Anda di halaman 1dari 10

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT PADA

PROSES HARDENING

NAMA : BACHTIAR ALI


NIM : 5201417026
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
ROMBEL :1

Universitas Negeri Semarang


Tahun 2017/2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I


DAFTAR ISI............................................................................................................ II
KATA PENGANTAR............................................................................................. III
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
PEMBAHASAN....................................................................................................... 1
PENGARUH HEAT TREATMENT PADA PROSES HARDENING............... 3
PROSES HEAT TREATMENT PADA PROSES HARDENING...................... 4
HASIL UJI COBA...................................................................................................
STRUKTUR MIKRO................................................................................... 4
KEKERASAN DAN MAGNETIK.............................................................. 5
KESIMPULAN........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 7
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat dari Allah SWT yang telah memberikan sebuah
anugerah berupa kemudahan dalam menyelesaikan sebuah tugas mengenai hal bahan
teknik yaitu tentang analisa mengenai Analis Pengaruh Heat Treatment Pada Proses
Hardening yang digunakan dalam proses pembuatan sebuah behan dan materi ini
ditujukan untuk saranan pembelajaran yang mana akan sangat berguna untuk materi
tentang proses permesinan tersebut. Dan harapan penulis agar banyak orang yang belajar
teori maupun praktek tentang Analis Pengaruh Heat Treatment Pada Proses Hardening
tersebut karena hal ini sangat berguna untuk mengembangkan diri dan mendapatkan
sebuah informasi tentang hal yang sedang di bahas. Dan penyusunan ini di buat sesuai
dengan beberapa pengalaman pribadi maupun orang lain juga dibuat dengan cara
merangkum dan mencatat materi yang diambil dari beberapa website yang teruji.

Semarang, 21 Oktober 2017

( Bachtiar Ali )
PENDAHULUAN
Heat Treatment atau perlakuan panas ini bisa diartikan bahwa perlakuan panas
kepada material untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan, dengan jalan memanaskan
sampai temperatur tertentu, untuk kemudian dilakukan pendinginan ataupun penambahan
unsur tertentu, sehingga diperoleh bentuk struktur mikro, kekerasan / sifat yang
diinginkan.
Proses Heat Treatment terdiri atas dua jenis, yaitu Thermal dan Thermo kimia.
Proses termal yaitu proses yang melibatkan sebuah pengaturan suhu atau temperatur,
sedangkan yang disebut proses termokimia jika proses tersebut menggunakan zat kimia
sebagai adiktif.
Salah satu proses perlakuan panas pada baja adalah pengerasan ( hardening ), yaitu
proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau diatas daerah kritis disusul dengan
pendinginan yang cepat dinamakan quench, (Djafrie, 1995).
Perlakuan panas atau Heat Treatment mempunyai tujuan untuk meningkatkan
keuletan, menghilangkan tegangan internal (internal stress), menghaluskan ukuran butir
kristal dan meningkatkan kekerasan atau tegangan tarik logam.
PEMBAHASAN
Perlakuan panas adalah kombinasi anatara proses pemanasan atau pendinginan
dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat-sifat
tertentu. Proses Heat Treatment terdiri atas dua jenis, yaitu Thermal dan Thermo kimia.
Yang termasuk proses Thermal :
1) Normalizing
Logam dipanaskan hingga batas temperatur austenite kemudian
didinginkan perlahan, namun lebih cepat dibanding proses annealing (didinginkan
di luar oven). Untuk menormalkan / menyeragamkan struktur butir.
2) Quenching
Pengertian pengerasan ialah perlakuan panas terhadap baja dengan sasaran
meningkatkan kekerasan alami baja. Perlakuan panas menuntut pemanasan benda
kerja menuju suhu pengerasan dan pendinginan secara cepat dengan kecepatan
pendinginan kritis
3) Tempering
Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah
dikeraskan (quenching) pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis)
sehingga diperoleh ductility tertentu, yang dilanjutkan dengan proses pendinginan
(Koswara, 1999). Prosesnya adalah memanaskan kembali berkisar antara suhu
150 0C – 650 0C dan didinginkan secara perlahan-lahan tergantung sifat akhir baja
tersebut.

1
4) Annealing

Logam dipanaskan hingga batas temperatur austenite atas atau titik panas
tertinggi dari logam tersebut lalu kemudian didinginkan perlahan (di dalam oven).
Dan saat proses ini digunakan untuk melunakkan ( menurunkan kekerasan ).
Dan beberapa hal Yang termasuk proses Thermokimia :
1) Nitriding
Logam dipanaskan hingga temperatur tertentu, dalam lingkungan oven
yang kaya dengan Nitrogen, sehingga nitrogen akan masuk ke dalam logam,
membentuk endapan pada permukaan logam.
2) Carburizing
Logam dipanaskan hingga temperatur austenite dalam oven yang
mengandung karbon tinggi, dimana kadar karbon di dalam oven lebih tinggi
dibanding dengan kadar karbon dalam material, sehingga karbon akan berdifusi
ke dalam material. Untuk meningkatkan kekerasan material pada bagian
permukaan. Jika kadar karbon dalam oven lebih rendah daripada di permukaan
material, dapat terjadi decarburisasai ( karbon dipermukaan material akan
berdifusi ke lingkungan, sehingga kekerasan akan berkurang ).
3) Carbunitriding
Carbunitriding adalah cara atau proses yang dipadukan antara proses
nitriding dan proses caburizing yang mana pemanasan logam ini di lihat dari
kandungan nitrogen dan karbon yan terkandung dalam logam tersebut lalu di
panaskan dan didinginkan secara perlahan.

