Anda di halaman 1dari 27

A.

IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 3 Mei 2018
Tanggal pengkajian : 3 Mei 2018
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Usia : 31 Tahun
No. RM : 302889
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Semarang
Pendidikan Terakhir : SMA
Diagnosa Medis : Abortus Inkomplety
Kelas Ruangan : III
DPJP : dr. Prima G. Sp.OG
Jaminan : Umum

2. Identitas Penganggung Jawab


Nama : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Semarang
Hubungan dengan Klien : Suami
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan rujukan dari dr Prima Sp.OG, dengan G3P2A0 hamil
11-13 minggu, dengan missed Abortion Pro Dolatasi dan kuretase, pasien
2 hari yang lalu mengeluh flek kemudian di periksa ke bidan kemudian
diberi obat penguat janin masih mengeluarkan flek dan kemarin tanggal 2
Mei 2018 pasien berobat ke dr Prima Sp. OG hasil USG nya janin tidak
berkembang dan diberi obat. Paginya pukul 14.00 keluarga datang ke RS
Roemani Semarang
2. Data focus

No Data focus Etiologi Masalah


1 DS: Agen injuri Nyeri akut
- Pasien mengatakan biologis
lemas, pusing,
berkunang kunag sejak
2 hari yang lalu keluar
darah lewat jalan
- DO
- KU : Baik
- Kesadara : CM
- TTV :
- TTd 140/ 90 mmHg
- N : 98 x/ menit
- RR : 22 x/ menit
- T : 336,50C
- Hb 12, 7
- Leokosit 8600/ mm
- Trombosit : 406000
/mm

2
3. Intervensi

No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana


Hasil
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
agen injuri tindakan asuhan 2. Lakukan pengkajian
biologis keperawatan selama nyeri secara
3x24 jam, diharapkan komprehensif meliputi
nyeri berkurang lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi,
1. Pasien tampak kualitas, intansitas atau
rileks berratnya nyeri dan
2. Melaporkan nyeri faktro pencetus
berkurang (skala 3. Ajarkan teknik nnon-
nyeri 1) farmakologi (Relaksasi
3. TTV dalam batasan nafas dalam)
normal 4. Kolaborasi pemberian
obat

4. Implementasi

No No Dx Waktu Tindakan Respon pasien


1. 1. Memonitor S:
TTV O:
TD = 130/80 mmHg
HR = 95 x/menit
2. Melakukan S:

3
pengkajian
nyeri secara P : bertambah saat
komprehensif bergerak dan berkurang
saat diam
Q : tertusuk-tusuk
R : perut
S:4
T: hilang timbul
O:-
3. Mengajarkan S:
teknik non- O:
farmakologi Pasien bisa melakukan
(Relaksasi teknik relaksasi nafas
nafas dalam) dalam
4. Melakukan  S:
kolaborasi  O:
pemberian obat Klien diberikan ketorolac
IV

C. PENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 3 Mei 2018 pukul
14.00. memlalui TPPRI ( Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap) untuk
menjalani perawatan, setelah mendatangani formulir persetujuan rawat
inap dan diapasng gelang identitas , pasien dan keluarga lalu diantar oleh

4
petugas kurir ke ruang AYUB 1 dengan menggunkan kursi roda. Pasien
diantar oleh kurir karena level transfer pasien yaitu derajat 0 (pasien yang
dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa dan
hemodinamik stabil) Klien dan keluarga tiba di ruang AYUB 1 pukul
15.00 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab. Kondisi klien
saat tiba di ruangan, klien tampak baik dengan kesadaran composmentis
dengan skore GCS 15 (E4-M6-V5).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari TPPRI, ruang rawat
tujuan yaitu ruang AYUB 1 kelas 3
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S :
- Nama Ny. R, umur 31 tahun, DPJP yaitu dr. Prima Sp.OG.
diagnosa medis Abortus Inkomplety, masuk pada tanggal 3 Mei
2018 jam 14.00 WIB. Kondisi pasien pusing, lemers mata
berkunang kunang , TD : 140/90 mmHg, N: 98 x/menit, RR: 22
x/menit, S: 36,50
B:
- Pasien merasakan pusing, lemes, pasien terpasang infuse RL 20
tpm.
A :
- Diagnosa medis Abortus
- Diagnosa keperwatan resiko pendarahan
R :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor KU
- Monitor pendarahan
- Kolaborasi pemberian obat

5
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. R dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang AYUB 1. Perawat menunjukan pada keluarga
tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan,pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib RS Roemani, cara cuci tangan yang benar
dengan menggunakan handwash dan handscrub kemudian di jelaskan ten
tang hak dan kewajiban pasien.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Keterangan
1 2
0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 1
Minum 2 : Mandiri

