NIM : 2206013376
Tugas 03
Analisa Kerusakan
1. Jelaskan tujuan pengujian metalografi pada FA suatu material serta jelaskan pula
tahapan dalam “preparasi & pengujian” metalografi.
Pengujian metalografi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kualitas material
yang digunakan (apakah ada cacat atau tidak) dan kondisi struktur logam di daerah patahan
apakah sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki. Dari metalografi dapat dilihat apakah
terdapat berbagai cacat/defect material seperti:
a. Kotoran (inclusion)
b. Segregasi mikrostruktur
c. Dekarburisasi
d. HT yang salah
e. Un-tempered martensite
f. Korosi batas butir
Tahapan yang dilakukan dalam metalografi antara lain:
a. Pemilihan dan pengambilan sampel material yang akan diuji.
Penentuan bagian yang mewakili material uji/sampel yang akan diamati dan akan melalui
tahap preparasi lebih lanjut.
b. Penentuan teknik pengujian yang akan dilakukan, disesuaikan dengan hasil pengujian yang
diinginkan.
c. Preparasi material sampel sesuai dengan teknik pengujiannya yang meliputi:
• Pemotongan (cutting).
Pemotongan pada sampel yang dilakukan secara hati-hati dengan tujuan agar struktur
mikro material tidak rusak akibat akibat oleh gesekan alat potong dengan sampel.
Pengambilan posisi yang akan diamati menjadi faktor penting dalam menentukan
inteprestasi hasilnya. Pengambilan sisi spesimen harus mewakili keseluruhan
spesimen. Pencegahan terjadinya deformasi akibat panas pada struktur mikro material
dapat menggunakan air sebagai media pendingin.
• Pembingkaian (mounting).
Mounting dilakukan untuk melindungi tepi material dan mempertahankan permukaan
material, mengisi kekosongan pada material, memudahkan untuk memegang material
yang berbentuk irregular. Tahap ini biasanya dilakukan dengan melapisi benda uji
dengan zat organix seperti resin, bakelit, dan sebagainya
• Penggerindaan (grinding).
Proses ini dimulai dari mesh yang paling kasar sampai dengan paling halus secara
bertahap. Yang perlu diperhatikan adalah saat pergantian kertas amplas ke nomor yang
lebih tinggi maka arah pengamplasannya juga harus diubah. Lamanya proses
pengamplasan setiap ukuran kertas amplas sangat tergantung dari jenis dan kekasaran
material spesimen yang diproses. Pengamplasan dilakukan dengan posisi tegak lurus
setiap melakukan peningkatan penggunaan ukuran mesh dari amplas.
• Pemolesan (polishing).
Tahap ini berguna untuk menghilangkan goresan-goresan yang tertinggal akibat
pengamplasan yang halus. Biasanya pemolesan dilakukan dengan menggunakan
bahan pasta alumina agar hasil permukaan yang sangat halus menyerupai cermin
(mirror like finish). Waktu polishing tergantung dari jenis dan kekerasan material
specimen.
Tahap pemolesan dimulai dengan pemolesan kasar terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan pemolesan halus. Ada 3 metode pemolesan antara lain yaitu
sebagai berikut:
o Pemolesam Elektrolit Kimia
Hubungan rapay arus & tegangan bervariasi untuk larutan elektrolit dan material
yang berbeda dimana untuk tegangan, terbentuk lapisan tipis pada permukaan, dan
hampir tidak ada arus yang lewat, maka terjadi proses etsa. Sedangkan pada
tegangan tinggi terjadi proses pemolesan.
o Pemolesan Kimia Mekanis
Merupakan kombinasi antara etsa kimia dan pemolesan mekanis yang dilakukan
serentak di atas piringan halus. Partikel pemolesan abrasif dicampur dengan
larutan pengetsa yang umum digunakan.
o Pemolesan Elektro Mekanis (Metode Reinacher)
Merupakan kombinasi antara pemolesan elektrolit dan mekanis pada piring
pemoles. Metode ini sangat baik untuk logam mulia, tembaga, kuningan, dan
perunggu.
• Pengetsaan (etching).
Proses etsa pada dasarnya adalah proses korosi. Permukaan spesimen yang telah rata
dikorosikan sehingga permukaannya menjadi tidak rata lagi karena mikrostruktur
yang berbeda akan dilarutkan dengan kecepatan yang berbeda, sehingga menyisakan
bekas permukaan dengan orientasi sudut yang berbeda pula. Tahap ini bertujuan
untuk memunculkan batas butir dan fasa yang ada, sehingga butir lebih terlihat jelas
saat diamati di bawah mikroskop optik. Dalam proses etsa, spesimen dicelup pada
cairan etsa (etching reagent) yang berbeda-beda untuk tiap jenis logam.
d. Apabila preparasi spesimen selesai, tahap selanjutnya adalah pengamatan metalografi.