Media pendingin pada proses heat treatment adalah sebagai berikut :


1) Udara
Pendinginan udara dilakukan untuk perlakuan panas yang membutuhkan
pendinginan lambat. Untuk keperluan tersebut udara yang disirkulasikan ke
dalam ruangan pendingin dibuat dengan kecepatan yang rendah. Udara
sebagai pendingin akan memberikan kesempatan kepada logam untuk
membentuk kristal – kristal dan kemungkinan mengikat unsur – unsur laindari
udara. Adapun pendinginan pada udara terbuka akan memberikan oksidasi
oksigen terhadap proses pendinginan.
2) Minyak
Minyak yang digunakan sebagai fluida pendingin dalam perlakuan
panasadalah benda kerja yang diolah. Selain minyak yang khusus digunakan
sebagaibahan pendingin pada proses perlakuan panas, dapat juga digunakan
oli,minyak bakar atau solar.
3) Garam
Garam dipakai sebagai bahan pendingin disebabkan memiliki sifat
mendinginkan yang teratur dan cepat. Bahan yang didiginkan di dalam

2
cairan garam yang akan mengakibatkan ikatannya menjadi lebih keras karena
pada permukaan benda kerja tersebut akan meningkat zat arang.

4) Air
Pendinginan dengan menggunakan air akan memberikan daya
pendinginan yang cepat. Biasanya ke dalam air tersebut dilarutkan garam
dapur sebagai usaha mempercepat turunnya temperatur benda kerja dan
mengakibatkan bahan menjadi keras

Pada saat proses pendinginan, apabila pendinginan berlangsung sangat cepat,


dapat menyebabkan material mengalami crack, karena perubahan fasa yang sangat cepat
( pergerakan struktur yang sangat cepat dapat menyebabkan material menjadi crack,
terutama pada sudut kritis ).

PENGARUH HEAT TREATMENT PADA PROSES HARDENING


Kekerasan ( hardness ) dapat didefenisikan sebagai kemampuan bahan untuk bertahan
terhadap goresen, pengikisan ( abrasi ), penetrasi. Sifat ini berkaitan erat dengan sifat
keausan ( wear resistance ). Dimana kekerasan ini juga mempunyai korelasi dengan
kekuatan.

Gambar 1. Diagram Fasa Baja Karbon


Kekerasan logam didefinisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, dan
memberikan indikasi cepat mengenai perilaku deformasi. Alat uji kekerasan menekankan
bola kecil, piramida atau kerucut ke permukaan logam dengan beban tertentu, dan
bilangan kekerasan ( Brinell atau piramida Vickers ) diperoleh dari diameter jejak.
Kekerasan dapat dihubungkan dengan kekuatan luluh atau kekuatan tarik logam, Karena
sewaktu indentasi, material di sekitar jejak mengalami deformasi plastis mencapai
beberapa persen regangan tertentu.
3
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan
fatigue limit atau strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada
kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperature
pemanasan ( temperature autenitising ), holding time dan laju pendinginan yang
dilakukan, serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung
pada hardenability ( Dikutip dari Jurnal Natur Indonesia II , Pengaruh Perbedaan Waktu
Penahanan Suhu Stabil ( holding time ) terhadap kekerasan logam ).
Perubahan struktur mikro dari fasa tembaga dan fasa niobium pada kawat Cu-
18%Nb, dari bentuk coran sampai dengan bentuk kawat, sebagai fungsi dari tingkat
deformasi kawat (єd), suhu pemanasan (T) dan waktu pemanasan (t), serta pengaruh
perubahan struktur mikro tersebut terhadap kekuatan tarik (tensile strength) dan
kekerasan (hardness) daripada kawat ( Dikutip dari Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Pengamatan Evolusi Struktur Mikro Pada Kawat Tembaganiobium dan
Pengaruhnya Terhadap Sifat Mekanis ).
PROSES HEAT TREATMENT PADA PROSES HARDENING
Pemanasan awal memberikan pengaruh pada sifat mekanis bahan. Setelah
dipanaskan pada temperatur 800°C, lalu setelah dipanaskan spesimen didinginkan dengan
waktu yang berbeda tergantung pada jenis bahan dan kemampuan bahan dari logam
tersebut media pendingin yang digunakan yaitu air ( Quenching ). Dalam penelitian ini
digunakan thermocouple digital untuk mendapatkan pembacaan suhu yang akurat di
dalam furnace. Setelah proses hardening selesai, proses selanjutnya yaitu proses
tempering dengan variasi temperatur dengan lama penahanan 2 jam.
Salah satu proses percobaan heat treatment logam pada proses hardening dengan
menggunakan beberapa peralatan sebagai berikut :
1. Peralatan yang digunakan diantaranya : oven, tang penjepit, tang pemotong,
sarung tangan, kawat, kaleng.
2. Bahan yang diperlukan : air ( untuk ST ),
3. Proses heat treatment
a) Oven dipanaskan sampai suhu 800°C untuk logam ST
b) Holding time atau waktu pemanasan untuk logam ST sekitar 2 jam