Mandi 0 0 0 : Tergantung orang lain

6
1 : Mandiri
Perawatan 0 : Tergantung orang lain
diri 1 1 1 : Mandiri
(grooming)
0 : Tidak mampu
Berpakaian
2 2 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
enema)
BAB
2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
(bladder)
jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
enema)
BAK
2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
(bowel)
jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Taranfer 2 2
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 16 16 Ketergantungan ringan

7
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny.R dari hari


pertama sampai ketiga didapatkan skor 16 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas
(1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan
perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
Jumlah jam perawatan 1
= =0,14=1 Perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat ketergant
ungan ringan.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Ny. R telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan No. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti

8
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :
- Nama Ny R, umur 31 tahun, DPJP yaitu dr. Prima, Sp OG.
diagnosa medis Abortus, masuk pada tanggal 3 Mei 2018 jam
15.00 WIB. Kondisi pasien pusing, lemas dan mata
berkunang kunang, TD : 140/90 mmHg, N: 98x/menit, RR:
22 x/menit, S: 36,50C
B :
- Pasien menyatakan pusing terpasang infus RL + oxtosin,
rencana progaram operasi tanggal 3 Mei 2018 pukul 21.00
WIB
A :
- Untuk saat ini masalah masalah keperawatan yang muncul
yaitu resiko pendarahan belum teratasi
R :
- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor KU
3. Kolaborasi pemberian obat

c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah

9
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
S mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah ceftriaxon 2
gr /IV, infus RL, Injeksi Ketorolak. Untuk obat PO doksisiklin
100/12 jam, Metyl Enometin PO 1/ 12 jam, Lygozy PO 1/24 jam
Pada Ny. R tmendapatkan obat yang tergolong dalam sound A li
ke, Look A Like dan High alertopofol 1 X 100 mmg .

d. Safety surgery
Ny R melakukan operasi puul 21.00, sebelum melakukan
operasi, pemberian informasi, persetujuan tindakan operasi baik itu
obsgin maupun bedah, yang berisis berupatindakan, tata cara
tindakan, indikasi, resiko, komplikasi, sestlah dilakakukan informasi
dan persetujuan bedah dan anestsi, dokter obsgin memberi tanda (-)
di gambar verivikasi sesuai area tubuh yang mau di operasi.
Kemudian dilalkuakn SIGN IN Dilakukan sebelum induksi
anestesi. Minimal ada perawat dan dokter anestesi
1. Apakah identitas pasien sudah benar, prosedur tindakan,
lokasi operasi, dan ada persetujuan tindakan/ informed consent
yang akan dilakukan?
Ya
2. Apakah area yang akan dioperasi sudah diberi tanda?
Ya
Tidak dapat diterapkan
3. Apakah mesin anestesi dan obat-obatan sudah lengkap?
Ya
Apakah pasien memiliki :
4. Riwayat alergi?
Tidak
Ya

10
5. Kesulitan jalan nafas atau resiko aspirasi?
Tidak
Ya, dan alat/ bantuan sudah tersedia
6. Resiko perdarahan >500ml (7ml/kg bagi anak-anak)
Tidak
Ya, dan infus 2 jalur/ akses sentral dan rencana terapi
cairan

TIME OUT Dilakukan sebelum insisi dengan perawat, dokter


anestesi dan dokter bedah
1. Memastikan semua anggota tim medis sudah memperkenalkan diri
(nama dan peran)
2. Memastikan nama pasien, posedur dan area yang akan dilakukan
insisi
3. Apakah profilaksis antibiotik sudah diberikan 60 menit
sebelumnya.
Ya
Tidak dapat terapkan
4. Kejadian beresiko yang perlu diantisipasi
Untuk Dokter Bedah
5. Apa yang dilakukan bila terjadi kegawatan atau kejadian yang
tidak diharapkan?
……………………………………………………………...……..
6. Berapa lama tindakan ini akan dikerjakan? ….
…………………………………..
7. Apakah sudah antisipasi kehilangan darah?
…………………………………………………………...……......
Untuk Dokter Anestesi
8. Apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan pada pasien?
…………………………………………………………...……......
Untuk Tim Perawat

11
9. Apakah peralatan sudah steril (termasuk hasil indikator steril)?
……………………………………………………………...……..
10. Adakah peralatan yang perlu perhatian khusus atau dalam
masalah?
……………………………………………………………...…….....
11. Apakah hasil Rongten, MRI (imaging) sudah ditampilkan dan
sesuai?
Ya
Tidak dapat terapkan

SIGN OUT Sebelum pasien meninggalkan ruang operasi


Dengan perawat, dokter anestesi dan dokter bedah.
Secara verbal perawat memastikan
1. Nama tindakan
2. Kelengkapan alat, jumlah kasa dan jarum
3. Spesimen telah diberi label (termasuk nama pasien dan asal
jaringan spesimen)
4. Adakah masalah dengan peralatan yang perlu disampaikan
………………………………….

