Oleh
ERRI JUMALIS SALAM
NIM. 112980018
Oleh
ERRI JUMALIS SALAM
NIM. 112980018
Diketahui,
Dosen Wali
_______________________
Ir. Untung Sukamto, MT.
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dilakukannya penelitian ini dimaksudkan untuk pengkajian secara teknis
rancangan pola dan geometri pemboran, penggunaan bahan peledak serta cara penyalaan
yang digunakan dalam kegiatan peledakan dan kemungkinan alternatif perbaikannya
dalam rangka mencapai hasil peledakan yang lebih baik.
D. Perumusan Masalah
1. Menyelidiki kondisi batuan (rock properties) yang akan dibongkar.
2. Penentuan pola dan geometri lubang ledak.
3. Menentukan jenis bahan peledak dan kebutuhan bahan peledak yang akan
digunakan.
4. Evaluasi hasil kegiatan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam kegiatan –
kegiatan peledakan selanjutnya.
E. Penyelesaian Masalah
1. Dasar Teori.
1.1 Peledakan Dalam Pembuatan Lubang Bukaan Mendatar
1.1.1 Pendahuluan.
Peledakan memegang peranan penting dalam kegiatan development maupun
waktu waktu penambangan. Pada tahap kegiatan development, peledakan pada
tambang bawah tanah digunakan untuk pembuatan tunnel, drift, crosscut, shaft.
Sedangkan pada pekerjaan penambangannya sendiri peledakan berguna untuk
melepaskan bijih dari batuan induknya.
Ada beberapa perbedaan mendasar dalam kegiatan peledakan pada tambang
bawah tanah dengan tambang terbuka, yaitu :
Dalam kegiatan peledakan pada tambang bawah tanah hanya terdapat
satu bidang bebas, sedangkan pada tambang terbuka terdapat dua atau
lebih bidang bebas.
Tempat peledakan atau ruangan di bawah tanah lebih terbatas.
Konsumsi bahan peledak dalam pembuatan lubang bukaan lebih tinggi dari
pada peledakan jenjang, biasanya 3 – 10 kali lebih tinggi.
Salah satu faktor penting dalam peledakan untuk pembuatan lubang bukaan
(opening) adalah menciptakan bidang bebas kedua. Untuk membuat bidang
bebas kedua maka dibuat cut. Cut adalah lubang bukaan awal yang menyediakan
ruang dan membuat bidang bebas kedua sehingga batuan semakin mudah untuk
dibongkar. Cut pada dasarnya dibagi menjadi parallel hole cut, angle cut dan
machine cut (Bhandari, 1997)
Cut dapat diledakkan disembarang tempat pada muka terowongan, tetapi
harus diperhatikan bahwa letak cut akan mempengaruhi arah lemparan, konsumsi
bahan peledak, dan jumlah lubang ledak per round peledakan. Jika letak cut
dekat samping dapat mengurangi jumlah lubang ledak. Untuk mendapatkan arah
peledakan ke depan dan tumpukan ditengah, cut diletakkan di tengah – tengah
penampang dan agak kebawah. Posisi ini akan menghasilkan lemparan yang
dekat dan konsumsi bahan peledak lebih sedikit. Posisi cut yang tinggi akan
memberikan kemudahan pemuatan hasil peledakan, tetapi konsumsi bahan
peledak lebih tinggi karena stoping kearah atas. Umumnya letak cut pada daerah
deretan lubang tembak pertama di atas lantai lubang bukaan.
Masing – masing bentuk cut mempunyai beberapa variasi disesuaikan
dengan formasi yang ada.
1.1.2 Cut
1.1.2.1 Angle Cut.
Adalah sekumpulan lubang bor yang dibor dengan sudut kemiringan yang
berbeda terhadap bidang bebas dengan maksud untuk membuat bidang bebas
baru. Walaupun angle cuts membutuhkan lebih sedikit lubang dan konsumsi
bahan peledak dibandingkan dengan burn cut, tingkat kemajuan per round
terbatas karena untuk membor jauh kedalam sangat susah dilakukan karena
lubang bor membentuk sudut terhadap bidang bebas, oleh karena itu dalam
pembuatan angle cut sangat membutuhkan pengebor yang berpengalaman. Jenis
cut ini sukar diterapkan untuk ukuran lubang bukaan kecil dan cocok untuk
lubang bukaan yang lebar. Oleh karenanya untuk mencapai tingakat kemajuan
yang sama dengan burn cut dibutuhkan drill steel yang lebih panjang.
V atau Wedge cut. Dibuat dari beberapa pasang lubang yang dibor
membentuk sudut kurang lebih 60o terhadap bidang permukaan dimana ujung –
ujungnya akan bertemu atau berdekatan pada bagian belakang cut. Membentuk
formasi garis semacam baji ketika diledakkan. Tipe ini bisa digunakan pada
hampir semua jenis batuan. Dengan cara ini terjadi kecenderungan batuan bagian
tengah terlontar dalam massa yang cukup besar, sehingga dapat menimbulkan
kerusakan pada penyangga maupun peralatan. Jika ini terjadi maka satu atau
lebih wedge yang baru dibuat di dalam wedge utama.
Pyramid cut. Terdiri dari 4 atau lebih lubang yang dibor miring, bertemu
pada satu titik. Konsentrasi bahan peledak cukup bagus. Sangat cocok dilakukan
pada batuan keras.
Dimana :
Nb = Jumlah cut dan stoping holes
N1 = Jumlah perimeter holes
c = Koeffisien yang tergantung pada bentuk penampang.
Untuk penampang persegi c= 4, trapezoidal c = 4,2. Busur
c = 3,86.
S = Penampang kerja lubang bukaan (m2)
b = Packing factor. Untuk bahan peledak dengan bahan dasar
NG = 1,2. Bahan dasar AN = 1,0.
B = Kedalaman lubang bor (m)
= Konsumsi bahan peledak untuk cut, stope, dan floor
holes (kg/m)
0 = Konsumsi bahan peledak untuk perimeter holes (kg/m)
q = Kebutuhan bahan peledak dalam kg/m3.
a. Geometri cut
Berikut ini adalah cara perhitungan untuk pembuatan burn cut, karena
untuk pembuatan lubang bukaan dengan luas penampang kecil pola ini
lebih cocok digunakan, selain itu tingkat kemajuan yang dicapai juga
lebih tinggi dibandingkan dengan angle cut.
Burden
- Berdasarkan rumus Anderson
B=
Dimana :
B = burden, ft
d = diameter lubang bor, in
L = kedalaman lubang bor, ft
Length-to-Burden Ratio
Untuk dijadikan perhatian bahwa rumus Konya tidak
mempertimbangkan kedalaman dari cut, oleh karenanya perlu
dilakukan perhitungan untuk mencapai burden yang paling efisien,
dimana nilai optimum dari length-to-burden ratio (L/B) adalah 3.
Untuk mencapai nilai 3 ini, hal – hal yang dapat dilakukan adalah
dengan mengganti SGe nya atau diameter dari bahan peledak yang
digunakan.
Spasi
Dimana :
B = burden, ft
L = kedalaman lubang bor, ft
Stemming
Stemming = 0,7B
Subdrilling
Subdrilling = 0,3B sampai 0,5 B
a b
Gambar 7 a) Pemboran horizontal dan b) Pemboran Vertikal
F. Metodelogi Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian ini, penggabungan antara teori dengan data-data
lapangan sangat penting, sehingga dari keduanya akan didapatkan pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang penelitian yang
diperoleh dari :
- Instansi yang terkait
- Perpustakaan
- Brosur-brosur
- Informasi-informasi
- Skripsi
2. Penelitian di lapangan
Penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu:
- Survei geologi, dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
keadaan geologi (perlapisan, rekahan, patahan, strike dan dip) dan mencari
informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
- Mencocokkan dengan perumusan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak
meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
- Melakukan pengukuran - pengukuran terhadap geometri lubang ledak.
- Meneliti kegiatan peledakan yang sedang berlangsung, yang termasuk dalam
kegiatan ini antara lain meneliti pola pemboran dan cara peledakan yang
dilakukan.
- Mencatat kejadian yang terjadi seperti adanya ukuran batuan yang besar,
penentuan titik pemboran, arah lemparan batuan, dsb.
- Wawancara seperlunya.
4. Akuisisi data
Akuisisi data ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mengelompokkan data – data
sehingga akan memberikan kemudahan dalam pengolahannya.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Hasil yang ada jika dimungkinkan akan disajikan dalam bentuk
grafik-grafik atau rangkaian perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisa data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil pengolahan data, dilakukan suatu analisa terhadap permasalahan-
permasalahan yang mungkin sudah terjadi dalam kegiatan peledakan yang sudah
dilakukan, sehingga nantinya akan dapat ditarik suatu kesimpulan yang bisa
digunakan sebagai bahan evaluasi untuk kegitan – kegiatan selanjutnya yang serupa.
G. Jadwal Kegiatan
N Waktu Juni Juli Agustus September
o Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi pustaka
2 Penelitian di lapangan
3 Pengambilan data
4 Akuisisi data
5 Pengolahan data
6 Pembuatan draft
Bab
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Morfologi Daerah Penelitian
2.3 Kondisi Geologi Daerah Penelitian
2.4 Iklim dan Curah Hujan
2.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja
III DASAR TEORI
3.1 Peledakan Dalam Pembuatan Lubang Bukaan
3.2 Sifat Batuan yang Mempengaruhi Peledakan
3.3 Rancangan Cut
3.4 Persentase Kemajuan Peledakan
IV Karakteristik Massa Batuan dan Peledakan
4.1 Karakteristik Massa Batuan
4.1.1 Komposisi Mineral
4.1.2 Struktur Batuan
4.1.3 Sifat Fisik Batuan
4.1.4 Sifat Mekanik
4.1.5 Klasifikasi Massa Batuan
V Pembahasan
5.1 Karakteristik Massa Batuan
5.2 Peledakan Pada Pembuatan Lubang Bukaan
5.3 Rancangan Peledakan Pada Pembuatan Lubang Bukaan
I. Daftar Pustaka
1. Bhandari, S. (1997), Engineering Rock Blasting, AA Balkema, Rotterdam.
2. Hemphill, Gery B. (____), Blasting Operations, McGrraw-Hill Book
Company, New York.
3. Morhard, Robert C. (1987), Explosives and Rock Blasting, Atlas Powder
Company, USA.
4. Yanto Indonesianto. (2000), Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah
(Underground Mining Development), Teknik Pertambangan UPN “Veteran”,
Yogyakarta.
5. Yudi Harjanto (2000), Upaya Perbaikan Persentase Kemajuan Per Round
Dalam Pembuatan Drift Dengan Peledakan di Tambang Emas Cikidang PT.
Aneka Tambang (Persero) PEPEP Cikotok, Skripsi Program Sarjana, Teknik
Pertambangan UPN “Veteran”, Yogyakarta.