METALOGRAFI KUALITATIF
4.1 Tujuan
1. Dapat mengetahui struktur dan fasa suatu logam.
2. Dapat mempelajari dan mengetahui sifat-sifat logam berdasarkan struktur
atau fasanya.
3. Mengetahui langkah-langkah dari proses metalografi kualitatif.
36
KELOMPOK 1 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF
abrasif, karena tekanan yang didapat diredam oleh serat-serat kain yang
menyangga partikel.
f. Pengetsaan (Etching)
Etsa dilakukan dalam proses metalografi adalah untuk melihat struktur
mikro dari sebuah spesimen dengan menggunakan mikroskop optik.
Spesimen yang cocok untuk proses etsa harus mencakup daerah yang
dipoles dengan hati-hati, yang bebas dari deformasi plastis karena deformasi
plastis akan mengubah struktur mikro dari spesimen tersebut. Proses etsa
untuk mendapatkan kontras dapat diklasifikasikan atas proses etsa tidak
merusak (non disctructive etching) dan proses etsa merusak (disctructive
etching).
1. Etsa Tidak Merusak (Non Discructive Etching)
Etsa tidak merusak terdiri atas etsa optik dan perantaraan kontras
dari struktur dengan pencampuran permukaan secara fisik terkumpul
pada permukaan spesimen yang telah dipoles. Pada etsa optik
digunakan teknik pencahayaan khusus untuk menampilkan struktur
mikro. Beberapa metode etsa optik adalah pencahayaan gelap (dark
field illumination), polarisasi cahaya mikroskop (polarized light
microscopy) dan differential interfence contrast.
Penampakan kontras dengan lapisan perantara, struktur mikro
ditampilkan dengan bantuan interfensi permukaan tanpa bantuan bahan
kimia. Spesimen dilapisi dengan lapisan transparan yang ketebalannya
kecil bila dibandingkan dengan daya pemisah dari mikroskop optik.
Pada mikroskop interfensi permukaan, cahaya ynag terjadi pada sisa-
sisa film dipantulkan ke permukaan perantara spesimen.
2. Etsa Merusak (Desctructive Etching)
Etsa merusak adalah proses perusakan permukaan spesimen secara
kimia agar terlihat kontras atau perbedaan intensitas dipermukaan
spesimen. Etsa merusak terbagi dua metode yaitu etsa elektrokimia
(electochemical etching) dan etsa fisik (phisical etching). Pada etsa
elektrokimia dapat diasumsikan korosi terpaksa, dimana terjadi
reaksiserah terima elektron akibat adanya beda potensial daerah katoda
Analisa pendahuluan
Pengamplasan
Pemolesan
Pengetsaan
Kesimpulan
4.4.2 Bahan
1. Amplas (ukuran grid 80, 240, 400, : Secukupnya
800, 1000, 2000)
2. Pasta poles (Cr2O3) : Secukupnya
3. Air : Secukupnya
4. Spesimen uji AISI 1045 : 3 buah
5. Tissue : Secukupnya
6. Larutan Etsa Nital 3% : Secukupnya
7. Resin dan katalis : 10 : 1
8. Malam : Secukupnya
9. Kain Beludru : Secukupnya
ini adalah untuk membersihkan kerak yang berada pada material. Setiap
pergantian ampelas ke mesh yang lebih halus selalu putar 90° untuk meyakinkan
bahwa sisa ampelas sebelumnya telah bersih.
Setelah proses ampelas dilakukan proses pemolesan dengan menggunakan
Pasta Cr2O3, proses ini bertujuan untuk membersihkan sisa ampelas dan membuat
material mengkilat agar mudah dilihat mikrostrukturnya.
Proses berikutnya adalah proses pengetsaan yang bertujuan untuk
mengkorosi mikrostruktur agar dapat terlihat perbedaan fasa yang terlihat di
mikrostruktur. Setelah proses pengetsaan selesai kemudian material dilihat
mikrostrukturnya dibawah mikroskop dan menghasilkan gambar yang sesuai di
data praktikum. Pada proses annealing dan normalising hasil akhir
mikrostrukturnya adalah ferrite dan perlite. Ini terjadi karena laju pendinginan
yang dilakukan lambat. Namun perbedaan dari keduanya adalah besar butir yang
dihasilkan lebih besar annealing karena laju pendinginannya lebih lambat
dibanding normalizing sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperbesar
butir. Sedangkan untuk proses quenching air dan quenching oli menghasilkan
mikrostruktur ferrite, perlite dan martensite. Ini terjadi karena laju pendinginan
yang dilakukan cepat. Namun perbedaan dari keduanya adalah besar butir yang
dihasilkan lebih besar quenching oli karena laju pendinginannya lebih lambat
dibanding quenching air sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk
memperbesar butir.
Bila dibandingkan korelasi antara hasil pengujian kekerasan dapat dilihat
bahwa material dengan struktur mikro martensite lebih keras dibanding struktur
mikro ferrite dan pearlite.
4.7 Kesimpulan
1. Pembingkaian dilakukan dengan cairan resin.
2. Pembingkaian bertujuan untuk mempermudah pada proses pengamplasan.
3. Proses pengamplasan menggunakan amplas kasar sampai dengan amplas
halus.