Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA 4

UJI KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG

Disusun Oleh:

RIRIN HANRIESTA BR MATONDANG

Dosen : Rizto Salia Zakri, S.T, M.T

LABORATORIUM TAMBANG
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Uji kuat tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji
kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya
yang berlawanan arah. Nilai kuat tarik batuan sebagai salah satu
parameter mekanik batuan umumnya digunakan dalam mendesain bagian
dari suatu struktur yang bersifat ductile dan brittle yang bersifat tidak
statis. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk
rekayasa teknik dan desain produk karena menghasilkan data kekuatan
material.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kuat tarik
contoh batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan
tidak langsung. Metode kuat tarik tidak langsung paling sering
digunakan, hal ini disebabkan uji ini lebih mudah dan murah
dibandingkan kuat tarik langsung. Salah satu uji kuat tak langsung yang
dipraktekan adalah brazilliant test.
Untuk mengetahui nilai dari pengujian kuat tarik tidak langsung suatu
batuan atau material, diperlukan suatu metode dan alat yang sesuai. Maka
dari itu dilakukan praktikum sederhana dengan menggunakan peralatan
yang tersedia di Laboratorium Tambang Universitas Negeri Padang.

1.2. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktek ini mahasiswa dapat:


1. Melakukan pengujian kuat tarik secara tidak langsung .
2. Menentukan nilai- nilai kuat tarik.

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 2


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar

Pengujian kuat tarik ini bertujuan untuk mengetahui kuat tarik batuan
secara tidak langsung. Maksud secara tidak langsung ini, dikarenakan
specimen diberikan pembebanan terhadap arah diametrikal sehingga gaya
yang diberikan akan didistibusikan secara diametrikal (ditarik). Perconto
yang digunakan berbentuk silinder, dengan ketentuan ukuran untuk
sampel kuat tarik sebagai berikut:

Kuat tarik batuan seccar tidak langsung dapat diitung dengan rumus:

Dimana:
P = Beban (kg)
R = Jari- jari perconto
H = Tinggi perconto
Hasil pengujian kuat tarik dapat digabungkan dengan hasil uji kuat tekan
uniaksial pada percontoh batuan yang sama untuk menentukan arga
kohesi (c) dan sudut geser dalam (ϕ) dari percontoh batuan tersebut.
Caranya adalah dengan menggambarkan lingkaran Mohr dari hasil uji
kuat uniaksial.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength)


dari perconto batuan berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang
digunakan adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 3


Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya berdasarkan
sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan konstruksi
untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan
pemakaian logam untuk pagar rumah yang tidak terlalu memperhatikan
sifat mekaniknya. Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik,
kekerasan, keuletan dan ketangguhan. Pengujian sifat-sifat mekanik ini
dapat dilakukan dengan pengujian mekanik. Salah satu pengujian yang
digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik (tensile
test). Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji
kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya
yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat
penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan
data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
lambat.Sifat mekanis logam yang dapat diketahui setelah proses pengujian
ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.
Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan (Mekanika Batuan), dikenal
istilah RQD rock quality designation yaitu suatu penandaan atau penilaian
kualitas batuan berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk
digunakan dalam pembobotan massa batuan (Rock Mass Rating, RMR)
dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating, SMR). Perhitungan
RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan yang
mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar).
Untuk mengetahui kuat tarik dari sebuah batuan. Cara ini dapat
digunakan terhadap batuan yang tidak mudah hancur, mengembang dan
melekat satu dengan yang lainnya, serta tidak meresap air bila dipanaskan.
Untuk menentukan kuat tarik batuan, diperlukan sample batuan untuk
dilakukan pengujian, pembuatan core di laboratorium dilakukan dari blok
batu yang diambil dari lapangan yang dibor dengan penginti laboratorium.
Sample yang digunakan harus memiliki ukuran dimensi panjangnya yaitu
setengah kali diameter sample. Ukuran sample dapat lebih besar dari

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 4


ukuran yang disebut di atas tergantung dari maksud pengujian. Sedangkan
di Lapangan, dari hasil pemboran inti (coring) langsung ke dalam batuan
yang akan diselidiki di lapangan didapat inti yang berbentuk silinder. Inti
tersebut langsung dapat digunakan untuk pengujian di laboratorium
dengan syarat tinggi perconto minimal dua kali diameternya. Setiap
perconto yang diperoleh kemudian diukur diameter dan tingginya, dihitung
luas permukaan dan volumenya.
Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik
contoh batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan
metode kuat tarik tak langsung. Metode kuat tarik tak langsung merupakan
uji yang paling sering digunakan. Hal ini disebabkan uji ini lebih mudah
dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu uji kuat tarik tak
langsung adalah Brazilian test.
Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk
karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak
dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan
pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis
yang diberikan secara perlahan. Biasanya yang menjadi fokus perhatian
adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban.
Kemampuan ini umumnya disebut “Ultimate Tensile Strength” disingkat
dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile
strength) dari percontoh batu yang berbentuk silinder secara tidak
langsung. Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada
pengujian kuat tekan. Percontoh yang digunakan berbentuk
silinder dengan perbandingan antara tinggi dan diameter
percontoh adalah 0,5 sampai 1,0. Dalam pengujian ini,
percontoh ditekan dari arah samping (sisi silinder), sehingga
pada mesin tekan kedudukannya adalah horizontal dan penekanan
dilakukan dari arah atas - bawah (lihat Gambar 2.1).

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 5


Gambar 2.1. Kedudukan Percontoh dalam uji Kuat Tarik
Tidak Langsung

Hasil pengujian kuat tarik ini dapat digabungkan dengan hasil


uji kuat tekan uniaksial (pada percontoh batuan yang sama)
untuk menentukan harga kohesi ( c ) dan sudut geser dalam ( q>
) dari percontoh :t,atuan tersebut. Caranya adalah dengan
menggambarkan lingkaran Mohr dari hasil uji kuat tekan
uniaksial (crc) dan uji kuat tarik (c-) pada suatu kurva tegangan-
regangan. Selanjutnya ditarik suatu garis yang menyinggung
kedua lingkaran Mohr tersebut (selubung kekuatan batuan).

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 6


2.2. Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi karakter suatu materi atau bahan.


1. Gaya (Force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah
pergerakan suatu benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap
suatu benda (seperti gaya gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja
hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang
bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).
2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air
dikenal sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami
oleh suatu benda yang berada di dalam air adalah berbanding lurus
dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air yang
dipindahkannya. Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 7


berada di dalam air, maka batuan yang terdapat di dalam bumi juga
mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan
tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam
air, dan hal ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi
mendapat tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan
litostatik.
3. Tegasan (Stress forces)
Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari
suatu benda. Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang
terjadi pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar.
4. Gaya Tarikan (Tensional Forces)
Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan dan
melibatkan perubahan panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation)
atau ketiga-tiganya. Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu
benda (homogen) akan berubah volumenya (dilatasi) tetapi bukan
bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila gaya

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 8


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah:


1. Mesin kuat tarik
2. Jangka sorong
3. Mesin gerinda
4. Sepasang plat baja
Perlengkapan yang digunakan dalam praktikum adalah:
1. Sampel batuan (percontoh)
2. Air

3.2. Prosedur Praktikum

Prosedur yang dilakukan pada praktkum adalah:


1. Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan
dengan ukuran dimensi panjang dengan ketentuan yang telah ada.
2. Plat baja bagian bawa diletakkan ditegah- tengah plat form mesin
kuat.
3. Specimen diletakkan ditengahnya (diantara plat baja atas dan plat
baja bawah), kemudian sedikit demi sedikit ditekan dengan plat
form atas dengan mesin kuat tekan dengan diberikan
pembebanan.
4. Sembari memberi tekanan pada batu, perhatikan juga angka yang
tertera pada dial gauge, kemudian catat angka terbesar yang
tertera (angka ketika batu mulai pecah).
5. Lanjutkan dengan melakukan praktikum uji tekan batuan.

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 9


3.3. Gambar Peralatan

Gambar 3.1
Rock Strength Index

Gambar 3.2 Gambar 3.3


Mesin Gerinda Jangka Sorong

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 10


Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 11
Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 12
Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 13
DAFTAR PUSTAKA

https://tambangunp.blogspot.com/2018/07/uji-kuat-arik-batuan-brazillin-
test.html?m=1. Diakses pada tanggal 28 Februari 2019
https://edoc.site/laporan-akir-kuat-tarik-tidak-langsung-pdf-
free.html#google_viggnette. Diakses pada tanggal 28 Februari 2019.

Ririn Hanriesta Br Matondang/19137083 14

Anda mungkin juga menyukai