Untuk Dokter Bedah, Dokter Anestesi dan Perawat:

5. Apakah ada catatan khusus untuk proses pemulihan dan


penanganan perawatan pasien?
…………………………………….
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi

12
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.

f. Pencegahan pasien jatuh


Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. I:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

13
NO PENGKAJIAN SKALA NILAI
1 Riwayat jatuh: Tidak 0
Apakah pasien pernah jatuh? 0
Ya 25

2 Diagnosa sekunder: Tidak 0 0


Apakah pasien memiliki lebih dari satu penyakit?
Ya 15

3 Alat bantu jalan:


Bed rest/dibantu perawat 0
Kruk/tongkat/walker 15 0
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4 Terapi Intravena: apakah saat pasien terpasang Ya
20 20
infus? Tidak
5 Gaya berjalan/cara berpindah:
- Normal/ bed rest/immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri) 0
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Ganguan tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL NILAI 45
(Resiko
Sedang)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)

14
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. R didapatkan hasil skore 45
(resiko sedang), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Ny. R yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.

5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
3 Mei Melakukan operan
15 menit
2018 jaga
Orientasi pasien baru 5 menit
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
6 langkah dan 5
moment cuci tangan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Injeksi perhari 5 menit

15
Mengantar pasien
5 menit
operasi
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 60 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Mengkaji pasien
10 menit
keadaan umum
4 Mei Melakukan
5 menit
2018 pemeriksaan TTV
Menanyakan
5 menit
keluhan
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 55 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Sore 60 menit
2 Sore 55 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien


yaitu shift sore 2 kali dan shift pagi 1 kali masing-masing memiliki

16
waktu rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasie Minimal

1 Sore Sore

0,14 0,16

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:
Total Harga Total
No. Tindakan Logistik
penggunaan Satuan Biaya
1. Biaya 1 50000 50000
administrasi
2. Laboratorium PA 1 385000 385000

3. Pemakaian Waslap 1 2000 2000


Peralatan
4. Biaya Skin test 1 10000 10000
Tindakan Askep/ hari 1 10000 10000
Injeksi / hari 1 10000 10000
5. Biaya Operasi Operator 1 660000 660000
Anestesi 1 330000 330000
Biaya alat 1 350000 350000
Kamar Operasi 1 660000 660000
6. Pemberian Alkohol Swab 6 500 3000
terapi obat Infus set 1 31.460 31460
melalui IV line RL 500 ml 3 10725 32175

17
Handscoon 6 1510 9060
Abocath 1 15444 15444
Dispo 5 cc 2 3000 6000
Dispo 3 cc 6 2900 17400
Asam folat 2 12500 25000
Cebactam 2 39500 79000
Ketorolac 6 9400 56400
Melocicam 6 1600 9.600
7. Ruang a. Temapat 3 175000 525000
Perawatan : Tidur
Kelas 3 b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung
Bantal
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat
Sampah
l. Lemari
m. Penerangan
+lampu
n. Air
o. Kamar
Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
8. Visit Dokter dr. Prima 2 45000 90000
Spesialis Sp.OG
9. Tindakan Asuhan 9 10000 90000

18
medis dan keperawatan/h
Keperawatan ari
Injeksi/hari 6 10000 60000

Memandikan 0
pasien/hari

10. Materai 1 6000 6000

Rp
Total Biaya
3405117

Total pembiayaan klien selama 3 hari di rawat di ruang Ayub


1adalah Rp 3.405.117

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. R dan keluarga
mengenai pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6
langkah menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di
dekat washtafel, mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik rel
aksasi nafas dalam ketika nyeri timbul.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Ayub 1 ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan

19
Diagnosa pasien Abortus, pasien mengeluh flek 2 hari yang lalu,
mual lemas, masalah keperawatan yang muncul adalah resiko
pendarahan.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah umum.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah nyeri akut
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan 
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Tn. I yaitu:
- Asam Mefenamat PO 3x1
- Cefotaxim PO 2x1

2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab klien saat dirumah sakit.

20
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri
muncul.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada diet khusus.

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).

e. Evaluasi 
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Ayyub 1 dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Ayub 1. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:

21
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √
membutuhkan bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan

22
Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan
selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Ayyub 2.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Tn. I dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
 Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien
Keluarga pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan

23
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang
ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul.

LAMPIRAN
1. Hak Pasien

Hak-hak pasien selama perawatan di RS Roemani Muhammadiyah


adalah sebagai berikut.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.

24
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar

25
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :

26
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

27

Anda mungkin juga menyukai