. Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dari energi air di Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena
pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud
energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air
bergantung pada besarnya head dan debit air. Air adalah substansi kimia dengan
rumus kimia H2O: satu molekul air memiliki dua atom hidrogen kovalen terikat pada
atom oksigen tunggal. Air muncul di alam dalan semua tiga negara umum dari materi
dan dapat mengambil berbagai bentuk di bumi seperti uap air dan awan di langit, air
laut dan gunung es dilautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan
cairan pada akuifer.

Pada suhu dan tekana yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air ada air inonik dimana molekul terurai menjadi sub ion
hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik
dimana oksigen mngkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam kisi
oksigen.

2.2 Sumber Energi Air

2.2.1 Energi Kandungan Mekanis Air

a. Air Terjun

Pada dasarnya ada 3 faktor utama dalam penentuan pemakaian


suatu potensi sumber tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu :

1) Jumlah air yang tersedia


2) Tinggi terjun yang bisa dimanfaatkan
3) Jarak Lokasi

3
Perlu kita ketahui bahwa potensi energi air terjun adalah
memanfaatkan energi dari ketinggian atau potensial yang selanjutnya
dikonversi menjadi energi kinetik untuk menggerakkan sirip dan
memutar turbin selanjutnya dirubah menjadi energi listrik. Menurut
perkiraan, potensi tenaga air yang dapat diperoleh secara teoritis adalah
48,23.1012 Kwh setahun atau 11,011 GW, bila diperhitungkan faktor
kapasitas besar 50 %. Dari jumlah ini, potensi secara teknis dapat
dikembangkan diperkirakan sebanyak 19,39.1012 Kwh atau 4,426
GW. Pemanfaatan sumber air yang belum optimal sesuai dengan
teoritis karena disebabkan kondisi geografis antara sumber energi air
dengan pusat pembangkit serta transmisi yang menghubungkan antara
pusat pembangkit listrik dengan konsumen listrik.

b. Energi Pasang Surut

Pada dasarnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air


konvensional terdapat kesamaan, yaitu keduanya adalah tenaga air,
yang memanfaatkan grafitasi tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga
listrik. Perbedaan utama secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Pasang surut menyangkut aurs air periodik dua arah dengan dua
kali pasang dan dua kali surut tiap hari.
2) Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan
kontruksi yang lebih tahan korosi.
3) Tinggi jatuh relatih sangat kecil (maks 11 m) bila dibandingkan
dengan instalasi hidro lainya.

Berdasarkan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan


adalaha sekitar 8 sampai 25% dari seluruh energi teoritis yang ada,
Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut
harus memasang kapasitas pembangkit listrik yang relatif lebih besar.
Di lain pihak pusat lisrik tenaga pasang surut tidak tergantung pada
perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai biasa.

4
c. Energi Ombak dan Arus

Hulls merumuskan daya yang terkandung dalam ombak


mempunyai bentuk sebagai berikut :

P = b.g.T.H²/64 Π
Dimana : P = Daya
b = Berat Jenis
g = Gravitasi
T = Periode

H = tinggi ombak rata-rata

Menurut hulls deretan ombak yang terdapat disekitar pantai


selandia baru, mempunyai tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 sekon,
mempunyai daya sebesar 4,3 KW/meter Panjang ombak.

Melalui sistem transmisi, secara hidrolik atau melalui roda


gigi,gerakan seputar engsel dapat menjalankan suatu generator yang
membangkitkan tenaga listrik.Menurut penelitian para ahli,suatu
deretan rakit sepanjang 1000 Km akan dapat membangkitkan tenaga
listrik yang setara dengan 25000 MW. Bentuk desain lain, berdasarkan
pengalaman para pelaut, bahwa bila ada sebuah pulau kecil ditengah
laut, bahwa ombak-ombak itu bila mendekati pulau tersebut akan
memutar mengelilingi pulau itu. Dalam desain ini Wirt dan Morrow
membuat atol bendungan berupa sebuah bangunan bahwa air
berbentuk kuba, bergaris tengah lebih kurang 80 meter,yang dapat
memnfaatkan efek sebuah atol.

Gelombang laut akan memecah diatas kuba, membentuk spiral


alamiah dan mendorong serta menggerakan suatu deretan daun suduh
baling-baling ditengah bangunan itu, yang ada gilirannya menjalankan
sebuah generator.

Dalam lautan terdapat arus-arus yang kuat,dengan air laut yang


berpindah sampai sejauh 1 atau 2000 KM,dengan kecepatan dan pada
ketinggian yang berbeda-beda. Dapat terjadi bahwa pada permukaan

5
laut, air mengalir dengan kecepatan 1 sampai 2 KM/jam, Sedangkan
100 meter dibawahnya air mengalir dengan kecepatan 3 sampai 4
Km/jam dengan arah yang berlainan. Gaya-gaya ini dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan
mempergunakan roda-roda air yang besar.

Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang


dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan
sebaliknya. Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan
gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin
timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh
respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik
tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat
dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal
dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian
puncak maksimum dan lembah minimum.

Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai


serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak
ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang
berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan
ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi
tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang
laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada
sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang
laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu
titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan
setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang
diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan
perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari
gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut,
diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai
selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang
laut sekitar 40 kw/m.

6
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi
energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi
energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu
sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan
akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi
yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus
dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat
dipilih.

Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di


pesisir pantai selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel
(Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang
datang disalurkan memasuki sebuah saluran runcing yang berujung
pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian
tertentu (lihat gambar a). Air laut yang berada dalam bak penampung
dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin
generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung
memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus
menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah.
Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan
pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah
dikembangkan sejak tahun 1985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang


lebih banyak dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the
oscillating water column). Teknologi ini telah dikembangkan BPPT
dengan didirikannya sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak
(PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Kolom
air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam
sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.

7
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model
sumber energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah
di wilayah perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat
efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal
hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis
untuk melakukan konversi energi.

Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak


pada suatu ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya
udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus
tersebut. Apabila diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut,
maka aliran udara yang keluar masuk akan memutar turbin yang
menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini adalah aliran
keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena
aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah
besar.

2.2.2 Energi Air Kandungan Termis

a. Konversi Energi Panas Laut

Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL (Ocean


Thermal Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk
menarik arus-arus energi termal yang memiliki sekurang-kurangnya
selisih suhu sebesar 20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya
alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus
tertutup.

Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi


pada tekanan rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin
penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas
permukaan laut untuk menguapkan fluida pengerak dengan Amonia
atau Freon. Uap panas menggerakan turbin, kemudian turbin berkerja
menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air
laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana
fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan

8
turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati
pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri
kembali dalam sistem.

Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai


medium kerja maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal
dari permukaan laut diuapkan dalam suatu alat penguap (flash
evaporator) dan menghasilkan uap air dengan tekanan yang sangat
rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20oC. Uap itu
memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi
generator yang menghasilkan energi listrik (Gambar 1).

Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran


turbin menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah
dimanfaatkan dialirkan ke sebuah kondensor yang menghasilkan air
tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan
bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan siklus
Claude ini menghasilkan energi listrik maupun air tawar. Masalah
dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat
besar karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah
modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan
kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100
meter.

Dalam kaitan ini maka metode kedua, yaitu dengan siklus


tertutup, merupakan pilihan yang pada saat ini lebih disukai dan
digunakan banyak proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada
gambar 2, air permukaan yang hangat dipompa ke sebuah penukar
panas atau evaporator, dimana energi panas dilepaskan kepada
suatu medium kerja, misalnya amonia. Amonia cair itu akan berubah
menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk 21oC.
Turbin berputar menggerakkkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik. Gas amonia akan meninggalkan turbin pada tekanan
kira-kira 5,1 bar dan suku lk 11oC dan kemudian di bawa ke

9
kondensor. Pendinginan pada kondensor mengakibatkan gas amonia
itu kembali menjadi bentuk benda cair.

2.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Air di Indonesia

Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi
listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di
seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah
sekitar 800.

Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia merupakan
modal awal untuk pengembangan energi air ini. Namun eksploitasi terhadap sumber
energi yang satu ini juga harus memperhatikan ekosistem lingkungan yang sudah ada.

Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial


gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi
potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya
turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk
pemanfaatan energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan
energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan
menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada
sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memada.

Pembangkit listrik mikrohidro mengacu pada pembangkit listrik dengan skala


di bawah 100 kW. Banyak daerah pedesaan di Indonesia yang dekat dengan aliran
sungai yang memadai untuk pembangkit listrik pada skala yang demikian.
Diharapkan dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa-desa tersebut dapat
memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam mengantisipasi kenaikan biaya energi
atau kesulitan jaringan listrik nasional untuk menjangkaunya.

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki begitu banyak sumber


daya alam seperti minyak bumi, gas alam, batubara serta potensi-potensi lainnya . Air
merupakan salah satu potensi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai
Pembangkit listrik selain karena ramah lingkungan PLTA juga merupakan pemasok

10
sekitar 70.000 MW listrik yang ada di Indonesia, berikut beberapa contoh PLTA di
Indonesia :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Angkup Terdapat di Provinsi DI Aceh


2. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Cibadak Terdapat di Provinsi Jawa
Barat
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Saguling Terdapat di Provinsi Jawa
barat
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Selorejo Terdapat di Provinsi Jawa
Timur
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sempor Terdapat di Provinsi Jawa
Tengah
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sentani Terdapat di Provinsi Papua
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Tes Terdapat di Provinsi Bengkulu

Hal ini membuktikan bahwa indonesia benar-benar berpotensi untuk


menggunakan air sebagai pembangkit listrik yang kedepannya nanti bisa lebih
dikembangkan lagi agar tidak terlalu bergantung ke energi fossil yang semakin hari
semakin menipis.

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PLTA adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk
diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut
sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air
yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator).

Komponen PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen


utama sebagai berikut :

1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan


tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan
tujuan untuk menyimpan energi.

11
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin
berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan
fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk
memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan
gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika
baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator
selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik.
Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik
lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju
rumah-rumah dan pusat industri.

