Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

Nama : 1. Muh. Roihan Wirayuda (2010813210002)


2. Joy Ferry Jaya Vacius Nadeak (2010813210013)
3. Fighter Dowry Siahaan (2010813210026)
4. Alifia Vera Agustin (2010813220010)
5. Robby Maulana (2010813310011)
6. Indra Setiawan (2010813310016)
7. Siti Raudah (2010813320006)
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. M. Iqbal (1910813210001)
2. Akhsan Maulana (1910813210009)
2. M. Khalip Ramadhan Alrida (1910813210008)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

BAB II
PENGARUH STRUKTUR TERHDAP KESTABILAN LUBANG BUKAAN
TAMBANG BAWAH TANAH

2.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum pada bab kali ini adalah sebagai berikut antara
lain:
1. Mengetahui dan memahami pengaruh-pengaruh struktur yang
mempengaruhi kestabilan lubang bukaan pada tambang bawah tanah.
2. Mengetahui cara pengambilan data menangani baji tambang bawah tanah.
3. Dapat mengolah data yang diambil baik secara manual maupun dengan
menggunakan unwedge software untuk desain baji pada tambang bawah
tanah.
4. Menganalisa kestabilan lubang bukaan berdasarkan struktur pada tambang
bawah tanah.
2.2. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pengaruh struktur
terhadap kestabilan lubang bukaan tambang bawah tanah yaitu:
Hari dan Tanggal : Selasa, 04 April 2023
Waktu : 14:00 WITA - Selesai
Tempat Pelaksanaan : Simulasi Terowongan Laboratorium Teknik
Pertambangan ` Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2.3. Dasar Teori


Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada batuan di sekitar lubang
bukaan tambang bawah tanah biasanya akan selalu mendapatkan perlakuan
khusus terutama atas dua hal, yaitu keselamatan pekerja dan keselamatan
peralatan yang terdapat di dalam tambang. Disamping itu, akibat dari kondisi
yang lemah pada badan bajih sehingga meyebabkan batuan samping berpotensi
jatuh, dapat mengakibatkan keuntungan dari operasi penambangan mungkin
akan berkurang jika terjadi failure pada batuan di sekitar stope saat proses
penambangan.
Dibawah permukaan bumi terdapat tegangan yaitu tegangan vertikal,
jika dibawah permukaan dilakukan penggalian untuk terowongan maka terjadi
gangguan pada tegangan tersebut, sehingga terjadi perpindahan deformasi. Jika
proses deformasi pada terowongan semakin besar, maka besar kemungkinan
terowongan tersebut runtuh. Lebih lanjutnya pengaruh struktur geologi tambang
bawah tanah terhadap kemantapan suatu lubang bukaan atau terowongan dapat
dijelaskan dengan melakukan analisis kajian geoteknik tambang bawah tanah
seperti stratigrafi, jenis batuan, jurus dan kemiringan, kekar dan sesar,
kandungan kimia, serta kuat massa batuandengan serangkaian tes geomekanik.
Analisis stabilitas lubang bukaan tambang bawah tanah tidak terlepas dari sistem
rock mass rating (RMR) dan juga rock tunneling quality index (Q) system.
Keberadaan struktur batuan seperti struktur kekar sangat mungkin
menghasilkan batuan-batuan lepas (falling rocks). Disebabkan adanya kekar-
kekar yang saling berpotongan. Falling rocks ini merupakan potensi yang harus
diperhatikan karena dapat membahayakan keselamatan pekerja yang mungkin
sedang berada pada daerah tersebut.
(Bieniawski, 1989)
Stabilitas baji yang ditentukan bersama di bagian belakang lubang
bukaan bawah tanah, seperti tambang merupakan perhatian utama desain
pendukung. Penilaian dukungan atap biasanya pertimbangan permintaan dari
orientasi primer atau rata-rata struktur dimana (set atau cluster berorientasi
sambungan atau shear swarms) di dalam massa batuan. Perwakilan set tersebut
kemudian diperiksa untuk saling persimpangan yang membentuk baji yang pada
gilirannya, diasumsikan mencapai maksimum dimensi hanya dibatasi oleh
jangkauan, dengan asumsi kontinuitas penuh dengan dan struktur lengkap
dimana-mana.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Untuk prediksi baji jangkauan penuh, dengan memperhitungkan


