Anda di halaman 1dari 10

CIRI PATAH LELAH BIDANG PATAH LELAH PADA PELAT TIPIS

Permukaan patah lelah mempunyai ciri‑ciri khusus yang Material ulet yang tipis
dapat dibagi menjadi dua daerah : -Daerah retak lelah - menunjukkan ciri yang
Daerah patah statis.. Penjelasan : berbeda dengan patahan
--Daerah retak lelah meliputi awal retakan (crack pada pelat yang tebal.
initiation) dan penjalaran retak (crack propagation) Gambar di samping
--Pada saat penjalaran retak telah berjalan demikian jauh, memperlihatkan patah
tegangan yang bekerja pada penampang yang tersisa akan lelah pada pelat yang
mencapai kekuatan tarik material, sehingga komponen relatif tipis. Daerah patah
akan patah menjadi dua. Tahapan inilah yang disebut akhir membentuk sudut
patah statik. 45o terhadap
--Kasus patah lelah bisa cepat dikenali dari dua ciri di atas permukaan. Bidang
--Dari pengamatan visual, daerah retak lelah dapat patah akhir ini dapat
diidentifikasi bila ada tanda‑tanda penjalaran retakan, berupa bidang geser
misal --garis pantai (beach marks). Garis pantai merupakan tunggal, (single shear
front penjalaran retakan, sehingga garis pantai ini plane) ataupun bidang
berkembang dari sumber retakan.` geser ganda (double
---Garis pantai dapat terjadi akibat perbedaan lamanya shear plane).
proses oksidasi pada permukaan retakan.
---Garis pantai juga dapat terjadi akibat perubahan pada MEKANISME AWAL RETAKAN
frekuensi beban dan besarnya beban ataupun operasi Secara mikroskopis awal retakan dimulai dengan adanya
peralatan yang kadang‑kadang terhenti. deformasi plastis setempat. Deformasi plastis setempat
---Ciri garis pantai sering pula tidak muncul jika tegangan berskala mikroskopis terjadi karena besarnya pemusatan
variabel konstan ataupun frekuensi yang tetap tidak akan tegangan akibat adanya cacat berupa : 1. Goresan pada
menampakkan garis pantai pada permukaan patahannya permukaan 2. Retakan pada permukaan ataupun didekat
---Daerah patah statik atau daerah patah akhir (final‑ permukaan. 3. Inklusi
fracture zone) biasanya memiliki ciri‑ciri bidang patahan Skema deformasi plastis mikroskopis
yang mirip patahan pada uji impact ataupun pada uji
fracture‑toughness pada material yang sama. Bidang
patahannya nampak lebih kasar atau
"berserabut"(fibrous).
Tegangan yang terpusat akan menyebabkan deformasi
Bidang patah pada paduan Ti, plastis setempat. Hal ini ditunjukkan dengan garis‑garis
garis pantai tidak nampak slip pada permukaan spesimen yang diuji lelah. Slip
karena uji lelah tidak diubah – setempat ini akan menimbulkan pula cacat permukaan
ubah amplitudonya. yang berupa ekstrusi dan intrusi.
--Striasi atau garis perambatan retak lelah.
---Luas daerah patah akhir
ditentukan oleh besarnya
beban. Bentuk bidang patah
akhir tergantung pada jenis
material (getas atau ulet) dan
ukuran tebal material serta arah
pembebanannya.

Bidang patahan yang terbuat


dari baja 4330 V. garis chevron
menunjukkan retak awal. Proses penumpulan ujung retakan secara plastis.

---Pada material yang ulet dan


cukup tebal, daerah patah akhir
ditandai oleh : 1.patah tarikan
(tensile fracture) dengan modus re-gangan bidang (plain
strain) sebagai kelanjutan retak lelah dan letaknya satu
bidang dengan patah lelah. 2. patah geseran (shear
fracture) dengan modus regangan bidang (plane stress)
yang membentuk sudut 45o terhadap patah tarikan.
Pengaruh Intensitas tegangan terhadap laju perambatan Pengaruh Unsur Paduan yang larut padat terhadap
retak pada lingkungan yang tidak korosif bentuk kurva S – N

Pengaruh mikrostruktur : perlit dan sperodit pada baja


terhadap batas lelah

Pengaruh Tegangan Rata – rata terhadap Tegangan


Variabel Yang Diijinkan : menurut Goodman, Gerber dan
Soderberg

Batas lelah berbagai baja paduan sebagai fungsi dari


kekerasan

Hubungan Antara Batas Lelah Dengan Kekuatan Tarik

Skema proses skin pass rolling yang menghasilkan


tegangan sisa tekan pada permukaan pelat
Pengaruh reduksi penampang pada proses penarikan Kekuatan lelah korosi berbagai paduan.
kawat terhadap tegangan sisa

Pengaruh proses pengelasan terhadap kekuatan lelah

Pengaruh pH larutan garam 3% terhadap diagram S – N


pada baja AISI 1036

Pengaruh takikan terhadap kekuatan lelah

Pengaruh temperatur terhadap batas lelah dan kekuatan


tarik Inconel 700
Studi Fractography Secara Visual dan Light Microscope. Interpretasi pada permukaan patahan menunjukkan :
INTERPRETASI POLA PATAHAN (a) Pembebanan terutama
karena bending yang searah;
(b) konsentrasi tegangan
Tempat asal kerusakan tinggi (banyak asal retakan
impact, yang disebabkan yang berdekatan sepanjang
dua pukulan besar, pada A dan B, menyebabkan
sebuah poros baja 12% muncul ujung retakan); (c)
Cr.bertakik beban bending bolak-balik
yang kecil muncul (asal retak
sekunder pada C dan D); dan
(d) tegangan lokal relatif
rendah (daerah akhir yang kecil, patah cepat pada E)
Fractography dari
permukaan fracture Interpretasi permukaan patahan menunjukkan :
poros carburising baja (a) Beban berupa
8620 yang patah bending bolak balik; (b)
karena pembebanan konsentrasi tegangan
dinamis tunggal menengah (beberapa
bending. Daerah yang asal retak pada panah di
kecil menunjukkan asal kedua sisi); (c) tegangan
retak. Pola chevron pada (ditunjukkan oleh panah) menuju nominal adalah sedang
asal retak. Kepatahan pada inti (core) menunjukkan dimple sampai tinggi ( daerah
Permukaan fracture patah akhir yang cukup
dari poros carbon besar, patah cepat antara
menengah yang daerah A)
dikeraskan dengan
induksi menunjukkan
retak fatigue pada rim
luar yang merambat Fractography menunjukkan pengaruh temperatur
dari asal yang tersebar. pengujian pada bentuk patahan untuk tiga jenis spesimen
Fracture disebabkan baja 4340.
tipe kelebihan beban
tunggal yang menimpa
case dan core.

Skema yang menunjukkan permukaan fracture-fatigue


yang dihasilkan oleh komponen halus dan bertakik dengan
potongan melintang pada berbagai kondisi pembebanan.
Fractography menunjukkan daerah berserabut (dari asal retak pada takikan ke asal
permukaan patahan dari daerah radial), dan tegak lurus terhadap takikan untuk
empat bagian pipa baja karbon daerah radial (dari akhir daerah berserabut ke tepi geser).
rendah, yang terkena tekanan Pengukuran menghasilkan 3 kurva pada grafik (a).
hidrolis pada temperatur yang Kurva presentase adanya serabut pada grafik (b) dihasilkan
ditunjukkan. Baja tersebut dari perkiraan visual dari daerah tepi geser dan berserabut.
mempunyai tegangan luluh Kurva ini bersama dengan kurva energi impact pada grafik
414 MPa (60 ksi). (b), menunjukkan bahwa temperatur transisi untuk
Mekanisme patahan berubah fracture sama penting dengan energi impact.
pada tiap temperatur,
sebagaimana ditunjukkan oleh INTERPRETASI POLA PATAHAN DENGAN MIKROSKOP
pola chevron dengan sedikit ELEKTRON (TEM)
daerah tepi geser (shear lip)
pada –3oC (+27oF), 15% shear
lip zone pada 16oC (60oF), dan
100% shear lip zone pada
27dan 40oC (80 dan 104oF).
Kecepatan perambatan retak juga menunjukkan transisi.
1665 ft/dt untuk -3oC (+27oF), 1425 ft/dt untuk 16oC (60oF),
dan sekitar 440 ft/dt untuk temperatur berikutnya.

