Anda di halaman 1dari 4

Tugas 03 Failure Analysis

1. Jelaskan tujuan pengujian metalografi pada FA suatu material, serta jelaskan pula tahapan
dalam preparasi dan pengujian metalografi
Jawab:
a. Tujuan pengujian metalografi:
- Memberikan informasi mengenai struktur suatu bahan baik secara mikro maupun
makro untuk mengetahui tingkat mutu material (ada cacat atau tidak) yang digunakan
serta mengetahui permukaan yang terjadi pada material yang mengalami kegagalan,
apakah struktur tersebut sesuai dengan yang dikehendaki (spesifikasi).
- Mengetahui fasa/struktur dari sampel, untuk kemudian dibandingkan dengan standard
sampel sebelum terjadinya kegagalan. Karena bisa saja kegagalan terjadi karena
adanya pengaruh temperature yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan fasa
- Mengetahui arah patahan hingga batas butir. Sehingga dapat diketahui arah dan
bentuk rambatan perpatahan atau kegagalan. Dari sini dapat diketahu kronologi arah
perpatahan, apakah memotong butir atau memutari batas butir.
- Untuk pengamatan secara makro untuk dapat diketahui jenis dan bentuk perpatahan
yang terjadi, sehingga dapat diketahui jenis karakteristik dari material.
b. Tahapan dalam preparasi sampel pengujian metalografi :
Metalografi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Cutting, yaitu proses pemotongan sampel dan menetukan teknik pemotongan yang
tepat dalam pengambilan sampel metalografi sehingga didapat benda uji yang
representatif. Proses pemotongan sampel disesuaikan dengan posisi kegagalan
terjadi, sehingga tidak merusak atau menghilangkan bukti/penyebab kegagalan.
Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi mikroskopik merupakan hal
yang sangat penting. Pemilihan sampel tersebut didasarkan pada tujuan pengamatan
yang hendak dilakukan. Pada umumnya bahan komersil tidak homogen, sehingga
satu sampel yang diambil dari suatu volume besar tidak dapat dianggap representatif.
2. Mounting, yaitu menempatkan sampel pada suatu media, untuk memudahkan
penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa merusak
sampel. Media mounting yang dipilih haruslah sesuai dengan material dan jenis
reagen etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mounting menggunakan material
plastik sintetik. Materialnya dapat berupa resin (castable resin) yang dicampur
dengan hardener, atau bakelit. Penggunaan castable resin lebih mudah dan alat yang

Halaman 1 dari 4
digunakan lebih sederhana dibandingkan bakelit, karena tidak diperlukan aplikasi
panas dan tekanan.
3. Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara
menggosokkan sampel pada kain abrasif atau ampelas. Proses grinding dilakukan
mulai dari yang kasar, kemudian secara bertahap semakin halus. Pengamplasan
dilakukan dengan menggunakan kertas amplas yang ukuran butir abrasifnya
dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus dilakukan dari nomor mesh
yang rendah (hingga 150 mesh) ke nomor mesh yang tinggi (180 hingga 600 mesh).
Ukuran grit pertama yang dipakai tergantung pada kekasaran permukaan dan
kedalaman kerusakan yang ditimbulkan oleh pemotongan.
4. Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus dan
mengkilat seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel
yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin, menghilangkan
ketidakteraturan sampel hingga orde 0,01 µm.
5. Etsa, merupakan proses penyerangan atau pengikisan batas butir secara selektif dan
terkendali dengan pencelupan ke dalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik
maupun tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati akan
terlihat dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul
jika diberikan zat etsa..

2. Jelaskan maksud dan tujuan pengujian komposisi kimia dan peralatan apa saja yang
digunakan untuk pengujian tersebut
Jawab:
a. Maksud dan tujuan pengujian komposisi kimia:
1. Mengetahui komposisi kimia dari sample dan membandingkannya dengan standard
2. Mengetahui komposisi kimia dari sampel dan dibandingkan dengan lingkungan sekitar
dari sampe saat operasional atau saat kejadian kegagalan terjadi
3. Mengatahui komposisi kima dari sampel untuk dilihat pengaruh lingkungan terhadap
sampel

b. Peralatan untuk menguji komposisi kimia


a. EDS

Halaman 2 dari 4
merupakan suatu bagian dari SEM (dengan tambahan x-ray analyzer)
yang dapat digunakan untuk mengetahui komposisi kimia permukaan
spesimen dengan ukuran luas mikron.
b. XRD
merupakan suatu metode analisa non destruktive yang didasarkan pada
pengukuran radiasi sinar-X yang terdifraksi oleh bidang kristal keika terjadi
interaksi antara suatu materi dengan radiasi elektromagnetik sinar-X.
Dengan XRD dapat ditentukan struktur kristal spesimen dan juga analisis
kimia dari spesimen tersebut.
c. XRF
merupakan suatu tools analisis yang mirip dengan XRD dimana
analsiis unsur-unsur pada spesimen dapat diketahui dari hasil interaksi antara
radiasi gelombang sinar-X dengan materi dimana suatu unsur akan
memamcarkan sinar-x karakteristik yang khusus yang berbeda diantara satu
unsur dengan unsur lainnya

3. Jika saudara dihadapkan pada suatu kerusakan komponen (tabung boiler) yang pecah pada
arah longitudinal. Jelaskan jumlah sample yang harus diambil untuk pengujian metalografi.
Mengapa saudara mengambil sampel sebanyak itu? Jelaskan!
Jawab:
Untuk mengetahui sumber utama kegagalan,maka perlu dilakukan pengamatan minimal pada
dua arah, yaitu arah longitudinal (sumbu x) dan arah tegak lurus dengan arah longitudinal
(sumbu y). tujuannya adalah untuk mendapatkan arah rambatan retak. Sehingga dapat
diketahui penyebab utama terjadinya keretakan. Longitudinal section untuk mengamati
mikrostruktur dari arah sumbu x dan pada arah ini terlihat butir memanjang akibat proses
deformasi saat proses manufaktur/fabrikasi.
Cacat berupa retak dapat terlihat dari pengamatan ini berupa daerah yang gelap dan
diskontinuitas pada mikrostruktur. Cross section untuk mengamati mikrostruktur dari sumbu y
sehingga butir terlihat bulat-bulat. Kelebihan pengamatan dari arah ini adalah retak/crack yang
terjadi secara longitudinal dapat teramati pula kedalamannya.

4. Jelaskan cara terbaik dalam pengambilan kesimpulan dari data-data pengujian yang
diperoleh? Apakah check list of question dapat membantu untuk pengambilan kesimpulan
tersebut? Jelaskan checklist tersebut!

Halaman 3 dari 4
Jawab :
a. Untuk melakukan pengambilan kesimpulan dari data yang diperoleh dapat dilakukan
dengan tahapan berikut ini:
• Pengumpulan data informasi mengenai kegagalan.
• Merumuskan objektif atau tujuan dari inspeksi berdasarkan data informasi yang
didapat.
• Investigasi melalui pengujian di laboratotium.
• Analisis hasil pengujian terhadap sampel dari komponen yang rusak.
• Kesimpulan.
• Pemberian rekomendasi dari analisa kegagalan.
b. Check list of questions dapat membantu pengambilan kesimpulan karena dapat terus
dieksplorasi penyebab kegagalan yang utama. Daftar pertanyaan dengan 5W+1H (what,
when, where, who, why + how) dapat digunakan untuk mempertanyakan proses terjadinya
kegagalan sehingga dapat diketahui penyebab utama kegagalan.
Beberapa contoh pertanyaan yang penting untuk dipertanyakan agar dapat diketahui
sumber kerusakan utama antara lain:
- Bagaimana kronologis kejadian terjadinya kegagalan?
- Di mana proses terjadinya kegagalan? Apakah ada lingkungan ekstrim yang tidak
sesuai dengan desain awal pembuatan?
- Kapan terjadinya kegagalan terjadi? Bagaimana kondisi cuaca saat kejadian? Apakah
terjadi kondisi ekstrim (badai, banjir, dll)
- Apakah komposisi kimia dari tiap-tiap komponen? Apakah sesuai dengan standard?
Apakah ada inklusi atau unsur lain yang dapat menyebabkan kegagalan?
- Bagaimana proses pembuatan/proses manufaktur ?
- Bagaimana kondisi mesin/furnace setiap komponen? Apakah jadwal maintenance
selalu dijalankan dengan teratur?
- Bagaimana kesesuaian material dengan standard yang sudah diterapkan?
- Berapa kekuatan tiap-tiap komponen?
- Apakah kekuatannya sesuai dengan standard?

Halaman 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai