Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK

PERSIAPAN MATERIAL

Oleh:
MICHAEL JORDAN NAINGGOLAN
122170015

NANDA DISCHA AHMAD AFRIYAN (120170109)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan pengujian metalografi, ada tahapan yang harus dilakukan
sebelum dilakukan pengujian material, yaitu proses persiapan material dimana
proses ini merupakan tahapan pembuatan material yang nantinya digunakan
untuk proses proses pengujian material. Proses persiapan material merupakan
tahapan paling dasar dalam sebuah praktikum rekayasa material. Hal tersebut
dikarenakan setiap spesimen yang akan diuji harus disiapkan. Pada proses ini
ada beberapa tahapan seperti pemotongan bahan yaitu: labeling, mounting,
grinding, polishing, etching, cleaning dan drying. Pemotongan bahan yaitu
material dipotong menggunaka precition agar material dapat terpotong dengan
rapih. Labeling merupakan proses penomoran atau penandaan material agar
dapat berbeda dengan material yang lainnya. Mounting adalah tahapan
pelapisan material menggunakan resin atau anorganik lainnya, grinding yaitu
proses perataan permukaan sampel dengan kertas abrasive. Polishing
merupakan proses tahap akhir dari perataan permukaan sampel .Etching yaitu
merupakan pengetsaan menggunakan zat kimia, dan ada beberapa material
yang diperlukan untuk dilakukan perlakuan khusus. cleaning merupakan
tahapan pembersihan. permukaan material, tahapan ini merupakan tahapan
akhir pembersihan permukaan dari persiapan material, dimana permukaan
dibersihkan sedemikian rupa tujuannya agar saat dilakukan pengujian tidak
terjadi gangguan seperti kotoran atau sidik jari yang menempel pada
permukaan specimen.

Dalam metalografi dilakukan serangkaian teknik preparasi sampel, yaitu


dimulai dari dengan pengampiasan,pengamatan,mikroskopis,pewarnan,hingga
analisis cahayaeletron.Proses preparasi ini penting untuk menghilangkan cacat
atau deformasi saat pemotongan dan memberikan pemandangan yang jelas
pada struktur metalurgi.Metalografi juga penting dalam kontrol kualitas
industri pengujian metalografi dapat membantu menentukan apakah logam
atau paduan logam memenuhi standar kualitas yang
diingankan,mengidentisifasikan penyebab kegagalan struktut dan memberikan
informasi penting untuk desain material yang lebih baik.

Pada tingkat mikroskopis, metalografi memungkinkan untuk menganalisis


berbagai fitur structural seperti untuk menganalisis berbagai fitur structural
seperti ukuran butir, bentuk butir, inklusi, jalur rekristalisasi, porositas dan
cacat structural lainnya dalam konteks mikroskopis, metalografi akan
pengamatan mikrosfastruktur seperti ferritperlite, austenite, martensit, dan fasa
lainnya yang dapat hadir dalam material.

Persiapan material merupakan hal yang paling mendasar dari sebuah


pengujian material, maka dari itu hal ini perlu dipahami dengan baik dan
diterapkan pada setiap sebelum praktikun, tujuannya adalah agar mendpatkan
hasil pengujian realistis.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dan tahapan-tahapan dari dilaksanakannya praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
a. Mampu melakukan proses persiapan material untuk pengujian metalografi
maupun pengujian lainnya.
b. Sebagai pengenalan awal, dari proses yang harus dilakukan sebelum dapat
melakukan analisis struktur material.
c. Mampu melakuukan proses persiapan material untuk pngujian
metalografi.
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metalografi
Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metoda
observasi atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuan
untuk menentukan ataumempelajari hubungan antara strukter dengan sifat
atau karakter dan perlakuan yang pernah dialami oleh logam, paduan dan
bahan bahan lainnya. Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu
metalurgi dan metalografi. Metalurgi adalah menguraikan tentang cara
pemisahan logam dari ikatan unsur lainatau cara pengolahan logam secara
teknis, sehingga diperoleh jenis logam atau logam paduan yang memenuhi
kebutuhan tertentu. Sedangkan Metalografi adalahmempelajari tentang
pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur, temperatur dan
persentase campuran dari logam tersebut.
Adapun tahapan tahapan tentang pemeriksaan presentase campuran logam
pada praktikum kali ini.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan
dengan dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan
pembesaran rendah (alowmagnification).Kegunaannya untuk memeriksa
permukaan yang terdapat celah-celah, lubang-lubang pada struktur logam
yang sifatnya rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian
mekanis yang selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut
bentuk dan strukturnya antara satu dengan yang lain menurut
kebutuhannya. Angka pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali
sampai 50 kali. Pemeriksaan secara makro biasanya untuk bahan-bahan
yangmemiliki struktur kristal yang tergolong besar dan kasar. seperti misal
logam hasilcoran atau tuangan, serta bahan-bahan yang termasuk non
metal.
b. Pemeriksaan mikro
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan
logam dimana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan
angka pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau
ebih dengan menggunakan mikroskop industri. material merupakan
kegiatan atau tahapan yang paling awal dalam sebuah pengujian atau
praktikum dimana tujuannya adalah untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan-bahan apa saja yang akan digunakan sebelum pengujian. Pengujian
maiterial ini sangat penting karena umumnya dalam seuatu pengujian
material yang diamati adalah struktur-struktur mikro dari suatu
specimen.Maka dari ini sangat penting dalam suatu pengujian untuk
melakukan persiapan material mengingat yang umunya diamati adalah
struktur-struktur mikro yang sangat kecil, jika dalam suatu pengujian tidak
melakukan persiapan material maka ditakutkan hal-hal seperti debu,
kotoran atau bahkan sidik jari yang mana nantinya ditakutkan dapat
mengurangi kinerja atau efektivitas dari suatu pengujian, hal sperti ini
harus dihindari dari suatu pengujian. (F. & Suroso, 2013)). Didalam suatu
pengujian atau praktikum kita sangat mengharapkan mendapatkan data
pengujian yang valid, namun jika kita kurang dalammem persiapkan alat
dan bahan yang nantinya akan digunakan tentu saja hal
sangatlahmerugikan baru penguji, maka dari itu pentingnya persiapan
material sebelum melakukan pengujian benar-benar menjadi suatu hal
yang sangat mendasar dalam sebuah pengujian atau penelitian,
Pengamatan atau Pemeriksaan struktur bahan logam dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai skala atau tingkat pembesaran, mulai dari
secara visual atau pembesaran yang rendah sekitar 20 kali, sampai
pengamatan atau pemeriksaan pada pembesaran yang lebih besar, lebih
besar daripada 1.000.000 kali dengan mikroskop elektron. Namun sebelum
dilakukan pengamatan struktur, terlebih dahulu dilakukan proses persiapan
meterial. Proses persiapan material sangat penting karena sangat
mempengaruhi hasil dari pengamatan, dimana pada saat pengamatan
menggunakan mikroskop permukaan material harus halus dan rata. Berikut
ini adalah Beberapa tahapan yang biasa dilakukan sebelum pengamatan
mikroskop dapat dilaksanakan seperti:

adapun tahapan tahapan pada pengamatan mikroskop pada praktikum kali


ini sebagai berikut.
1. Pemotongan
Pemotongan yaitu pengambilan representatif yang akan dianalisis
dengan cara seperti pemotongan dengan cakram abrasif, gergaji atau
dengan plasma bertekanan tinggi. Banyak alat atau mesin yang dapat
digunakan untuk memotong bahan, tetapi khusus untuk memotong
bahan uji metalografi perlu dipilih alat potong yang tidak menimbulkan
efek sampingan pada bahan tersebut. Pada waktu pemotongan tidak
boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar pada bahan uji serta harus
dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul panas yang akan
mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu alat potong biasa
yangdigunakan untuk memotong bahan uji adalah mesin potong khusus
yang pemotongnya berbentuk piringan (abrasive Whell) terbuat dari
bahan karbonsilica. Didalam pemotongan benda uji perlu diperhatikan
ukuran dari bahantersebut dengan pertimbangan pokok harus dapat
dipegang atau disesuaikandengan kondisi alat yang ada kaitan proses
selanjutnya. (Farhana., 2022).

2. Labeling
Labeling yaitu pemberian identitas sampel supaya dapat dibedakan
dengan yangainnya. Labeling dapat dilakukan dengan cara
penggoresan, pengetokan ataudengan cara lainnya. Pastikan bahwa
identitas tidak akan hilang selama preparasi.

