A. Identitas Pasien
Nama : Nn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 28 Oktober 2020
Usia : 29 tahun
Status perkawinan : Belum Menikah
Suku bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Lembur 1 No.31 Jati Rangga Jati Sampurna
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : Tamat SMA
Diagnosa Medis : Combustio Grade IIA-B 40%
Keluhan Utama : Klien merintih kesakitan karena luka bakar di kedua
tangan, kedua kaki, sebagian perut, punggung, dan wajah
Riwayat Penyakit Sekarang : Nn.A menderita luka bakar pada wajah, tangan,
kaki, sebagian perut, dan punggung. Kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg,
Nadi: 98x/mnt, S: 36,6o C, RR: 20x/menit, TB: 152 cm, BB: 65 kg pasien mengeluh
nyeri di daerah yang terbakar.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC
Status luka bakar :
1. Tampak luka bakar di perut bagian bawah memanjang ukuran
2. Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung. Warnanya merah, keabu-
abuan, sedikit tampak cairan
3. Tampak luka bakar pada kedua tangan dan kaki
4. Luas luka bakar = 40% dengan derajat kedalaman 2A-B
Penatalaksanaan medis
- Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc)
40%x60x 4= 9.600/24jam pertama setelah kejadian
- Mendapat O2 2 liter permenit nasal kanul (jika sesak)
Terapi obat :
1. Inj. Cefoperazone 2x1gr: anti infeksi
2. Inj. Keterolac 2x30 mg : anti nyeri
3. Ranitidine 2x50 ml
4. NaCl Kapsul 3x500 mg
5. RL 2400/24 jam
c. Eliminasi
Pengkajian perilaku :
Pasien menggunakan foley kateter, warna urine kuning jernih, tidak ada endapan, tidak ada
distensi bladder, tidak ada penggunaan obat diuretik, jumlah urine 200cc dalam 3 jam.
Pasien belum BAB sejak masuk RS, tapi sering kentut.
g. Sensasi
Pengkajian perilaku :
Pengkajian penglihatan pasien baik, fungsi pendengaran baik, indera peraba pasien baik.
Ada nyeri pada luka bakar pada wajah, punggung, perut sebagian, kedua kaki dan tangan,
nyeri skala 6, nyeri dirasakan terus menerus, terasa perih, bertambah ketika bergerak dan
ditekan/disentuh, berkurang setelah diberikan obat anti nyeri
h. Cairan dan elektrolit
Pengkajian perilaku :
Jumlah intake cairan dalam 6 jam 490cc, jumlah urine per 6 jam 400cc, balans cairan +90
cc. Pasien tidak mau makan sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien terpasang iv
line perifer menggunakan cairan NaCl 1000cc/24 jam, dan NaCl kapsul 3x500mg. Nilai
JVP 5 +2, tidak ada pitting edema, Elektrolit: Natrium 128 mmol/L, Kalium 3,93 mmol/L,
Klorida: 105 mmol/L, albumin : 3,2
i. Fungsi neurologi
Pengkajian Perilaku :
Hasil pengkajian kesadaran compos mentis, GCS 15, pemeriksaan memori, perhatian,
bahasa, dan kognisi baik. Penilaian rangsang meningen kaku kuduk -, refleks patologis -,
pupil isokor 2mm/2mm, refleks cahaya +, hasil pemeriksaan nervus cranialis baik
j. Fungsi Endokrin
Pengkajian perilaku
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit DM. Tidak ada pembengkakan pada kelenjar
tiroid.
Analisa Data
No Analisa data Problem Etiologi
1. Ds : pasien mengeluh nyeri pada Nyeri akut Tersengat listrik
( D. 0077)
daerah luka terbakar , pasien
mengatakan nyeri bertambah Ketika Trauma pada kulit
bergerak dan ditekan/ disentuh , nyeri
dirasakan terus menerus dan terasa Luka bakar ( Combustio )
perih
Do : terdapat luka bakar pada wajah, Kerusakan pada kulit
punggung, perut sebagian, kedua
kaki dan tangan, Skala nyeri 6, TD : Pelepasan mediator nyeri
( histamin , bradykinin,
110/70 mmHg, HR : 98x/mnt S :
prostaglandin , serotonin, ion
36,6 C, RR : 20x/mnt CRT 2 detik kalium )
Terdapat luka
Ansietas
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera listrik
2. Gangguan integritas b.d luka bakar
3. Ansietas b.d ancaman terhadap citra tubuh
86
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Dengan mengidentifikasi nyeri secara
perawatan 3 x 24 jam, nyeri dapat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, komprehensif, akan membantu perawat
membaik, dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dalam menentukan asuhan keperawatan
1. Keluhan nyeri dapat nyeri pada pasien
berkurang 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengukur tingkat keparahan nyeri
2. Skala nyeri menurun 3 (0-10) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal pada pasien
3. Keluhan nyeri hilang ketika 4. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Untuk mengetahui terjadinya peningkatan
merubah posisi dan bergerak. dan memperingan nyeri respon nonverbal
5. Monitor keberhasilan terapi 4. Setelah mengetahui faktor yang
komplementer yang susah diberikan memperingan dan memperberat nyeri
6. Monitor efek samping penggunaan maka perawat dapat menentukan faktor
analgetik mana yang harus dipertahankan.
Terapeutik 5. Sebagai acuan atau tingkat keberhasilan
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk setelah memberikan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi dengan cara memberikan
2. Kontrol lingkungan yang memperberat doa-doa menghadapi nyeri.
rasa nyerifasilitasi istirahat dan tidur 6. Dengan memonitor dapat mengetahui efek
3. Fasilitasi istirahat dan tidur samping setelah penggunaan analgetik
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri Terpaeutik
dalam pemilihan strategi meredakan 1. Dengan memberikan teknik
nyeri nonfarmakologi dengan terapi supaya
Edukasi pasien dapat mengalihkan rasa nyerinya
1. Jelaskan penyebab, periode, dan dengan terapi relaksasi atau terapi
pemicu nyeri murrotal al-quran
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Dengan mengkontrol dapat mengetahui
3. Anjurkan memonitor nyeri secara faktor lingkungan yang memperberat
mandiri nyeri pasien
87