Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

TUGAS 04

SOAL

1 Jelaskan jenis perpatahan!


2 Jelaskan perbedaan klasifikasi “inter & trans-crystalline”
3 Jelaskan perbedaan ciri-ciri patah ulet dan patah getas
4 Jelaskan perbedaan dari striasi dan beach marks
5 Jelaskan mekanisme tahapan perpatahan akibat fatik berikut gambar
6 Jelaskan beberapa pencegahan agar terhindar dari patah fatik
7 Jelaskan mekanisme patahan akibat perapuhan (embrittleness) dan beri beberapa contoh yang
saudara ketahui
8 Apakah setiap jenis perpatahan material disebabkan oleh hanya satu jenis perpatahan?
Jelaskan menurut saudara dengan memberikan contoh.

JAWABAN

1. Jenis perpatahan antara lain:

 Perpatahan ulet (dimple rupture)


Ciri perpatahan ulet antara lain:
- ada deformasi plastis,
- permukaan kusam/buram dan berserat,
- tegangan geser dominan
- bentuk patahan “cup & cone” 45o dengan τmaks
- aspek struktur mikro dengan SEM tampak “dimple”

Gambar 1. Bentuk patahan ulet “cup and cone” Gambar 2. Struktur mikro dimple
 Perpatahan getas (cleavage rupture)
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Ciri-ciri perpatahan getas antara lain:


- tidak ada deformasi plastis
- permukaan terang dan kristalin,
- permukaan patahan ┴ σ utama dan
- ada “chevron marks” atau “hearing bone marks”
- Aspek struktur mikro utama:
a. butir kasar (susunan facet pada permukaan belah atau pola sungai),
b. kadang-kadang antara ciri-ciri cleavage ada dimple dan
c. pada polifase (perlite à α + Fe3C) terdapat “garis” dan “dimple”.

Gambar 3. Bentuk patahan getas Gambar 4. Pola sungai pada perpatahan


getas

 Perpatahan fatik (fatigue rupture)


Ciri dari perpatahan fatik antara lain:
- deformasi plastis sedikit sekali atau hampir tidak ada,
- perpatahannya progresif (berawal dari retak halus yang merambat akibat beban
berfluktuatif)
- ada “beach marks” (deformasi plastis di ujung retakan) atau “rachet marks” (┴
permukaan).

Gambar 5. Beach marks pada perpatahan fatik


 Perpatahan dekohesif (decohesive rupture)
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Perpatahan dekohesif adalah jenis perpatahan yang disebabkan oleh pelemahan ikatan
pada material, baik sepanjang batas butir atau memotong batas butir. Pelemahan ini dapat
terjadi akibat terdapatnya inklusi, endapan, void atau bahkan hidrogen.

2. Perbedaan umum antara perpatahan transkristalin dan interkristalin adalah pada perpatahan di
butir material.
Perpatahan transkristalin merupakan perpatahan yang merambat memotong butir.
Perpatahan interkristalin merupakan perpatahan yang merambat sepanjang batas butir yang
diakibatkan oleh pelemahan pada batas butir (misal terbentuknya endapan yang getas).

Gambar 6. Perbedaan peratahan intercrystalline dengan transcrystalline

3. Perbedaan ciri-ciri patah ulet dan patah getas antara lain:

 Perpatahan ulet (dimple rupture)


Ciri perpatahan ulet antara lain:
- ada deformasi plastis,
- permukaan kusam/buram dan berserat,
- tegangan geser dominan
- bentuk patahan “cup & cone” 45o dengan τmaks
- aspek struktur mikro dengan SEM tampak “dimple”
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Gambar 1. Bentuk patahan ulet “cup and cone” Gambar 2. Struktur mikro dimple
 Perpatahan getas (cleavage rupture)
Ciri-ciri perpatahan getas antara lain:
- tidak ada deformasi plastis
- permukaan terang dan kristalin,
- permukaan patahan ┴ σ utama dan
- ada “chevron marks” atau “hearing bone marks”
- Aspek struktur mikro utama:
a. butir kasar (susunan facet pada permukaan belah atau pola sungai),
b. kadang-kadang antara ciri-ciri cleavage ada dimple dan
c. pada polifase (perlite à α + Fe3C) terdapat “garis” dan “dimple”.

Gambar 3. Bentuk patahan getas Gambar 4. Pola sungai pada perpatahan


getas

4. Perbedaan dari stiriasi dan beach marks adalah sebagai berikut:


Striasi:
 Karakteristik utama fatik pada tahap propagasi, dimana retak merambat dan
meninggalkan tonjolan (ridge, striation) pada permukaan.
 Berukuran kecil dan hanya tampak dengan SEM/TEM
 Akibat perambatan retak akibat sekali pembebanan (siklus).
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Beachmarks:

 Merupakan deformasi plastis di ujung retakan


 Berukuran cukup besar dan dapat diamati dengan kasat mata
 Aspek penyebab: lokasi posisi front retak setelah terhenti.
 Beachmarks terdiri dari beberapa striasi.

Gambar 5. Perbedaan striasi dengan beachmarks

5. Tahapan perpatahan akibat fatik berikut gambar.


Secara umum perpatahan akibat fatil terbagi menjadi 3 tahap sebagai berikut :
1. Tahap Inisiasi (crack initiation):
Pada tahap ini terjadi permulaan retak yang biasanya berawal dari permukaan akibat adanya
cacat/stress concentration yang memicu fatik saat mengalami pembebanan.

2. Perambatan (crack propagation):


Pada tahap ini, crack menjalar pada permukaan akibat pembebanan fatik pada material. Semakin
besar pembebeanan yang diberikan, maka perambatan akan semakin besar sehingga material
akan cepat mengalami patahan fatik.

3. Patahan akhir (final rupture):


Pada tahap ini adalah material mengalami patahan akibat tak mampu lagi menahan beban
penjalaran patahan akibat pembebanan fatik.
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Gambar 15. Gambar Tahapan Perpatahan Fatik


6. Jelaskan beberapa pencegahan agar terhindar dari patah fatik.

Metode yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan terhadap fatik adalah dengan
meningkatkan desain :
- Mengurangi atau menghilangkan timbulnya tegangan dengan cara memperhalus permukaan
komponen.
- Menghindari adanya permukaan tajam atau tonjolan akibat pukulan, stamping, geseran atau
proses lainnya
- Mnencegah terdapatnya diskontinuitas permukaan sewaktu pemrosesan
- Mengurangi atau menghiulangkan sisa tegangan tarik akibat proses manufaktur
- Memberikan surface treatment untuk mengurangi adanya tegangan sisa
- Menjaga kondisi lingkungan karena biasanya korosi memberikan efek yang kompleks terhadap
fatik.

7. Jelaskan mekanisme patahan akibat perapuhan (embrittleness) & beri beberapa contoh
yang saudara ketahui.

Mekanisme patahan akibat perapuhan merupakan patahan yang terjadi pada material komponen
yang disebabkan oleh dua penyebab utama kyaitu akibat faktor suhu dan juga faktor lingkungan.
Salah satu akibat faktor suhu adalah terbentuknya fasa atau enda[pan yang bersifat getas pada
material pada suatu rentang suhu tertentu. Hal ini akan menyebabkan material mengalami
penurunan sifa uleyt dan menjadi lebih getas dan menjadi mdah patah.
Contoh dari patahan akibat pengetasan adalah :
o Hydrogen embrittlement : penggetasan terjadi akibat adsorbsi hidrogen ke dalam material.
o Sigma-phase embrittlement: penggetasan terjadi akibat terbentuknya fasa sigma yang getas
pada ferritic stainless steel.
o Neutron embrittelment : penggetasan pada material akibat radiasi neutron
o Stress corrosion embrittelment : penggetasan pada material yang diakibatkan lingkungan yang
korosif.

8. Apakah setiap jenis perpatahan material disebabkan oleh hanya satu jenis perpatahan.
Jelaskan menurut saudara dengan memberikan contoh.
Analisis Kegagalan (Failure Analaysis) – 02

Penyebab patahan pada material biasanya tidak disebabkan oleh satu jenis perpatahan, hal ini
dikarenakan pada saat material komponen diterapkan atau diaplikasikan, biasanya material
tersebut akan mengalami berbagai macam pembebanan yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Salah satu contoh adalah ketika suatu stainless steel yang memiliki sigma fasa sebagai akibat
perlakuan panas dan juga sekaligus mengalami pembebanan lain seperti tarik, puntir atau fatik
maka material tersebut akan mengalami perpatahan yang diakibatkan berbagai macam
pembebanan. Semakin banyak beban yang diterima oleh material, maka akan semakin cepat juga
material tersebutakan mengalami perpatahan atau kegagalan.

Tiga prinsip utama dalam melakukan prosedur FA antara lain:


1 Tentukan lokasi – lokasi perpatahan
2 Jangan menautkan permukaan patahan menjadi satu kembali, kecuali dengan tingkat
kehati-hatian dan perlindungan yang tinggi (permukaan patahan adalah sumber informasi yang
sangat-sangat berharga)
3 Jangan melakukan pengujian merusak (destructive testing) tanpa pertimbangan yang
matang

6. Langkah pertama dan terpenting saat akan menganalisa komponen yang patah antara lain:
1 Melakukan pengamatan visual dan dokumentasi
2 Melakukan pengumpulan data, detail dari kronologis kegagalan, serta histori
fabrikasi komponen/benda
3 Data dan pengamatan yang diperoleh dianalisa untuk mengetahui penyebab
kegagalan dari komponen tersebut

Referensi:
Materi Ajar Prosedur Analisa Kerusakan, (Procedure of FA), Dr. Ir. Winarto, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai