Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Korosi Erosi : Serangan korosi yang terjadi akibat aliran solution / fluida yang kencang

sehingga mampu mengikis lapisan pelindung logam induk sampai mengikis logam induk sehingga
menimbulkan korosi.

Terjadi dimana : Serangan korosi-erosi biasanya terjadi pada elbow, turbin, pompa dan segala macam
komponen yang mengubah arah aliran dan menghasilkan turbulen

Mekanisme : umumnya logam seperti carbon steel memiliki lapisan pelindung pada permukaannya.
Aliran fluida yang kencang mengikis lapisan pelindung sedikit demi sedikit hingga lapisan pelindung
hilang. Saat lapisan pelindung hilang maka tidak ada yang melindungi logam induk dari reaksi anoda
katoda sehingga menyebabkan logam induk mengalami korosi. Pada Stainless steel cenderung memiliki
lapisan pelindung korosi yang lebih kuat, namun jika aliran yang terjadi adalah 2 fase, seperti uap air
yang mengandung tetesan air, momentum uap air akan menabrak protective film dan menyebabkan laju
korosi meningkat.

Bentuk korosi erosi berupa grooves, wave, gullies, teardrop dan horseshoes.

Pembahasan : Pada jurnal ini memperlihatkan korosi erosi yang diakibatkan oleh aliran 3 fase yaitu solid,
liquid dan gas. Spesimen yang digunakan merupakan carbon steel jenis C55 (ulet) dan C95 (getas). Untuk
fase solid digunakan pasir, fase liquid digunakan brain(air garam) + minyak dan untuk fase gas
menggunakan CO2 tanpa oksigen + NaCl (campuran) dengan pH 3.8 pada Temperatur 80C. Aliran
ditembakkan kea rah specimen dengan sudut 60 derajat selama 72 jam. Terjadi erosi dan esrosi pada
specimen akibat gerusan pasir dan tetesan air dengan kecepatan tinggi. Hal ini sudah sesuai teori,
kecepatan partikel yang tinggi khususnya pasir dan tetesan air mengakibatkan terkikisnya lapisan
protective film yang ada pada logam, dalam hal ini siderite/cementite layer akibat logam bereaksi
dengan CO2. Saat protective film pada logam sudah habis maka akan terjadi reaksi oksidasi pada logam
dan menyebabkan korosi. Diluar daerah focal ditemui lapisan siderite yang lebih tebal dan mengandung
kandungan cementite yang tinggi dibanding daerah focal, cementite merupakan katoda dan besi adalah
anoda, hal ini dapat meningkatkan laju korosi. Pada daerah focal ditemukan kandungan cementite yang
kecil sehingga mass-loss lebih diakibatkan oleh erosi dibanding korosi.
Pengertian Cavitation Corrosion :penurunan tekanan pada aliran fluida dengan kecepatan yang tinggi
mengakibatkan terbentuknya gelembung. Aliran sepanjang permukaan melengkung mengakibatkan
penurunan tekanan dan menghasilkan penguapan jika tekanannya turun dibawah tekanan penguapan
suatu liquid.

Tempat Terjadinya : propeller kapal, bilah pompa

Mekanisme : jika pada permukaan logam yang melengkung dialiri fluida berkecepatan tinggi maka dapat
mengakibatkan penurunan tekanan . Apabila tekanan turun sampai dibawah tekanan penguapan liquida
tersebut maka akan terjadi penguapan berupa terbentuknya gelembung-gelembung. Gelembung yang
terbentuk menabrak permukaan logam dan Meletus. Tekanan yang dihasilkan akibat letusan
gelembung-gelembung tersebut akan mengakibatkan erosi pada permukaan logam, dengan kata lain
mengikis protective layer logam. Setelah protective layer habis maka letusan gelembung-gelembung tadi
akan mengikis logam induk dan menyebabkan korosi.

Pembahasan :

Percobaan menggunakan Anodized Aluminum Alloy LD2 yang dianodized dengan voltase elektrolisis
dibawah 80v pada larutan 15-20% asam sulfur (H2SO4) dan temperature -5 sampai 5 derajat celcius.
Terdapat 2 spesimen yaitu dengan ketebalan lapisan anodized 4um dan 40um. Spesimen ditembakkan
dengan gelembung-gelembung yang dihasilkan dari getaran probe selama 7 jam. Figure 1 menunjukkan
mass loss vs waktu kavitasi. Pada 1 jam pertama mass-loss cenderung tinggi, pada jampertama sampai
keempat, kenaikan mass-loss cenderung lebih kecil lalu setelah diatas 4 jam mass-loss mengalami
kenaikan tajam. Hal ini sudah sesuai dengan teori.

Spesimen memiliki 3 tingkat kekerasan, yaitu lapisan terluar berupa lapisan berongga (porous) yang
mudah terkikis. Dibawahnya terdapat lapisan yang lebih solid dan kuat, lapisan ini lebih lama mengalami
pengikisan dan lebih tahan terhadap reaksi yang terjadi. Setelah lapisan padat, terdapat logam induk,
logam induk merupakan logam utama yang terlapisi pelindung. Jika logam induk bereaksi dengan
lingkungan maka akan menyebabkan terjadinya korosi. Teori menyebutkan bahwa tekanan yang
berulang-ulang dari ledakan gelembung-gelembung cukup kuat untuk mengikis permukaan logam. 1 jam
pertama lapisan terluar yang bersifat porous terkikis, ini ditandai dengan terlihatnya microcrack dan
micropith pada permukaan, mass-loss yang tercipta berasal dari lapisan porous yang terkikis. Kemudian
mass-loss pada jam ke-1 sampai jam ke-4 mengalami kenaikan yang sedikit, ini dikarenakan oleh
pengikisan pada lapisan padat yang berlangsung sedikit demi sedikit sehingga memakan waktu lama,
micro crack dan micropith semakin besar . Diatas 4 jam, mass-loss mengalami kenaikan yang tinggi, ini
disebabkan oleh korosi yang terjadi pada logam induk. Ini ditandai dengan makin banyaknya microcrack
yang terbentuk dan makin besarnya diameter micropits. Banyaknya mass-loss pada logam induk juga
dipengaruhi oleh pengikisan yang diakibatkan oleh gelembung-gelembung yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai