BAB II
PENGARUH STRUKTUR TERHDAP KESTABILAN LUBANG BUKAAN
TAMBANG BAWAH TANAH
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
2. Longsoran baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu
bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara
bidang lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan.
Cara longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun
melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya. Longsoran baji dapat terjadi
dengan syarat geometri sebagai berikut:
a) Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan
bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A.
b) Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan
lereng.
c) Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
3. Longsoran guling
Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada
batuan yang keras dengan struktur bidang lemahnya yang berbentuk kolom.
Longsoran guling yang akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah
kemiringannya berlawanan dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya.
Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal
dengan bidang-bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya
berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini bisa berbentuk blok
atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut
geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar balok
terletak pada bidang miring.
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
4. Longsoran busur
Jenis longsoran ini adalah yang paling umum terjadi di alam (tipikal
longsoran tanah atau soil). Pada batuan yang keras, jenis longsoran ini hanya
dapat terjadi jika batuan tersebut sudah lapuk dan mempunyai bidang-bidang
diskontinu yang rapat (heavily jointed), atau menerus sepanjang sebagian lereng
sehingga menyebabkan longsoran geser di permukaan. Pada tanah pola
strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari posisi yang paling
kecil hambatannya. Longsoran busur akan terjadi jika partikel individu pada suatu
tanah atau massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu
batuan yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu
longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka
lereng, kadang-kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas
lereng yang berada disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya
gerakan lereng yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran lereng, hanya dapat
dilakukan apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut.
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
e. Clipboard
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
g. Laptop
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
i. Laser distance
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
b. Wulf net
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
e. Setelah itu panjang arah orientasi terowongan yang telah diketahui hingga ke
bawah gambar stereografis. Bentuk terowongan sesuai dengan lebar yang
telah diketahui, kemudian panjang garis lurus yang berpotongan pada tiap
bidang kekar hingga membentuk pola baji pada terowongan di bawah gambar
stereografis.
f. Jika gambar telah terbentuk maka hal yang di perlukan selanjutnya adalah
mengukur plunge setiap bidang kekar dengan menempelkan garis plunge ke
E dan hitung seperti menentukan dip, kemudian dimensi baji yang terbentuk
pada terowongan baik panjang maupun sudut yang dibentuk. Setelah itu
dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan persamaan yang
sesuai untuk longsoran baji.
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Keterangan:
a. Data pengukuran struktur kekar (strike/dip)
A = N 33° E / 49°
B = N 237° E / 51°
C = N 121° E / 50°
b. Data ukuran dimensi kekar
a = 4,7 × 0,3 = 1,41 m
b = 5,0 × 0,3 = 1,50 m
c = 2,8 × 0,3 = 0,84 m
ab = 3,3 × 0,3 = 0,99 m
bc = 2,2× 0,3 = 0,66 m
ac = 1,8 × 0,3 = 0,54 m
θab = 34°
θbc = 66°
θac = 80°
βab = 5°
βbc = 35°
βac = 42°
c. Data orientasi dan kemiringan terowongan N 270° E
Diketahui data proyeksi stereografis struktur bidang kekar pada lubang bukaan
tambang bawah tanah, sebagai berikut:
Massa baji : 2,6 ton/m3
Trend tunnel : N 270° E
Lebar lubang bukaan : 1,32 m
Tinggi lubang bukaan : 2,33 m
Joint 1 strike/dip : N 33° E / 49°
Joint 2 strike/dip : N 237° E / 51°
Joint 3 strike/dip : N 121° E / 50°
θab : 34°
θbc : 66°
θac : 80°
βab : 5°
βbc : 35°
βac : 42°
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
1
=( 0,58. 0,38) 25,48
3
= 1,86 kN
f. Tekanan (P)
W
P =
AF
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
1,86
=
0,58
= 3,21 kN/m3
g. Banyak gaya rock bolt (n)
FK.W
n =
C
2 x 1,86
=
25
= 0,15 ≈ 1
h. Panjang rock bolt (L)
0,5 . B
L =2+ (ESR )
0,5 . 1,3 2
=2+( )
1,6
= 2,41 m
2.7.2. Menggunakan software unwedge
Adapun pengerjaan menggunakan software unwedge dalam
memodelkan baji adalah sebagai berikut:
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
a. Tunnel (terowongan)
Tinggi = 2,33 m
Lebar = 1,32 m
Trend = N 270° E
Plunge = 0°
Densitas batuan = 2,6 ton/m3
Densitas air = 0,981 ton/m3
b. Joint orientation (orientasi kekar)
Joint 1 = N 123° E / 49°
Joint 2 = N 229° E / 51°
Joint 3 = N 311° E / 50°
c. Sebelum dipasang rock bolt
1) Bolt properties (baut)
Bolt type = None
Tensile capacity =0
Plate capacity =0
Anchor capacity =0
Method = None
Orientation efficiency = None
2) Wedge
Factor safety = 0,000
Volume = 0,006 m3
Weight = 0,017 ton
z-length = 0,99 m
d. Sesudah dipasang rock bolt
1) Bolt properties (baut)
Bolt type = mechanically anchored
Anchored tensile capacity = 10 ton
Plate capacity = 10 ton
Anchor capacity = 10 ton
Method = cosine tension/shear
Orientation efficiency = unused
2) Wedge (baji)
Factor safety = 606,126
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Volume = 0,006 m3
Weight = 0,017 ton
z-length = 0,99 m
2.8. Pembahasan
Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Kelompok I
DAFTAR PUSTAKA
NIM