Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN DIAGNOSA KANKER


PANKREAS DI RUANG RAJAWALI 6A
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :
Nila Shaumayantika
G3A018030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

1
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN
DIAGNOSA KANKER PANKREAS DI RUANG
RAJAWALI 6A RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

A. Identitas Klien dan Keluarga


Tanggal Masuk Rumah Sakit : 18 Februari 2019 Jam 04.35
Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2019 Jam 09.30
1. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Usia : 71 Tahun
No. RM : C723201
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lemah Gempal, Semarang Selatan
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD
Diagnosa Medis : Kanker Pankreas
Kelas Ruangan : Rajawali 6A – Ruang Non-Bedah Infeksi
DPJP : Hery Djagat Purnomo, DR dr.,Sp.PD
PPJP : Ratna Agustina
Jaminan : JKN PBI
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lemah Gempal, Semarang Selatan
Hubungan dengan Klien : Anak

B. Resume Asuhan Keperawatan


1. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 18 Februari 2018 pasien dan keluarga datang ke IGD
RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan keluhan nyeri pada bagian
perut, nyeri dirasakan hilang timbul dirasakan +- 6 bulan disertai
dengan mual dan muntah, demam dirasakan selama 2 hari dan
selama 6 bulan tidak ada penurunan berat badan. BAK berwarna
seperti teh, BAB tidak ada keluhan.
2. Data Fokus
No Data Fokus Etiologi Masalah

2
1 DS: Infitrasi Tumor Nyeri Kronis
- Pasien mentakan nyeri
pada bagian perutnya
P: nyeri saat beraktivitas
Q: nyeri dirasakan seperti
tusuk-tusuk
R:nyeri dirasakan dibagian
perut
S: 4
T: 2 menit, hilang timbul
DO:
- Tampak meringis kesakitan
dan memegangi area perut
pasien
- Kesadaran : composmentis
- TTV :
TD : 130/90 mmHg
HR : 78 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,8oC
2 DS: Peningkatan Defisit Nutrisi
- Pasien mengatakan mual kebutuhan
- Pasien mengatakan nafsu metabolisme
makan menurun, makanan
tidak dihabiskan
DO :
- A:
TB : 155 cm
BB : 50 kg
IMT : 20,8 kg/m³
- B:
Hb : 7 gr/dL
Albumin : 2,8 g/dL
- C:
Anemia sedang, tampak
lemah, mukosa bibir
tampak kering
- D:
Diit peptamen
3. Intervensi

No Dx Tujuan dan Kritreria Hasil Rencana


1. Nyeri kronis b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
infiltrasi tumor asuhan keperawatan selama 2. Lakukan pengkajian
3x24 jam, diharapkan nyeri nyeri secara
berkurang dengan kriteria komprehensif meliputi
hasil : lokasi, karakteristik,
1. TTV dalam batas durasi, frekuensi,
normal kualitas, intensitas
2. Menggunkan atau beratnya nyeri
analgesik yang dan faktor pencetus
direkomendasikan 3. Ajarkan teknik non-
3. Menggunakan farmakologi
tindakan pencegahan (Relaksasi nafas

3
nyeri tanpa analgesik dalam)
(teknik relaksasi dan 4. Kolaborasi pemberian
distraksi) obat
4. Melaporkan nyeri
berkurang
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Memberikan informasi
b/d peningkatan asuhan keperawatan selama tentang pemenuhan
kebutuhan 3x24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi
metabolisme masalah defisit nutrisi 2. Monitor intake nutrisi\
teratasi dengan kriteria 3. Monitor mual muntah
hasil : 4. Monitor kadar albumin
2. Intake makanan dan dan Hb
cairan adekuat
3. kuran kebutuhan
nutrisi secara
biokimia dalam
rentang normal
(albumin > 3,5gr/dL
dan Hb 12gr/dL –
14gr/dL)

4. Implementasi

No No Waktu Tindakan Respon pasien


Dx

1. 1. 09.00 1. Memonitor  S:
TTV  O:
TD : 120/80 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5˚C

09.05 2. Melakukan  S:
pengkajian P : nyeri saat beraktivitas
nyeri secara Q : nyeri seperti ditusuk-
komprehensif tusuk
R : nyeri pada bagian perut
S : Vas 2
T: nyeri hilang-timbul
 O:-
09.10 3. Mengajarkan  S:
teknik non-  O:
farmakologi Pasien bisa melakukan teknik
(Relaksasi relaksasi nafas dalam
nafas dalam)
09.30 4. Melakukan  S:
kolaborasi  O:
pemberian obat Pasien diberikan ketorolac
30mg/8 jam, dexametason (1
amp premed IV)

5. Evaluasi

4
No Dx Evaluasi

1. S:
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut.
P : nyeri saat beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk -tusuk
R : nyeri pada bagian perut
S : Vas 2
T : nyeri hilang - timbul
O:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- Pasien tampak lemah
- TTV:
TD : 120/80 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5˚C
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
2. S:
- Pasien mengatakan perut terasa mual
- Pasien mengatakan nafsu makan menurun, makanan tidak
dihabiskan
O:
- A:
 TB : 155 cm
 BB : 50 kg
 IMT : 20,8 kg/m³
- B:
 Hb : 7 gr/dL
 Albumin : 2,8 g/dL
- C:
 Anemia sedang, pasien tampak lemah, mukosa bibir tampak
kering
- D:
 diit peptamen
A:
- Masalah teratasi sebagian
O : lanjutkan intervensi
- Monitor intake nutrisi
- Monitor mual muntah
- Monitor kadar albumin dan Hb

C. Pengelolaan Pasien Masuk


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien dan keluarga datang ke IGD RSUP Dr. Kariadi pada
tanggal 18 Februari 2019 dan direncakan untuk Biopsi. Setelah
menandatangani formulir persetujuan rawat inap dan terpasang

5
gelang identitas, pasien dan keluarga lalu diantar oleh petugas kurir
ke ruang Rajawali 6A dengan menggunakan bed. Pasien dan
keluarga tiba di ruang Rajawali 6A dan diterima oleh perawat
penanggung jawab. Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien
tampak lemah dengan kesadaran composmentis.
Sistem penerimaan pasien oleh petugas IGD kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir
transfer pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut
terdapat poin-poin seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal
dari IGD, ruang rawat tujuan yaitu ruang Rajawali 6A kelas 3.
Berikut ini hasil pendokumentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien :
S:
Nama Ny. K, umur 18 tahun, DPJP yaitu dr. Endy, diagnosa
medis Ca Ovarii, masuk pada tanggal 24 April 2018. Pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut.

B:

- Pasien dengan diagnosa medis Ca Pankreas


- Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri kronis
A :

- Pasien tampak lemah, TD : 120/80 mmHg, N: 82 x/menit, RR:


18 x/menit, S: 36,50C, terpasang NaCl 0,9% 20 Tpm
R:

- Monitor tanda-tanda vital


- Kaji nyeri secara komprehensif
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian obat

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


PPJP melakukan orientasi kepada Ny. W dan keluarga
mengenai ruang perawatan di ruang Rajawali 6A. Perawat

6
menunjukkan pada keluarga tata letak ruang rawat, letak kamar
mandi, menunjukkan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi
jika kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse
station, menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam
besuk, pelayanan gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi
dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed
yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, pentingnya
pemasangan pengaman tempat tidur agar mengurangi terjadinya
risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk menandatangi
lembar bukti bahwa klien sudah mendapatkan orientasi dari
perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban
pasien dan keluarga serta tata tertib RSUP Dr. Kariadi.

4. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)

Index Hari 1 Hari 2 Hari 3 Keterangan

0 : Tidak mampu

Makan, Minum 1 1 1 1 : Dibantu

2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 0 0
1 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Perawatan diri
0 0 0
(grooming) 1 : Mandiri

0 : Tidak mampu
Berpakaian
1 1 1 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri

BAB (bladder) 2 2 2 0 : Inkontinensia (tidak

7
teratur/perlu enema)

1 : Kadang inkontinensia (maks


24 jam)

2 : Kontinensia (teratur)

0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)

BAK (bowel) 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks


24 jam)

2 : Kontinensia (teratur)