Pengamatan dilakukan dengan peralatan mikroskop, akan dilihat perbedaan intensitas sinar
pantul permukaan logam sehingga terjadi gambar yang memiliki tingkat terang yang
berbeda (gelap, agak terang, dan terang). Sinar yang jatuh pada permukaan spesimen logam
dipantulkan sesuai orientasi sudut permukaan bidang. Apabila permukaan logam tidak rata
maka intensitas yang terpantul ke mikroskop akan makin sedikit sehingga warna yang
terlihat pada mikroskop adalah warna hitam. Sedangkan permukaan yang rata atau sedikit
terkorosi akan terlihat terang atau berwarna putih.
2. Jelaskan maksud dari pengujian komposisi kimia & peralatan apa saja yang digunakan
untuk pengujian tersebut.
Pengujian komposisi kimia berfungsi untuk mengukur persentase unsur kimia yang terkandung
didalam spesimen. Jenis pengujiannya meliputi
a. Analisa terhadap komposisi material dasar untuk menjamin bahwa material yang gagal
sesuai dengan yang telah dispesifikasikan.
b. Analisa unsur secara mikro (inklusi, fasa).
c. Analisa produk korosi (endapan/kerak) untuk mengetahui komposisi senyawa hasil reaksi
dengan lingkungan.
3. Jika saudara dihadapkan pada suatu kerusakan komponen (tabung boiler) yang pecah
dalam arah longitudinal, jelaskan jumlah sampel yang harus diambil untuk pengujian
metalografi. Mengapa saudara ambil sampel sebanyak itu, jelaskan!
Pengambilan sampel haruslah bersifat representatif terhadap material uji/sampel yang akan
diamati. Pada analisa ini diambil 4 titik untuk pengamatan metalografi.
a. Area yang mengalami kegagalan
Untuk memastikan apakah kerusakan terjadi karena overheating karena pemasan yang
tidak merata yang disebabkan oleh adanya scale yang menyumbat laju aliran.
Kemungkinan lain adalah karena cacat material seperti cacat lasan, permukaan yang
terdekarburisasi, area yang banyak inklusi, atau area memiliki banyak pori karena proses
casting.
b. Area di sekitar kegagalan
Area ini dapat diamati perubahan struktur mikro dan komposisi paduannya karena adanya
tegangan sisa dari kegagalan (pecah).
c. Area yang dicurigai sebagai asal mula kegagalan
Area ini dapat berupa ujung rambatan keretakan. Area ini dapat memberikan informasi
mengenai penyebab terjadinya keretakan yang berujung leakage (pecah).
d. Area yang jauh dari sumber kegagalan
Di area ini dapat diketahui struktur asli, baik struktur mikro serta komposisi paduan
didalamnya. Sehingga dapat dilihat, apakah struktur tersebut sesuai dengan standar
spesifikasi yang dipersyaratkan.
4. Jelaskan cara terbaik dalam pengambilan kesimpulan dari data-data pengujian yang
diperoleh. Apakah “check-list of question” dapat membantu untuk pengambilan
kesimpulan tersebut? Jelaskan “check-list” tersebut!
Check-list of question adalah aktivitas pemecahan masalah yang sederhana namun efektif.
Mudah digunakan dan mudah beradaptasi dengan keadaan tertentu. Menggunakan serangkaian
pertanyaan terstruktur mendorong analisis yang luas dan mendalam terhadap situasi atau
masalah yang ada. Check-list question akan sangat bermanfaat bila diterapkan sebagai bagian
dari teknik pemecahan masalah yang terkenal, 5-Whys. Dalam hierarki ini, “apa” secara luas
menyatakan situasi atau masalah. Menanyakan “mengapa” memaksa untuk mempertimbangkan
signifikansi masalah dan penting untuk menemukan akar permasalahan. Selanjutnya
menggunakan “bagaimana”, “di mana”, “siapa” dan “kapan”. Pertanyaan-pertanyaan ini
dirancang untuk memperdalam dan memperluas analisis. Check-list question ini akan
membantu menelaah data apa saja yang perlu diambil, langkah apa yang harus dilakukan, hasil
apa yang harus diperoleh. Sehingga seluruh data dan langkah analisa yang dilakukan benar-
benar dapat mendukung kesimpulan yang diambil.
5. Data apa saja yang didapatkan dari pengujian menggunakan alat Optical Emission
Spectromety (OES), SEM, Energy Dispersive Spectrometry (EDS), XRD dan XRF! Serta
mohon dijelaskan tujuan tes tersebut secara lebih singkat.
Referensi:
1. https://www.caesarvery.com, Analisa Profil Kerusakan WATER SIDE TUBE (INNER)
Boiler PLTU, diakses pada 19 September 2023 pukul 19.31 WIB.
2. https://www.studocu.com, Pengujian Metalografi, diakses pada 19 September 2023 pukul
18.45 WIB.
3. Prof. Dr. Ir. Winarto, MSc., Prosedur Analisa Kerusakan, DTMM FTUI.
4. S.W. Liu, W.Z. Wang, C.J. Liu, Failure analysis of the boiler water-wall tube, Case Studies
in Engineering Failure Analysis 9 (2017) 35-39.