terjadinya keduanya dan potensi ketidakstabilan dari kemungkinan baji geometri,
suatu kebutuhan juga untuk metode analisis baji menghasilkan prediksi untuk
potensi kegagalan baji dan permintaan dukungan untuk menghasilkan desain.
Dukungan yang lebih ekonomis baji yang akan disediakan di bukaaan bawah
tanah, seperti tambang, gua dan sejenisnya.
(Boudreau, 2004)
Longsoran bidang terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis longsoran
yaitu sebagai berikut:
1. Longsoran bidang
Longsoran bidang terjadi pada batuan yang mempunyai bidang luncur
bebas yang mengarah ke lereng dan bidang luncurnya pada bidang diskontinu
seperti sesar, kekar, liniasi atau bidang perlapisan. Syarat-syarat terjadinya
longsoran bidang:
a) Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus lebih
kecil daripada kemiringan lereng
b) Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau mendekati dengan arah
lereng (maksimum berbeda 200).
c) Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam
batuannya.
d) Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi
longsoran.

*Sumber: https://jenis-jenislongsoranlereng.com, 2023


Gambar 2.1
Longsoran Bidang

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2. Longsoran baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu
bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara
bidang lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan.
Cara longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun
melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya. Longsoran baji dapat terjadi
dengan syarat geometri sebagai berikut:
a) Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan
bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A.
b) Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan
lereng.
c) Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.

*Sumber: https://jenis-jenislongsoranlereng.com, 2023


Gambar 2.2
Longsoran Baji

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3. Longsoran guling
Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada
batuan yang keras dengan struktur bidang lemahnya yang berbentuk kolom.
Longsoran guling yang akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah
kemiringannya berlawanan dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya.
Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal
dengan bidang-bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya
berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini bisa berbentuk blok
atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut
geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar balok
terletak pada bidang miring.

*Sumber: https://jenis-jenislongsoranlereng.com, 2023


Gambar 2.3
Longsoran Guling

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

4. Longsoran busur
Jenis longsoran ini adalah yang paling umum terjadi di alam (tipikal
longsoran tanah atau soil). Pada batuan yang keras, jenis longsoran ini hanya
dapat terjadi jika batuan tersebut sudah lapuk dan mempunyai bidang-bidang
diskontinu yang rapat (heavily jointed), atau menerus sepanjang sebagian lereng
sehingga menyebabkan longsoran geser di permukaan. Pada tanah pola
strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari posisi yang paling
kecil hambatannya. Longsoran busur akan terjadi jika partikel individu pada suatu
tanah atau massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu
batuan yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu
longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka
lereng, kadang-kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas
lereng yang berada disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya
gerakan lereng yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran lereng, hanya dapat
dilakukan apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut.

*Sumber: https://jenis-jenislongsoranlereng.com, 2023


Gambar 2.4
Longsoran Busur

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2.4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
2.4.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain sebagai
berikut:
a. Simulator terowongan
Simulator terowongan digunakan sebagai media simulasi terowongan
pada tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.5
Simulator Terowongan
b. Kompas geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur kedudukan dan mengambil
data (strike, dip, dip direction) pada struktur bidang kekar.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.6
Kompas Geologi

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

c. Alat pelindung diri


Alat pelindung diri digunakan sebagai alat untuk melindungi diri pada
saat terjadi kecelakaan kerja yang tidak diinginkan pada saat pengukuran dan
pengambilan data strike, dip, dan dip direction.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.7
Alat Pelindung Diri
d. Rollmeter
Rollmeter digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu dimensi
sebuah terowongan, baik itu lebar ataupun tinggi dari terowongan tersebut.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.8
Rollmeter

e. Clipboard

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Clipboard digunakan sebagai alat tambahan dan bantu untuk mengukur


kedudukan bidang kekar pada simulator struktur kekar.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.9
Clipboard
f. Tangga
Tangga digunakan sebagai alat bantu pada saat pengukuran dan
pengambilan data saat ketinggian terowongan sudah tidak dapat dijangkau.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.10
Tangga

g. Laptop

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Laptop digunakan untuk mengaplikasikan unwedge software untuk


mendesain baji pada tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.11
Laptop
h. Senter
Senter digunakan sebagai alat bantu penerangan pada simulator
terowongan tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.12
Senter

i. Laser distance

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Laser distance digunakan untuk mengukur jarak tertentu menggunakan


laser dengan mengarahkan laser ke batas jarak yang ingin diukur.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.13
Laser Distance
2.4.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain
sebagai berikut:
a. Kertas kalkir
Kertas kalkir digunakan untuk tempat penggambaran secara manual
stereografis dari data yang diperoleh pada lubang bukaan tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.14
Kertas Kalkir

b. Wulf net

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Wulf net digunakan sebagai acuan dalam penggambaran stereonet


secara manual dari data kekar yang diperoleh pada lubang bukaan tambang
bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.15
Wulf Net

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2.5. Prosedur Kerja


Adapun prosedur dalam pengambilan data kekar pada kegiatan kali ini
adalah sebagai berikut:
2.5.1. Pengambilan data struktur kekar
Adapun prosedur dalam pengambilan data struktur kekar pada kegiatan
kali ini adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan alat pelindung diri yang diperlukan.
b. Mengukur geometri lubang bukaan terowongan (span).
c. Mengukur strike dan dip pada simulator UMS, dengan kompas geologi,
denngan cara menaruh clipboard pada kekar, lalu tempelkan sisi east pada
bidang struktur batuan yang akan diukur. Kemudian masukkan gelembung
yang ada pada bull eyes, agar berada di sisi tengah dengan cara menggeser-
geserkan kompas dan menjaga agar sisi east tetap menempel pada bidang
yang diukur. Setelah gelembung berada di tengah maka baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum utara atau north. Angka tersebut dapat menunjukkan
nilai dari strike. Selanjutnya tempelkan sisi west pada clipboard untuk
pengukuran dip kemudian masukkan gelembung yang ada pada nivo tabung,
agar berada di sisi tengah dengan cara menggeser-geserkan kompas yang
tetap menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembung berada di
tengah maka baca garis angka nol menunjukkan sudut berapa.
d. Menentukan trend terowongan.
2.5.2. Penggambaran baji secara manual
Prosedur penggambaran longsoran baji dengan menggunakan proyeksi
stereografis, sebagai berikut:
a. Jika diketahui kekar 1 memiliki orientasi N 33o E/49o. Himpitkan kertas kalkir
ke wulf net. Dari arah N diukur 33o ke arah W, kemudian ditandai.
b. Arah yang ditandai di atas (33o) di putar panjang N (dihimpitkan pada N),
kemudia panjang busur pada ligkaran besar, 33o dari lingkaran. Kutub bidang
digambarkan dari sebuah titik, dimana 33o dari luar ke pusat jaring.
c. Titik utama (N) yang sudah ditandai pada tahap 1, dikembalikan pada arah
semula sehingga bidang dengan orientasi N 33o E/49o sudah tergambar.
d. Setelah itu ulangi panjang penggambaran pada kekar 2 dan 3 hingga
membentuk perpotongan 3 buah kekar.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

e. Setelah itu panjang arah orientasi terowongan yang telah diketahui hingga ke
bawah gambar stereografis. Bentuk terowongan sesuai dengan lebar yang
telah diketahui, kemudian panjang garis lurus yang berpotongan pada tiap
bidang kekar hingga membentuk pola baji pada terowongan di bawah gambar
stereografis.
f. Jika gambar telah terbentuk maka hal yang di perlukan selanjutnya adalah
mengukur plunge setiap bidang kekar dengan menempelkan garis plunge ke
E dan hitung seperti menentukan dip, kemudian dimensi baji yang terbentuk
pada terowongan baik panjang maupun sudut yang dibentuk. Setelah itu
dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan persamaan yang
sesuai untuk longsoran baji.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2.6. Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Data Pengamatan
Densitas Lebar Tinggi Dip
Kekar Trend Strike Dip
Batuan Terowongan Terowongan Direction
1 N 33° E 49o 123o
2 N 21oE 72o 111o
3 2,6 ton/m3 1,32 m 2,33 m N 270o E N 139oE 51o 229o
4 N 52oE 75o 142o
5 N 221oE 50o 311o