Spesimen patah pada temperatur yang ditunjukkan. Radius


akar takikan untuk tiap spesimen 0,001 inci. Tiap patahan
berasal dari takikan. Pada patahan 0oC (32 F) 100%
berserat dengan pola memusat. Pada -120oC (-184 F) pola
berserat mendekat ke pusat, berada di dalam zone radial.
Pada -
310oC (-202
F) zone Gambar menunjukkan bagaimana dimple terbentuk (a)
radial dari uji tarik, dimple equiaxed terbentuk pada kedua
membesar, permukaan patahan. (b) pada geseran, dimple yang
dan pada - memanjang dan berlawanan arah terbentuk pada kedua
155oC (-247 permukaan. (c) pada tarik sobek, dimple yang memanjang
F) tipe terbentuk dengan arah yang menuju asal sobekan.
radial dari
patahan
berganti

Pada bagian atas kiri, permukaan patahan yang


lebih rendah menunjukkan bagian pada dan
punggung pada bagian kanan atas. Pada bagian
kanan dan bawah adalah bagian dari bagian
yang patah, menunjukkan profil bagian atas
dan bawah permukaan patahan.

dengan tipe berserat.

Pengukuran linier dibuat paralel terhadap takikan untuk


daerah tepi geser, tegak lurus terhadap takikan untuk
(a) model patahan dari striasi pukulan. Retak dari pukulan pertama
patahan, menunjukkan dataran dimulai dari takikan di dasar dan
striasi dan punggung sobekan. berhenti pada panah, menembus
Panah menunjukkan arah daerah kanan atas dengan pukulan
perambatan retak. kedua.

(b) striasi lelah pada permukaan Patah impact pada batang bertakik
patahan dari plat paduan dari baja perkakas kelas 651 (M3,
Alumunium 2024-T851 dengan kelas 1). Retak dari pukulan pertama
tebal 5 inci. Panah menunjukkan berasal dari takikan pada bagian
arah kanan (asal retak dicari dengan
perambatan retak. menelusuri kembali ke awal pola kipas
dari tanda radial); retak ini menembus
daerah di kiri dengan pukulan
sekunder.

Striasi berada dan merambat pada Pandangan datar dari kumpulan


daerah datar yang disambung pecahan impeler super charge turbo yang terbuat dari
dengan bagian geser (pada panah paduan alumunium 355 dan patah
putih). Panah hitam menunjukkan karena tegangan dalam yang
berkembang karena porositas gas dan
arah perambatan retak.
berkembang selama pendinginan.
Pandangan dari hub impeler pada
gambar sebelumnya menunjukkan
Pengaruh pembebanan spektrum
pada muka striasi lelah dalam permukaan patahan baling-
baling.Catat bahwa kerusakan
pengujian lelah di laboratorium
mekanis di tepi baling-baling;
untuk paduan Alumunium 7075-T6 banyak pecahan yang hancur
karena rusak setelah patah

