Failure Analysis
c. Patahan Fatigue
Patahan fatigue terjadi pada beban berulang/siklus, dimana material terkena beban
berulang di atas batas kelelahannya (di atas fatigue limit). Karena bebannya berulang,
maka bentuk patahan akan terlihat seperti garis ombak atau beach marks secara
berulang, sebelum akhirnya diakhiri dengan patahan brittle yang bersifat katastropik.
Awal terjadinya patahan bisanya diawali dengan satu titik yang kemudian secara
perlahan menjalar seiring beban siklus yang terjadi.
2 Bentuk Terbentuk cup dan cone dengan Ada chevron marks atau hearing
perpatahan sudut 45o. bone marks, kedua bentuk
Permukaan buram/ kusam dan patahan lurus.
berserat. Permukaan terang/kristaslin
Dengan SEM terbentuk dimple
pada permukaan
3 Karakteristik Material ductile atau ulet Material keras
Material
4 Bentuk
grafik Stress
dan Strain
7. Jelaskan mekanisme patahan akibat perapuhan (embrittleness) & beri beberapa contoh yang
saudara ketahui!
Jawab:
- Patahan perapuhan atau embrittleness umumnya terjadi karea pengaruh lingkungan dari
sekitar komponen/part, selain itu dapat juga terjadi karena masuknya unsur lain atau
inklusi dari unsur lain pada saat proses manufaktur.
- Berikut ini beberapa contoh patahan karena embrittleness:
a. Hydrogen embrittlement: penggetasan terjadi akibat adsorbsi hidrogen ke dalam
material.
b. Strain age embrittlement: penggetasan akibat proses aging pada endapan, sehingga
endapan bersifat brittle.
c. Quench age embrittlement: penggetasan terjadi akibat terbentuknya endapan
karbida.
d. Tempered embrittlement: penggetasan terjadi akibat terbentuknya karbida atau
nitrida pada saat dilakukan proses tempering. Umum terjadi pada baja perkakas.
e. Sigma-phase embrittlement: penggetasan terjadi akibat terbentuknya fasa sigma
yang getas pada ferritic stainless steel.
8. Apakah setiap jenis perpatahan material disebabkan oleh hanya satu jenis perpatahan.
Jelaskan menurut saudara dengan memberikan contoh!
Jawab:
a. Setiap jenis perpatahan/kegagalan tidak selalu hanya didapatkan satu jenis perpatahan.
Karena lebih sering dijumpai perpatahan terjadi karena beberapa faktor sekaligus yang
menyebabkan terjadinya kegagalan.
b. Sebagai contoh kegagalan pada pipa Geothermal berikut ini:
➢ Gambar kejadian :
Penggunaan kata tanya megapa/kenapa menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi penyebab
utama suatu persoalan/kegagalan. Hal ini dapat dipakai pada segala macam persoalan. Metode ini
merupakan salah satu rangkaian dengan cara mempertanyakan penyebab suatu kejadian, untuk kemudian
kembali mempertanyakan secara berulang pada tiap hipotesa, untuk selanjutnya dapat ditemukan
Untuk menggunakan metode ini perlu pernyataan yang merupakan kondisi suatu kejadian, lalu
dibuat pertanyaan mengapa hal itu terjadi. Selanjutnya jawaban dari pertanyaan pertama tersebut diubah
menjadi pernyataan, untuk kemudian kembali diajukan pertanyaan mengapa kondisi kedua tadi dapat
terjadi. Kemudian jawaban pertanyaan keduanya diubah menjadi yang pertanyaan ketiga dan seterusnya.
Dengan terus menggali lebih dalam lagi terhadap suatu jawaban yang sudah didapat, maka akan diperoleh
hal-hal yang lebih berikutnya dan bisa menjadi jawaban dari permasalahan yang dihadapi.
Membangun why tree memberi Kami kesempatan yang baik dalam penetapan semua masalah yang bisa
saja terjadi sebelum kegagalan terjadi. Jika memang diperlukan maka bisa disesuaikan menjadi 2 atau 3
atau 5. Jika hanya mengajukan satu pertanyaan why saja, kemungkinan tidak akan bisa menemukan akar
masalahnya. Pertanyaan selalu bisa dijawab, tetapi itu tidak berarti bahwa jawabannya benar, atau bahwa
Sebagai contoh, apabila ditemukan sepeda motor kehabisan angin pada bannya. Untuk
memecahkan persoalan tersebut, maka kita dapat mempertanyakan kira-kira apa penyebabnya hingga
sepeda motor tidak dapat dijalankan karena bannya kempes. Beberapa pertanyaanya antara lain seperti
Kesalahan
Jalan melewati lokasi Menginjak ranjau yang Usia ban Sering lewat Kwalitas ban Karet pentil Tutup pentil
saat mengisi
proyek disebar penjahat sudah lama jalan beton buruk getas hilang
angin
Pembuatan “why-tree” di atas bertujuan untuk mempermudah analisa jawaban dan pertanyaan
yang sebelumnya dilontarkan. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar jumlah cabang penentuan masalah
utama tidak terlalu banyak dan memakan waktu lama dalam pemecahan masalahnya. Oleh karena itu
sebaiknya dilakukan dengan peristiwa top failure dan mengidentifikasi berbagai penyebab tingkat pertama.
Penggunaan why tree merupakan solusi dari penggunaan why table. Karena penggunaan why table tidak
dapat dilakukan atau akan salah menilai penyebab utama apabila ditemukan dua atau lebih penyebab
kejadian, sementara pada why table hanya mengakomodasi satu jawaban pada satu pertanyaan.
Penggunaan why tree sebagai pengembangan dari 5-why merupakan langkah yang tepat apabila
sudah dapat dibuktikan semua bukti dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya pada
setiap tingkatan. Namun ada kalanya, terdapat dua faktor yang saling melengkapi satu sama lain, dalam
artian keduanya memiliki peran yang sama dalam menyebabkan kegagalan. Untuk kasus seperti ini, harus
ditelusuri juga kedua jawaban atau kedua penyebab masalah hingga akhirnya dapat ditemukan beberapa
Metode analisis 5-Why Table akar penyebab adalah sederhana dalam konsep namun
membutuhkan bukti nyata, bahwa logika dan disiplin tinggi dalam penggunaannya. Ada banyak insiden dan
peristiwa yang dapat menyebabkan kegagalan tingkat atas dan selama penyelidikan untuk itu harus
ditemukan terlebih dahulu semua sebab dan akibat cabang ke akar penyebabnya. Jika arah penentuan
dugaannya salah, maka akan sulit untuk diperbaiki hal yang salah tersebut, sehingga penentuan penyebab
disimpan. Jika bukti kegagalan tersebut tidak ditemukan maka langkah analisa perlu dihentikan dan perlu
dilakukan pencarian faktual. Tidak ada gunanya melangkah lebih jauh mencari penyebab kegagalan jika
tidak ada buktinya, karena nantinya penentuan kegagalan hanya berdasarkan spekulasi, pendapat dan
dugaan. Dengan lengkap, bukti dan fakta yang benar, maka seluruh cerita dan analisa kegagalan dapat