Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Geoteknik adalah merupakan salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau
design tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan
dengan asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti
yang diinginkan.
Dalam penambangan secara tambang terbuka (open pit), sudut kemiringan adalah
satu faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan lokasi dari dinding-dindingnya.
Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan geologinya, maka kemiringan optimum dapat
beragam diantara berbagai pit dan bahkan dapat beragam pula dalam satu pit yang sama.
Sudut pit pada umumnya dapat dikatakan sebagai sejumlah waste yang harus dipindahkan
untuk menambang bijih.

440

470
420 380

PIT
BOTTOM

410
430 490
Gambar 1. Contoh dalam satu pit terdapat sudut-sudut
kemiringan yang berbeda

Sumber: Surface Mining 2nd Edition, Kennedy, 1990

TUJUAN

1. Pit slope diusahakan harus dibuat setajam mungkin dengan tanpa menimbulkan kerugian
ekonomi secara keseluruhan yang disebabkan karena ketidak stabilan kemiringan dan
tanpa membahayakan keamanan dari pekerja maupun peralatan
2. Menetapkan besarnya sudut kemiringan pit yang dianggap aman pada suatu
pertambangan. Analisa harus mengidentifikasi daerah yang mempunyai potensi longsor
atau daerah berbahaya lainnya.

I- 1
OBSERVASI UMUM

1. Memaksimalkan sudut kemiringan pit membantu mengoptimalkan pit dalam segi ekonomi
(mengurangi strip ratio secara keseluruhan)
2. Pada umumnya kerugian secara ekonomi yang diakibatkan karena ketidak setabilan lereng,
adalah:
 Kehilangan bijih
 Biaya stripping tambahan, karena push back baru untuk recover bijih yang tertutup
longsoran.
 Biaya pembersihan longsoran
 Biaya yang diasosiasikan dengan pembuatan jalur jalan angkut baru.
 Keterlambatan produksi.
 Produksi yang tidak efisien dikarenakan tidak adanya akses ke/dari beberapa area
kerja.
3. Gambar dibawah adalah ilustrasi ringkasan fungsi utama dari stabilitas kemiringan dalam
penambangan open pit dan untuk nilai ekonomi yang potensial dan meningkatkan
keamatan.

I- 2
Reduction of stripping ratio
Reduction of incured cost doe
Economi to deferred stripping
c Posible increas in ore reserve

Design
Better awareness of condition
of slopes
Design of support system if
Safety required and economically
justified
Water control surface and
undergrouns

Slope
Stability

Reduction of damage to slopes


Economi and improved fragmentation
c from beter blasting techniques.
Excavation Safety Berms
Safety

Economi Reduction of losses do to


c failure
Failure
Ability to live with a failure
Prediction
Prevention of hazards to
Safety personel and equipment

(Brawner and Milligan 1971)

1.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANTAPAN LERENG.


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kemantapan suatu lereng
adalah sebagai berikut :
1.2.1. PENYEBARAN BATUAN.
Jenis batuan atau tanah, penyebaran dan hubungan antar batuan yang terdapat
didaerah penyelidikan harus diketahui. Ini perlu dilakukan karena sifat-sifat fisis dan mekanis
suatu batuan akan berbeda dengan batuan lainnya, sehingga kekuatan menahan bebannya

I- 3
juga akan berbeda

I- 4
1.2.2. RELIEF PERMUKAAN BUMI
Relief permukaan bumi akan berpengaruh terhadap laju erosi dan pengendapan, dan
juga akan menentukan arah aliran air permukaan dan air tanah, hal ini disebabkan karena pada
daerah yang curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi dan mengakibatkan pengikisan lebih
intensif dibandingkan dengan daerah yang landai. Karena erosi yang intensif, maka akan
banyak dijumpai singkapan batuan dan ini akan menyebabkan pelapukan yang lebih cepat.
Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga kemantapan lereng menjadi
berkurang.
1.2.3. STRUKTUR GEOLOGI.
Disini struktur geologi yang perlu diperhatikan adalah: patahan (sesar), kekar, bidang
perlapisan, perlipatan, ketidak selarasan dan struktur-struktur geologi lainnya. Struktur geologi
ini adalah merupakan hal yang penting didalam analisis kemantapan lereng, karena struktur
geologi adalah merupakan bidang lemah didalam suatu masa batuan dan dapat menurunkan
kemantapan lereng..
1.2.4. IKLIM
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng karena iklim mempengaruhi perubahan
temperatur. Temperatur yang cepat sekali berubah dalam waktu yang singkat akan
mempercepat proses pelapukan batuan. Untuk daerah tropis pelapukan lebih cepat
dibandingkan dengan daerah dingin, oleh karena itu singkapan batuan pada lereng di daerah
tropis akan lebih cepat lapuk dan ini akan mengakibatkan lereng mudah longsor.
1.2.5. GEOMETRI LERENG
Geommetri lereng mencakup tinggi lereng dan sudut kemiringan lereng, lereng yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan menjadi tidak mantap dan cenderung untuk lebih mudah
longsor dibanding dengan lereng yang tidak terlalu tinggi dan dengan jenis batuan penyusun
yang sama.. demikian pula dengan sudut lereng, semakin besar sudut kemiringan lereng, maka
akan semakin tidak mantap.
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar basah dan batuannya
mempunyai kandungan air yang tinggi, kondisi ini menjadikan kekuatan batuan menjadi rendah
dan batuan juga akan menerima tambahan beban air yang dikandung, sehingga menjadikan
lereng lebih mudah longsor.
1.2.6. GAYA LUAR
Gaya luar ini berupa getaran-getaran yang berasaldari sumber yang berada didekat
lereng tersebut. Getaran ini misalnya ditimbulkan oleh peledakan, lalu-lintas kendaraan dan
sebagainya. Gaya luar ini sedikit banyak dapat mempengaruhi kemantapan suatu lereng.

I- 5
1.3. JENIS-JENIS LONGSORAN.
Jenis atau bentuk longsoran tergantung pada jenis material penyusun dari suatu
lereng dan juga struktur geologi yang berkembang didaerah tersebut. Karena batuan dan tanah
mempunyai sifat yang berbeda, maka jenis longsorannyapun sakan berbeda pula. Adapun
jenis-jenis dari longsoran yang umum dijumpai adalah sebagai berikut:
Bidang Bebas
1.3.1. LONGSORAN BIDANG.




Bidang Gelincir

Gambar 2. Longsoran Bidang


Gambar 3. Penampang Lereng dan bidang bebas longsoran bidang

Longsoran ini disebabkan karena adanya struktur geologi yang berkembang seperti
kekar (joint) ataupun patahan yang dapat merupakan bidang luncur.
Longsoran bidang dapat terjadi bila kondisi-kondisi seperti dibawah ini terpenuhi
semua:
1. Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus bidang permukaan lereng
dengan perbedaan maksimal 200
2. Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari kemiringan bidang permukaan lereng, atau
pada gambar adalah  > .
3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam atau  > .
4. Bidang bebas yang merupakan batas lateral dari masa batuan yang longsor
1.3.2. LONGSORAN BAJI.

Gambar 4. Longsoran Baji

Sama halnya dengan longsoran bidang, longsoran baji ini juga diakibatkan oleh
adanya struktur geologi yang berkembang. Perbedaannya adalah adanya dua struktur geologi

I- 6
(dapat sama jenis atau berbeda jenis dan dapat single ataupun set) yang berkembang dan
saling berpotongan
Longsoran baji ini terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinue berpotongan dan
besar sudut garis potong kedua bidang tersebut (i) lebih besar dari sudut geser dalam () dan
lebih kecil dari sudut kemiringan lereng (i).
1.3.3. LONGSORAN GULING.

Gambar 5. Longsoran Guling

Pada longsoran guling (toppling) imi struktur geologi yang berkembang adalah hampir
sama dengan yang berkembang pada longsoran bidang, perbedaanya adalah struktur yang
berkembang mempunyai kemiringan yang merupakan bidang lemahnya relatif tegak dan
berbentuk kolom.
1.3.4. LONGSORAN BUSUR.

Gambar 6. Longsoran Busur

Longsoran busur biasanya terjadi pada material tanah atau batuan lunak dengan

struktur kekar yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur

1.4. DATA SEBAGAI DASAR ANALISIS.


Data utama yang dibutuhkan sebagai dasar analisis kemantapan suatu lereng batuan
adalah: geometri lereng, struktur batuan, serta sifat fisik dan mekanik batuan.
 Geometri Lereng.
Geometri lereng yang perlu diketahui adalah:
1. Orientasi (jurus dan kemiringan) lereng
2. Tinggi dan kemiringan lereng (tiap jenjang ataupun total)

I- 7
3. Lebar Jenjang (berm)
 Struktur Batuan
Struktur batuan yang mempengaruhi kemantapan suatu lereng adalah adanya bidang-
bidang lemah, yaitu: bidang patahan (sesar), perlapisan dan rekahan.

 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan.


Sifat fisik dan sifat mekanik batuan yang diperlukan sebagai dasar analisis kemantapan
lereng adalah:
1. Bobot isi batuan.
2. Porositas batuan
3. Kandungan air dalam batuan.
4. Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser batuan.
5. sudut geser dalam
Data utama tersebut diatas dapat diperoleh dengan penyelidikan-penyelidikan di lapangan
dan dilaboratorium.
A. Penyelidikan di Lapangan.
Penyelidikan dilapangan dapat dilakukan dengan:
1. Pengukuran untuk mendapatkan data geometri lereng.
2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi.
3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk mendapatkan data litologi,
struktur batuan dan contoh batuan untuk dianalisis di laboratorium.
4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan data tentang sifat mekanik
batuan. (misalnya dengan block shear test).
B. Penyelidikan dilaboratorium.
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan diperoleh dari hasil uji coba (test) di laboratorium
terhadap sample batuan yang diambil dari lapangan. Penyelidikan dilaboratorium
dilakukan dengan:
1. Uniaxial compresive test
2. Triaxial test
3. Direct shear test
4. Penentuan bobot isi batuan, kandungan air dan porositas batuan.

I- 8

Anda mungkin juga menyukai