Proses peledakan tambang bawah tanah harus dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin
dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan hidup, serta mempertimbangkan
tingginya biaya serta risiko lingkungan dan keselamatan.
Pada dasarnya bahan peledak terdiri dari campuran tiga komponen. 4 bahan kimia sensitif
bertindak sebagai bahan peledak dasar. Contoh bahan peledak dasar antara lain nitrogliserin
(NG), trinitroetilen (TNT), dan etilen glikol dinitrat. Zat pengoksidasi yang menghasilkan
oksigen, terutama KClO3, NaClO3, NaNO3, dll. Penyerap atau bahan tambahan seperti
serbuk gergaji atau batu bara. Bahan peledak dapat dibagi menjadi dua kategori tergantung
pada kecepatan rambat reaksinya. Bahan peledak lemah mempunyai laju perambatan reaksi
yang lambat. Selain itu, tidak semua material mengalami transisi fase padat ke gas, yang
mengakibatkan tekanan dan suhu tinggi. Pembakaran terjadi relatif lambat (deflagrasi) dan
tidak terjadi osilasi gelombang. Selain itu, bahan peledak kedua bersifat sangat eksplosif. Ciri
khas bahan peledak yang sangat berbahaya adalah bahwa reaksi secara keseluruhan
berpindah ke fase gas, reaksi kimia menghasilkan energi yang merambat, dan gelombang
getaran merambat melalui material
Metode Peledakan Terowongan: Peledakan terowongan biasanya dimulai dengan satu atau
lebih ledakan awal untuk membuat gua atau lubang di permukaan terowongan. Lubang atau
gua ini disebut “potongan” dan berfungsi sebagai ruang terbuka untuk peledakan selanjutnya.
``Potongan'' ini diperbesar dengan meledakkan dua atau lebih lubang peluru ``sederhana'', dan
ledakan berikutnya atau yang terakhir meledakkan lubang ``pemangkas'' yang menentukan
bentuk terowongan. Peledakan terowongan sangat bergantung pada seberapa baik Anda dapat
melakukan "pemotongan". Nama pola ini berasal dari jenis “potongan” yang digunakan.
Kondisi batuan yang akan ditembus, bentuk dan ukuran terowongan, serta jumlah gerak maju
yang diinginkan (jumlah gerak maju untuk setiap putaran peledakan ditentukan oleh
kedalaman, bukan "pemotongan") semuanya perlu dipertimbangkan. Jenis terowongan yang
cocok untuk "memotong". Jenis pola lubang yang biasa digunakan adalah antara lain :
a. Drag Cut
Untuk batuan dengan struktur planar berlapis seperti: B. Slate, pola ini cocok. Lubang yang
“dipotong” ini dibor dengan sudut terhadap bidang yang tegak lurus terhadap bidang formasi
sehingga batuan tersingkap sesuai dengan bidang formasi. Pola ini cocok untuk terowongan
kecil (lebar 1,5-2 meter) dimana penggalian ekstensif tidak penting.
b.Fan Cut
Lubang tembak "potongan kipas" berada pada bidang horizontal dan ditempatkan secara
diagonal. Batuan di antara dua baris lubang yang "dipotong" dihilangkan setelah "potongan"
tersebut diledakkan. Pelonggaran lubang dan pemangkas lubang kemudian perbesar potongan
bukaan hingga memiliki bentuk yang berbeda dari terowongan. Potongan ini cocok untuk
batuan dengan struktur berlapis.
c. V-Cut
"V-cut" sering digunakan untuk peledakan terowongan. Pada pola ini, lubang tembak
ditempatkan sedemikian rupa sehingga kedua lubang membentuk huruf V. Sebuah
"potongan" terdiri dari dua atau tiga pasang Vs, masing-masing dalam posisi horizontal.
Dalam “potongan”, lubang tembak biasanya dibor pada sudut 60° terhadap permukaan
terowongan. Panjang batang bor dibatasi pada lebar ini, sehingga panjang terowongan tidak
bergantung pada struktur
d. Pyramid Cut
“Potongan Piramid” terdiri dari empat lubang yang saling bertemu di tengah dari terowongan.
di batuan yang keras, jumlah lubang "potongan" saling meningkat hingga menjadi enam.
e. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan pola “potong” lainnya. Pada berbagai pola “potongan”, lubang-
lubang yang dipotong membentuk sudut sedang satu sama lain, sedangkan pada pola
“pemotongan api”, lubang-lubang yang “dipotong” sejajar satu sama lain dan tegak lurus
dengan permukaan terowongan. Dalam pola ini, beberapa lubang yang "dipotong" tidak diisi
dengan bahan peledak dan bertindak sebagai permukaan transparan terhadap lubang yang
"dipotong". Inilah keuntungan dari "pemotongan api", karena semua lubang dibor sejajar
dengan sumbu terowongan. Kemajuan tidak lagi bergantung pada lebar terowongan.
Pengeboran menjadi lebih mudah.
Detonator adalah suatu benda yang mengandung bahan peledak yang digunakan sebagai
pemicu awal terjadinya ledakan, baik berupa detonator elektrik, detonator biasa, detonator
non-listrik (nonel), detonator tunda, dan detonator elektronik.
Selubung luar detonator terbuat dari aluminium atau tembaga dan mengandung sejumlah
bahan peledak kuat, yang menentukan kekuatan ledakan dan juga bertindak sebagai pirogen.
Lalu terdapat tiga detonator yang digunakan pada metode peledakkan yang dilakukan oleh
penambang PT Freeport Indonesia ini, yaitu :
Unitronik detonator
Edev detonator
Icon detonator