menyebabkan
ateria tersebut menjadi mengalami kerusakan karena teganga m
menerus
sebut keruskan lelah (fatigue failures) karena pada
ini normaln di
manyan
ra kerja terjadinya kerusakan fatik dapat
lama.
dibagi menjadi tiga k Ca
dan ke
1.1 Awal Retak (initiation crack)
2.
Awal keretakan dapat disebabkan oleh Cacat (defect) p
ada susunan.
diakibatkan oleh :
defect).
4
5
production technique).
microcracks
belakangan mengambarkan macrocracks yang akaniniberakhir pada
failure.
tencion dan compresi dibawah batas ketahanan tarik dan pada bagian
titik atau banyak titik dapat mengujung menjadi rusak (crack) atau
7
Proses fatik langsung berlaku selama jarak waktu tertentu atau jangka
sedang yang diberi tarik maka pada tegangan yang berlawanan arah
sehingga kekuatan lelah naik, dan akan berakibat lain apabila terjadi
pembagian tarik (S) jumlah putaran sampai berakibat rusak (N). Grafik
S-N ini terbaik memanfaatkan skala semi log seperti dilihat pada
gambar 2.1
9
ap banyaknya
Grafik tersebut didapatkan dari pembagian tarikan terhad
elitian. Pada
putaran mencapai berakibat patah pada spesimen pen
aran N>107 (
(endurance limit ) logam ditetapkan pada banyaknya put
Dieter, 1992).
(dowling,1991)
S = B + C ln (Nf)
Dengan :
Rusak fatik umumnya diawali dari penampang dimana lentur dan torsi
alat uji diputar dan diberi berat, maka akan bekrja sebuah momen
Dengan:
temperatur, kelelahan
11
pada penetian ini adalah suhu tempat (korosi) dan jenis pemberatan sedangkan
dapat membentuk pit korosi dan retak pada permukaan spesimen yang
ah pada saat
Jenis pemberatan lebih ikut membentuk ketahanan lel
aksial mempunyai ketahanan lelah sangat rendah dari pada baja yang
Siklus antara 750 rpm hingga 1500 rpm memiliki ketahanan lelah
ketahanan
12
lelah yang jauh lebih banyak dari siklus 750 rpm dan 1500 rpm,
sehingga siklus yang hadir diantara 750 rpm hingga 1500 rpm tidak
di atas temperatur kamar kecuali baja lunak serta ketahanan lelah akan
sama untuk semua bahan uji dengan di pilih material uji yang dibuat
Gambar : 2.2 sketsa alat uji fatique rotary bending ( Sastrawan, 2010)
1. Poros
a. Poros transmisi
Poros ini bukan hanya sebagai support dari bagian mesin yang
atau torsi. Berat yang didapat berupa berat puntir murni ataupun
b. Poros spindel
Poros tipe ini yakni poros yang tidak pasti pendek, dan hanya
perubah
harus kecil dan bentuk serta dimensinya harus detail.
c. Gandar
puntir. Dalam poros ini ada yang di gunakan aturan tetap pada
2. Motor listrik
saling tarik menarik. Maka dari itu dapat diperoleh gerakan apabila
berputar, dan magnet yang lain pada suatu posisi yang etap.
t Dengan
ASTM E - 466 menjelaskan uji lentur puntir logam seperti baja atau
logam paduan. Tes ini menentukan sifat mekanik yang penting seperti