Anda di halaman 1dari 3

Laporan Pemeriksaan Hasil Las Uji Makro

A. Dasar Teori
Pemeriksaan fisis terhadap logam dilakukan untuk mendukung analisis sifat-sifat
yang dimiliki oleh logam. Logam-logam yang telah menglalami perlakuan tertentu
baik perlkuan fisik seperti penempaan, pengerolan, ekstrusi, dan sebagainya.,
maupun perlakuan termal seperti pencelupan dingin, pelunakan, normalisir, dan
sebagainya., ataupun bahkan kombinasi perlakuan fiik dan termal seperti perlakun
temo-mekanikal akan mempunyai sifat-sifat yang berlainan atu dengan yang lainya.
Pemeriksaan fisis dapat di bedakan atas pemeriksaan secara makro dan mikro.
Pemeriksaan mikro membutuhkan alat bantu berupa mikroskop optik. Scanning
Electron Microscope (SEM) atau bahkan Tranmission Electron Microscope (TEM).
Sedangkan pemerikaan makro dapat dilakukan dengan mata biasa.
1) Pemeriksaan Makro
Pemeriksaan makro biasanya dilakukan untuk mengetahui jenis
pengerjaan mekani yang telah dialami oleh sebuah komponen. Pengerjaan
mekanis seperti pengerolan, ekstrusi, penempaan, penekanan, dan lain sebagainya
akan menyebabkan bahn “mengalir” sesuai proses-proses yang diberikan
terhadapnya. Bentuk liran bahan ini dapat diamati setelah komponen “direbus”
dalam larutan etsa asam klorida.

2) Pemerikaan Mikro
Pemeriksaan visual dengan mikroskop bertujuan untuk mengungkap dan
memperoleh informasi struktur dalam skala mikro ynag tidak dapat diamati
dengan mata biasa. Dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop dpat diamati
struktur mikro logam, baik itu berupa besar butirnya, arah dan susunan butir dan
fasa-fasa yang ada didalam kristal logam. Detail struktur mikro yang dapat
diamati tergantung pada skala pembesarannya.
Untuk memperoleh gambar struktur mikro yang jelas dan baik sangat
tergantung persipan benda kerja dan proses pengetsaanya. Permukaan yang akan
diamati dihaluskn dengan kerta amplas, dan dipoles sehingga halus dan tidak
dapat goresan-goresan kemudian dietsa dengan larutan yang sesuai dengan logam
sejenisnya.

B. Topik Praktikum : Makro Test benda hasil pengelasan SMAW posisi 3G.

C. Tujuan :
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat :
1. Mempersiapkan alat dan peralatan yang akan digunakan untuk uji makro test.
2. Melakukan pengamatan makro.
3. Menganalisa dan menentukan jenis pengerjaan yang telah diberikan kepada
komponen

D. Bahan : Benda kerja hasil pengelasan SMAW posisi 3G

E. Alat dan Perlengkapan :


1. Larutan etsa (50% HCL+50% air biasa).
2. Ragum,
3. Mesin gergaji
4. Kikir dan kertas amplas

F. Langkah Kerja :
1. Persiapan:
a. Belah benda kerja las SMAW 3G menjadi bagian kecil.
b. Ratakan dan haluskan permukaan belahan dengan kikir dan kertas
amplas.
c. Cuci permukaan yang telah halus dan rata tersebut dengan air sabun, air,
dan alkohol.
2. Proses etsa:
a. Buatlah larutan etsa 50% dan 50 % air biasa
b. Celupkan benda kerja dalam larutan etsa
c. Angkat benda kerja dan cuci dengan air sabun dan alkohol, keringkan
permukaan dengan alat pengeriing
3. Pemerikaan:
a. Periksa bneda kerja dengan kaca pembesar (2 kali s/d 10 kali)
b. Gambar grain flow dan struktur kristalnya
c. Analisis hasilnya

G. Data – data pengamatan :


a. Benda uji : Benda kerja hasil pengelasan SMAW posisi 3G

H. Data hasil makro test dan Pembahasan

Tujuan pengamatan Struktur Mikro untuk mengctahui bentuk visual samnbungan


las dun zona-zona las yang meliputi logam indult. Heat Affected Zone (HAZ) dan logam
las pada pengelasan dissimilar metals.
Gambar basil struktur makro diatas menunjukkan bahwa batas antara A logam
pengelasan, daerah HAZ dan logam induk terlihat sangat jelas. Bantu batas ini
menunjukkan bahwa sambungan pengelasan memiliki kuah'tas yang baik. Transfomlasi
panas sangat menentukan bentuk struktur mikro dan sifat mekanis. Dan hasil harga
kekerasan memperlihatkan bahwa kekerasan teninggi berada pada daerah logam las
diikuti dengan daerah logam induk, daerah tapengaruh panas dan daerah HAZ. Kekerasan
di daerah logam [as manilikmilai tertinggi disebabkan oleh peleburan pada suhu tinggi
dilanjutkan dcngan pendinginan Daerah las adalah daerah gabungan antara logam induk
baja, baja karbon dan filler E7016 dengan struktur mikro bempa dendrite kolom
(columnar dendritic). Daerah pengaruh panas atau Heat Affected Zone (HAZ) adalah
daerah yang mengalami siklus tennal selama proses pengelasan dan mangalami
pembahan struktur mikro. Struktur mikro pada daerah HAZ baja karbon adalah bainit,
dan pada HAZ adalah pengasaran butir austenite. Logam Induk mempakan salah satu
daerah yang tidak terpengaruh terhadap siklus ternal baik mikro struktur maupun sifat
mekanik.

Anda mungkin juga menyukai