PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era yang semakin maju ini kebutuhan konstruksi semakin meningkat.
Terutama pada konstruksi dalam penggunaan logam sebagai bahan utamanya.
Namun semua itu harus diimbangi dengan kelayakan desain. Sebelum desain tersebut
dibuat nyata, material harus diuji terlebih dahulu. Hal ini agar konstruksi
dinyatakan aman untuk operasional manusia. Kepekaan terhadap patah getas
adalah masalah besar pada kontruksi baja. Bila patah getas ini terjadi pada baja
dengan daya tahan rendah, patahan tersebut dapat merambat dengan kecepatan
sampai 2000 mm /detik, yang dapat menyebabkan kerusakan dalam waktu yang
sangat singkat.
Untuk menilai ketahanan material terhadap patah getas perlu adanya
pengujian yang juga mempertimbangkan faktor-faktor dinamis yang dapat
mempengaruhi patah getas antara lain kecepatan regang, takik, tebal pelat, tegangan
sisa dan lain-lain. Ketangguhan (impak) merupakan ketahanan bahan terhadap beban
kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan
kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak
merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering
ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak
selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba.
Untuk menampung hal-hal dinamika ini perlu pengujian dalam skala
besar, baik jumlah maupun dimensinya. Tetapi dipandang dari sudut ekonomi hal
ini tidak mungkin dilakukan. Karena itu, dibuat pengujian dalam skala kecil yang
distandarkan yang disebut pengujian takik. Pengujian yang dilakukan dalam skala
kecil pada umumnya adalah uji impact Charpy. Hasil dari pengujian impak sendiri
nantinya akan dapat diketahui tingkat kegetasan dan harga impak material.
B. Tujuan
1. Menjelaskan tujuan dan prinsip dasar pengukuran harga impak dari logam.
2. Mengetahui temperatur transisi perilaku ketegasan benda uji.
3. Menganalisa permukaan patahan (fractografi) sampel impak yang diuji pada beberapa
temperatur.
4. Membandingkan nilai impak beberapa jenis logam
5. Menjelaskan perbedaan metode Charpy dan Izod
C. Manfaat
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap
beban kejut yang diberikan pada suatu benda, sehingga mahasiswa dapat mengetahui
kekuatan suatu bahan pada suhu tertentu, dan diharapkan dengan pengetahuan ini
mahasiswa dapat merancang suatu elemen yang digunakan pada suhu tertentu.
BAB II
TEORI DASAR
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh
tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam
karena benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Contoh yang
paling umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi
dimiliki benda karena posisi relatifnya terhadap bumi. Setiap benda yang memiliki energi
potensial gravitasi dapat melakukan kerja apabila benda tersebut bergerak menuju permukaan
bumi.
Jika FA adalah gaya angkat dan S adalah perpindahan benda, maka dapat ditarik
persamaan sebagai berikut : benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. ( Sears,
Zemansky, 1997).
F A di atas adalah gaya angkat untuk mengangkat benda sampai pada ketinggian h 2 ,
kemudian mg adalah berat benda itu sendiri. ( Sears, Zemansky,1997). Dari sini dapat ditarik
persamaan baru yaitu:
Energi Kinetis
Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut energi kinetik) adalah energi yang
dimiliki oleh sebuah benda karena gerakannya. Energi kinetis sebuah benda didefinisikan
sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari
keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu. Energi kinetik berkaitan dengan gerak
benda pada vektor horizontal.
Setiap benda yang bergerak translasi memiliki energi kinetik. Agar benda dipercepat
beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda tersebut harus diberikan gaya total
yang konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh s . ( Sears, Zemansky,1997).
Untuk itu dilakukan usaha pada benda tersebut sebesar :
vt
Gambar 2.3 Energi Kinetis
Karena benda memiliki laju awal v o , laju akhir v t dan bergerak sejauh s, maka untuk
menghitung nilai percepatan ( Sears, Zemansky, 1997):
Kemudian persamaan disubtitusikan untuk menentukan besarnya usaha yang
dibutuhkan, ( Sears, Zemansky, 1997) :
Dalam mekanika klasik, energi kinetik dari sebuah titik objek (objek yang sangat kecil
sehingga massanya dapat diasumsikan di sebuah titik), atau juga benda diam , ( Sears,
Zemansky, 1997 ).