Permukaan patah lelah yang dihasilkan oleh rotary bending


pada spesimen baja 0,2%C, 1,0%Mn,
Dua macam permukaan patah lelah batang piston berulir
3,05%Ni, 1,65% Cr,0,5%Mo yang
baja 4340 dikarburisasi selama 5 jam pada 925oC
diameter (1697 F), di laku panas ½ jam pada 870oC
5 3/4 inci (1598 F), didinginkan dengan oli,
yang dipanaskan ½ jam pada 832oC (1530 F),
dilaku didinginkan dengan oli, dan ditahan 1 jam
pada 150oC (302 F). asal retak (bagian dasar) yaitu pada
panas
inklusi alumina.
dengan
kekerasan Patahan tarik overload pada
341 BHN. spesimen baja perkakas H11 tanpa
Gambar 3431 (kiri) menunjukkan garis pantai pada daerah takik yang dilaku panas dengan
primer retak lelah, bagian atas. Retak lelah sekunder tensile strength 2041 MPa (296 ksi)
tampak pada bagian dasar. Pada gambar 3432 (kanan) dan 48% pengurangan luas. Catat
bahwa daerah radial antara bagian
tampak bahwa retak lelah dimulai pada akar ulir, asal dari
berserabut (tengah bagian kanan)
retak primer adalah dua daerah akar ulir menuju ke kanan dan tepi geser.
dan membatasi retak sekunder. Meskipun dari pandangan
ini tidak mendetail, terlihat bukti bahwa akar ulir terlalu Contoh klasik dari patahan overload
dalam, menyebabkan konsentrasi tegangan lokal. Diluar tarik cup dan cone, pada spesimen
batas daerah lelah, kegagalan disebabkan oleh patah cepat stainless steel 13-8 PH tanpa takik
dengan tensile strength 1634 MPa
berserabut radial.
(237 ksi) dan 47% pengurangan luas.
Ada retak sekunder melingkar pada
dasar tepi geser.
Patah impact pada batang bertakik diameter 1 ¼ inci dari
kelas 610 (T1) baja perkakas anil yang patah karena
Gambar kiri menunjukkan patahan pada spesimen stainless steel
13-8 PH bertakik, patah karena overload tarik. Tensile strength
bertakik adalah 2423,5 MPa (351,5 ksi). Permukaan patahan
berserabut. Bagian khusus dari asal retak pada akar takik tidak
tampak. Gambar kanan adalah hasil mikroskop elektron dari
gambar kiri, menunjukkan dimple yang besar (pada yang
Gambar patahan 4418 (kiri) menunjukkan permukaan patah ditunjukkan oleh A). Permukaan dimple tampak halus, ada yang
lelah siklus tinggi spesimen baja perkakas H11 yang patah menyebut daerah regang (B). Retak sekunder ditunjukkan oleh
setelah 775 cyles. Spesimen menerima beban tarik-tarik (R = panah. Inklusi yang tampak sangat kecil.
0,1), dengan tegangan maksimum 30% dari tensile strength.
Garis pantai membentuk bulan sabit adalah bukti yang jelas pada
bagian bawah. Gambar 4419 (kanan) adalah hasil mikroskop
elektron dari bagian dalam garis pantai bulan sabit pada gambar