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2.1. Pengolahan Data


Adapun pengolahan data bab pengaruh struktur terhadap kestabilan
bukaan tambang bawah tanah, yaitu sebagai berikut:
2.7.1. Penggambaran dan perhitungan baji secara manual
Adapun hasil pengolahan data dari hasil pengamatan dengan
mengambil tiga kekar yang berpotensi membentuk baji yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2
Pengolahan Data
Densitas Lebar Tinggi Dip
Kekar Trend Strike Dip
Batuan Terowongan Terowongan Direction
1 N 33oE 49° 123°
2 2,6 ton/m3 1,32 m 2,33 m N 270o E N 139oE 51° 229°
3 N 221oE 50° 311°

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Keterangan:
a. Data pengukuran struktur kekar (strike/dip)
A = N 33° E / 49°
B = N 237° E / 51°
C = N 121° E / 50°
b. Data ukuran dimensi kekar
a = 4,7 × 0,3 = 1,41 m
b = 5,0 × 0,3 = 1,50 m
c = 2,8 × 0,3 = 0,84 m
ab = 3,3 × 0,3 = 0,99 m
bc = 2,2× 0,3 = 0,66 m
ac = 1,8 × 0,3 = 0,54 m
θab = 34°
θbc = 66°
θac = 80°
βab = 5°
βbc = 35°
βac = 42°
c. Data orientasi dan kemiringan terowongan N 270° E
Diketahui data proyeksi stereografis struktur bidang kekar pada lubang bukaan
tambang bawah tanah, sebagai berikut:
Massa baji : 2,6 ton/m3
Trend tunnel : N 270° E
Lebar lubang bukaan : 1,32 m
Tinggi lubang bukaan : 2,33 m
Joint 1 strike/dip : N 33° E / 49°
Joint 2 strike/dip : N 237° E / 51°
Joint 3 strike/dip : N 121° E / 50°
θab : 34°
θbc : 66°
θac : 80°
βab : 5°
βbc : 35°
βac : 42°

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

a. Luas alas (AF)


1 1 1 1
AF = ( a . b sin θ ab) + ( b.c sin θ bc) + ( a.c sin θ ac)
3 2 2 2
1 1 1 1
= ( 1,41 . 1,5 sin 34° ) + ( 1,5.0,84 sin 66° ) + ( 1,41.0,84 sin 80° )
3 2 2 2
1
= (0,59) + (0,57) + (0,58)
3
= 0,58 m3
b. Tinggi baji (h)
1
h = (ab tan βab) + (bc tan βbc) + (ac tan βac)
3
1
= (0,99. tan 5° ) + (0,66. tan 35° ) + (0,54. tan 42° )
3
1
= (0,19) + (0,46) + (0,49)
3
= 0,38 m
c. Volume baji (V)
1
V = AF. h
3
1
= 0,58. 0,38
3
= 0,073 m3
d. Berat spesifik baji (y)
y = p.g
= 2600 kg/m3. 9,8 m/s2
= 25480 N/m3
= 25,48 kN/m3
e. Berat baji (W)
1
W = (3 AF. h) y

1
=( 0,58. 0,38) 25,48
3
= 1,86 kN
f. Tekanan (P)
W
P =
AF

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

1,86
=
0,58
= 3,21 kN/m3
g. Banyak gaya rock bolt (n)
FK.W
n =
C
2 x 1,86
=
25
= 0,15 ≈ 1
h. Panjang rock bolt (L)
0,5 . B
L =2+ (ESR )
0,5 . 1,3 2
=2+( )
1,6
= 2,41 m
2.7.2. Menggunakan software unwedge
Adapun pengerjaan menggunakan software unwedge dalam
memodelkan baji adalah sebagai berikut:

*Sumber: Rocscience Unwedge, 2023


Gambar 2.16
Hasil Pengolahan Data Proyeksi Stereonet Dengan Unwedge Software

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

*Sumber: Rocscience Unwedge, 2023


Gambar 2.17
3 Dimensi Wedge Pada Lubang Bukaan Tambang Bawah Tanah

*Sumber: Rocscience Unwedge, 2023


Gambar 2.18
Tampak Depan Wedge dengan Rock Bolt Pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

