Permukaan patah lelah mempunyai ciri‑ciri khusus yang Material ulet yang tipis
dapat dibagi menjadi dua daerah : -Daerah retak lelah - menunjukkan ciri yang
Daerah patah statis.. Penjelasan : berbeda dengan patahan
--Daerah retak lelah meliputi awal retakan (crack pada pelat yang tebal.
initiation) dan penjalaran retak (crack propagation) Gambar di samping
--Pada saat penjalaran retak telah berjalan demikian jauh, memperlihatkan patah
tegangan yang bekerja pada penampang yang tersisa akan lelah pada pelat yang
mencapai kekuatan tarik material, sehingga komponen relatif tipis. Daerah patah
akan patah menjadi dua. Tahapan inilah yang disebut akhir membentuk sudut
patah statik. 45o terhadap
--Kasus patah lelah bisa cepat dikenali dari dua ciri di atas permukaan. Bidang
--Dari pengamatan visual, daerah retak lelah dapat patah akhir ini dapat
diidentifikasi bila ada tanda‑tanda penjalaran retakan, berupa bidang geser
misal --garis pantai (beach marks). Garis pantai merupakan tunggal, (single shear
front penjalaran retakan, sehingga garis pantai ini plane) ataupun bidang
berkembang dari sumber retakan.` geser ganda (double
---Garis pantai dapat terjadi akibat perbedaan lamanya shear plane).
proses oksidasi pada permukaan retakan.
---Garis pantai juga dapat terjadi akibat perubahan pada MEKANISME AWAL RETAKAN
frekuensi beban dan besarnya beban ataupun operasi Secara mikroskopis awal retakan dimulai dengan adanya
peralatan yang kadang‑kadang terhenti. deformasi plastis setempat. Deformasi plastis setempat
---Ciri garis pantai sering pula tidak muncul jika tegangan berskala mikroskopis terjadi karena besarnya pemusatan
variabel konstan ataupun frekuensi yang tetap tidak akan tegangan akibat adanya cacat berupa : 1. Goresan pada
menampakkan garis pantai pada permukaan patahannya permukaan 2. Retakan pada permukaan ataupun didekat
---Daerah patah statik atau daerah patah akhir (final‑ permukaan. 3. Inklusi
fracture zone) biasanya memiliki ciri‑ciri bidang patahan Skema deformasi plastis mikroskopis
yang mirip patahan pada uji impact ataupun pada uji
fracture‑toughness pada material yang sama. Bidang
patahannya nampak lebih kasar atau
"berserabut"(fibrous).
Tegangan yang terpusat akan menyebabkan deformasi
Bidang patah pada paduan Ti, plastis setempat. Hal ini ditunjukkan dengan garis‑garis
garis pantai tidak nampak slip pada permukaan spesimen yang diuji lelah. Slip
karena uji lelah tidak diubah – setempat ini akan menimbulkan pula cacat permukaan
ubah amplitudonya. yang berupa ekstrusi dan intrusi.
--Striasi atau garis perambatan retak lelah.
---Luas daerah patah akhir
ditentukan oleh besarnya
beban. Bentuk bidang patah
akhir tergantung pada jenis
material (getas atau ulet) dan
ukuran tebal material serta arah
pembebanannya.
(b) striasi lelah pada permukaan Patah impact pada batang bertakik
patahan dari plat paduan dari baja perkakas kelas 651 (M3,
Alumunium 2024-T851 dengan kelas 1). Retak dari pukulan pertama
tebal 5 inci. Panah menunjukkan berasal dari takikan pada bagian
arah kanan (asal retak dicari dengan
perambatan retak. menelusuri kembali ke awal pola kipas
dari tanda radial); retak ini menembus
daerah di kiri dengan pukulan
sekunder.
menunjukkan sedikit bukti adanya korosi. Ada banyak retakan Gambar pembesaran dari rongga
sekunder di dalam butiran dan sedikit retakan sekunder yang penyusutan pada permukaan patahan gambar 4809, menunjukkan
besar antara butiran. struktur dendritik yang lebih jelas dari
rongga. Catat bahwa orientasi yang
berbeda dari dendrit yang ditunjukkan
oleh sudut antara berbagai pola dendritik.
Juga rentang ukuran dendrit, yang
menunjukkan laju pembekuan.
Permukaan patah lelah pada beberapa gigi setelah satu tahun
poros baja 1040 dengan pemakaian. Retak telah dilukiskan
kekerasan RC 30. Poros patah dengan etsa. Pengerasan tidak sampai
karena beban rotating bending. pada akar gigi.
Bentuk oval pada daerah pusat
adalah patah kahir yang cepat Menu
yang mengindikasikan adanya njukkan potongan dari
dua tegangan bending yang roda gigi yang telah
tegak lurus, berbeda dan saling memperkuat. Tanda bergigi mengalami
seputar poros menunjukkan bahwa patah simulai dari beberapa pengerasan
titik. dengan api; bila gigi yang bentuknya baik, akarnya akan
melingkar
Gambar permukaan patahan
dari poros baja 1040 (HRC 30) Permukaan patah lelah pada poros baja 1050, dengan kekerasan
yang mempunyai lubang pasak. HRC 35, yang mengalami pembebanan
Retak lelah berasal dari sisi kiri rotating bending, adanya bentuk gigi
bawah lubang pasak dan menunjukkan asal retak dari banyak
meluas ke hampir seluruh tempat sepanjang alur snap ring yang
luasan sebelum akhirnya patah tajam. Gambar pola yang aneh dari garis
cepat terjadi. Garis pantai pantai oval, menunjukkan adanya kesan
tampak yang berlawanan jarum ketidakseimbangan pembebanan.
jam karena arah rotasi searah jarum jam.
Permukaan patah lelah pada tiang baja 4140 dengan kekerasan
Patah lelah pada baja as 1041 (1541) HRC 34 pada inti dan HRC 45 pada
yang dikeraskan dengan induksi permukaan. Retak berasal dari bagian bawah
dengan HRC 50 dan diuji rotating gambar, daerah lelah well-rubbed dan
bending. Dua retak nampak; satu menembus hampir 90% luasan penampang
berasal dari A dan berkembang ke tiang sebelum patah cepat terjadi.
hampir semua keliling karena lelah,
Permukaan patah lelah pada batang piston
dan kemudian patah cepat, sebelum berdiameter 8 inci dari palu uap untuk tempa.
bertemu dengan retakan yang lebih Batang dibuat dari baja 0,26% C, 0,7% Mn,
kecil, yang dimulai dari B. Tanda pada daerah yang dikeraskan 0,87% Ni. 1% Cr dan di laku panas sampai
tampak pada kedua asal retak. mempunyai kekerasan HRC 24 pada
permukaan dan HRC 17 pada pusat. Ini adalah
Permukaan patah lelah pada baja as contoh patah yang disebabkan lelah tarik
1041 (1541) yang dikeraskan dengan murni, simana konsentrasi tegangan
induksi (HRC 50). Adanya busur pada permukaan tidak ada dan retak bisa muncul
dari mana saja. Pada contoh ini asal retak terbentuk pada
permukaan as pada sisi kiri
serpihan tempa yang berada dibawah pusat, tumbuh menuju
mengawali retakan lelah, yang tepi secara simetris, dan akhirnya menghasilkan patahan getas
berkembang sampai setengah luasan tanpa peringatan sebelumnya.
penampang sebelum patah cepat
terjadi pada daerah yang dikeraskan; Permukaan patahan pada sebuah batang penyeimbang, yang
patah cepat berkembang dari kedua sisi retak lelah seperti menyangga bagian ujung depan
traktor, dibuat dari baja D6B dan di
ditunjukkan pada tanda chevron.
laku panas sehingga mempunyai
kekerasan HRC 45 sampai 47. batang
Permukaan patah lelah dari poros baja 1039
dipakai selama 200 jam dan kemudian
yang dikeraskan permukaannya. Kekerasan dikembalikan ke laboratorium, dimana
permukaan HRC 50; sedang pada inti HRC ia dilenturkan sampai lelah dan patah
19. patahan pada permukaan hampir pada 60000 cycles. Tiap tekstur yang
selesai sebelum retak lelah menembus inti. halus dari daerah retak lelah ada pada
bagian kiri atas. Ini disimpulkan
Permukaan patah lelah pada poros baja karena tidak adanya garis pantai di luar daerah ujung yang kecil,
1041 (1541) dengan kekerasan 302 HBN. sisanya patah karena berbagai sebab.
Poros patah oleh tegangan bolak-balik. Tepi geser adalah bukti sepanjang bagian tepi atas dan kanan,
dan juga mungkin ada sepanjang bagian kiri bawah.
Dua asal retak lelah pada sisi kanan dan
yang ketiga pada sisi kiri.
Permukaan patahan dari tiga spesimen uji tarik baja 4340 bertakik yang
Permukaan patahan overload tarik pada telah diaustenisasi, didinginkan cepat dan dipanaskan pada temperatur
spesimen baja 4340 bertakik, hasil laku 650oC (1202 F) untuk menghasilkan kekuatan luluh 917 MPa (133 ksi),
panas dengan kekerasan HRC 35. Diuji kekuatan tarik tanpa takik 1014 MPa (147 ksi), dan kekuatan tarik
pada –80oC (-112 F). Daerah berserabut dengan takik 1489 MPa (216 ksi). Spesimen patah karena overload tarik
yang berasal dari takikan, mengelilingi pada temperatur -60oC (-76 F), -130oC (-202 F) dan -196oC (321 F).
Permukaan patahan menunjukkan gambar kiri adalah seluruhnya
daerah radial, yang tidak center karena
berserabut. Pada gambar tengah terbentuk daerah berserabut yang
perambatan retak yang tidak simetris.
sempit mengelilingi daerah radial tetapi meningkat bila dibandingkan
Patahan overload tarik pada spesimen baja 4340 bertakik, hasil laku dengan pada gamabr sebelumnya (tengah) karena kekuatan yang lebih
panas dengan kekerasan HRC 35. Diuji pada –155oC (-247 F). Meskipun rendah hasil tempering 650oC. Pada gambar kanan (patah pada -196oC)
pada temperatur rendah, daerah memusat dari patahan berserabut permukaan patahan seluruhnya daerah radial.
Gambar permukaan patahan dari
kumparan steering knuckle baja
5135 dengan kekerasan HRC 29.
Beberapa asal retak di permukaan
atas dan bawah. Retak ini
merambat pada bidang yang
berbeda namun menembus dengan
jarak yang pendek, bergabung
membentuk dua muka retak.