4418. ini adalah permukaan patahan yang sangat halus, yang
menunjukkan sedikit bukti striasi lelah yang sebagian
membentuk belahan.
Pada gambar 4447 adalah patahan siklus rendah pada baut
berulir stainless steel 13-8 PH yang menerima beban tarik-tarik
(R = 0,1) dengan tegangan maksimum 60% dari tensile strength.
Patah terjadi pada 16000 cycles. Beberapa inti retakan tampak
sepanjang akar ulir. Gambar 4448 adalah hasil mikroskop
elektron dalam bulat sabit pada bagian bawah permukaan
patahan gambar 4447. Gambar ini menunjukkan bukti yang kecil
Gambar 4420 (kiri) menunjukkan permukaan patahan spesimen dari striasi lelah.; tidak ada dimple yang tampak. Dan juga,
baja perkakas H11 berulir yang mengalami penggetasan permukaan mengandung banyak persamaan yang menghasilkan
hidrogen sebagai hasil elektroplating. Patahan ini terjadi pada belahan.
tegangan 75% dari tensile strength, berawal dari seputar
spesimen melingkar dari menghasilkan permukaan berserabut.
Gambar 4421 (kanan) adalah hasil mikroskop elektron daerah
permukaan gambar 4420, menunjukkan susunan dimple yang
sangat halus pada permukaan butir yang terpisah. Pada tengah
atas adalah butiran yang nampak terbelah. Ada sedikit bukti
adanya retakan intergranular sekunder.
Gambar 4449 (kiri) menunjukkan patah lelah siklus tinggi pada
baut berulir stainless steel 13-8 PH yang menerima beban tarik-
tarik (R = 0,1) dengan tegangan maksimum 30% dari tensile
strength. Patah terjadi pada 959.000 cycle. Beberapa inti retak
taMPak pada akar ulir. Gambar 4450 (kanan) adalah hasil
mikroskop elektron dari daerah bulan sabit pada gambar 4449.
Gambar ini menunjukkan tidak ada striasi lelah kecuali pada satu
atau dua kerutan kecil dekat bagian atas. Permukaan
Gambar kiri menunjukkan permukaan patahan yang dihasilkan
mempunyai karakteristik menyudut mengesankan pengaruh
dari retak korosi tegangan pada baut berulir baja perkakas H11
kristalografi pada jalur patahan.
dengan tegangan 75% dari tensile strength yang dicelupkan pada
larutan 3,5% NaCl dalam air. Patahan ini, yang berasal dari 50% Permukaan patahan pada kumparan baja
bentuk melingkar dari spesimen (bagian bawah dan kanan) cor karbon 0,2%C; patahan terjadi selama
menghasilkan permukaan berserabut. Gambar kanan adalah pengujian statis. Kumparan patah melalui
hasil mikroskop elektron dari daerah yang terkena korosi rongga penyusutan besar yang tampak di sisi
tegangan dari permukaan patahan. Gambar ini menunjukkan kiri, yang menunjukkan struktur dendritik
permukaan butir yang terpisah, pada daerah ini paling tidak yang nyata.

menunjukkan sedikit bukti adanya korosi. Ada banyak retakan Gambar pembesaran dari rongga
sekunder di dalam butiran dan sedikit retakan sekunder yang penyusutan pada permukaan patahan gambar 4809, menunjukkan
besar antara butiran. struktur dendritik yang lebih jelas dari
rongga. Catat bahwa orientasi yang
berbeda dari dendrit yang ditunjukkan
oleh sudut antara berbagai pola dendritik.
Juga rentang ukuran dendrit, yang
menunjukkan laju pembekuan.
Permukaan patah lelah pada beberapa gigi setelah satu tahun
poros baja 1040 dengan pemakaian. Retak telah dilukiskan
kekerasan RC 30. Poros patah dengan etsa. Pengerasan tidak sampai
karena beban rotating bending. pada akar gigi.
Bentuk oval pada daerah pusat
adalah patah kahir yang cepat Menu
yang mengindikasikan adanya njukkan potongan dari
dua tegangan bending yang roda gigi yang telah
tegak lurus, berbeda dan saling memperkuat. Tanda bergigi mengalami
seputar poros menunjukkan bahwa patah simulai dari beberapa pengerasan
titik. dengan api; bila gigi yang bentuknya baik, akarnya akan
melingkar
Gambar permukaan patahan
dari poros baja 1040 (HRC 30) Permukaan patah lelah pada poros baja 1050, dengan kekerasan
yang mempunyai lubang pasak. HRC 35, yang mengalami pembebanan
Retak lelah berasal dari sisi kiri rotating bending, adanya bentuk gigi
bawah lubang pasak dan menunjukkan asal retak dari banyak
meluas ke hampir seluruh tempat sepanjang alur snap ring yang
luasan sebelum akhirnya patah tajam. Gambar pola yang aneh dari garis
cepat terjadi. Garis pantai pantai oval, menunjukkan adanya kesan
tampak yang berlawanan jarum ketidakseimbangan pembebanan.
jam karena arah rotasi searah jarum jam.
Permukaan patah lelah pada tiang baja 4140 dengan kekerasan
Patah lelah pada baja as 1041 (1541) HRC 34 pada inti dan HRC 45 pada
yang dikeraskan dengan induksi permukaan. Retak berasal dari bagian bawah
dengan HRC 50 dan diuji rotating gambar, daerah lelah well-rubbed dan
bending. Dua retak nampak; satu menembus hampir 90% luasan penampang
berasal dari A dan berkembang ke tiang sebelum patah cepat terjadi.
hampir semua keliling karena lelah,
Permukaan patah lelah pada batang piston
dan kemudian patah cepat, sebelum berdiameter 8 inci dari palu uap untuk tempa.
bertemu dengan retakan yang lebih Batang dibuat dari baja 0,26% C, 0,7% Mn,
kecil, yang dimulai dari B. Tanda pada daerah yang dikeraskan 0,87% Ni. 1% Cr dan di laku panas sampai
tampak pada kedua asal retak. mempunyai kekerasan HRC 24 pada
permukaan dan HRC 17 pada pusat. Ini adalah
Permukaan patah lelah pada baja as contoh patah yang disebabkan lelah tarik
1041 (1541) yang dikeraskan dengan murni, simana konsentrasi tegangan
induksi (HRC 50). Adanya busur pada permukaan tidak ada dan retak bisa muncul
dari mana saja. Pada contoh ini asal retak terbentuk pada
permukaan as pada sisi kiri
serpihan tempa yang berada dibawah pusat, tumbuh menuju
mengawali retakan lelah, yang tepi secara simetris, dan akhirnya menghasilkan patahan getas
berkembang sampai setengah luasan tanpa peringatan sebelumnya.
penampang sebelum patah cepat
terjadi pada daerah yang dikeraskan; Permukaan patahan pada sebuah batang penyeimbang, yang
patah cepat berkembang dari kedua sisi retak lelah seperti menyangga bagian ujung depan
traktor, dibuat dari baja D6B dan di
ditunjukkan pada tanda chevron.
laku panas sehingga mempunyai
kekerasan HRC 45 sampai 47. batang
Permukaan patah lelah dari poros baja 1039
dipakai selama 200 jam dan kemudian
yang dikeraskan permukaannya. Kekerasan dikembalikan ke laboratorium, dimana
permukaan HRC 50; sedang pada inti HRC ia dilenturkan sampai lelah dan patah
19. patahan pada permukaan hampir pada 60000 cycles. Tiap tekstur yang
selesai sebelum retak lelah menembus inti. halus dari daerah retak lelah ada pada
bagian kiri atas. Ini disimpulkan
Permukaan patah lelah pada poros baja karena tidak adanya garis pantai di luar daerah ujung yang kecil,
1041 (1541) dengan kekerasan 302 HBN. sisanya patah karena berbagai sebab.
Poros patah oleh tegangan bolak-balik. Tepi geser adalah bukti sepanjang bagian tepi atas dan kanan,
dan juga mungkin ada sepanjang bagian kiri bawah.
Dua asal retak lelah pada sisi kanan dan
yang ketiga pada sisi kiri.

Adalah penampang roda gigi crane baja 1045 yang telah


dipolishing dan dietsa dima retak lelah terbentuk pada akar
terbentuk dekat takikan. Daerah patah cepat
menghasilkan daerah radial pada pusat.

Menunjukkan permukaan patahan dari tiga


spesimen uji tarik baja 4340 bertakik yang
telah diaustenisasi, didinginkan cepat dan

Permukaan patahan overload tarik yang dihasilkan pada


temperatur yang berbeda pada tiga spesimen baja 4340 tanpa
takik, hasil laku panas dengan kekerasan HRC 35. Spesimen kiri
diuji pada temperatur 160oC (320 F). Bidang tepi geser nampak,
mengelilingi daerah berserabut. Spesimen tengah diuji pada
tempratur 90oC (194 F). Pada temperatur yang lebih rendah ini, dipanaskan pada temperatur 315oC (600 F) untuk menghasilkan
daerah patah radial mengelilingi daerah berserabut yang kekuatan luluh 1558 MPa (226 ksi), kekuatan tarik tanpa takik
terbentuk lebih dahulu; juga bidang tepi geser disini lebih kecil
1758 MPa (255 ksi), dan kekuatan tarik dengan takik 1765 MPa
dari gambar kiri. Spesimen kanan diuji pada temperatur –80oC (-
112 F). pada temperatur ini, tidak ada daerah berserabut (256 ksi). Spesimen patah karena overload tarik pada temperatur
terbentuk. Malah, patahan membentuk daerah radial yang 180oC (356 F), 90oC (194 F) dan 26oC (79 F). Permukaan patahan
menyebar sampai dekat permukaan spesimen dan berhenti pada menunjukkan gambar kiri adalah seluruhnya berserabut.
bidang tepi geser yang sempit. Semakin rendah temperatur (180 ke 90oC) terbentuk daerah
berserabut yang sempit dekat daerah radial. Pada gambar kanan
Patahan overload tarik pada spesimen baja
seluruhnya daerah radial.
4340 bertakik, hasil laku panas dengan
kekerasan HRC 27 dan diuji pada –40oC (-40 Menunjukkan permukaan patahan dari tiga spesimen uji tarik
F), menunjukkan permukaan yang baja 4340 bertakik yang telah diaustenisasi, didinginkan cepat
seluruhnya berserabut.

Permukaan patahan overload tarik pada


spesimen baja 4340 bertakik yang lain, diuji
pada –120oC (-184 F), menunjukkan dua
daerah permukaan patahan yang berbeda, dan dipanaskan pada temperatur 480oC (896 F) untuk
daerah berserabut, yang berasal dari menghasilkan kekuatan luluh 1234 MPa (179 ksi), kekuatan tarik
takikan, mengelilingi daerah radial dari tanpa takik 1310 MPa (190 ksi), dan kekuatan tarik dengan takik
hasil patah cepat. 1903 MPa (276 ksi). Spesimen patah karena overload tarik pada
temperatur 0oC (32 F), -80oC (-112 F) dan -196oC (321 F).
Permukaan patahan overload tarik pada
Permukaan patahan menunjukkan gambar kiri adalah seluruhnya
spesimen baja 4340 bertakik yang ketiga,
berserabut, yang ternyata sama dengan pada gambar
diuji pada –155oC (-247 F). Pada
sebelumnya bagian kanan. Pada gambar tengah terbentuk
temperatur yang rendah ini, menunjukkan
daerah berserabut yang sempit mengelilingi daerah radial. Pada
permukaan yang seluruhnya radial. Tidak
gambar kanan seluruhnya daerah radial.
ada daerah berserabut.

Patahan overload tarik pada spesimen baja


4340 bertakik, hasil laku panas dengan
kekerasan HRC 35. Diuji pada –40oC (-40
F). Permukaan menunjukkan daerah
berserabut saja.

Permukaan patahan dari tiga spesimen uji tarik baja 4340 bertakik yang
Permukaan patahan overload tarik pada telah diaustenisasi, didinginkan cepat dan dipanaskan pada temperatur
spesimen baja 4340 bertakik, hasil laku 650oC (1202 F) untuk menghasilkan kekuatan luluh 917 MPa (133 ksi),
panas dengan kekerasan HRC 35. Diuji kekuatan tarik tanpa takik 1014 MPa (147 ksi), dan kekuatan tarik
pada –80oC (-112 F). Daerah berserabut dengan takik 1489 MPa (216 ksi). Spesimen patah karena overload tarik
yang berasal dari takikan, mengelilingi pada temperatur -60oC (-76 F), -130oC (-202 F) dan -196oC (321 F).
Permukaan patahan menunjukkan gambar kiri adalah seluruhnya
daerah radial, yang tidak center karena
berserabut. Pada gambar tengah terbentuk daerah berserabut yang
perambatan retak yang tidak simetris.
sempit mengelilingi daerah radial tetapi meningkat bila dibandingkan
Patahan overload tarik pada spesimen baja 4340 bertakik, hasil laku dengan pada gamabr sebelumnya (tengah) karena kekuatan yang lebih
panas dengan kekerasan HRC 35. Diuji pada –155oC (-247 F). Meskipun rendah hasil tempering 650oC. Pada gambar kanan (patah pada -196oC)
pada temperatur rendah, daerah memusat dari patahan berserabut permukaan patahan seluruhnya daerah radial.
Gambar permukaan patahan dari
kumparan steering knuckle baja
5135 dengan kekerasan HRC 29.
Beberapa asal retak di permukaan
atas dan bawah. Retak ini
merambat pada bidang yang
berbeda namun menembus dengan
jarak yang pendek, bergabung
membentuk dua muka retak.

Permukaan patah lelah dari poros


as yang tidak berputar baja 8640
yang dikeraskan sehingga
mempunyai kekerasan HRC 30.
Gambar garis pantai nampak yang
menunjukkan retak lelah
menembus sampai lebih dari 90%
Empat gambar permukaan patahan hasil uji
penampang poros as sebelum
Impact Charpy dari baja 4340 hasil laku
panas sehingga kekerasannya HRC 27, dan akhirnya patah. Asal retak (panah)
menggambarkan perubahan karakteristik adalah diskontinuitas pada akhir
permukaan pada penurunan temperatur. ulir.
Spesimen kiri atas yang patah pada –80oC,
menunjukkan permukaan patahan
berserabut yang mempunyai bidang tepi
geser. (pada A). spesimen pada kanan atas
patah pada temperatur –90oC (-130 F). Temperatur ini dekat dengan
temperatur transisi ulet-getas, yang tampak dengan adanya daerah
radial kecil (antara panah B dan panah C) pada pusat selain adanya
permukaan patahan berserabut. Bidang tepi geser juga ada (ditunjukkan
pada gambar A). spesimen pada gambar kiri bawah patah pada –100oC
(-148 F) dan menunjukkan daerah radial (antara panah B dan C) lebih
besar daripada gambar kanan atas yang daerah berserabutnya lebih
luas. Daerah bidang tepi geser (A) masih sama dengan gambar bagian
atas. Pada spesimen kanan bawah yang patah pada temperatur –120oC
(-184 F) permukaan patahan terdiri dari dari daerah radial yang lebih
luas dari gambar kiri bawah tetapi daerah berserabut semakin mengecil
(panah C). Juga daerah bidang tepi geser yang semakin kecil dibanding
gambar sebelumnya.

Permukaan patahan dari sebuah penyangga suspensi. Patahan


(berasal dari panah) menembus penyangga, lewat ulir kedua dari
kopling dan muncul dari enam ulir dari sisi yang berseberangan.
Pada permukaan patahan, ada rongga-rongga dengan bidang
tepi geser di bagian kanan bawah.

Permukaan dari patah lelah spesimen bending bolak-balik dari


sebuah kumparan baja 5132 hasil laku panas dan memiliki
kekerasan HRB 262 – 321. Retak lelah berasal dari berbagai titik
dan bergabung membentuk dua
muka retak utama, dan bertemu di
pusat penampang.

Anda mungkin juga menyukai