Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA

“EFEK RUMAH KACA”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas XI MIPA 1

 Risvana Krisanda
 Lisye Herlina Sagita
 Febri Aliefia
 Hilda
 Sindi
 Elisawati
 Fauzi Maulana Akbar

SMA NEGERI 1 CISOLOK


Jl. Raya Cikelat Km. 3 Cisolok, Wangunsari, Kec. Cisolok, Kab. Sukabumi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia yang berjudul “Efek Rumah Kaca”. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada
pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu mata pelajaran Kimia
yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan tentang mata pelajaran Kimia.

Akhirnya kepada Allah SWT kami berharap dan berdoa agar makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah
ini. Amin.

Cisolok, 29 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca......................................................................................2
2.2 Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca.....................................................................3
2.2.1 Uap Air.................................................................................................................3
2.2.2 Karbon Dioksida..................................................................................................3
2.2.3 Metana (4-9%).....................................................................................................4
2.2.4 Nitrogen Oksida...................................................................................................4
2.2.5 Gas lainnya...........................................................................................................4
2.3 Dampak Efek rumah kaca...........................................................................................5
2.3.1 Ketahanan Pangan Terancam...............................................................................6
2.3.2 Dampak Lingkungan............................................................................................6
2.3.3 Risiko Kesehatan..................................................................................................6
2.3.4 Air........................................................................................................................6
2.3.5 Ekonomi...............................................................................................................6
2.4 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca.................................................................8
2..4.1 Penggunaan alat listrik.........................................................................................8
2.4.2 Penggunaan kendaraan bermotor.........................................................................8
2.4.3 Penanaman pohon................................................................................................8
2.4.4 Pengelolaan sampah.............................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.1 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca yang
ekstrim. Dalam waktu singkat kita bisa merasakan cuaca yang sangat panas,
kemudian tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Saat cuaca panas, dapat
dirasakan panas yang terlalu terik, dan ini dapat kita amati dari waktu ke waktu. Bumi
kita terasa semakin panas. Hal ini disebut sebagai pemanasan global atau global
warming, yaitu terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah
kaca.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali
dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali, sinar matahari
berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun, sebagian dari
energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa
karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi
panas yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan
bumi, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian efek rumah kaca?


2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4. Bagaimana solusi untukmengatasi efek rumah kaca?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan
atmosfer yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah.
Mekanisme ini pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca sebenarnya, yang bekerja
dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut sehingga panas yang tidak
hilang oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun
1824, dan pertama kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. (Wikipedia, 2011).

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah


oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan
bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan
adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu
jauh berbeda.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
2
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut
telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global”.

2.2 Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-
gas di atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca.Gas rumah kaca
adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas
tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang
mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan


semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang
berperan dalam efek rumah kaca dengan persentase kontribusi mereka terhadap efek
rumah kaca;

2.2.1 Uap Air

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi
uap air berfluktuasi secara regional. Aktivitas manusia tidak secara langsung
memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek


rumah kaca yang mengakibatkan meningkatnya temperatur dan semakin
meningkatknya jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan
sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).

2.2.2 Karbon Dioksida

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke


atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu
untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan

3
listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap
karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil
kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

2.2.3 Metana (4-9%)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas
rumah kaca. Metana merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap
panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana
dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak
bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat
pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan
tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak
permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di
atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.

2.2.4 Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia


dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari
karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila
dibandingkan masa pre-industri.

2.2.5 Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur.


Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium.
Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk,
termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di
kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakanklorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain
mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang
melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Komsumsi CFC tertinggi terdapat
pada Negara-negara maju. Amerika Serikat mengkomsumsi hampir sepertiga
komsumsi CFC dunia.

4
Negara-negara maju adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di
dunia. Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara penghasil emisi
karbondioksida per kepala per tahun sebagai berikut:

1. Amerika Serikat 20 ton


2. Kanada dan Australia 18 ton
3. Jepang dan Jerman 10 ton
4. China 3 ton
5. India 1 ton

2.3 Dampak Efek rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-
rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat
(Wikipedia, 2011).

Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu


permukaan bumi. Sehingga terjadi perubahan iklim  yang sangat ekstrim di bumi. Hal
ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi


sulit diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah
hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan
belahan bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan,
karena  kenaikan suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya perubahan iklim akan
berdampak pada segala sector. Meliputi:

5
2.3.1 Ketahanan Pangan Terancam

Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang


akibat banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta
angin yang kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan
jangka waktu penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan
panen padi sebanyak 10%.

2.3.2 Dampak Lingkungan

Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan


iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi
ekosistem). Terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas,
menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti
memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di
enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili
20% muka bumi (Jhamtani, 2007).

2.3.3 Risiko Kesehatan

Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan


bisa memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan
bahwa peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah
menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria,
diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis
seperti Indonesia.

2.3.4 Air

Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di


daerah tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia
Pasifik akibat musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.

2.3.5 Ekonomi

Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan


kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi.
Sir Nicolas Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa

6
dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar
terhadap ekonomi.

Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di


Indonesia. Namun beberapa data menunjukkan bahwa :

a. Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.


b. Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih
intensif sehingga meningkatkan risiko banjir..
c. Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran
hutan dan lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi
(CIFOR, 2004)
d. Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak
pada sektor pertanian dan ketahanan pangan.
e. Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir.
Sebagai contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050,
diperkirakan 160 km2 dari kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa
Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret
2007).
f. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar
430 km. Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan
erosi ke daratan 50-100 meter per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan
ini ditambah potensi dampak dari perubahan iklim diduga akan menyebabkan
muka air laut naik 6 meter pada 2030, sehingga Kuta dan Sanur akan
tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal ini mengancam keberlangsungan
pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan dan keindahan
pantai dan laut di Bali.
g. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko
kehilangan banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat
kenaikan permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada
pengungsi dalam negeri.
h. Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan
perikanan yang pada akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata
masyarakat petani dan nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait
dengan hal itu akan mengurangi pendapatan negara dan masyarakat dari sektor

7
pariwisata. Sementara itu, negara harus menaikkan anggaran untuk
menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan
menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat bencana. Industri
di kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi dampak
ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan
beban anggaran pembangunan nasional dan daerah.

2.4 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca

2..4.1 Penggunaan alat listrik

a. Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.


b. Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi stand
by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
c. Kabel dari barang elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila
sudah tidak digunakan
d. Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk
lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung
cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam
ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat
menurunkan emisi penyebab pemanasan global

2.4.2 Penggunaan kendaraan bermotor

2.4.3 Penanaman pohon

Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka


dapat dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa
pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak
menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga,
melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-
taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.

2.4.4 Pengelolaan sampah

a. Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.


b. Menghemat penggunaan kertas.

8
c. Mengurangi penggunaan tisu
d. Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam
e. Membuat kompos

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. Efek rumah kaca timbul karena komposisi gas rumah kaca yang sudah
tidak stabil lagi. Beberapa gas tersebut yaitu uap air, karbondioksida,metana, nitrogen
dioksida, dan gas-gas lainnya.

Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan meningkatnya panas atau suhu
bumi, atau biasa disebut sebagai global warming atau pemanasan global. Global
warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di
Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama
sehari tidak menentu. Hal ini nantinya akan berdampak pada aspek kehidupan
lainnya.

Oleh karena itu, tentunya harus ada penanggulangan agar dampak dari efek
rumah kaca tidak semakin parah dan berimbas kepada kehidupan kita nantinya.
Banyak hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak tersebut,
beberapa diantaranya penghematan dalam menggunakan listrik, penggunaan
kendaraan atau bahan bakar, penanaman pohon, serta daur ulang sampah.

Dengan dilakukannya beberapa hal tersebut, kita turut memberikan perhatian


dan tindakan demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita nantinya.

3.1 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga

10
makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Internet. Dampak efek rumah kaca terhadap lingkungan.


http://andikamahriadi2013.wordpress.com/2013/10/29/dampak-efek-rumah-kaca-terhadap-
lingkungan-perekonomian/

Internet. Dampak dan upaya pencegahan efek rumah kaca.


http://blhlumajang.ppejawa.com/news61_dampak_dan_upaya_pencegahan_
%E2%80%9Cgreenhouse_effect__global_warming%E2%80%9D.html

Internet. Efek rumah kaca pada lingkungan. http://yayanajuz.blogspot.com/2012/04/ efek-


rumah-kaca-pada-lingkungan.html

11

Anda mungkin juga menyukai