Anda di halaman 1dari 22

by muhammad dahlan balfas

Acara 1-2 : PETA TOPOGRAFI DAN PROFIL

Alat dan Bahan :

1. Rotring 0.2, 0.3, 0.5


2. Sablon 0.2, 0.3, 0.5
3. Pinsil 2B
4. Eraser
5. Mistar
6. Kalkulator
7. Kertas grafik 2 lembar
8. Kertas kalkir ukuran HVS 2 lembar

Teori Dasar :

Peta topografi adalah peta yang menunjukkan bentuk permukaan bumi. Peta topografi
umumnya memberikan informasi mengenai :
- ketinggian tempat dengan garis kontur
- pola aliran sungai, danau, rawa, dan sebagainya
- unsur-unsur binaan manusia

Skala Peta. Peta topografi dikelompokkan berdasarkan skala. Skala didefinisikan sebagai
perbandingan jarak di peta dengan jarak di permukaan bumi. Skala biasanya dinyatakan dalam
bentuk rasio atau fraksi – 1:25.000 atau 1/25.000. Numerator mewakili jarak di peta, dan
denominator menyatakan jarak di permukaan bumi. Skala dapat terjemahkan dalam berbagai
satuan, misalnya 1:25.000 bisa berarti 1 cm di peta sebanding dengan 25.000 cm di permukaan
bumi atau 1 inci di peta sebanding dengan 25.000 inci di permukaan bumi (perhatikan bahwa
satuan numerator dan denominator sama).

Tabel 1. Skala peta topo yang umum dijumpai


Skala 1:500.000 5 kilometer
Skala 1:250.000 2,5 km
berarti 1 cm mewakili
Skala 1:100.000 1 km
Skala 1:24.000 240 meter

• Peta skala besar (≤ 1:25.000) biasanya digunakan untuk pekerjaan perencanaan detail
suatu pekerjaan teknik.
• Peta skala menengah (1:50.000 - 1:100.000) mencakup daerah yang lebih luas dan
biasanya digunakan untuk perencanaan dan manajemen lahan.

halaman – 1 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

• Peta skala kecil (>1:100.000) mencakup daerah yang sangat luas dan biasanya digunakan
untuk pengamatan regional.

Skala peta merupakan hal penting, karena hal ini akan memberikan gambaran sebenarnya dari
muka bumi setelah dibuat suatu profil (penampang). Bentuk permukaan bumi sebenarnya akan
diperoleh jika skala horisontal dan vertikal dibuat dengan skala yang sama.

Garis Kontur. Gambaran mengenai bentuk permukaan bumi ditunjukkan oleh garis-garis
ketinggian dengan referensi tertentu (muka air laut). Garis tersebut disebut garis kontur yaitu
garis imajiner di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang
sama. Agar gambaran morfologi atau bentuk muka bumi dapat tercermin dengan baik, maka
interval kontur (IK) yang merupakan jarak vertikal antara setiap garis kontur harus dibuat
seragam. Interval kontur biasanya adalah (1/2.000) × skala peta .

Gambar 1. Kenampakan prespektif dan topografi yang ditunjukkan oleh kontur (Thompson, 1987).

halaman – 2 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Utara Peta. Peta biasanya dilengkapi dengan simbol:

Bintang mewakili utara sebenarnya, sedangkan MN menunjukkan utara magnetik. Utara


kompas biasanya tidak pas berimpit dengan utara sebenarnya karena kutub magnetik bumi
tidak sejajar dengan axis rotasi bumi. Angka (14º dalam contoh di atas) adalah sudut yang
dibuat antara utara sebenarnya dengan arah jarum kompas dan disebut sebagai deklinasi
magnetik.

Pembacaan Peta Topografi. Beberapa petunjuk


dalam pembacaan peta topografi :
1. Pola Λ (Gambar 2) yang mengarah ke puncak
(kontur tertinggi) mewakili morfologi lembah,
sedangkan pola Λ yang menjauhi puncak
mewakili morfologi punggungan bukit..
2. Garis kontur yang tertutup (Gambar 3)
menunjukkan morfologi bukit. Sedangkan
garis kontur tertutup yang diberikan simbol
sisir menunjukkan morfologi daerah depresi
(cekungan).

