Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EFEK RUMAH KACA DAN DAMPAKNYA TERHADAP BUMI


Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata pelajaran Fisika dengan
guru pembimbing :

Dra.Hj.Nursimin,M.Si

Disusun oleh:

Nama : Revilya Hersi Khaeruddin

Kelas : X MIPA 3

No. Urut : 28

SMA NEGERI 5 MAKASSAR

2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 17 Agustus 2019

Penyusun

(Revilya Hersi K)

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Pengertian ...........................................................................................3
2.2. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca ............................................4
2.3. Dampak Efek Rumah Kaca.................................................................6
2.4. Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca ........................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................11
4.1. Kesimpulan .......................................................................................11
4.2. Saran .................................................................................................11
Daftar Pustaka ........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca
yang ekstrim. Dalam waktu singkat kita bisa merasakan cuaca yang sangat panas,
kemudian tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Saat cuaca panas, dapat
dirasakan panas yang terlalu terik, dan ini dapat kita amati dari waktu ke waktu.
Bumi kita terasa semakin panas. Hal ini disebut sebagai pemanasan
global atau global warming, yaitu terjadinya peningkatan suhu di permukaan
bumi akibat efek rumah kaca.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan


kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali, sinar
matahari berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun,
sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar
ke angkasa karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.
Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar
kembali ke permukaan bumi, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek
rumah kaca berlebihan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian efek rumah kaca?
2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang efek rumah
kaca terhadap lingkungan antara lain pengertian dari efek rumah kaca, bagaimana
proses terjadinya efek rumah kaca, apa yang menjadi penyebab terjadinya efek

1
rumah kaca, apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan dan apakah usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan
atmosfer yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala
arah. Mekanisme ini pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca sebenarnya, yang
bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut sehingga panas
yang tidak hilang oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph
Fourier pada tahun 1824, dan pertama kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante
Arrhenius pada tahun 1896, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda
langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. (Wikipedia, 2011).

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.


Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur
dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah


oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

2
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada
di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-
rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari
suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga
es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-
gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global”.

2.2. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-
gas di atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca.Gas rumah
kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga
timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap
air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan


semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang
berperan dalam efek rumah kaca dengan persentase kontribusi mereka terhadap
efek rumah kaca;

1. Uap Air (36-70%)


Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi
secara regional. Aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi
uap air kecuali pada skala lokal.

Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek


rumah kaca yang mengakibatkan meningkatnya temperatur dan semakin
meningkatknya jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai
mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).

3
2. Karbondioksida (9-26%)
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.
Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida
semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.
3. Metana (4-9%)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Metana merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali
lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama
produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga
dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah
(landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi,
sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada
pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali
lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.
Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,
perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di
beberapa negara berkembang masih menggunakanklorofluorokarbon (CFC)
sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga
mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).

4
Komsumsi CFC tertinggi terdapat pada Negara-negara maju. Amerika Serikat
mengkomsumsi hampir sepertiga komsumsi CFC dunia.

Negara-negara maju adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara penghasil emisi karbondioksida per
kepala per tahun sebagai berikut:

 Amerika Serikat 20 ton


 Kanada dan Australia 18 ton
 Jepang dan Jerman 10 ton
 China 3 ton
 India 1 ton

2.3. Dampak Efek rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu


rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-
4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer,
maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan
bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi
meningkat (Wikipedia, 2011).

Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu


permukaan bumi. Sehingga terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi.
Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga


menjadi sulit diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan

5
intensitas curah hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor.
Sedangkan belahan bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang
berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya
perubahan iklim akan berdampak pada segala sector. Meliputi:

1. Ketahanan Pangan Terancam


Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang
akibat banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin
yang kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka
waktu penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi
sebanyak 10%.
2. Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan
iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi
ekosistem). Terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi
rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa
15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada
2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
3. Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan
bisa memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa
peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan
kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam
berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti Indonesia.
4. Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di
daerah tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik
akibat musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.
5. Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan
kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir
Nicolas Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau
20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi.

6
Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia.
Namun beberapa data menunjukkan bahwa:

1. Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.


2. Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih
intensif sehingga meningkatkan risiko banjir..
3. Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran
hutan dan lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi
(CIFOR, 2004)
4. Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan
berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan.
5. Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat
pesisir. Sebagai contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050,
diperkirakan 160 km2 dari kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa
Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret
2007).
6. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar
430 km. Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun
dengan erosi ke daratan 50-100 meter per tahun (Bali Membangun, 2004).
Kerusakan ini ditambah potensi dampak dari perubahan iklim diduga akan
menyebabkan muka air laut naik 6 meter pada 2030, sehingga Kuta dan
Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal ini mengancam
keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan
dan keindahan pantai dan laut di Bali.
7. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko
kehilangan banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir
akibat kenaikan permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan
akan ada pengungsi dalam negeri.
8. Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan
perikanan yang pada akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-
rata masyarakat petani dan nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang
terkait dengan hal itu akan mengurangi pendapatan negara dan masyarakat
dari sektor pariwisata. Sementara itu, negara harus menaikkan anggaran

7
untuk menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola dampak
kesehatan, dan menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat
bencana. Industri di kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan
menghadapi dampak ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya
ini akan meningkatkan beban anggaran pembangunan nasional dan daerah.

2.4. Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca

a. Penggunaan alat listrik

 Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.


 Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi
stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
 Kabel dari barang elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak
bila sudah tidak digunakan
 Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk
lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis
tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk
penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat
listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global

b. Penggunaan kendaraan bermotor

c. Penanaman pohon

Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat


dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon
dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi
udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada
gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa
disebut dengan taman kota.

d. Pengelolaan sampah

 Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.


 Menghemat penggunaan kertas.

8
 Mengurangi penggunaan tisu
 Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam
 Membuat kompos

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda


langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. Efek rumah kaca timbul karena komposisi gas rumah kaca yang sudah
tidak stabil lagi. Beberapa gas tersebut yaitu uap air, karbondioksida,metana,
nitrogen dioksida, dan gas-gas lainnya.
Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan meningkatnya panas atau
suhu bumi, atau biasa disebut sebagai global warming atau pemanasan global.
Global warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini
di Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang
selama sehari tidak menentu. Hal ini nantinya akan berdampak pada aspek
kehidupan lainnya.

3.2. Saran

Banyak hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak
tersebut, beberapa diantaranya penghematan dalam menggunakan listrik,
penggunaan kendaraan atau bahan bakar, penanaman pohon, serta daur ulang
sampah.
Dengan dilakukannya beberapa hal tersebut, kita turut memberikan
perhatian dan tindakan demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://andikamahriadi2013.wordpress.com/2013/10/29/dampak-efek-rumah-kaca-
terhadap-lingkungan-perekonomian/
http://blhlumajang.ppejawa.com/news61_dampak_dan_upaya_pencegahan_%E2
%80%9Cgreenhouse_effect__global_warming%E2%80%9D.html
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/04/ efek-rumah-kaca-pada-lingkungan.html

http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/pengertian-efek-rumah-kaca.html

11

Anda mungkin juga menyukai