0 : Tidak mampu

1 : butuh bantuan alat dan 2


orang
Transfer 2 2 2
2 : Butuh bantuan kecil

3 : Mandiri

0 : Imobile

1 : Menggunakan kursi roda


Mobilitas 2 2 2 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang

3 : Mandiri

0 : Tergantuan bantuan orang


lain

1 : Membutuhakan batuan tapi


Penggunaan toilet 1 1 1
beberapa hal dilakukan
sendiri

2 : mandiri

0 : Tidak mampu

Naik turun tangga 1 1 1 1 : Membutuhakan batuan

2 : mandiri

Total score 12 12 12 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan

8
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny. W dari hari
pertama sampai ketiga didapatkan skor 12 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas
(1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan
perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:

Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat


dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas IGD.
Ny. W telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan no. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif

9
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga.
S :
- Nama Ny. K, umur 18 tahun, DPJP yaitu dr. Endy, diagnosa

medis Ca Pankreas. Pasien mengatakan nyeri pada bagian


perut, perut terasa mual dan nafsu makan menurun
B :

- Pasien dengan diagnosa medis Ca Pankreas


- Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri kronis
- Pasien dengan diagnosa keperawatan defisit nutrisi
A :

- Pasien tampak lemah, TD : 120/80 mmHg, N: 82 x/menit,


RR : 18 x/menit, S: 36,50C, Hb : 7g/dL, albumin 2,8 g/L,
terpasang NaCl 0,9% 20 Tpm dan sudah diberikan ketorolac
30mg/8 jam, paracetamol 500mg, dexametason (1 amp
premed IV), metoclopramide 1 amp/12 jam, tranfusi PRC 2
kolf.
R :

- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Mengulangi teknik relaksasi nafas dalam
3. Monitor intake nutrisi
4. Monitor mual dan muntah
5. Monitor kadar Hb dan Albumin
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.

10
W mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah ketorolac
30mg/8 jam, paracetamol 500mg, dexametason (1 amp premed IV),
metoclopramide 1 amp/12 jam.
d. Safety surgery
Pada Ny. W dilakukan tindakan berupa pungsi asites.
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny.W:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

11
Penilaian Resiko Jatuh Skor Hasil

Riwayat jatuh : tidak Jatuh satu kali atau lebih dalam kurun 25 25
termasuk kecelakaan waktu 6 bulan
kerja atau
rekreasional

Status mental Agitasi/konvulsi 15 0

Dimensia 15 0

Gaya berjalan Terganggu 20 0


Lemah 10 0
Normal 0 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, dll 30 0
Kruk, tongkat, tripot, dll 15 0
Kondisi medis Diagnose sekunder 15 0
Pasien terpasang infus 20 20
Skor total S.k.o.r.e 45

Kesimpulan Risiko
sedang

Keterangan:

0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)

25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh


standar)

> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. W


didapatkan hasil skore 45 (resiko sedang), tetapi apabila
diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada Ny. W yaitu:

- Sarankan untuk minta bantuan


- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasieN
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah

12
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman
sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu
pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga
tentang resiko jatuh pada pasien.
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Jenis tindakan keperawatan
Hari/ Tindakan keperawatan
tanggal yang dilaksanakan Tidak
Langsung Kolaborasi
langsung

Melakukan operan jaga 15 menit

Melakukan pengkajian 5 menit

Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam 5 menit
saat nyeri timbul
18
Februari Melakukan pemeriksaan
5 menit
2019 TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi


10 menit
klien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 50 menit

Melakukan operan jaga 15 menit

Mengevaluasi keluhan
5 menit
nyeri
19
Februari Menanyakan keluhan 5 menit
2019
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV

Menganjurkan makan
5 menit
sedikit tapi sering

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi 10 menit


klien

13
Melakukan operan jaga 5 menit

Total 55 menit

Melakukan operan jaga 10 menit

Menanyakan keluhan 5 menit

Melakukan pemeriksaan
5 menit
20 TTV
Februari
2019 Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan kondisi


10 menit
klien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 40 menit

14
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Waktu tindakan keperawatan yang


Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan

1 Pagi 50 menit

2 Siang 55 menit

3 malam 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan


pasien yaitu shift pagi 1 kali, shift siang 1 kali dan shift malam 1
kali masing-masing memiliki waktu ± 50 menit waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal

Pagi Siang Malam

1 0,14 0,14 0,14

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:

Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan

1. Biaya 1 50000 50000


administrasi

2. Pemberian Alkohol Swab 10 500 5000


terapi obat
melalui IV line Tranfusi set 1 13.976 13.976

Nacl 0,9%500 ml 4 19.230 76.920

Albumin 2 26.000 52.000

PRC 2 85.000 170.000

Handscoon 10 1.600 16.000

15
Hypafix 5cm x 1 9.729 9.729
1m

Abocath 1 15.444 15.444

Spuit Dispo 3 cc 10 792 7.920

ketorolac 6 41.209 247.254

metocloperamid 4 10.059 40.236

dexametason 1 85.000 85.000

paracetamol 1 1.000 1.000

3. Ruang a. Tempat Tidur 1


Perawatan : b. Meja
c. Kasur
Kelas 3 d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung Bantal
g. Selimut
h. Tiang Infus
i. Hanscrub
j. Tempat
Sampah
k. Lemari
l. Penerangan+la
mpu
m. Air
n. Kamar
Mandi/WC
o. Gayung
p. Pispot
4. Visit Dokter dr. Endy 2 120.000 240.000
Spesialis

Tindakan medis Asuhan 9 10.000 90.000


dan keperawatan/
Keperawatan
hari
5. Injeksi/hari 6 10.000 60.000

Memandikan 0 0
pasien/hari

6. Materai 1 6000 6000

Rp
Total Biaya
1.186.479

16
Total pembiayaan klien selama 3 hari di rawat di ruang Rajawali
6A adalah Rp 1.186.479

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. w dan keluarga
mengenai cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam
ketika nyeri timbul dan mengedukasi tentang intake nutrisi yang
dapat diberikan dengan porsi sedikit tapi sering.
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang pasien. Ketika melakukan pengkajian kepada pasien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 4A ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien Ca Pankreas, pertama pengkajian pasien
mengeluh nyeri bagian perut, mual dan muntah. Masalah
keperawatan yang muncul adalah nyeri kronis.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
pasien saat ini adalah nyeri kronis

c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan


Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya.

17
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
pasien membutuhkan pelayanan kesehatan dengan segera, pasien
bisa ke tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh pasien ketika sudah
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab pasien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam jika nyeri
muncul dan menganjurkan makan sedikit tapi sering dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
5) Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi pasien yaitu dengan diberikan diit peptamin.

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah pasien
sudah bisa pulang atau belum.
10. Survei Kepuasan Pasien

18
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 6A dinilai
dari hasil kuisioner yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Pasien
dan keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali 4A. Berikut
merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga
menggunakan quisioner tingkat kepuasan :

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √

2. Perawat melakukan komunikasi sebelum melakukan √


tindakan kepada saya dan saya paham

3. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya sebagai √


pasien

4. Perawat mengorientasikan fasilitas ruang perawatan √

5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √

6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah dalam √


melayani saya di ruangan

7. Perawat melayani saya dengan sabar √

8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √

9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √

10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, apabila √


saya membutuhkan (mandi, makan, minum obat, BAB dan
BAK)

11. Perawat merespon dengan cepat saat saya membutuhkan √


bantuan

12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √

13. Perawat mendampingi saya saat dokter melakukan √


pemeriksaan

14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √


mengecek gelang pasien

15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau memantau √


keadaan saya secara teratur

16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau keluarga √


sebelum melakukan tindakan

19
Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan
selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 6A

11. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi pasien Ny. W
dengan dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi pasien dan proses terapi yang dijalani, keluarga
pasian juga bertanya beberapa hal tentang kondisi pasien. Komunikasi
pasien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat pasien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tanganan discharge planning pada saat pertama masuk sudah
ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan dari
perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
 Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL pasien
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien.
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan SOP
yang ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi

20
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
pasien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan
menganjurkan makan sedikit tapi sering dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi.

LAMPIRAN

Hak dan kewajiban pasien


Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes
No. 69 tahun 2014 tentang kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban pasien
1. Setiap pasien mempunyai hak :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

21
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran
termaksudkerahasiaan rekam medis
r. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis
s. Memberikan persetujuan atau menolak menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan
t. Menggugat dana atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata atau pidata, dan
u. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran, mempunyai


kewajiban :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit dengan penuh tanggungjawab.
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga

22
kesehatan dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuaikemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

23
TATA TERTIB

Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:

a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau


membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

24

Anda mungkin juga menyukai