*Sumber: Rocscience Unwedge, 2023


Gambar 2.19
Tambang Atas Wedge Dengan Rock Bolt pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

*Sumber: Rocscience Unwedge, 2023


Gambar 2.20
Tampak Samping Wedge Dengan Rock Bolt Pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

Hasil pengolahan dengan software unwedge didapatkan data, sebagai


berikut:

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

a. Tunnel (terowongan)
Tinggi = 2,33 m
Lebar = 1,32 m
Trend = N 270° E
Plunge = 0°
Densitas batuan = 2,6 ton/m3
Densitas air = 0,981 ton/m3
b. Joint orientation (orientasi kekar)
Joint 1 = N 123° E / 49°
Joint 2 = N 229° E / 51°
Joint 3 = N 311° E / 50°
c. Sebelum dipasang rock bolt
1) Bolt properties (baut)
Bolt type = None
Tensile capacity =0
Plate capacity =0
Anchor capacity =0
Method = None
Orientation efficiency = None
2) Wedge
Factor safety = 0,000
Volume = 0,006 m3
Weight = 0,017 ton
z-length = 0,99 m
d. Sesudah dipasang rock bolt
1) Bolt properties (baut)
Bolt type = mechanically anchored
Anchored tensile capacity = 10 ton
Plate capacity = 10 ton
Anchor capacity = 10 ton
Method = cosine tension/shear
Orientation efficiency = unused

2) Wedge (baji)
Factor safety = 606,126

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Volume = 0,006 m3
Weight = 0,017 ton
z-length = 0,99 m

2.8. Pembahasan

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Pada praktikum kali ini mengenai pengaruh struktur terhadap kestabilan


lubang bukaan tambang bawah tanah yang bertujuan untuk menganalisa
kestabilan lubang bukaan berdasarkan struktur pada tambang bawah tanah.
Mengetahui dan memahami pengaruh-pengaruh struktur yang mempengaruhi
kestabilan lubang bukaan pada tambang bawah tanah. Mengetahui cara
pengambilan data menangani baji tambang bawah tanah. Dapat mengolah data
yang diambil baik secara manual maupun dengan menggunakan software
unwedge untuk desain baji pada tambang bawah tanah.
Adapun data yang diambil untuk dianalisis berupa data kekar yang
terdiri dari strike, dip dan dip direction. Dari hasil data yang didapat kemudian
diolah dengan menggunakan dua cara yaitu perhitungan secara manual dan
menggunakan software unwedge. Adapun nilai kekar yang didapat dari proses
pengambilan data diantaranya untuk data kekar 1 didapat strike N 33° E dengan
nilai dip 49° , data kekar 2 didapat strike N 139° E dengan nilai dip 51° , data
kekar 2 didapat strike N 221° E dengan nilai dip 50° , serta nilai trend 270° .
Adapun cara perhitungan baji secara manual dan menggunakan
software unwedge. Untuk secara manual didapatkan hasil luas alas (AF) sebesar
0,58 m3, tinggi baji (h) dengan hasil 0,38 m, volume baji (V) dengan hasil 0,073
m3, berat spesifik baji (y) dengan hasil 25,48 kN/m3, berat baji (W) dengan hasil
1,86 kN, tekanan (P) dengan hasil 3,21 kN/m 3, banyak gaya rock bolt (n) dengan
hasil 1 dan panjang rock bolt (L) dengan hasil 2,41 m. Sedangkan dengan
menggunakan software unwedge yang sudah dipasang rock bolt didapatkan
hasil tensile capacity sebesar 10 ton, plate capacity sebesar 10 ton, anchor
capacity sebesar 10 ton, factor safety sebesar 606,126, wedge volume sebesar
0,006 m3, wedge weight sebesar 0,017 ton, wedge z-length sebesar 0,99 m.

Kelompok I
DAFTAR PUSTAKA

Bieniawski, Z. T. 1989. Engineering Rock Mass Classifications, John Wiley and


Sons, Inc. New York: USA.
Boudreau, Samantha Jane et al. 2014.Method For Perfoming Wedge Analysis
For Assessing Wedge Instabilities In Underground Openings. United States
Patent Boundreau et al Hanmer: Canada.

NIM

Anda mungkin juga menyukai