Anda di halaman 1dari 6

Ujian Tengah Semester

Nama Otniel Adam Putra Tamason


NIM 2023053023
Mata kuliah Pengetahuan Bahan
Dosen Pengampu Agung Widiyanto FS
Tanggal 9 November 2023

Jawaban
1. Struktur Kristalin dan Non-Kristalin Pada Suatu Material
Struktur kristalin dapat terbentuk akibat adanya pemadatan susunan atom dari bentuk cair
menjadi padatan, dimana atom-atom akan membentuk suatu rangkaian yang teratur saat
proses pendinginan. Tapi saat proses pemadatan tidak selalu menjadi susunan kristalin,
namun bisa menjadi susunan non-kristalin ketika proses pemadatan (pendinginan) yang
terlalu cepat. Pada suatu material tentu tidak akan selalu memiliki struktur kristalin saja
namun juga bisa menjadi susunan non-kristalin. Hal ini terjadi akibat setiap susunan atom
suatu material tiap bagian tidak sama, sehingga proses pemadatan tiap bagian juga
berbeda-beda. Selain itu pembentukan susunan kirtalin dan non-kristalin ini juga
tergantung pada tingkat kesulitas atom-atom dalam kondisi cair yang acak, untuk
menyusun diri menjadi teratur dalam keadaan padat pada tiap bagian nya. Hal ini dapat
membuat suatu material dapat tersusun dari material kristalin dan juga non-kristalin.

2. Kurva Stress-Strain

Bagian-bagian pada Kurva Stress-Strain


 Proportional limit adalah titik pada kurva dimana kondisi mulai tedeviasi dari
hubungan garus lurus antara stress dan strain.
 Elastic limit adalah stress maksimum dimana bahan uji yg di uji akan kembali ke
bentuk semula ketika beban dilepaskan. Elastic region -> ketika tegangan kerja
tidak melebihi batas elastic.
 Yield point adalah titik pada kurva dimana terdapat perubahan tiba2 pada
regangan tanpa ada perubahan pada tegangan.
 Yield strength, Sy , adalah tegangan maksimum yang dapat di aplikasikan tanpa
ada deformasi pada bahan uji.
o Ini adalah nilai tegangan pada batas elastic untuk bahan yang
memiliki batas elastic.
o Karena sulitnya menentukan batas elastis, dan karena banyak bahan
tidak mempunyai daerah eastis, maka yield strenght sering ditentukan
dengan metode offset
o Yield strength adalah nilai tegangan dari kurva stress dan strain
berhubungan dengan jumlah tertentu strain, umumnya 0.1 atau 0.2 per
cent dari dimensi awal.
 Ultimate strength, Su , (disebut juga tensile strength) adalah nilai tegangan
maksimum yang terdapat pada kurva stress-strain.
 Modulus of elasticity, E, (disebut juga Young's modulus) adalah rasio stress
terhadap strain dalam batas proporsional sutau bahan dalam tarikan atau tekanan
 Modulus of elasticity in shear, G, adalah rasio stress terhadap strain dalam batas
proporsional limit suatu bahan dalam geseran.
 Poisson's ratio, μ, adalah rasio lateral strain terhadap longitudinal strain untuk
bahan yang menjadi subyek tegangan longitudinal dalam batas proporsional.
3. Sifat Mekanik dari Kurva Stress-Strain
 Kekuatan (strength) → kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah.
 Kekenyalan (elasticity) → kemampuan bahan untuk menerima beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan.
 Kekakuan (stiffness) → kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
 Plastisitas (plasticity / ductility) → kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastik (yang permanen) tanpa mengakibatkan patah.
 Ketangguhan (toughness) → kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa
menyebabkan terjadinya kerusakan.
4. Kelebihan uji kekerasan metode Rockwell
 Pada metode ini tidak perlu melakukan pengukuran tapak tekan secara manual.
 Pengukuran langsung dilakukan oleh mesin dan langsung menunjukkan nilai
Hardness.
 Nilai dapat dilihat pada dial indicator.
 Indentor dan beban yang digunakan lebih kecil dari Brinell sehingga
menghasilkan indentasi yang lebih kecil dan lebih halus.
 Banyak digunakan di industri karena prosedurnya lebih cepat.
5. Langkah-Langkah Pengujian Kekerasan Metode Brinell Palu Poldi.
1) Siapkan benda kerja yang akan di uji:
a. Ratakan kedua permukaan benda kerja menggunakan kikir dan amplas kasar,
sehingga kedua bidang permukaan tersebut sejajar.
b. Haluskan dan bersihkan permukaan benda kerja menggunakan amplas.
2) Siapkan perangkat uji kekerasan Brinell Palu Poldy.
3) Pasangkan benda uji standar pada alat uji kekerasan Brinell Palu Poldy.
4) Letakkan benda kerja pada landasan (ragum) kemudian tempelkan indentor dari
alat uji di atas benda kerja.
5) Berikan gaya pemukulan menggunakan palu sehingga indentor akan membuat
bekas indentasi pada benda uji standar dan benda kerja.
6) Lepaskan benda uji standar dari alat uji dan ukur diameter indentasi pada benda
uji standar dan benda kerja menggunakan kaca pembesar berskala. Catatlah
hasilnya.
7) Ulangi langkah kerja 3 sampai 6 sebanyak tiga kali pada tiga tempat berbeda pada
benda kerja dan benda uji standar.
8) Hitunglah harga kekerasan masing-masing pengukuran pada proses (4) dan (5).
9) Ambil rata-rata harga kekerasan benda kerja yang telah diperoleh dari
perhitungan.

Pada metode Brinell Palu Poldy membutuhkan benda uji standar yang nantinya akan
dijadikan referensi atau pembanding harga kekerasan pada benda yang di uji. Yang
nantinya akan ditentukan apakah benda yang di uji sudah sesuai dengan standar benda uji
standarnya.

6. Uji Impact
Uji Impact perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah energi yang dapat ditahan oleh
suatu material ketika suatu beban diterapkan secara tiba-tiba pada material tersebut atau
juga bisa disebut Ambang gaya (threshold of force) per satuan luas sebelum material
mengalami patah. Dengan melakukan uji Impact ini, akan diketahui jumlah energy
maksimal yang mampu ditahan oleh material. Dengan uji ini akan mengetahui seberapa
kekuatan impact pada suatu material.
7. Jenis-jenis perpatahan impact
 Perpatahan berserat (fibrous fracture).
 Melibatkan mekanisme pergeseran bidang-bidang kristal di dalam bahan
(logam) yang ulet (ductile)
 Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimple yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram, pasangan potongan tidak bisa
dipasang lagi
 Perpatahan granular/kristalin.
 Dihasilkan oleh mekanisme pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari
bahan (logam) yang rapuh (brittle)
 Ditandai dengan permukaan patahan yang datar yang mampu memberikan
daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat), potongan dapat dipasang lagi.
 Perpatahan campuran (berserat dan granular).
 Merupakan kombinasi dua jenis perpatahan di atas.
8. Fase Patah Lelah
1) Permulaan retak (Initiation)
Mekanisme dari permulaan retak umumnya dimulai dari crack initiation yang
terjadi di permukaan material yang lemah atau daerah dimana terjadi konsentrasi
tegangan di permukaan (seperti goresan, notch, lubang-pits dll) akibat adanya
pembebanan berulang. Faktor yang paling signifikan tentang tahap inisiasi patah
lelah adalah bahwa perubahan ireversibel pada logam disebabkan oleh
pembebanan berulang. Tempat inisiasi dari patah lelah sangat kecil, tidak pernah
lebih dari dua sampai lima butir di sekitar titik asal.
2) Penyebaran retak (Propagation)
Pada tahap penyebaran retak, retakan mikro berubah arah dan tumbuh tegak lurus
terhadap tegangan Tarik. Pada tahap ini, area yang mengalami fraktur fatique
biasanya mudah diidentifikasi. Perambatan atau perpaduan microcracks ini
kemudian membentuk macrocracks yang akan berujung pada failure.
3) Perpatahan akhir (Final Rupture)
Ketika perambatan retak lelah berlanjut, secara bertahap mengurangi luas
penampang dari bagian atau benda uji, akhirnya melemahkan bagian tersebut
sedemikian rupa sehingga patah akhir yang lengkap dapat terjadi hanya dengan
satu aplikasi beban lagi. Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus
tegangan dan regangan yang menghasilkan kerusakan yang permanen.
9. Thermal Shock
Kejutan termal adalah fenomena yang ditandai dengan perubahan suhu yang cepat yang
mengakibatkan beban mekanis sementara pada suatu benda. Beban tersebut disebabkan
oleh perbedaan pemuaian berbagai bagian benda akibat perubahan suhu. Ekspansi
diferensial ini dapat dipahami dalam bentuk regangan, bukan tegangan. Regangan yang
melebihi kekuatan tarik material dapat menyebabkan terbentuknya retakan dan akhirnya
menyebabkan kegagalan struktur.
10. Sifat Material dari Uji Material
1) Tensile Test
 Kekuatan (Strength)
 Kekenyalan (Elasticity)
 Kekakuan (stiffness)
 Plastisitas (plasticity / ductility)
 Ketangguhan (toughness)
2) Hardness Test
 Kekuatan (strength).
 Daya tahan (wear resistance)
 Fleksibilitas
3) Impact Test
 Kekuatan (Strength).
 Ketangguhan.
 Keuletan.
4) Fatique Test
 Kekuatan (Strength)
 Kelelahan (Fatique)
 Ketahanan (Endurance Limit)

Anda mungkin juga menyukai