Energi Mekanis
Bunyi dari hukum kekekalan energi yaitu Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak
dapat dimusnahkan. Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan. (Sears, Zemansky, 1997).
Rumus atau persamaan mekanik berhubungan dengan hukum kekekalan energi :
Mengikuti persamaan di atas, besarnya energi mekanik adalah konstan, karena massa
bandul tidak berubah. Pada posisi tertinggi atau dengan kata lain saat sudut bandul terbesar,
energi potensial mempunyai nilai terbesar. Namun energi kinetiknya sama dengan nol. Hal ini
dianggap saat bandul mempunyai ketinggian maksimum, bandul mempunyai kecepatan sama
dengan nol. Saat bandul tidak mempunyai ketinggian sama sekali, disitu energi kinetik bandul
terbesar.
Hmax :
E M = E Pmax + 0
Hmin :
Spesimen
Ukuran spesimen standar biasa digunakan pada pengujian metode Charpy. Dimensinya
mempunyai luas penampang bujur sangkar 10 mm x 10 mm dan panjang spesimen 55 mm.
Tepat pada tengah spesimen ditakik V-45°. Takik V mempunyai kedalam 2 mm dan jari-jari
dasar 0,25 mm. Benda uji diletakkan mendatar dan bagian yang tak bertakik diberi
pembebanan impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 3 m/s – 6 m/s).
Kemudian benda uji ASTM E 23 akan melengkung kearah takik dan patah pada laju regangan
3 -1
tinggi, kira-kira 10 detik . (Standard test methods for notched bar impact testing of metallic
materials 1, ASTM E 23)
Dimana ω sudut antara sisi takik. Nilai relatif ketiga tegangan utama sangat tergantung pada
dimensi batang dan ukuran takik. Benda uji standar cukup tebal untuk menjamin pembebanan
regangan bidang yang tinggi dan terbentuknya regangan tiga sumbu pada hampir di seluruh
penampang lintang takik. Dengan dimensi benda uji takik V Charpy standar, memberikan
kondisi yang baik bagi pengujian patah getas.
β α
Bila pendulum pada kedudukan h 1 dilepaskan, maka akan mengayun sampai kedudukan
fungsi akhir pada ketinggian h 2 yang juga hampir sama dengan tinggi semula h 1 dimana
pendulum mengayun bebas.
Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau energi yang diserap benda uji
sampai patah didapat rumus yaitu :
Energi yang Diserap (Joule) = Ep – Em
= m. g. h 1 – m. g. h 2
= m . g (h 1 – h 2 )
= m . g (λ (1- cos α) - λ (cos β – cos α)
= m. g . λ (cos β – cos α)
Energi yang diserap = m . g. λ (cos β – cos α) …………….. (13)
U
j
i
C
h
a
r
p
y
DVM-U
Batang uji izod
Sampel uji memiliki dimensi ukuran yaitu 10x10x75 (tinggi x lebar x panjang).
Dengan posisi takik berada pada jarak 28 mm dari ujung benda uji, kedalaman takik 2
mm dari permukaan benda uji, dengan sudut takik 45 derajat. Bentuk takik berupa
huruf U, V , key hole (seperti lubang kecil). Benda diletakkan dengan tumpuan
posiisvertikal dan dijepit menyebabkan pengujian berlangsung lama, sehingga tidak
cocok digunakan pada pengujian dengan temperatur yang bervariasi. Sedangkan
ayunan bandul dari arah depan takik dengan pembebanan dilakukan dari arah muka
takik.
28
cirri-ciri patahan
1.patahan getas
2. patahan liat
permukaan tidak rata, buram dan berserat
pasangan potongan tidak bisa untuk dipasangkan lagi
terdapat deformasi pada keretakan
nilai pukulan takik tinggi
3. patahan campuran
gabungan patahan getas dan patahan liat
permukaan agak kusam dan sedikit berserat
potongan masih dapat dipasangkan
ada deformasi pada retakan
paling banyak terjadi
BAB III
A. Alat
o Impact Testing Machine ( mesin uji impak )
o Jangka sorong
o Stereoscan macroscope ( alat untuk melihat patahan )
o Termometer
o Furnace (dapur pemanas
o Sampel uji
o Dry ice ( batu es )
Badan
alat
rem Uji
impak
tuas Rem
pendulum
Tombol
test/stop
Lengan pengayun Pengerak
hidrolik
Baling-baling dua sudu banyak digunakan sebagai penggerak alat transportasi air.
Material yang digunakan adalah paduan aluminium-silikon ADC-12. Salah satu masalah yang
terjadi adalah kekuatan beban kejut. Beban kejut yang secara tiba-tiba dapat merusak
propeller dengan cepat. Untuk meningkatkan kekuatan mekanik dari propeller digunakan
pengujian impact sebagai pengujian propeller tersebut. Dalam penelitian, spesimen diuji
impact dengan perbedaan variabel temperatur tuang yaitu 700 oC, 750oC, dan 800oC.
Pengujian impact yang dilakukan menunjukkan bahwa pada temperatur tuang 700 oC
didapatkan kekuatan terbaik yaitu 0.122 kg.fm/mm 2. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
temperatur tuang semakin tinggi maka porositas yang terbentuk semakin banyak sehingga
menurunkan kekuatan impact dari propeller.
Pada rantai sepeda motor yang mengalami keretakan akan membentuk takikan, pada
takikan ini akan terjadi konsentrasi tegangan. Apabila terjadi beban kejut misalnya pada saat
kita meng gas sepeda motor dengan tinggi dari keadaan berhenti rantai bisa putus karena tidak
mampu menahan beban kejut yang besar yang terjadi pada takikan yang mengalami
konsentrasi tegangan.
Felek mobil yang retak juga akan menbentuk takikan, yang mana takikan akan
menyebabkan terjadi konsentrasi tegangan bila mendapatkan beban. Apabila truk malalui
jalan yang berlobang atau melewati tanggul akan terjadi beban kejut / impak yang besar
sehingga felek bisa pecah pada daerah retakan tadi.
Pada peristiwa tenggelamnya kapal titanic, pada saat itu kapal berlayar di samudra
pasifik yang bersuhu rendah mendekati 0o C. Pada saat suhu rendah dinding kapal akan
bersifat getas, sehingga pada saat itu kapal menambrak bongkahan karang yang
menyebabkan terjadi beban kejut / impak yang besar pada dinding kapal yang menyebabkan
dinding kapal hancur. Sehingga air masuk pada bagian bawah kapal yang menyebakan kapal
tenggelam.
Benda akan bersifat lebih getas pada suhu rendah sehingga benda akan mudah
patah/hancur apabila terjadi beban kejut. Dan sebaliknya benda akan lebih ulet pada suhu
tinggi sehingga benda akan lebih payah patahnya apabila mengalami beban kejut.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
o Sifat suatu material pada suhu yang berbeda akan berbeda pula juga.
o Temperatur mempengaruhi besar kecilnya harga nilai impak dari suatu material.
Terlihat bahwa pada temperatur tinggi material akan bersifat ulet (harga impak
tinggi) sedangkan pada temperatur rendah material akan bersifat rapuh atau getas
(harga impak rendah).
o Temperatur transisi adalah temperatur yang menunjukkan transisi perubahan jenis
perpatahan (getas menjadi ulet atau sebaliknya). Biasanya ditunjukkan dengan
peningkatan/penurunan (batas merah pada grafik) harga impak dan sifat
perpatahannya campuran.
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
TEORI DASAR...............................................................................................................................................3
2.1 Uji Impak.......................................................................................................................................3
Pengujian Impak Metode Charpy............................................................................................................3
Mesin Uji Impak.......................................................................................................................................4
Energi Potensial.......................................................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................................................13
ALAT DAN BAHAN......................................................................................................................................13
A. Alat................................................................................................................................................13
B. Langkah kerja pengujian................................................................................................................13
BAB IV........................................................................................................................................................13
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................13
A. Analisa Grafik HI vs T.....................................................................................................................13
B. Analisa Temperatur Transisi..........................................................................................................13
C. Analisa Hasil Perpatahan untuk Setiap Sampel pada Setiap T.......................................................13
BAB V.........................................................................................................................................................13
KESIMPULAN.............................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com