3. Mounting
Mounting yaitu pelapisan sampel logam dengan zat organik seperti
bakelit, expoxin resin dengan maksud mempermudah penanganan
selama persiapanmetalografi. Teknik mounting dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti clampmounting, compression mounting,
cold mounting dan conductive mounting. Bahan uji yang relatif kecil
dan sukar untuk dipegang pada waktu akan digerindaatau dipoles
maka bahan tersebut perlu disalut. Untuk penyalutan dipakai alat
penyalut dan bahan penyalut seperti pada table. Proses penyalutan
yaitu mempunyai dua cara yaitu menggunakan alat pembingkaian
untuk bahan yang memerlukan panas dan penyalutan untuk bahan
yang tidak memerlukan panas hanya menggunakancetakan saja.

4. Grinding (Penggerindaan)
Grinding yaitu pengetaman dengan untuk meratakan permukaan sampel
dengan menggunakan kertas/bahan abrasif. Ukuran abrasif yang
digunakan mulai dari 40 sampai dengan 1200 mesh. Untuk menghindari
pengaruh temperatur gesekan, maka perasi perataan permukaan
dilakukan dengan cara basah. Bahan yang digunakan untuk grinding
biasanya menggunakan kertas amplas dimana Padakertas amplas disisi
belakangnya tertera nomor, nomor tersebut berkisar dariangka 1 sampa
3000, untuk menandakan tingkat kehalusan amplas terebutadalah,
angka 1 merupakan amplas kasar, dan amplas 3000 merupakan
amplassuper harus. semakin kecil nomor semakin kasar, begitu juga
kebalikannya.Amplas sendiri memiliki ukuran seperti Grit 60, 80, 100,
120, 150, 180, 220,240, 280, 320, 360, 400, 500, 600, 800, 1000, 1200,
1500, 2000, 2500 dan 3000 Penggerindaan benda uji dilakukan pada
kertas ampelas dimulai dari tingkat kasar sampai tingkat
halus.Tingkatan kehalusan kertas ampelas ditentukan oleh ukuran
serbuk silikon karbida pada kertas tersebut. Kertas ampelas tingkat
kehalusan 220 berarti serbuk silicon karbida kertas itu dapat lolos dari
ayakan dengan dengan 220 lubang pada luas 1 inchi2. Penggerindaan
benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari tingkatkasar
sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas
ditentukanoleh ukuran serbuk silikon karbida pada kertas tersebut.
Kertas ampelas tingkatkehalusan 220 berarti serbuk silikonkarbida
kertas itu dapat lolos dari ayakandengan 220 lubang pada luas 1 inchi2.
Tahapan penggerindaan menuruttingkatan kehalusan kertas ampelas
adalah, sebagai berikut.
Adapun tahapan tahapan pada penggerindaan kehalusan kertas ampleas
adalah sebagi berikut.
a) Digerinda pada tingkat 220 dengan arah tegak lurus pada garis
pemotonan bahan uji.
b) Digerinda pada tingkat 320 tegak lurus pada arah penggerindaan
pertama
c) Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah pengerindaan
kedua
d) Digerinda pada tingkat 600 tegak lurus pada arah penggerindaan
ketiga. Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas
ampelas jangan terlalukuat dan bahan uji dialiri air pendingin yang
banyak. Fungsi air untuk mencegah panas yang terjadi pada bahan

5. Polishing
Polishing atau pemolesan adalah tahap akhir dari perataan permukaan
sampel. Syarat permukaan sampel yang dapat digunakan untuk analisis
metalografi adalah harus bebas goresan dan tampak seperti cermin.
Pemolesan dapatdilakukan secara bertahap dengan cara mekanis, kimia
dan elektrolitik.

Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji


yangtelah digerinda selanjutnya diproses polishing. Mesin poles
metalografi terdiri dari iringan yang berputar dan diatasnya diberi kain
poles terbaik namanyakain selvyt (sejenis kain beludru). Cara
pemolesannya yaitu benda ujidiletakkan di aas piringan yang berputar
dan kain poles diberi air sertaditambahkan sdikit pasta poles. Pasta poles
yang biasa dipakai adalah jenis Alumina (Al2O3) yang dalam
perdagangan ada yang diberi nama Diamatin atau gama alumina atau
pasta intan. Semua selama pemolesan kain poles tersebut harus selalu
diberi tetesan air. Putaran piringan pada mesin poles metalografi anara
100 rpm sampai 300 rpm. Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir
apakah sudah bebas dari garis-garis pemotongan atau belum maka bahan
uji yang sudah dibersihkan dapatdilhat di bawah mikroskop pada
pembesaran 50 kali atau 100 kali. Bila masihterdapat garis-garis pada
permukaan benda maka proses polishing dilanjutkanterus menerus
sampai tidak terdapat garis-garisnya. (Construction., 2017).

6. Etching (Pengetsaan)
Teknik pengetsaan dapat dilakukan dengan cara kimia, elektrolitik,
katodik vakum. Setiap logam memilik reagent etchant tertentu, seperti
baja dan besi cor dapat digunakan reagent nital atau picral yang keduanya
menampakan fas pearlite. Hasil dari proses pemolesan akan berupa
permukaan yang mengkilapseperti cermin. Agar struktur logam terlihat
jelas maka permukaan tersebut dietsa. Etching adalah proses dengan
menggunakan untuk mengkikis bagian permukaan logam.

7. Cleaning (Pembersihan)
Cleaning adalah pembersihan permukaan logam yang belum dan sesudah
dietsa dari kotoran ataupun reagent kimia. Adapun Pencucian dapat
dilakukan dengan menggunakan air mengalir sampai pada tahap
polishing, dan menggunakanalkohol untuk etsa.
a. Drying (Pengeringan)
Tahap akhir yatu merupakan pengeringan sampel sebelum
pengamatan mikroskop. Permukaan sampel harus benar-benar
kering. Air yang tersisa padapermukaan akan teruapkan saat
pengamatan. Hal ini akan merusak lensa mikroskop. Selainitu, air
yang tersisa dapat memberikan interpretasi menjadi salah.

b. Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dari logam dan paduan metalik serta
hubungannya dengan sifat-sifat mekanik, termal, dan kimia dari
bahan tersebut. Tujuan utama dari metalografi adalah untuk
memahami bagaimana struktur mikroskopis sebuah logam atau
paduan dapat mempengaruhi sifat-sifatnya. Ini adalah metode
penting dalam ilmu material dan teknik material, dan digunakan
dalam berbagai aplikasi seperti manufaktur, rekayasa, dan
penelitian material. (Utomo E. (., 2017). Metalogafi adalah ilmu
yang mempelajari metode obcervasi dengan tujuan untuk melihat
dan menganalisa jenis dan bentuk struktur mikro setelah
mengalami proses Heat Treatment agar dapat membandingkan
struktur mikros dengan yang tanpa perlakuan. Sedang spesimen
metalografi yang digunakan untuk uji kekerasan alat
pemeriksaannya menggunakan mikroskop optik. Metalografi juga
mempelajari tentang pemeriksaan logam. untuk mengetahui sifat,
struktur dan persentase campuran dari logam tersebut Struktur
Mikroskopis dapat dijelaskan dengan berikut:

c. Analisis Struktur Makroskopis


Terdapat beberapa analisis yang dapat dilihat dari struktur
mikroskopis pada material yang ditujukan untuk menganalisis sifat
dari material tersebut, diantaranya sebagai berikut Ukuran butir.
Metalografi memungkinkan pengukuran butir atau kristal dalam
sampel. Pengukuran butir mengacu pada ukuran individu butir
kristal, dalam suatu material. Pengukuran ini penting karena ukuran
butir dapat mempengaruhi sifat-sifat material, seperti kekuatan,
kekerasan, konduktivitas, dan ketahanan terhadap deformasi.

d. Distribusi Fase
Pengamatan metalografi juga membantu dalam menentukan
distribusi fase, yaitu bagaimana fase-fase berbeda, seperti ferrit dan
autensit dalam baja tersistribusi dalam sampel. Ini penting dalam
memahami sifat mekanik dan termal dalam logam.
e. Defek dan Inklusi
Metalografi dapat digunakan untuk mendeteksi atau
mengidentifikasi defek dalam struktur mikroskopis seperti retakan,
inklusi atau korosi. Ini membantu dalam memahami kekuatan dan
ketahanan material terhadap kerusakan.

f. Orientasi Kristal
Teknik metalografi khusus, seperti difraksi sinar-X, digunakan
untuk menentukan orientasi kristal dalam material, yang dapat
mempengaruhi sifat-sifat mekanik seperti kekuatan dan
konduktivitas termal.

g. Penerapan Metalografi dalam Struktur Mikroskopis


Metalografi yang berkaitan dengan analisis struktur mikroskopis
sudah banyak diterapkan untuk tujuan tertentu, diantaranya:

h. Pengembangan Material Baru


Dalam penelitian dan pengembangan material, metalografi
digunakan untuk memahami struktur mikroskopis material yang
dirancang untuk mengoptimalkan sifat-sifat material tertentu.
Penerapan metalografi dalam pengembangan sifat material dimulai
dari analisis struktur mikro, penentuan ukuran butiran, pemantauan
dan evaluasi defek, pengujian kekerasan, perubahan struktur akibat
dari pemanasan, lalu yang terakhir adalah pengendalian kualitas.

i. Kualitas Produksi
Dalam industri manufaktur, metalografi digunakan untuk
mengendalikan kualitas produksi dengan memeriksa sampel yang
dihasilkan untuk memasttikan sesuai dengan spesifikasi.
j. Analisis Kerusakan
Saat terjadi kegagalan material dalam aplikasi, metalografi
digunakan dalam menganalisis penyebab kerusakan dan
menentukan apakah kegagalan tersebut disebabkan oleh struktur
mikroskopis atau faktor lain.

k. Rekayasa Kekuatan Material


Pemahaman struktur mikroskopis material penting dalam rekayasa
kekuatan dan kehandalan komponen structural seperti jembatan,
bamgunan dan kendaraan. Dalam menentukan kerangka atau
struktur sebuah produk, tentunya perlu menganalisa kekuatan dari
material yang akan dipakai.

l. Pemeriksaan Makro
Pemeriksaan makro adalah pemeriksaan secara langsung dangan
mata kita atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran rendah.
Tujuannya adalah untuk memeriksa permukaan.

Surface Grinding penggerindaan merupakan proses pemotongan benda kerja


dengan menggunakan mesin gerinda. Di dalam operasinya, benda kerja
dipegang atau dicekam pada meja magnetik yang digerakkan maju-mundur
atau berputar di bawah roda gerinda yang bergerak berputar. Permukaan
datar yang dimaksudi adalah permukaan datar yang sejajar permukaan datar
bertingkat, permukaan datar yang miring, permukaan datar alur dan
seterusnya. Penggerindaan juga dimaksudkan untuk membuat penampilan
yang lebih baik dari benda kerja dengan cara menghilangkan lapisan oksida
dan kotoran-kotoran lainnya pada permukaan benda kerja. Unsur paduan
mempunyai pengaruh yang berarti pada proses temper, pengaruhnya
menghambat laju pelunakan, sehingga baja paduan akan memerlukan suhu
temper yang lebih tinggi untuk mencapai kekerasan tertentu. Pada proses
temper perlu diperhatikan suhu maupun waktu. Meskipun pelunakan terjadi
pada saat pertama setelah suhu temper dicapai, selama pemanasan yang
cukup lama terjadi penurunan kekerasan setelah suhu dinaikkan sampai
suhu penyepuhan (tempering heat), baja dibiarkan dingin secara perlahan-
lahan. Suhu yang pasti untuk tempering tergantung padakegunaan baja
tersebut. (Groover, 2010).
BAB l ll
METODOLOGY PRAKTIKUM

3.1 Skema Proses

Mulai

Memilih bahan untuk sampel pengujian

pemotongani bahan

Grinding dengan mesin

Labeling dan Mounting

Polishing dengan autosol

Cleaning

Analisis data

Membuat Kesimpulan

Selesai

3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan pada tahapan-tahapan praktikum kali ini
adalah sebagai berikut.
a. Mesin Precision Low Speed Saw

Gambar 3. 1 Mesin Precision Low Speed Saw Buehler Isomet 1000


Sumber: Laboratorium Rekayasa Material

b. Mesin Polisher Grinder

Gambar 3. 2 Mesin Polisher Grinder Buehler EcoMet 30 Manual Twin


Sumber: Laboratorium Rekayasa Material

c. SiC Abrasive Paper CarbiMet dan Micro Cut Disc


Gambar 3. 3 SiC Abrasive Paper CarbiMet diameter 8 in, ukuran 60, 80, 120,
180, 280, 400, 800 dan 1200
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material

d. Magnopad, Polishing Cloth, Polycrystaline Diamond Suspension dan


Cairan Etsa

Gambar 3. 4 Magnopad Buehler (kiri), TexMet C Polishing Cloth (kanan),

Polycrystaline Diamond Suspension 3µm, 9 µm, Alkohol 70% dan asam Nital
Sumber:Laboratorium Rekayasa Material

3.3 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
a. Material yang digunakan
Gambar 3. 5 yakni Carbon Steel Medium (AISI 1045) dan Stainless Steel (SS
304)
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material

3.4 Prosedur Praktikum


a. Potong material sesuai dengan ukuran spesimen yang ditentukan dengan
menggunakan alat Precision Low Speed Saw Buehler IsoMet 1000 lalu
keringkan.
b. Langkah selanjutnya buat larutan resin dan katalis
c. Letakkan material kemudian cetak dengan campuran larutan resin dan
katalis, tunggu sampai kering.
d. Dilakukan proses untuk labeling untuk memberikan identifikasi
e. Kemudian lakukan grinding dengan SiC Abrasive Paper CarbiMet
diamter 8 in (ukuran 60, 80, 120, 180, 280 dan 400) dan Micro Cut Disc
diamter 8 in, (ukuran 800 dan 1200) ulangi sampai dengan nomor
terakhir, pastikan pada saat grinding dilakukan secara tegak lurus dan
pastikan air mengalir pada saat grinding.
f. Setelah itu, lakukan polishing menggunakan polishing cloth tambahkan
Polycrystaline Diamond Suspension
g. Beri larutan etsa pada material (larutan etsa harus sesuai dengan material
yang digunakan).
h. Bersihkan material dengan menggunakan air
i. Keringkan material, pastikan tidak ada air yang menempel.
j. Setelah selesai praktikum, rapihkan, bersihkan dan kembalikan alat-alat
yang digunakan.
k. Pastikan daya listrik telah tercabut (Baca Prosedur Penggunan Alat) dan
Isi log book pengunaan alat.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Adapun lembar pengambilan data yang disusun didalam table sebagai
berikut adalah sebagai berikut
Tabel 4.1 Spesifikasi data yang diambil selama praktikum

Proses cutting Proses grinding

Proses polisher Proses etching


Tahap Draing

4.2 Tabel Lembar Kerja


Adapun lembar kerja yang disusun didalam table sebagai berikut adalah
sebagai berikut
Tabel 4.2 Lembar kerja tahapan-tahapan persiapan
Proses Kerja Penjelasan Gambar
Pemotongan Untuk sebagai
pengambilan
sebagian
sampel
representatif.

Labeling Untuk
(Identifikasi) mengetahui
membedakan
dengan yang
lainnya.
Mounting Pelapisan pada
sebuah sampel
logam resin.
Dan
menggunakan
zat-zat
organik

Grinding untuk
(Penggrindaan) meratakan
permukaan
pada sampel
menggunakan
bahan abrasive

Polishing Membersihkan
(Pemolesan) dengan
menggunakan
steel.agar
menghilangkan
kotoran atau
menghilankan
goresan-oresan
Etching Teknik
(Pengetsaan) pengetsaan
dengan cara
kimia,
elektrolitik,
atau katodik
vakum
Cleaning Pembersihan
(Pembersihan) permukaan
logam cairan
etsa atau zat
kimia dan lalu
dibersihkan
menggunakan
pada air yang
mengalir
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis
Analisis persiapan material adalah proses yang dilakukan sebelum
melaksanakan suatu proyek atau tugas untuk memastikan bahwa semua
material yang diperlukan telah disiapkan dengan baik. Ini bisa berlaku dalam
berbagai konteks, seperti konstruksi, produksi, riset, atau bahkan presentasi.
Seperti mengidentifikasi Kebutuhan Material yaitu mengidentifikasi semua
jenis material yang diperlukan seperti mounting, grinding, labeling,
polishing ,etching, cleaning,untuk menyelesaikan proyek atau tugas dan Ini
dapat mencakup bahan mentah, peralatan, dokumen, dan sebagainya. Tentukan
jumlah material yang dibutuhkan untuk menghindari kekurangan atau
pemborosan. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
pengalaman sebelumnya. Pastikan bahwa material yang akan digunakan sesuai
dengan standar kualitas yang diperlukan. Ini melibatkan pemilihan material
berkualitas tinggi yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Pastikan material
disimpan dengan aman dan terlindungi dari kerusakan atau pencurian. Ini dapat
melibatkan penyusunan fasilitas penyimpanan yang sesuai. persiapan material
sangat penting untuk memastikan bahwa suatu proyek berjalan lancar tanpa
hambatan material. Ini membantu menghindari penundaan dan masalah yang
mungkin timbul karena kurangnya persiapan material yang tepat. Selain itu,
juga berkontribusi pada efisiensi, pengendalian biaya, dan keberhasilan
keseluruhan proyek atau tugas.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kita ambil dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum melakukan proses metalografi perlu melakukan proses
persiapan material untuk sampel yang akan dilakukan penelitian
metalografi pada saat praktikum dimulai
b. Tahap tahap dalam proses persiapan material sangat perting terutama
untuk para peraktikum yang harus dilakukan dengan baik karena sangat
mempengaruhi hasil penelitian pada saat proses metalografi atau saat
praktikum berjalan
c. Pengetahuan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
adalah landasan yang sangat penting untuk menjalankan berbagai
eksperimen atau tugas yang berkaitan dengan material. Memahami alat
dan bahan yang digunakan memungkinkan peserta praktikum untuk
bekerja dengan efisien dan aman serta memahami batasan dan
kegunaan masing-masing komponen

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat pada diberikan pada pada beberapa praktikum kali
ini adalah sebagi berikut.
a. Diharapkan untuk praktikan lebih memahami materi praktikum.
b. Lebih fokus ketika praktikum sedang berlangsung
c. Praktikan lebih memperhatikan laboratorium
d. Semua praktikan diharapkan dapat mecoba alat yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

S Farhana. (2022). Pengenalan Material Yang Digunakan Dalam Proses


Pengelasan Berdasarkan Spesifikasi Material. Jurnal, 2022 -
jurnal.arkainstitute.co.id, 300-305

Utomo, E. (2017). Sandwich Panel Manufacturing Method In Form of Test


Specimens For Ship Construction. WAVE: Jurnal Ilmiah Teknologi
Maritim, 11(1), 7-14

Desyandri, D., Muhammadi, M., Mansurdin, M., & Fahmi, R. (2019).


Development of integrated thematic teaching material used discovery
learning model in grade V elementary school. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 7(1), 16-22.

Irhasyuarna, Y., Kusasi, M., Fahmi, F., Fajeriadi, H., Aulia, W. R., Nikmah, S.,
& Rahili, Z. (2022). Integrated science teaching materials with local
wisdom insights to improve students' critical thinking ability. BIO-
INOVED: Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan, 4(3), 328-334.

Ardisasmita, M., 2000. Pengolahan citra digital dan analisis kuantitatif dalam
karakterisasi citra mikroskopik. J. Mikroskopi dan Mikroanalisis,
3(1), pp. 25-29.

Callister, W. & Rethwisch, D., 2010. Materials Science and Engineering an


Introduction. USA: John Wiley & Sons.

F. & Suroso, A., 2013. Pembelajaran fisika berbasis Wolfram Mathematica 8.0.
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika, pp. 54-60

Tiandho, Y., 2017. Analisis kuantitatif pori berdasarkan pengolahan citra


menggunakan Wolfram Mathematica. Kumpulan Jurnal Ilmu
komputer.
Suwarno, Agus. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pengadaan Bahan Baku
ProduksiPada PT. Kohno Indonesia. Jurnal SIGMA, 6(1), 81–88.

Groover, Mikell P., Fundamental Of Modern Manufacturing Materials, Procesess


AndSystem Fourth Edition, Amerika: John Wiley & Sons, Inc.,
2010.
LAMPIRAN

1. Foto waktu praktikum


2. Bukti jurnal

Anda mungkin juga menyukai