CONTOH HASIL DARI PROSES HEAT TREATMENT

a. Struktur Mikro
Struktur Mikro ST Sebelum Heat Treatment Dari hasil pengujian metallografi
terhadap logam ST sebelum diheat treatment diperoleh foto seperti gambar 2.

4
Gambar 2. Logam ST sebelum di Heat Treatment
Pada gambar ditampilkan bahwa kandungan Perlit 50% dan kandungan Ferritnya
50%. Struktur perlit merupakan campuran struktur ferrit (besi α) 88% dengan sementit
(Fe3C) 12%. Warna hitam pada gambar menunjukkan kandungan ferrit sedangkan warna
putih menunjukkan perlit. Perbedaan warna hitam dan putih karena factor pencahayaan
dari mikroskop. Struktur perlit dapat berwarna putih karena perlit mengandung sementit.
Pada saat dietsa dengan cairan HNO3 (Nital) struktur ferrit mudah terkorosi dibandingkan
struktur sementit (Fe3C), sehingga struktur ferrit tenggelam dan struktur sementit tetap
pada posisinya jadi yang kena pencahayaan cuma struktur sementit sehingga kelihatan
putih sedangkan struktur ferrit tidak kena pencahaayaan, otomatis warna struktur ferrit
jadi hitam.
Dari hasil pengujian metallografi terhadap logam ST sesudah diheat treatment
diperoleh foto seperti gambar 3.

Gambar 3. Logam ST Setelah Di Heat Treatment


b. Kekerasan Dan Magnetik

Hasil Uji Kekerasan Dan Magnetik Logam ST Sebelum Di Heat Treatment di


peroleh foto pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Logam ST Sebelum Di Heat Treatment


5
Pada bahan logam ST tidak perlu dilakukan uji dengan system Rockwell karena
system ini khusus untuk kekerasan yang tinggi (20 HRC – 70 HRC). Sedangkan saat
dilakukan pengujian magnet terhadap logam ST ternyata dapat ditarik oleh magnet
maka logam tersebut bersifat ferromagnetic. Dari data-data di atas, disimpulkan bahwa
logam ST tersebut adalah jenis baja ST 70, karena dari system brinell diperoleh
kekerasan 204 HB, sehingga diperoleh kekuatan patah (RM = Resistance Maximum)
adalah 204 x 3,5 = 714 N/mm2.
Hasil Uji Kekerasan Dan Magnetik Logam ST Setelah Di Heat Treatment
diperoleh foto pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Logam ST Setelah DI Heat Treatment


KESIMPULAN
Salah satu proses perlakuan panas pada baja adalah pengerasan ( hardening ), yaitu
proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau diatas daerah kritis disusul dengan
pendinginan yang cepat dinamakan quench, (Djafrie, 1995).
Proses Heat Treatment terdiri atas dua jenis, yaitu Thermal dan Thermo kimia
Yang termasuk Thermal : Normalizing, Quenching, Tempering, Annealing dan yang
termasuk Thermo Kimia : Nitriding, Carburizing, Carbunitriding.
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan
fatigue limit atau strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada
kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperature
pemanasan ( temperature autenitising ), holding time dan laju pendinginan yang
dilakukan, serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung
pada hardenability.
Hasil dari proses Heat Treatment ini dapat menghasilkan sebuah kemampuan baru
bagi logam tersebut seperti contohnya bentuk struktur mikro yang membentuk logam
tersebut apakah kuat atau tidaknya logam atau ulet tidaknya logam tersebut tergantung
pada stuktur pembentuk logam tersebut dan juga sifat kekerasan dari logam tersebut juga
sifat magnetik dari logam tersebut.
Proses Heat Treatment ini dilakukan dengan cara melunakan sebuah logam
dengan cara memanaskannya dengan suhu tertinggi atau maksimum dari benda tersebut
lalu di bentuk atau ditambahkan beberapa unsur agar mendapat karakteristik baru pada
logam tersebut lalu dilakukan sebuah proses pendinginan secara perlahan menggunakan
sarana pendingin seperti air, udara, dan lain-lain.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/edinamis/article/download/2635/1334
http://pttechnometalindustry.blogspot.co.id/2012/05/heat-treatment.html
http://jurnalmesin.petra.ac.id/index.php/mes/article/viewFile/16421/16413

Anda mungkin juga menyukai