Gambar 2. Pola Λ pada peta topo

3. Karena interval kontur selalu


konstan, maka spasi kontur
menunjukkan kemiringan lereng.
Kontur rapat menunjukkan daeah
yang terjal dan kontur jarang
menunjukkan daerah yang landai.
Bukit pada Gambar 3 tidak simetris,
dimana lereng yang landai terdapat
Gambar 3. Garis kontur tertutup pada bagian tenggara dan
sebaliknya.

halaman – 3 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Fitur lain. Peta topografi kadang diberi warna untuk mencirikan setiap unsur, misalnya pada
peta rupa bumi. Namun untuk pemetaan geologi biasanya digunakan peta topografi berwarna
hitam-putih.

Pembuatan peta topografi. Pembuatan peta topografi dilakukan dengan menentukan letak
(koordinat) suatu titik lokasi di permukaan bumi serta ketinggiannya terhadap titik ikat
tertentu. Sedangkan garis kontur dibuat dengan cara interpolasi antar titik yang telah
ditentukan (gambar 4 dan 5).

Gambar 4. Pemetaan Topografi

halaman – 4 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 5. Pembuatan profil (penampang)

Problem 1-Pembuatan garis kontur tanpa bantuan sketsa

Gambar 6 adalah peta hasil survei elevasi. Setiap titik adalah lokasi pengukuran yang
dilengkapi dengan data elevasi hasil pengukuran diukur dari muka laut rata-rata (sea level).
1. Gambar kontur topografi dengan menggunakan interval kontur 20 m.
2. Jelaskan bentuk lahan (landform) yang terbentuk. Apakah simetris?
3. Tarik garis diagonal memotong peta dari kiri ke kanan dan berikan label A dan A’ pada
masing-masing ujungnya. Buatlah sketsa bentuk lahan seperti penampang yang melalui
garis tersebut.

Problem 2- Pembuatan garis kontur dengan bantuan sketsa

Pada gambar 7 (atas) terlihat bentuk bentang alam (landscape) suatu daerah. Dari hasil
pemetaan topografi diperoleh data-data seperti disajikan pada gambar 7 (bawah). Buatlah peta
topografi yang sesuai dengan menggunakan data-data tersebut. Jelaskan sifat-sifat kontur yang
dihasilkan.

Problem 3-Penentuan ketinggian berdasarkan pengamatan garis kontur

Gambar 8 memperlihatkan suatu daerah pesisir dan sebuah pulau. Kontur berbentuk sisir
menggambarkan kontur dengan ketinggian di bawah muka laut sebagai acuan. Bila interval
kontur adalah 25 meter, berilah tanda ketinggian masing-masing kontur pada tempat yang
disediakan dan buatlah profil A – B dengan skala vertikal 1 cm = 25 m. Tentukan tinggi titik
K, L, M, dan N.

halaman – 5 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 6. Peta hasil survei elevasi

halaman – 6 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 7. Peta hasil survei elevasi (bawah) dan sketsa bentang alam lokasi pengukuran (atas)

halaman – 7 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 8. Peta topografi suatu daerah pesisir

halaman – 8 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

A.

halaman – 9 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

B.

halaman – 10 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

C.

halaman – 11 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

D.

halaman – 12 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Figure 9-A.B.C.D- Potongan-potongan peta topografi daerah Golden, Colorado.

Gambar 10. Peta topografi daerah Golden, Colorado.

halaman – 13 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Problem 4-MAP USE

Gambar 9 (dan 10) adalah peta topografi daerah Golden di California. Peta tersebut
sebenarnya berasal dari dua peta yang disatukan, sehingga interval kontur keduanya berbeda
(peta bagian atas (A-B) dan bawah (C-D)).

1. Satukan peta-peta pada gambar 9 dengan urutan sebagai berikut :

A B

C D

SKALA

Catatan : Jadikan gambar 10 sebagai acuan.

2. Tentukanlah interval kontur (IK) yang digunakan pada masing-masing peta :

A – B (utara) IK ________________

C – D (selatan) IK ________________

Relief adalah intilah yang digunakan untuk menggambarkan beda elevasi pada suatu daerah.
Daerah dengan morfologi bergelombang kuat adalah daerah dengan relief tinggi, sedangkan
daerah yang relatif datar adalah daerah dengan relief rendah. Dengan demikian, relief kadang
juga diterjemahkan sebagai selisih antara titik tertinggi dengan titik terendah pada suatu
daerah.

3. Carilah titik tertinggi pada peta, berikan label B pada titik tersebut dan kemudian
tentukanlah elevasinya :

Elevasi pada titik B ___________________.

4. Carilah titik terendah dan berikan label B' dan tentukan elevasinya :

Elevasi pada titik B' ___________________.

5. Buatlah profil yang melalui titik B - B' sampai ke pinggir peta.

6. Bagaimana relief topografi daerah Golden ini? Relief _______________.

halaman – 14 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Peta topografi dapat digunakan untuk menetukan jarak antar titik dan arah kompas, atau
bearing.

7. Carilah Castle Rock pada peta dan ukur jarak datarnya dari puncak ⌧ Mt. Zion.

Distance ____________ m, ____________ km, ____________ ft, ____________ mi.

8. Hitunglah sudut lereng (slope angles) dan jarak miring antara puncak ⌧ Mt. Zion dengan
titik ⌧32 yang terletak di tepi kiri peta.

Gambar 11. Metode perhitungan sudut lereng

Sudut lereng ____________.

Jarak miring ____________.

9. Konversilah satuan derajat (o) hasil pengukuran pertanyaan 8 menjadi persen (%)
kelerengan (Persen kelerengan = jarak vertikal/jarak datar x 100%).

Persen (%) kelerengan ____________.

10. Pertegas aliran sungai dan anak sungai yang terdapat pada peta C – D dengan ketebalan
0,6 mm dan kemudian tentukan pola aliran sungainya.

halaman – 15 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 12. Pola-pola aliran sungai

halaman – 16 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Gambar 12. (lanjutan)

REFERENSI

• Thompson, M.M., 1987, Maps for America, 3rd ed.: Reston, VA, U.S. Geological
Survey, 265p.
• USGS, 1970, The national atlas of the United States of America: Washington, D.C., U.S.
Geological Survey, 417 p.

halaman – 17 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

CONTOH FORMAT LAPORAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS MULAWARMAN
UP. FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK PERTAMBANGAN

PETA TOPOGRAFI
DAERAH X
U

Skala 1 : 50.000
IK. 25 meter

Oleh :

Aegirine Rafilah
NIM. 132 137 983

Samarinda
2004

Keterangan :
Garis Kontur

Sungai dan anak sungai

Jalan

halaman – 18 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Acara 3 : PETA KELERENGAN

SAMPURNO DEARMAN DESSAUNETS VAN ZUIDAM


KELAS RELIEF
% % (1971) (1983)

0–5 0 – 10 < 2% (0 – 1m) 0 – 2% (<5m) Datar – Hampir Datar


Landai – Miring Landai
5 – 15 10 – 20 2 – 8% (<10m) 3 – 7% (5 – 50m)
(Bergelombang)
15 – 30 20 – 30 8 – 16% (±10m) 8 – 13% (25 – 75m) Miring (Bergelombang)
Agak Curam – Curam
30 – 70 30 – 40 >16 (± 10m) 14 – 20% (50 – 200m)
(Berbukit Bergelombang)
Sangat Curam (Berbukit
>70 > 40 >16 (± 50m) 21 – 55% (200 – 500m)
Tersayat Tajam)
Sangat Curam (Pegunungan
>16 (>300m) 56 – 140% (500 1000m)
Tersayat Tajam)
>140% (>1000m) Pegunungan

Kemiringan lereng :
K

I αo M
h

halaman – 19 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

Menghitung kemiringan lereng dalam derajat (o) :

Menghitung kemiringan lereng dalam derajat (o) :

α° = Arctg (t − 1)
h
dimana : t = jumlah kontur (IK) …… cm
h = panjang garis (skala)…… cm

Menghitung kemiringan lereng dalam persen (%) :

⎛ α° ⎞
% α = ⎜⎜ ⎟⎟ x 100% ……………. (45o = 100%)
⎝ 45° ⎠

Profil x – y :

- tarik garis x – y dan plot semua garis kontur yang dilalui garis tersebut
- buat garis horisontal sepanjang garis x – y pada kertas grafik
- Tentukan skala vertikal sesuai kebutuhan. Jika H : V = 1 : 1 (karena IK = 25 m pada
peta berskala 1 : 50.000) maka setiap kontur berjarak vertikal (pada profil) 0,5 mm.
- Buat ketinggiansetiap kontur yang telah di-plot pada garis dan hubungkan setiap titik
dengan garis yang ditarik dengan teknik free hand (tangan bebas).

halaman – 20 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

PROFIL X – Y
Skala H : V = 1 : 1

200 m (dari muka laut)

x
100

halaman – 21 – dari 23
by muhammad dahlan balfas

halaman – 22 – dari 23

Anda mungkin juga menyukai