Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………

1.1 latar belakang………………………………………………........


1.2 rumusan masalah………………………………………………..
1.3 tujuan………………………………………………………………….
1.4 sistematis penulisan……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..

2.1 pengertian garis kontur……………………………………..


2.2kgunaan garis kontur……………………………………………
2.3 sifat-sifat garis kontur………………………………………..
2.4 Komponen garis kontur……………………………………….
2.5 Interpolasi garis kontur………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………

1
MAKALAH ILMU UKUR TANAH
GARIS KONTUR

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
RIKI ADRIAN
18141031

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di bumi ini, tanah atau permukaan bumi tidak memiliki ketinggian yang sama. Untuk
memperlihatkan itu maka dibuatlah garis kontur. Garis kontur ini merupakan garis hubung antara
titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis yang dimaksud disini adalah garis khayal
yang dibuat untuk menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini
dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif maupun absolut.Informasi relief ini
diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal,
sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis
tersebut secara renggang. Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara menuliskan
nilai kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang
acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan garis kontur ?


b. Bagaimana sifat dan interval kontur ?
c. Bagaimana dengan penentuan dan pengukuran titik-titik detail ?
d. Bagaimana dengan interpolasinya ?

1.3 Tujuan

Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk membahas lebih lanjut materi tentang Garis
Kontur dan Interpolasinya lebih mendalam dengan sumber-sumber yang relevan.

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :


- Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika
penulisan.

- Bab II Landasan Teori menjelaskan pengertian garis kontur, kegunaan garis kontu, sifat-
sifat garis kontur, komponen garis kontur, dan interpolasi garis kontur.

- Bab III Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Garis Kontur


Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu.Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada
peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-lin).

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama
lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal.

Gambar 1. Garis Kontur

Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.

Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat
dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala
peta.

Jadi kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik
yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu. Garis ini merupakan
tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi
atau garis khayal yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai ketinggian yang
sama.Penarikan garis kontur bertujuan untuk memberikan informasi relief (baik secara relative
maupun absolute).

4
2.2 Kegunaan Garis Kontur

Selain menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat digunakan
untuk:
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu \
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan samatinggi dan saling terlihat

Gambar 2. Topografi dan Kontur

2.3 Sifat-Sifat Garis Kontur

Sifat-sifat garis kontur adalah :

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.


2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.

5
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.Jadi juga
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi interval
kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi
semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.

Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval
kontur tertentu.Setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur pada
suatu peta topografi adalah:

Interval Kontur =    1/2000 x skala peta

Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur yang lain
yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur
disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau bulat, misalnya angka
puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya
interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai
dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka besarnya garis
kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya,
sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m,
85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m, maka
besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya.

2.4 Komponen Garis Kontur

a. Skala Peta
Skala peta topografi di sini.Selain skala rasio, skala bar juga ditampilkan untuk
memungkinkan pengukuran jarak pada peta dan konversi jarak ke dunia nyata.Seperti disinggung
di atas, topografi (dan peta lainnya juga) datang dalam berbagai skala.Skala peta ditentukan oleh
jumlah daerah dunia nyata tertutup oleh peta. Jenis skala dikenal sebagai skala rasio, artinya satu
inci pada peta sama dengan 24.000 inci (atau 2000 kaki) di dunia nyata. Ini berarti salah satu dari
satuan [cm, kaki, dll) pada peta sama dengan 24.000 dari hal yang sama pada peta.

6
Gambar 3. Skala Peta

b. Referensi Datum (Acuan)


Sebuah acuan/referensi datum/data harus sesuatu yg dikenal dan konstan di permukaan
yang dapat digunakan untuk menjelaskan lokasi titik-titik yang tidak diketahui.Di bumi, referensi
datum yg normal adl permukaan laut yang mempunyai ketinggian 0 meter.Istilah “referensi
datum” adalah permukaan laut.Walaupun kita mengetahui permukaan air laut tidak selalu
konstan, terkadang meluap dan menyurut, karena air laut selalu mengalami pasang surut.
Tapi,permukaan laut sudah ditetapkan sebagai acuan ketinggian dalam pembuatan peta.

c. Sistem Koordinat Geografis


Salah satu sistem koordinat yang paling umum digunakan adalah Sistem Koordinat
Geografis yang menggunakan derajat lintang dan bujur untuk menggambarkan lokasi di
permukaan bumi. Garis lintang sejajar dengan khatulistiwa dan membagi bumi menjadi 180
bagian yang sama dari utara ke selatan (atau selatan ke utara). Acuan lintang khatulistiwa dan
setiap belahan dibagi menjadi Sembilan bagian yang sama, masing-masing mewakili satu derajat
garis lintang. Di belahan utara derajat lintang diukur dari nol pada garis katulistiwa ke Sembilan
puluh pada kutub utara.Di belahan bumi selatan derajat lintang diukur dari nol pada garis
katulistiwa ke sembilan puluh derajat di kutub selatan.

d. UTM – Universal Transverse Mercator Sistem Koordinat Geografis


Ide proyeksi transverse Mercator berakar pada abad ke-18, tapi tidak datang ke dalam
penggunaan umum sampai setelah Perang Dunia II. Sistem ini yang paling sering digunakan
karena memungkinkan pengukuran tepat dalam meter ke dalam 1 meter. Proyeksi Mercator
adalah ‘pseudocylindrical’ proyeksi Laurent (itu
mempertahankan bentuk).Dengan sedikit
mengubah orientasi dari silinder ke peta yang
diproyeksikan, petak berturut-turut tidak
terdistorsi daerah yang relatif dapat dibuat.

7
Gambar 4. Universal Transverse Mercator

2.5 Interpolasi Garis Kontur

Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran


garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang
diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak
langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.

Gambar 5. Interpolasi Garis Kontur

Bila titik-titik detail yang diperoleh belum mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama,
posisi titik dengan ketinggian tertentu dicari, berada diantara 2 titik tinggi tersebut dan diperoleh
dengan prinsip perhitungan 2 buah segitiga sebangun. Data yang harus dimiliki untuk
melakukan interpolasi garis kontur adalah jarak antara 2 titik tinggi di atas peta, tinggi definitif

8
kedua titik tinggi dan titik garis kontur yang akan ditarik. Hasil perhitungan interpolasi ini adalah
posisi titik garis kontur yang melewati garis hubung antara 2 titik tinggi.

Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua.Titik
hasil interpolasi tersebut kemudian kita hubungkan untuk membentuk garis kontur yang kita
inginkan.Maka perlu dilakukan interpolasi linear untuk mendapatkan titik-titik yang sama tinggi.

Interpolasi linear bisa dilakukan dengan cara :

a) Cara taksiran (visual)


Titik-titik dengan ketinggian yang sama.

b) Cara hitungan (Numeris)


Cara ini pada dasarnya menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan ketinggiannya,
hitungan interpolasinya dikerjakan secara numeris (eksak) menggunakan perbandingan
linear.

c) Cara grafis
Cara grafis dilakukan dengan bantuan garis-garis sejajar yang dibuat pada
kertas transparan (kalkir atau kodatrace). Garis-garis sejajar dibuat dengan interval yang sama
disesuaikan dengan tinggi garis kontur yang akan dicari.

BAB III
PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan
Kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik yang
mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu.Pengukuran titik-titik detail
untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran


garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang
diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak
langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.

Interpolasi linear dapat dilakukan dengan cara taksiran, numeris, dan grafis.

DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, I.M. 2008.Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3 untuk SMK.Jakarta : Direktorat
10
Pembinaan SMK
Said,Mufty. 2013 .Garis Kontur. [online] (http://muftysaid.wordpress.com/tag/garis-kontur/,
diakses tanggal 5 Mei 2015).

11

Anda mungkin juga menyukai