Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN NAVIGASI DARAT dan MENENTUKAN TITIK

KOORDINAT

Disusun oleh :

Nama : Kholifiana Maulida

NIM : G2A219021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN LINTAS JALUR

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
A. NAVIGASI DARAT

Navigasi darat adalah Tehnik menentukan posisi (kedudukan) serta arah perjalanan baik
di peta maupun di medan sebenarnya. Adapun pemahaman navigasi adalah suatu
kemampuan atau daya rekam dan membaca peta dengan bentang bumi pada suatu daerah
yang sedang atau akan kita tempuh dengan bantuan peralatan navigasi.

PERALATAN NAVIGASI DARAT

1. Alat-alat tulis

a. Buku tulis

b. Pensil, rautan dan penghapus.

c. Bolpoin 4 warna : hitam, hijau, merah, biru.

d. Penggaris: segitiga, busur derajat

2. Peta Topografi
Peta Topografi berasal dari bahasa yunani, Topos berarti tempat atau lapangan, Graphos
berarti gambaran atau catatan. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan suatu
tempat di permukaan fisik bumi yang dinyatakan dengan garis-garis ketinggian atau garis
kontur dan disertai berbagai keterangan secara rinci mengenai daerah yang terpetakan.
Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini
menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan,
sungai, danau, dll. Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta
jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta
kebanyakan.
3. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetikannya, jarum kompas akan
selalu menunjukkan arah utara-selatan, tapi arah utara yang ditunjukkan oleh jarum
kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi.
4. Busur Derajat
Pada pemakaiannya, busur derajat sudah jarang digunakan karena sekarang ada alat yang
namanya protactor, rumer yang fungsinya sama dan di dalamnya ada pembagian karvak
dalam beberapa skala peta.
5. Curvimeter
Curvimeter adalah alat untuk menghitung jarak horizontal pada route lintasan yang
berkelok-kelok di peta.
6. Altimeter
Altimeter adalah alat pengukur ketinggian yang bisa membantu pengguna menunjukkan
posisi dengan melihat garis ketinggian (kontur) pada peta topografi yang sedang kita
gunakan. Pada medan gunung yang tinggi, kompas sering tidak digunakan, dan altimeter
akan lebih bermanfaat. Dengan melewati pegunungan yang sudah kita kenal maka kita
dapat mengetahui posisi (ketinggian) di peta. Namun yang harus kita lakukan sebelum
altimeter kita gunakan harus di kalibrasi dengan benar.
7. Pedometer
Pedometer adalah alat untuk mengukur langkah kaki, namun alat yang letaknya di
pinggang ini jarang digunakan atau sebatas pelengkap saja.
8. Protaktor dan rumerator
Adalah alat untuk membatu menunjukan satuan koordinat dipeta berbagai skala, baik
Co.Gride maupun Co.Geografis, dan juga bisa pengganyi busur derajat.
B. PENGERTIAN PETA
Peta adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala, seperti
yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang
ditemukan pada permukaan bumi. Representasi yang ideal akan terwujud jika setiap fitur
dari daerah yang dipetakan dapat ditunjukkan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat
dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda konvensional dan simbol. Pada peta skala
1:250.000, simbol yang ditentukan untuk membangun mencakup areal seluas 500 meter
persegi di atas tanah, sebuah simbol jalan adalah setara dengan lebar jalan sekitar 520
kaki di tanah, simbol untuk rel kereta api tunggal adalah setara dengan rel kereta api
sekitar 1.000 kaki pada tanah.
C. MEMBACA PETA
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan peta,
yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
Oleh karena itu kita harus benar-benar paham : sifat-sifat garis kontur (sudah di bahas di
depan), ketinggian tempat.
Menentukan ketinggian suatu tempat dapat di lakukan dengan dua cara :
1. Lihat interval kontur peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin di ketahui.
Memang ada rumus umum : interval kontur = 1/2000 skal peta. Tetapi rumus ini tidak
selalu benar, sebab beberapa peta topografi keluaran direktorat geologi bandung
aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 meter), tetapi kemudian di perbesar
menjadi ber skala 1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter. Dalam suatu misi
SAR gunung hutan misalnya , sering suatu peta di perbesar dengan cara di foto kopi.
Untuk ini, interval kontur peta tersebut harus tetap di tulis atau di sertakan keterangan
di foto kopi berapa persen.
2. Bila ketinggian kontur tidak di cantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian
suatu tempat dengan mencari 2 titik berdekatan yang harga ketinggiannya tercantum.
a. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang
terdapat antar kebuanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila
kedua titik terpisah oleh lembah)
b. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga
jumlah kontur yang terdapat, dapat di hitung berapa interval konturnya ( harus
merupakan bilangan bulat)
c. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titk ketinggian (bila kontur terdekat itu
berada di atas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. Bila
kontur berada di bagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur
terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah
di ketahui di atas. Lakukan perhitungan di atas beberapa kali sampai yakin harga
yang di dapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada
peta anda agar mudah mengingatnya.
d. Teknik Contouring Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu
medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam
melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan.
Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan
mempersulit perjalanan kita dan mungkin akan tersesat. Jika kita di lapangan
dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan
mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (kanan, kiri, bawah, atas).
Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah: - Puncak-puncak bukit -
Bentukan sungi - Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit - Dan lain lain.
D. KOMPAS
Kompas merupakan salah satu peralatan navigasi utama untuk di gunakan bersamaan
dengan peta. Sebuah peta tidak akan memiliki nilai lebih jika tidak ada kompas. Dengan
adanya kompas kita dapat mengetahui arah gerakan, azimuth magnetik suatu point dll.
E. Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi
dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta.
Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat
ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis
yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam
yaitu :
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah
garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa,
dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya
adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30″), dan
pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan
suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia,
titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi
nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem
koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS,
biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena
itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10
bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi
sepuluh bagian (per 1 mm).
REFERENSI

1. Navigasi Darat BASARNAS


2. Materi Navigasi Darat Basarnas Seminar Nasional Baksos Nasional PTBMMKI 2014
3. Booklet Musyawarah Nasional XI Jambore Nasional XVII
4. Aidi,Laili.2009.Pengenalan Dasar Navigasi Darat.ASTACALA PMPA ITTELKOM
Jungle Rescue – SAR Jayapura http://sarjayapura.com/2012/02/jungle-rescue/

Anda mungkin juga menyukai