Keterangan :

1. Waduk = tempat nampung air sungai


2. Main Gate = pintu air utama
3. Bendungan = penahan laju sungai
4. Penstock = pipa yang nyalurin air dr waduk ke pembangkit
5. Katup Utama = katup buka/tutup
6. Turbin = yang digerakan sama air
7. Generator = pengubah E mekanik jadi E listrik
8. Draftube = penampung air sebelum dibuang
9. Tailrace = pembuangan air
10. Transformator = pengubah listrik
11. Switchyard = pengatur listrik
12. Kabel Transmisi = distributor listrik

12
13. Spillways = air waduk klo lebih kluar lewat sinis

Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :

1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar tenaga
yang dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari suatu bendungan.
Semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar
tenaga yang dihasilkan. Ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding
lurus dengan jarak jatuh. Dengan kata lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka
akan menghasilkan dua satuan energi lebih banyak.
2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan
menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia tergantung
kepada jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar sungai akan
mempunyai aliran yang lebih besar dan dapat menghasilkan energi yang banyak.
Tenaga juga berbanding lurus dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih besar
dalam mengalirkan air akan menghasilkan dua kali lebih banyak energi.

Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi ini adalah dengan


1. mengandalkan jumlah debit air
2. dengan memanfaatkan ketinggian jatuhnya air.

Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk


pembangkit listrik:
1. memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun bendungan dan reservoir
atau yang sering disebut dengan Run-of-river Hydropower
2. membangun bendungan dan membuat reservoir untuk mengalirkan air ke
turbin.

Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari aliran
air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk)
melalui intake, kemudian dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air
diarahkan menuju turbin. Beberapa PLTA biasanya menggunakan pipa
pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju turbin/kincir air, dengan tujuan
meningkatkan energi dalam air dengan memanfaatkan gravitasi dan mempertahankan
tekanan air jatuh.

13
Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan tertentu,
sehingga terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik. Sementara air yang
tadi digunakan untuk memutar turbin dikembalikan ke alirannya. Energi listrik yang
dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun
digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

a. Keunggulan dan Kekurangan PLTA

Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air


(PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1) Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan
kebutuhan beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok
digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi
beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2) Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan
dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya
bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3) PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100
tahun.
4) Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus
digunakan untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai
cadangan air dan pariwisata.
5) Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi
berharga bagi lingkungan.

b. Kekurangan dari pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai


berikut:

1) Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem


sungai/danau akibat dibangunnya bendungan.
2)  Biaya investasi paling mahal.
3)  Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4)   Memerlukan lahan yang luas.

14
5)  Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat
menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat
besar.

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat


menghasilkan energi listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit
listrik yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 100 KW – 5 MW didefinisikan
sebagai pembangkit listrik. Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen
utama yaitu air sumber energi, turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian


tertentu  melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah instalasi,
air tersebut akan menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik
berupa berputarnya poros turbin. Putaran poros turbin ini akan memutar generator
sehingga dihasilkan energi listrik. 

Cara kerja PLTMH sebagai berikut, Aliran sungai dibendung


agar mendapatkan debit air (Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian  air yang dihasilkan
disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang,  Kolam penenang
dihubungkan dengan  pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di pasang turbin
air. Pada turbin air akan berputar setelah  mendapat tekanan air (P) dan perputaran
turbin dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat putaran yang
constan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim
kekonsumen melalui saluran kabel distribusi ( JTM atau JTR).

Manfaat penerapan PLTMH di Indonesia adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat
2. Memberikan penerangan (lampu), dengang kualitas lebih baik, sehingga  jam
belajar dan beraktifitas lebih panjang
3. Membukakan akses pada informasi (radio, Televisi, internet)
4. Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian
5. Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu
dilakukan oleh Koperasi

15
6. Menciptakan lapangan kerja  di desa (penjualan dan service center
memerlukan banyak tenaga lokal)
7. Menciptakan Tenaga Teknisi di desa
8. Mengatur tata lahan air, untuk irigasi pertanian.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Air


merupakan sumber energi yang luas yang bisa digunakan, ada beberapa pembangkit
listrik yang bisa kita gunakan diantaranya :

1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


2. PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
3. PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro)

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan apabila menggunakan pembangkit


tenaga air, serta bersahabat dengan lingkungan sekitar. Lagipula potensi air di
Indonesia sangatlah besar sehingga bisa mendapatkan sumber energi air yang sangat
mudah dan besar, serta dapat mengurangi pemakaian energi fosil sebagai bahan bakar
pada pembangkit listrik yang semakin hari semakin berkurang bahkan kandungan
minyak bumi sekarang hanya cukup untuk 19 tahun lagi.

3.1 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga

16
makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Internet. Air Sebagai Pembangkit Listrik. http://repository.untag-sby.ac.id/9874/2/BAB


%201.pdf (di akses pada 29 Agustus 2022)

Internet. Air Sebagai Energi Terbarukan. https://coaction.id/air-sebagai-sumber-energi-


terbarukan/ (di akses pada 29 Agustus 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai