Anda di halaman 1dari 10

PENJELASAN MATERI TENTANG KEULETAN

DAN KETANGGUHAN

NAMA : BACHTIAR ALI


NIM : 5201417026
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
ROMBEL :1

Universitas Negeri Semarang


Tahun 2017/2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I


DAFTAR ISI............................................................................................................ II
KATA PENGANTAR............................................................................................. III
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
PEMBAHASAN TENTANG KEULETAN DAN KETANGGUHAN............... 2
JUSTIFIKASI TENTANG MATERI KEULETAN DAN KETANGGUHAN. 3
KESIMPULAN....................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 6

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan rahmat dari Allah SWT yang telah memberikan
sebuah anugerah berupa kemudahan dalam menyelesaikan sebuah tugas mengenai hal
bahan teknik yaitu tentang penjelasan materi tentang keuletan dan ketangguhan logam
yang mana akan sangat berguna untuk materi tentang proses permesinan tersebut. Dan
harapan penulis agar banyak orang yang belajar teori maupun praktek tentang struktur
cacat kristal tersebut karena hal ini sangat berguna untuk mengembangkan diri dan
mendapatkan sebuah informasi tentang hal yang sedang di bahas. Dan penyusunan ini di
buat sesuai dengan beberapa pengalaman pribadi maupun orang lain juga dibuat dengan
cara mengutip dari salah satu website yang teruji.

Semarang, 29 September 2017

( Bachtiar Ali )

PENDAHULUAN
Dalam pertemuan awal – awal telah diberikan sebuah penjelasan tentang materi
karakteristik benda dan uji tarik yang di dalamnya mengandung beberapa unsur seperti
adanya pengetahuan tentang keuletan dan ketangguhan sebuah benda dan kali ini akan
membahas tentang kedua pokok bahan tersebut sehingga dapat lebih jelas dan detail
pengertian dan segala unsur yang ada dalam kajian materi tersebut.

PEMBAHASAN TENTANG KEULETAN DAN KETANGGUHAN

A. KEULETAN ( DUCTILITY )
Keuletan adalah ukuran derajat deformasi plastis yang telah dialami saat patah.
Material yang mengalami deformasi plastis yang tinggi disebut material yang liat
(ductile). Sedang material yang mengalami sedikit atau tidak mengalami deformasi
plastis disebut material getas (brittle). Untuk mengukur keliatan (membedakan material
liat atau getas) dapat dilihat dari :
1. Persentasi pemanjangan (%EL)
Persentasi perpanjangan adalah persentase dari regangan plastis pada saat
Ɩf – Ɩ0
material patah atau % EL = ( )
Ɩ0
X 100 %

Dimana:

Ɩf : panjang material saat patah

Ɩ0 : panjang uji awal


Semakin tinggi harga (%EL) maka material akan semakin liat dan jika harga (%EL)
semakin rendah maka material akan semakin getas.
2. Persentasi pengurangan area (%AR)
Persentase pengurangan area (%AR) didefinisikan sebagai berikut :
A 0− A f X 100 %
% AR = ( A0 )
1
Dimana :
Af : luas penampang material saat patah

A0 : luas penampang awal

Semakin tinggi harga % AR maka material akan semakin liat dan jika harga %
AR semakin rendah maka material akan semakin getas.

B. KETANGGUHAN ( TOUGHNESS )
Ketangguhan adalah kemampuan atau kapasitas bahan untuk menyerap energy
sampai patah atau Ketangguhan adalah penahanan suatu material terhadap pecah
menjadi dua, dengan suatu retakan melintang- ini disebut " retak" serta menyerap
energi. Jumlah energi yang diserap selama retak tergantung pada ukuran komponen
yang pecah menjadi dua. Jumlah energi yang diserap setiap satuan luas dari retakan
adalah tetap untuk material yang ditentukan, dan ini disebut ketangguhan juga. Suatu
material tangguh memerlukan banyak energi untuk pecah contoh, baja lembut (mild
steel), yang pada umumnya sebab proses retak menyebabkan banyak kelainan bentuk
plastis, suatu material rapuh mungkin kuat tetapi sekali sebuah retakan telah mulai
retak, material itu dengan mudah terjadi patah sebab energi sedikit diserap (contoh:
gelas/kaca).

2
Ketangguhan tinggi penting untuk komponen yang mendapat beban impack
(kereta,mobil, mainan, sepeda). Ketangguhan bervariasi sesuai dengan temperature,
beberapa material berubah dari tangguh ke rapuh ketika temperatur berkurang ( contoh:
beberapa baja, karet). Pengujian ketangguhan menggunakan spesimen dengan sedikit
retakan, mengukur energi setiap satuan luas sebagai pertumbuhan retakan. Ini dapat
diberlakukan bagi semua material, sehingga tabel pemilihan menunjukkan data
ketangguhan diukur pada cara ini. Pengujian ketangguhan sederhana menggunakan
spesimen dengan ukuran yang telah ditetapkan dengan suatu bentuk mesin, dan hanya
mengukur energi yang diperlukan untuk memecah spesimen itu. Ini suatu cara yang
bermanfaat untuk menggolongkan tangguh untuk material yang digunakan di dalam
produk yang terkena beban impack yang terutama sekali untuk batang-batang rel, Beban
ditingkatkan sampai spesimen patah.

Gambar 2.5. Pengujian Beban Impack

Ketangguhan ( Energi per satuan luas ) diketahui dengan penganalisisan kurva


antara beban dengan perpindahan untuk spesimen yang berbeda dengan panjang retakan
yang berbeda. Pada pengujian Izod Suatu ukuran ukuran spesimen yang
dinormalisasikan dengan suatu bentuk pada satu sisi dijepit, lalu suatu bandul berat
diangkat pada tinggi h0 di atas penjepit dan dilepaskan. Bandul mengayun di bawah
gaya berat, membentur spesimen itu dan melanjut pada tinggi h 1 yang ditunjukkan oleh
pembacaan akhir ukuran
angka itu. Impack Energi = Energi yang diserap = massa bandul *g* ( h1- h0 ) di mana
g adalah percepatan gravitasi.
3

Gambar 2.6. Pengujian Izod


Ketangguhan pada umumnya diukur dalam energi per satuan luas atau Joules/meter2
(J/m2) Energi Impack dari pengujian Izod atau Charpy adalah energi sederhana dengan
satuan (J).

Gambar 2.7. Diagram Ketangguhan (Toughness)

Modulus ketangguhan dapat diperlihatkan dengan luas daerah dibawah kurva


tegangan regangan yang menunjukkan jumlah energy per satuan volume yang
diperlukan bahan sampai patah pada kondisi statis. Semakin luas daerah dibawah
kurva, semakin tinggi ketangguhan suatu material. Ketangguhan juga dapat
menunjukkan kemudahan atau kesulitan retak untuk merambat. Hal ini dapat diukur
dengan jumlah energy yang diserap oleh bahan pada saat menghasilkan satuan luas
retak.
4

JUSTIFIKASI TENTANG MATERI KEULETAN DAN KETANGGUHAN

Dalam inti materi ini dapat dikatakan sebagai cakupan di dalam proses uji tarik
benda ( logam ) mengapa demikian? Seperti yang telah dipelajari sebelumnya pada
proses uji tarik benda setelah benda tersebut setelah mengalami proses uji tarik dengan
sebuah gaya maka benda tersebut akan irreguler atau tidak dapat kembali kebentuk
semula dan akan mengalami perubahan bentuk yang di sebabkan oleh materi
penyusunya atau materi kristal di dalamnya berubah dan dapat membuat benda tersebut
bengkok bahkan dapat patah.
Dengan adanya proses uji tarik benda ini maka kita akan mengetahui
kemampuan dari suatu benda apakah benda tersebut getas, mudah patah, elastis, dan
lain sebagainya. Dan karena hal ini banyak sekali pabrik-pabrik indsutri yang
memanfaatkan konsep dari proses uji tarik benda untuk produk yang akan mereka
produksi untuk mengetahui kualitas dan kemampuan benda tersebut.
Proses uji materi ini mengacu pada perhitungan beberapa sifat benda yang akan
di uji bagaimana sifat awalnya dan bagaimana sifat akhirnya setelah dilakukannya
proses uji tarik. Dan beberapa hal yang dilihat dari proses uji tarik ini yaitu : Kekuatan
luluh, Kekuatan tarik, Keuletan, Ketangguhan, Modulus resilience, Kelelahan, dan Lain
Sebagainya dan kali ini hanya mengacu pada Keuletan dan Ketangguhan.
Jikalau ditelaah secara bahasa keseharian keuletan bisa juga diartikan dengan
keelastisan benda yang artinya benda tersebut memiliki tingkat elastis yang rendah atau
tinggi yang mana jikalau di beri beban sebagai uji tarik maka benda tersebut akan dapat
kembali menjadi bentuk semula atau malah putus dan dalam eksperimen tersebut kita
dapat menyimpulkan seberapa tingkat keuletan benda tersebut.
Untuk ketangguhan atau strenght bisa dikatakan juga dengan bagaimana
kekuatan benda tersebut dilihat setelah diberi gaya akan langsung bengkok bahkan bisa
patah atau justru masih tetap seperti bentuk semula tegantung pada tingkat ketangguhan
benda tersebut. Dan dari kedua hal ini telah di paparkan beberapa cara untuk
menghitung kemampuan benda tersebut.

KESIMPULAN

Pada proses uji tarik mengenai keuletan dan ketangguhan sangat berguna sekali
untuk dunia industri terutama industri perabotan rumah tangga karena dengan adanya
sistem proses uji tarik benda yang mempelajari tentang keuletan dan ketangguhan benda
5

maka industri tersebut dapat mengetahui sebagaimana alat yang pling dibutuhkan dalam
rumah tangga bagaimana tingkat kelastisannya dan juga ketangguhannya agar banyak
diminati juga nyaman dan aman bagi penggunanya.
Pada intinya pengertian dari keuletan dan ketangguhan menurut para ahli dalam
konteks ilmiahnya hampir sama dan mengacu pada hal yang sama yaitu keuletan adalah
merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang
terjadi sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut lentur
(ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari
itu suatu bahan disebut getas (brittle) dan ketangguhan adalah Ketangguhan adalah
jumlah energi yang diserap material sampai terjadi patah, yang dinyatakan dalam Joule.
Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi, mengikuti arah pembebanan yang
dialami.

Daftar Pustaka

E-book :
DOE FUNDAMENTALS HANDBOOK MATERIAL SCIENCE Volume 1 of 2
DOE FUNDAMENTALS HANDBOOK MATERIAL SCIENCE Volume 2 of 2
E-Book BAB IV TENTANG SIFAT MEKANIK LOGAM
Jurnal :
Singer, F. L., dan Andrew pytel, 1995, Ilmu Kekuatan Bahan (Teori Kokoh Strength of
Material), alih bahasa Darwin Sebayang, edisi II, Erlangga, Jakarta
Lawrence H.Van Vlack, 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan, edisi kelima (Penerjemah
Sriati Djaprie), Jakarta : Erlangga
Referensi Lain :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/1+Kegiatan+Belajar+1.pdf
http://widimaterial.blogspot.co.id/2015/03/laporan-praktikum-pengujian-
mekanik_32.html
http://eprints.ums.ac.id/5944/1/D200020219.pdf
6

Anda mungkin juga menyukai