Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA VI

UJI KUAT GESER LANGSUNG

Disusun Oleh:

Rafi Nugraha

19080029

Pelaksanaan Praktikum:

Hari / Tanggal : Rabu / 20 Januari 2021

Sesi / Jam : Sesi A / 01:00 – 18:00

Asisten : Yola Andani Syuhelfi S.T.

LABORATORIUM TAMBANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kuat geser batuan adalah kemampuan batuan melawan tegangan
geser yang terjadi pada saat batuan itu diberikan beban. Keruntuhan geser
terjadi akibat adanya gerak relatif antara butir-butir batuan tersebut.
Semua massa batuan memiliki bidang-bidang diskontinu, seperti kekar,
bidang perlapisan, dan sesar. Pada kedalaman yang dangkal, ketika
tegangan tegangan yang bekerja sangat rendah atau diabaikan, deformasi
yang terjadi pada batuan utuh dan massa batuan lebih banyak
dikendalikan oleh luncuran pada bidang diskontinu dan sifat fisik batuan
utuh diantara bidang luncur/geser. Struktur batuan merupakan bidang
lemah pada massa batuan yang dapat menyebabkan berkurangnya
kekuatan batuan tersebut. Karena sifatnya yang heterogen dan
mempunyai bidang lemah, maka akan mempengaruhi hasil pengujian
pada uji kuat geser . parameter yang menunjukan kekuatan geser adalah
kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ). Parameter tersebut di peroleh
dengan melakukan uji kuat geser di laboratorium.

1.2. Tujuan Pratikum


Tujuan dilakukan nya pratikum ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat menentukan nilai kohesi dan sudut geser
dalam
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar


Semua massa batuan memiliki bidang-bidang diskontinu,
seperti kekar, bidang perlapisan dan sesar. Pada kedalaman yang
dangkal, ketika tegangantegangan yang bekerja sangat rendah atau dapat
diabaikan, deformasi ataupun runtuhan yang terjadi pada batuan utuh
(intack rock) dan massa batuan lebih banyak dikendalikan oleh luncuran
pada bidang diskontinu dan sifat fisis butiran batuan utuh di antara
bidang luncur/gesernya. Kuat geser batuan merupakan perlawanan
internal batuan terhadap tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser
dalam batuan tersebut, yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dan
faktor eksternal. Untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan
normal tertentu diperlukan uji kuat geser yang menggunakan contoh uji
sekitar 3 contoh batuan. Kriteria keruntuhan geser yang paling banyak
digunakan adalah kriteria Mohrcoulumb yang ditulis dalam persamaan
berikut:
𝜏 = 𝑐 + 𝜎n (tan ϕ).
Kuat geser dibagi menjadi 2 yaitu kuat geser puncak (peak)
dan kuat geser residu. Kuat geser puncak adalah kuat geser yang terjadi
ketika tegangan geser mencapai titik maksimalnya (puncak) disitu pula
batuan mengalami deformasi plastis yang kemudian runtuh. Lalu
tegangan geser akan menurun hingga menunjukkan angka yang konstan
untuk menggeser batuan tersebut atau disebut kuat geser residu (setelah
batuan runtuh. Besarnya nilai kuat geser dipengaruhi oleh adanya kohesi
dan sudut geser dalam. Kohesi adalah gaya tarik menaik antara partikel
dalam batuan. Kohesi batuan akan semakin besar jika kekuatan gesernya
semakin besar. Salah satu aspek yang mempengaruhi nilai kohesi adalah
kerapatan dan jarak antar molekul dalam suatu batuan. Sudut geser dalam
adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu batuan dikenai tegangan
atau gaya terhadapnya yang melebihi tegangan gesernya. Semakin besar
sudut geser dalam suatu batuan maka batuan tersebut akan lebih tahan
lama menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pratikum kali ini adalah:
1. Sampel Batuan
2. Portable shear box
3. Dial gauge
3.2 Prosedur Pratikum
Adapun langkah langkah kerja pratikum sebagai berikut:
1. Memasukkan batuan pada portable box shear
2. Menutup sample menggunakan penutup dari portable box shear
3. Memasang pengait
4. Memasang selang hidrolik untuk memompa
5. Pasang dial gauge hingga mengenai besi yang ada pada portable box
shear
6. Orang pertama memompa alat pompa untuk memberikan tekanan
7. Orang kedua membaca dial gauge ketika alat tersebut berputar
8. Orang ketiga mencatat nilai tekanan pada alat pemompa
3.3 Gambar Peralatan

Gambar 3.1

Portable shear box


Gambar 3.2

Dial gauge
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

A.

Anda mungkin juga menyukai