Oleh:
MUHAMAD SAMUDERA PUTRA ANDHARA
(121460053)
Asisten Praktikum:
AHMAD FAUZAN MAULANA
(120460028)
1.2. Tujuan
2.1. Metalografi
Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan
metalografi. Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam
dari ikatan unsur lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga
diperoleh jenis logam atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu.
Sedangkan Metalografi adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk
mengetahui sifat, struktur, temperatur dan persentase campuran dari logam
tersebut.
A. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan
dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan
pembesaran rendah Kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang
terdapat celah-celah, lubang-lubang pada struktur logam yang sifatnya
rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang
selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan
strukturnya antara satu dengan yang lain menurut kebutuhannya. Angka
pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali.
Pemeriksaan secara makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki
struktur kristal yang tergolong besar dan kasar, seperti misal logam hasil
coran atau tuangan, serta bahan-bahan yang termasuk non metal.
B. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan
logam di mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan
angka pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau
ebih dengan menggunakan mikroskop industri.
Material yang digunakan untuk analisis metalografi dibatasi hanya untuk baja
karbon dan paduan, hal ini dilakukan karena umumnya produk manufaktur
terbuat dari material baja karbon dan paduan yang diproses dalam bentuk
pelat, batangan, profil atau dalam bentuk komponen. Metode analisis yang
dilakukan untuk menentukan mutu produk adalah metode pemeriksaan mikro
struktur atau metalografi, proses pemeriksaannya diawali dengan proses
pemilihan lokasi untuk pengambilan sampel. Proses ini harus dilakukan
secara cermat karena bila kurang berhati-hati, maka yang diharapkan tidak
dapat dicapai. Selanjutnya adalah proses penghalusan permukaan, melalui
penggerindaan dan polishing, proses ini dilakukan dengan menghaluskan
permukaan benda uji atau sampel mulai dari tingkat kekasaran permukaan
kertas gosok (amplas) yang kasar sampai dengan yang sangat halus dengan
bantuan diamond paste. Kemudian setelah permukaan benar-benar halus
(seperti cermin) tahap selanjutnya adalah tahap pengetsaan. Pada tahap ini zat
kimia yang digunakan untuk mengetsa logam baja karbon dan baja paduan
tergantung pada bentuk struktur mikro yang diinginkan. Tahap akhir yang
dilakukan untuk memperoleh gambar yang jelas tentang bentuk dan ukuran
mikro struktur adalah pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik
dengan perbesaran yang dikehendaki seperti 50 kali, 100 kali atau 500 kali.
Dari pengamatan ini dapat diketahui jenis dan mutu materialnya, bentuk
strukturnya dan ada tidaknya cacat. Bila gambar tersebut ingin dipublikasikan
maka diperlukan adanya pemotretan terhadap bentuk mikro struktur yang
nampak pada mikroskop tersebut.
2.2. Quenching
Tujuan dari tahap pengolahan ini adalah untuk mencegah perubahan fasa
yang terjadi selama pendinginan lambat. Bila bahan dingin perlahan, peluang
utama untuk beberapa perubahan fasa berbeda muncul, dan material tetap
berada pada rentang suhu yang tepat untuk jangka waktu yang lama. Selama
pendinginan, material mencapai suhu ini, namun tidak tetap berada di zona
suhu yang cukup lama sehingga terjadi perubahan fasa. Quenching juga
mencegah material paduan dari endapan dan pemisahan, yang bisa
melemahkan atau kompromi bahan.
2.3. Normalizing
Normalizing disini berfungsi untuk menjadi salah satu contoh proses heat
treatment untuk pengujian metalografi. Normalizing adalah perlakuan panas
logam di sekitar 40̊ C di atas batas kritis logam, kemudian di tahan pada
temperatur tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjutkan dengan
pendinginnan pada udara terbuka. Pada proses pendinginan ini temperatur
logam terjaga untuk sementara waktu sekitar 2 menit per mm dari ketebalan-
nya hingga temperatur spesimen sama dengan temperatur ruangan, dan
struktur yang diperoleh dalam proses ini diantaranya perlit (eutectoid), perlit
brown ferrite (hypoeutectoid) atau perlit brown cementite (hypereutectoid).
Normalizing digunakan untuk menyuling struktur butir dan menciptakan
suatu austenit yang lebih homogen ketika baja dipanaskan kembali.
Tujuan dari normalizing adalah,
1. Untuk memperhalus butir
2. Memperbaiki mampu mesin
3. Menghilangkan tegangan sisa
4. Memperbaiki sifat mekanik baja karbon structural dan baja-baja paduan
rendah.
Manfaat dari proses normalizing antara lain;
1. Menghilangkan struktur yang berbutir kasar yang diperoleh dari proses
pengerjaan yang sebelumnya di alami oleh baja.
2. Mengeliminasi struktur yang kasar yang diperoleh dari akibat pendinginan
yang lambat pada proses anil.
3. Menghaluskan ukuran ferit dan pearlit.
4. Memodifikasi dan menghaluskan struktur cor dendritic.
5. Penormalan dapat mencegah distorsi dan memperbaiki mampu mesin-
mesin baja paduan yang dikarburasi karena temperature penormalan lebih
tinggi dari temperature pengkarbonan.
6. Penormalan dapat memperbaiki sifat-sifat mekanik.
Baja dengan atom karbon terlarut hingga jumlah tersebut memiliki alpha
ferrite pada temperatur ruang. Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan
terbentuk endapan karbon dalam bentuk hard intermetallic stoichiometric
compound (Fe3C) yang dikenal sebagai cementite atau carbide. Selain
larutan padat alpha-ferrite yang dalam kesetimbangan dapat ditemukan pada
temperatur ruang terdapat fase-fase penting lainnya, yaitu delta-ferrite dan
gamma-austenite. Logam Fe bersifat polymorphism yaitu memiliki struktur
kristal berbeda pada temperatur berbeda. Pada Fe murni, misalnya, alpha-
ferrite akan berubah menjadi gamma-austenite saat dipanaskan melewati
temperature 910° C. Pada temperatur yang lebih tinggi, mendekati 1400° C
gamma-austenite akan kembali berubah menjadi delta-ferrite. (Alpha dan
Delta) Ferrite dalam hal ini memiliki struktur kristal BCC sedangkan
(Gamma) Austenite memiliki struktur kristal FCC.
Gambar 2.5 Diagram Fe-Fe3C
Kelompok 11
Nama Material Baja Karbon AISI 1045
Nama Mikroskop Trinocular Metalurgical Microscope
Heat Treatment Quenching Temperature 800° C
Media pendinginan Air Holding Time 60 menit
2. Normalizing
Tabel 4.1.2 Data Normalizing
Kelompok 11
Nama Material Baja Karbon AISI 1045
Nama Mikroskop Trinocular Metalurgical Microscope
Heat Treatment Normalizing Temperature 800° C
Media pendinginan Udara Holding Time 60 menit
3. Annealing
Tabel 4.13 Data Annealing
Kelompok 11
Nama Material Baja Karbon AISI 1045
Nama Mikroskop Trinocular Metalurgical Microscope
Heat Treatment Annealing Temperature 800° C
Media pendinginan Tanpa Holding Time 60 menit
Pendingin
A. Lembar Kerja
Tabel 4.1.4 Data Heat Treatment menggunakan metode quenching
Terlihat austenite
Tanpa sangat mendominasi
juga terlihat banyaknya
3 pendingin 20x-10x
martensite yang bersifat
sangat keras, tahan
korosi juga mudah di
bentuk.
B. Data Praktikum (foto dan spesimen)
5.1. Pembahasan
Pearlite adalah eutectoid mixture dari ferrite dan cementite. Terjadi pada
temperatur 723°C serta mengandung 0,8% karbon. Memiliki sifat keras dan
kuat.
Ferrite adalah pendinginan lambat dari baja karbon rendah yang berada
dibawah suhu kritis akan terbentuk struktur ferit. Ferrite juga termasuk
struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C dan ketahanan korosi yang
medium. dan pada temperatur kamar mempunyai batas kalurtan carbon
0,008%. Memiliki sifat ketangguhan rendah, keuletan tinggi, kekerasan <90
HRB. Struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C dan ketahanan korosi
medium.
Cementite (besi karbida) adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan
C dengan perbandingan tertentu (memiliki rumus empiris) dan struktur
kristalnya othorombic. Sifatnya sangat keras dan bersifat tegas.
Gambar 5.1. 7 Bainite
Bainite adalah jenis mikrostruktur dalam baja yag memiliki struktur mirip
pelat. Struktur adalah perbedaan utama antara pearlit dan bainit. Bainit
terbentuk karena austenit mendingin sampai melewati suhu.
5.2. Analisis
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran