Anda di halaman 1dari 28

BAB 7

PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

7.1 Teori Dasar


Garis kontur adalah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi berbeda yang berada
pada ketinggian yang sama. Jika dua lokasi dihubungkan oleh garis kontur yang
sama, maka dapat dipastikan kedua lokasi tersebut memiliki ketinggian yang sama.
Garis kontur umumnya digunakan pada peta topografi yang merupakan peta khusus
untuk menyajikan informasi mengenai ketinggian dan bentuk rupa bumi. Pada peta
batimetri, garis ini digantikan dengan garis isobath, yaitu garis yang menunjukkan
lokasi-lokasi dengan kedalaman yang sama. Garis kontur yang didapatkan dari hasil
alat total station akan menghasilkan koordinat yang nantinya dipetakan dalam
sebuah gambar kontur.

Garis kontur tidak akan pernah memotong garis kontur lainnya, karena ketika
terdapat garis yang memotong, maka dapat diasumsikan bahwa lokasi tersebut
memiliki dua nilai ketinggian. Suatu lokasi tidak mungkin memiliki dua nilai
ketinggian yang berbeda. Garis kontur akan selalu menutup dengan garis yang
memiliki nilai ketinggian sama. Pada garis kontur tidak akan garis berhenti secara
tiba-tiba pada suatu ujung, kecuali jika garis tersebut keluar dari area peta. Artinya,
garis-garis ini selalu atau setidaknya akan menutup (bertemu dengan garis
ketinggian yang sama).

Pada pengukuran titik kontur nantinya akan didapat garis kontur yang dapat
memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga
memperlihatkan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang
tidak terletak diatas garis kontur bisa dicari dengan interpolasi antara dua garis
kontur yang terletak dikedua sisi titik tersebut. Adapun bidang acuan umum yang
sering dipakai adalah bidang permukaan laut rata-rata. Informasi relief secara
absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan garis
ketinggian tersebut di atas suatu bidang tertentu.
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan


bumi. Garis kontur pada peta topografi diperoleh dengan melakukan pengolahan
interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Interpolasi linier
adalah suatu metode atau fungsi matematika yang menduga nilai pada lokasi–
lokasi yang datanya tidak tersedia atau tidak didapatkan. Interpolasi linier
mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan atribut ini
saling berhubungan (dependence).

Garis kontur akan menunjukkan pergerakan atau perkembangan naik turunnya


suatu keadaan tanah di permukaan bumi. Garis kontur dapat dibentuk dengan
membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan
permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Garis kontur tidak lurus tetapi
berbelok-belok dan tertutup, digambarkan dengan warna cokelat di dalam peta.

Gambar 7.1 Contoh Garis Kontur


(Sumber : http://neededthing.blogspot.com)

Pembentukan garis kontur menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki


akurasi yang tinggi tetapi pengukuran terestris memiliki beberapa kelemahan
diantaranya membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang besar karena semakin
luas area yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin
rapat titik yang diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu
pula sebaliknya. Titik ketinggian (spotheight) yang diambil dalam pengukuran
terestris harus memiliki kerapatan dan persebaran yang baik untuk mengurangi
kesalahan pada interpolasi kontur. Beberapa catatan tentang kontur sebagai
berikut:

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

a. Kontur adalah kontinu (bersambung). Sejauh manapun kontur berada, tetapi


akan bertemu kembali di titik awalnya, kecuali jika kontur masuk ke suatu
kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk
menyajikan kontur–kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka
lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur–kontur
akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.

b. Kontur-kontur yang merapat dan tidak teratur menunjukan lereng yang patah–
patah. Kontur–kontur yang halus belokannya juga menunjukan permukaan
yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya
penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisai yang
dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).

Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan
interval kontur tertentu. Indeks kontur dapat dicari dengan rumus :

1
ik = × skala (7.1)
20000

Skala peta = 1: 10000


1
Interval kontur = ×10000
20000
Interval kontur = 10

Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi
juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta
topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta.
Semakin besar skala peta, sehingga semakin banyak informasi yang tersajikan,
interval kontur semakin kecil. Garis kontur memiliki korelasi dengan ketinggian
asli dari suatu bentang alam. Setiap garis kontur melambangkan nilai ketinggian
tertentu dari suatu objek.

Kontur terdapat punggungan dan jurang, punggungan (ridge) umumnya memiliki


kontur U sedangkan jurang V. Punggungan umumnya memiliki bentuk kontur
yang lebih landai dan berbentuk U, sedangkan jurang umumnya memiliki kontur

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

yang lebih terjal dan berbentuk V seperti digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 7.2 Pembacaan Garis Kontur


(Sumber : http://insanpelajar.com)

Punggungan dan jurang (valley) juga memiliki karakteristik kontur yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Punggungan umumnya memiliki bentuk kontur yang
lebih landai dan berbentuk U, sedangkan jurang umumnya memiliki kontur yang
lebih terjal dan berbentuk V.

Berikut ini adalah ciri-ciri garis kontur:


a. Tidak berpotongan
b. Satu garis menunjukkan satu ketinggian
c. Garis kontur rapat menggambarkan lereng terjal/curam
d. Garis kontur renggang menggambarkan lereng landai
e. Angka kontur menunjukkan interval
f. Angka kontur dalam satuan meter
g. Lereng terjal cocok untuk wilayah konservasi/hutan
h. Lereng landau cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian, dan jalur pendakian.

Beberapa sifat garis-garis kontur sebagai berikut:


a. Berbentuk kurva tertutup
b. Tidak bercabang
c. Tidak berpotongan
d. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan
e. Tidak tergambar jika melewati bangunan
f. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal dan
landai jika garis konturnya jarang

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 3


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

Prinsip kerja pesawat total station adalah sebuah dioda pemancar cahaya
inframerah termodulasi, yang mengirimkan sinar dari instrumen ke prisma, prisma
memantulkan sinar ini kembali ke total station. Instrumen EDM (Electronic
Distance Meter) yaitu untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik
tertentu yang terpasang di dalam teleskop total station mentransmisikan sinar
inframerah yang dipantulkan kembali ke unit dengan bantuan prisma (setelah
refleksi internal total). EDM menggunakan pengukuran waktu untuk menghitung
jarak yang ditempuh oleh sinar tersebut. Instrumen EDM mensyaratkan bahwa
target reflektif dan prisma yang mencerminkan biasanya digunakan sebagai target.

Sebagian besar dari total station juga merupakan perekam data. Data mentah
(sudut dan jarak) beserta koordinat titik yang terlihat dicatat bersama dengan
beberapa informasi tambahan. Data yang direkam tersebut dapat langsung diunduh
ke komputer. Penggunaan perekam data lebih lanjut dapat mengurangi kesalahan
perekaman dan menghilangkan kebutuhan seseorang untuk merekam data di
lapangan.

Gambar 7.3 Alat Total Station


(Sumber : https://biruni.co.id)

Alat total station merupakan alat versi digital, hasil dari pengambilan datanya
dapat langsung terhitung secara otomatis, seperti nilai koordinat serta ketinggian
yang digunakan untuk pengukuran titik detail dan titik kontur. Pada total station

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 4


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

data yang diperoleh dapat langsung dipindahkan dengan flashdisk. Hal ini dapat
menghemat waktu para pekerja dibidang survey tanah karena dapat menghemat
waktu dalam pekerjaanya. Selain itu, hasil dari alat ini juga lebih akurat daripada
theodolite karena total station dapat menghitung secara otomatis.

7.2 Maksud dan Tujuan Praktikum


Maksud dan tujuan praktikum pada bab ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan data - data kontur atau ketinggian - ketinggian di
lapangan yang nanti nya akan di petakan.
b. Untuk menggambar tampak dai suatu kontur
c. Untuk menghitung volume galian dan timbuanan pada daerah pengukuran.

7.3 Alat -alat yang digunakan


Berikut ini merupakan alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran kontur:
a. Pesawat Total Station.
b. Statif (Tripod).
c. Prisma detail.
d. Prisma ukur.
e. Payung.
f. Patok/Cat sebagai penanda titik.
g. Alat tulis.
h. Roll meter.
i. Kompas.

7.4 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja praktikum pengukuran kontur adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan pada lokasi pengukuran;
b. Menyiapkan titik-titik P untuk pembuatan poligon;
c. Mencari arah mata angin tang menunjukan arah utara, kemudian meletakan
prisma statif pada titik arah utara tersebut;
d. Memasang total station tepat berada di atas patok P1, kemudian
mengatur nivo pada alat sampai sentris;
e. Mengatur menu pada total sation:

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 5


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

1) Mengaktifkan alat total station dengan menekan tombol ON;


2) Menyentriskan nivo yang berada di alat total station
3) Menekan tombol esc hingga pada layar muncul menu selanjutnya kemudian
tekan Data pada layar;
4) Lalu memilih menu JOB kemudian tekan enter;
5) Kemudian memilih job selection dan tekan enter;
6) Memilih menu list pada menu job selection, lalu menentukan nama job
yang nantinya akan digunakan dalam pengukuran, kemudian tekan enter;
7) Melakukan hal yang sama seperti poin e, setelah itu tekan tombol esc hingga
pada layar menampilkan menu utama;
8) Menekan tombol esc lagi sehingga keluar menu selanjutnya, kemudian pilih
menu topo;
9) Kemudian memilih menu occupy sebagai penentu arah utara;
10) Kemudian set NO dan EO masing-masing menjadi 1000, lalu ZO
dimasukan nilai BM wilayah pengukuran. Setelah itu ubah HI dengan nilai
ketinggian total station dari ketinggian muka tanah, lalu tekan OK dan tekan
tombol esc;
11) Kemudian menentukan arah 0 derajat pada menu BS-data;
12) Memilih menu angle kemudain enter, lalu ubah nilai HR sesuai ketinggian
prisma statif dari atas permukaan tanah;
13) Kemudian menyalakan laser yang berada pada total station dengan
menekan tombol bintang, kemudian pada L-Pointer diubah menjadi on;
14) Kemudian mengarahkan alat total station pada prisma selanjutnya tekan
tombol Rec;
15) Kemudian memilih menu Dist+coord yang merupakan menu untuk
mengambil data kontur dan detai tanah di lapangan, lalu tekan enter;
16) Kemudian memasukan nilai ketinggian tiang prisma pada HR, kemudian
pada menu CD ubah nama poinnya sesuai keinginan dengan catatan kontur
dengan detail menggunakan nama yang berbeda;
17) Kemudian mengarahkan total station pada prisma lalu menekan tombol
berwarna kuning pada sisi total station;
18) Kemudian mengulangi poin n sampai pada penembakan selanjutnya

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 6


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

7.4 Diagram Alir


Berikut ini adalah diagaram alir pengukuran titik kontur:

Memasang total station kemudian mengatur nivo pada alat sampai


sentris;

Mengaktifkan alat total station dengan menekan tombol ON;

Menyentriskan nivo yang berada di alat total station;

Menekan tombol esc hingga pada layar muncul menu selanjutnya,


kemudian tekan data pada layar;

Memilih menu JOB kemudian tekan enter;

Memilih job selection dan tekan enter;

Pada menu job selection pilih menu list, lalu menetukan nama job
yang nantinya akan digunakan dalam pengukuran, kemudian tekan
tombol enter;

Melakukan hal yang sama pada point 8, setelah itu tekan tombol esc
hingga pada layar menunjukan menu utama;

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 7


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

Menekan tombol esc lagi sehingga keluar menu selanjutnya,


kemudian pilih menu topo;

Memilih menu occupy sebagai penentu arah utara;

Menyetting NO dan EO masing – masing menjadi 1000, lalu


ZO dimasukan nilai BM wilayah pengukuran. Setelah itu
ubah HI dengan nilai ketinggian total station dari ketinggian
muka tanah, lalu tekan OK dan tekan tombol esc;

Menentukan arah 0 derajat pada menu BS – data;

Memilih menu angle kemudian enter, lalu ubah


sesuai ketinggian prisma statif dari atas permukaan
tanah;

Menyalakan laser yang berada pada total station


dengan menekan tombol bintang, kemudian L–
pointer dirubah menjadi on;

Mengarahkan alat total station pada prisma selanjutnya tekan


tombol rec;

Memilih menu dist + coord yang merupakan menu


untuk mengambil data kontur dan detail tanah di lapangan,
lalu tekan enter;

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 8


KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

Memasukan ketinggian tiang prisma pada HR, kemudian


pada menu CD ubah nama pointnya sesusai dengan
catatan kontur dengan detail menggunkan nama berbeda;

Mengarahkan total station pada prisma lalu menekan tombol yang


berada pada sisi kanan total station;

Mengulangi point n pada penembakan selanjutnya.

Data
Pengamatan
Literatur

Data Perhitungan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 7.4 Diagram Alir Pengukuran Titik Kontur


(Sumber : Data pribadi Kelompok A 2022)

7.6 Data Pengamatan dan Perhitungan


7.6.1 Data Pengamatan
Tabel 7.1 Data Pengamatan Pengukuran Kontur (Terlampir).
Tabel 7.2 Pengukuran Volume Galian (Cut) (Terlampir).
Tabel 7.3 Pengukuran Volume Timbunan (Fill) (Terlampir).

7.6.2 Data Perhitungan


Diketahui jarak antar STA = 5 m
a. Perhitungan volume galian (cut)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

V1 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (9,856+75,439) × 5
= 213,238 m3

V2 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (75,439+111,677) × 5
= 467,790 m3

V3 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (111,677+185,175) × 5
= 742,130 m3

V4 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (185,175+187,371) × 5
= 931,365 m3

V5 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (187,371+172,227) × 5
= 898,995 m3

V6 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (172,227+129,145) × 5
= 753,430 m3

V7 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (129,145+88,062) × 5
= 543,018 m3

V8 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (88,062+26,454) × 5
= 286,290 m3

V9 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (26,454+17,007) × 5
= 108,828 m3

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

V10 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (17,077+6,742) × 5
= 59,548 m3

V11 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (6,742+0,655) × 5
= 18,493 m3

b. Perhitungan Volume timbunan (fill)

V1 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (1,250+1,253) × 5
= 6,258 m3

V2 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (1,253+16,547) × 5
= 44,500 m3

V3 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (16,547+30,377) × 5
= 117,310 m3

V4 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (30,377+14,484) × 5
= 112,153 m3

V5 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (14,484+13,483) × 5
= 69,918 m3

V6 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (13,483+15,436) × 5
= 72,298 m3

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

V7 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (15,436+16,098) × 5
= 78,835 m3

V8 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (16,098+14,774) × 5
= 77,180 m3

V9 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (14,774+9,656) × 5
= 61,075 m3

V10 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (9,656+1,567) × 5
= 28,058 m3

V11 = 0,5 × (V sebelum+V sesudah) × Jarak


= 0,5 × (1,567+5,555) × 5
= 17,805 m3

c. Perhitungan volume galian (cut) total

V Total = ∑ V 1-12
= 213,238+467,790+742,130+931,365+898,995
+753,430+543,018+286,290+108,828+59,548+18,493
= 5023,123 m3

d. perhitungan volume timbunan (fill) total

V Total = ∑ V 1-12
= 6,258+44,500+117,310+112,153+69,918
+72,298+78,835+77,180+61,075+28,058+17,805
= 685,388 m3

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

7.7 Kesimpulan Dan Saran


7.7.1 Kesimpulan
Dari hasil pengambilan data diperoleh ketinggian titik-titik poligon yang nantinya
akan dipetakan dalam gambar untuk mengetahui kontur di titik pengukuran dan
diperoleh perhitungan hasil volume galian dan timbunan pada daerah pengukuran.
volume total galian adalah 5023,123 m3 dan volume total hasil timbunan adalah
685,388 m3 . Hasil pengamatan pengukuran koordinat untuk titik kontur adalah
sebagai berikut:

Tabel 7.4 Data Pengamatan Pengukuran Kontur


Nama Titik Y(m) X (m) Elevasi (m)
P1 500 500 14
K1 495,719 493,392 14,022
K2 495,962 493,340 13,732
K3 496,042 493,273 13,742
K4 496,111 493,100 13,304
K5 496,399 492,771 13,311
K6 496,483 492,555 14,143
K7 501,005 500,100 13,977
K8 501,412 500,251 13,160
K9 501,962 500,017 13,166
K10 502,114 499,797 13,968
K11 502,720 499,720 14,024
K12 511,803 514,164 14,023
K13 511,999 514,065 13,086
K14 512,514 513,760 13,087
K15 512,739 513,579 14,017
K16 499,779 513,618 14,533
K17 498,319 511,271 14,528
K18 495,935 513,120 14,547
K19 493,558 514,955 14,531
K20 491,171 516,776 14,539
K21 488,766 518,604 14,518
K22 486,422 520,444 14,531
K23 481,644 524,086 14,528
K24 479,326 525,986 14,531
K25 476,880 527,744 14,515

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

Nama Titik Y(m) X (m) Elevasi (m)


K26 474,562 529,651 14,526
K27 469,711 533,176 14,559
K28 473,580 533,757 14,455
K29 478,801 525,747 13,739
K30 469,414 532,883 13,777
K31 488,351 518,429 13,750
K32 498,419 511,114 13,744
K33 510,740 527,915 14,503
K34 509,291 525,585 14,522
(Sumber : Data Pribadi Kelompok A 2022)

Tabel 7.5 Data Pengamatan Pengukuran Kontur


Nama Titik Y(m) X (m) Elevasi (m)
P2 523,484 530,206 13,908
K35 508,651 530,214 14,521
K36 506,408 531,991 14,516
K37 503,930 533,829 14,519
K38 501,578 535,640 14,526
K39 499,109 537,506 14,520
K40 494,494 541,119 14,523
K41 492,017 542,954 14,515
K42 489,658 544,824 14,513
K43 487,206 546,612 14,506
K44 484,862 548,488 14,509
K45 482,485 550,276 14,516
K46 483,139 545,841 14,451
K47 518,081 522,579 13,943
K48 518,167 522,428 14,069
K49 518,329 522,285 13,074
K50 518,774 521,749 13,070
K51 518,921 521,626 14,055
K52 519,230 521,493 14,074
K53 519,462 521,484 14,339
K54 526,584 533,644 13,866
K55 526,752 533,426 13,966
K56 527,423 533,117 13,007
K57 527,380 532,831 13,971
K58 511,062 528,559 13,775
K59 500,470 536,760 13,727
K60 493,119 542,476 13,830
K61 482,674 550,575 13,849
(Sumber : Data Pribadi Kelompok A 2022)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
BAB 7 PENGUKURAN TITIK KONTUR (TS)

7.1.2 Saran
Berikut ini adalah saran untuk pengukuran titik kontur dengan total station:

a. Memastikan laser dari total station mengenai prisma.

b. Melakukan pengukuran dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.

c. Mengunci sekrup penggerah halus horisontal dan vertikal.

d. Memahami langkah kerja untuk mengoprasikan alat total station

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


1
KELOMPOK A
LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN

PENGUKURAN TITIK KONTUR


(TOTAL STATION)
Tabel 7.1 Pengukuran Titik Kontur
Nama Titik Y(m) X (m) Elevasi (m)
P1 500 500 14
K1 495,719 493,392 14,022
K2 495,962 493,340 13,732
K3 496,042 493,273 13,742
K4 496,111 493,100 13,304
K5 496,399 492,771 13,311
K6 496,483 492,555 14,143
K7 501,005 500,100 13,977
K8 501,412 500,251 13,160
K9 501,962 500,017 13,166
K10 502,114 499,797 13,968
K11 502,720 499,720 14,024
K12 511,803 514,164 14,023
K13 511,999 514,065 13,086
K14 512,514 513,760 13,087
K15 512,739 513,579 14,017
K16 499,779 513,618 14,533
K17 498,319 511,271 14,528
K18 495,935 513,120 14,547
K19 493,558 514,955 14,531
K20 491,171 516,776 14,539
K21 488,766 518,604 14,518
K22 486,422 520,444 14,531
K23 481,644 524,086 14,528
K24 479,326 525,986 14,531
K25 476,880 527,744 14,515
K26 474,562 529,651 14,526
K27 469,711 533,176 14,559
K28 473,580 533,757 14,455
K29 478,801 525,747 13,739
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

Nama Titik Y(m) X (m) Elevasi (m)


K30 469,414 532,883 13,777
K31 488,351 518,429 13,75
K32 498,419 511,114 13,744
K33 510,740 527,915 14,503
K34 509,291 525,585 14,522
(Sumber : Data Pribadi Kelompok A 2022)

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Rizky Arjun Prakoso


NIM. 3336180048
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN

PENGUKURAN TITIK KONTUR


(TOTAL STATION)

Tabel 7.2 Pengukuran Volume Galian (Cut) Long Section


Perhitungan cut
STA Area cut (m2) Jarak (m) Volume cut (m2)
5 9,856
5 213,238
10 75,439
5 467,790
15 111,677
5 742,130
20 185,175
5 931,365
25 187,371
5 898,995
30 172,227
5 753,430
35 129,145
5 543,018
40 88,062
5 286,290
45 26,454
5 108,828
50 17,077
5 59,548
55 6,742
5 18,493
60 0,655
TOTAL 5023,123
(Sumber : Data Pribadi Kelompok A 2022)

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Rizky Arjun Prakoso


NIM. 3336180048
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN

PENGUKURAN TITIK KONTUR


(TOTAL STATION)

Tabel 7.3 Pengukuran Volume Timbunan (Fill) Long Section


Perhitungan fill
STA Area fill (m2) Jarak (m) Volume fill (m2)
5 1,250
5 6,258
10 1,253
5 44,500
15 16,547
5 117,310
20 30,377
5 112,153
25 14,484
5 69,918
30 13,483
5 72,298
35 15,436
5 78,835
40 16,098
5 77,180
45 14,774
5 61,075
50 9,656
5 28,058
55 1,567
5 17,805
60 5,555
TOTAL 685,388
(Sumber : Data Pribadi Kelompok A 2022)

Mengetahui,
Asisten Laboratorium

Rizky Arjun Prakoso


NIM. 3336180048
U

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


MARET 2022

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU


UKUR TANAH

DIPERIKSA PARAF

DISETUJUI PARAF

GAMBAR SKALA

DIGAMBAR PARAF

UKURAN
KODE HAL
KERTAS
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


MARET 2022

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU


UKUR TANAH

DIPERIKSA PARAF

DISETUJUI PARAF

GAMBAR SKALA

DIGAMBAR PARAF

UKURAN
KODE HAL
KERTAS
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


MARET 2022

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU


UKUR TANAH

DIPERIKSA PARAF

DISETUJUI PARAF

GAMBAR SKALA

DIGAMBAR PARAF

UKURAN
KODE HAL
KERTAS
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


MARET 2022

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU


UKUR TANAH

DIPERIKSA PARAF

DISETUJUI PARAF

GAMBAR SKALA

DIGAMBAR PARAF

UKURAN
KODE HAL
KERTAS
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


MARET 2022

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU


UKUR TANAH

DIPERIKSA PARAF

DISETUJUI PARAF

GAMBAR SKALA

DIGAMBAR PARAF

UKURAN
KODE HAL
KERTAS

Anda mungkin juga menyukai