1
Disampaikan Oleh:
ISHAK NURDIN
1
5.1 DEFINISI KEGAGALAN MATERIAL
1
lingkungan sekitarnya.
• Produk yang digunakan mengalami kondisi dan fungsi yang tidak
sewajarnya, tidak efisien dan tidak produktif.
A. DEFINISI
• Komponen atau produk dikatakan gagal apabila :
1. Tidak dapat digunakan atau tidak dapat dioperasikan.
2. Tidak berfungsi maksimal dan bahkan tidak berfungsi sama sekali.
3. Mengalami kerusakan dan menyebabkan tidak aman untuk digunakan
2
LanjutanBagianA-2
1
konstruksi pipa, dll.
• Pelaksanaan analisa Kegagalan : berfungsi untuk mengetahui
penyebab terjadinya kerusakan yang mendasar dan spesifik dari
peralatan, perlengkapan, proses dan material yang digunakan.
• Analisa kegagalan : sebagai fungsi pencegahan terjadinya
kerusakan yang berulang.
• Analisa kegagalan : bertujuan untuk memperbaiki desain,
pemilihan material yang tepat serta perbaikan perlakuan panas 3
terhadap sistem dan komponen.
5.2 JENIS-JENIS KEGAGALAN MATERIAL
1
5.2.1 KEGAGALAN MEKANIK
• Kegagalan mekanik berhubungan dengan kegagalan adanya tegangan,
puntiran, gesekan, efek dari adanya pembebanan.
• Tegangan : Pada saat proses Manufaktur (Tegangan Sisa pada saat pengelasan),
tegangan pada saat pemakaian.
Kegagalan akibat tegangan normal maksimum mencapai tingkat luluh
(umumnya terjadi pada material yang bersifat Getas).
Tegangan biaxial atau lebih mencapai kegagalan jika tegangan geser maksimum
mencapai tingkat tegangan luluh geser. ==== terjadi pada material yang ulet.
4
Lanjutan B.1 Kegagalan Mekanik……………………..
1
Retakan secara makropis :
1. Patah ulet
2. Patah getas
3. Patah lelah
4. Mulur (creep)
5. Patah Kombinasi Tegangan dan korosi
6. Cacat akibat Gesekan
5
1. Patah Ulet
• Bahan yang ulet, cenderung memiliki kekuatan tarik yang bagus.
• Patah yang disebabkan oleh adanya beban statis. Retak yang
menghasilkan patahan akan berhenti jika material tersebut tidak
mengalami pembebanan.
• Bentuk patahan lebih kasar dan sekitar patahan terjadi deformasi
plastis yang cukup besar, pada logam warna patahan agak kelabu.
1
• Kegagalan Keuletan suatu material dapat didefinisikan secara
kualitatif sebagai katahanan material terhadap pengaruh-
pengaruh yang menyebabkan terjadinya suatu retakan.
• Retak yang disebabkan adanya tegangan internal/setempat.
Tegangan σ= √(Evs / πa) (Mpa atau Psi)
Dimana : E = Modulus Young (Psi atau Mpa)
‘a : Panjang Retak (in atau m)
Vs : Energi yang dibutuhkan J/m2 atau lb/in2 6
Lanjutan Patah Ulet…..
1
• Kc, dapat dikatakan hubungan antara tegangan dan tegangan tarik
t = 2.5(Kic/YS)^2
1
8
2. Patah Getas
• Material yang memiliki sifat getas memiliki sifat yang keras. Retak yang
dialami akan menjalar lebih cepat jika dibandingkan dengan patahan ulet.
• Patah Getas berlangsung secara cepat pada saat mengalami
pembebanan. Hampir tidak terjadi deformasi plastis.
• Patahan Patah Getas umumnya disebabkan oleh:
1
1. Desain yang salah
2. Pemilihan Bahan
3. Teknik Fabrikasi
4. Kondisi alam
• Patah Rapuh/getas tidak ada hubungannya dengan ketebalan material.
• Pecah/Rapuh terjadi akibat pada pemakaian: Pertama pada tingkat tegangan
tertentu
• Pada Komponen bertekanan, kerapuhan dapat diuji dengan menggunakan
hidrotest. Dan pada material tertentu dapat diuji dengan menggunakan Palu
9
Charpy
Lanjutan …. Patah Getas
1
Ketiga element tersebut di atas tidak selamanya harus
bersamaan.
10
3. Patah Lelah/Fatik
1
pada titik tertentu yang menyebabkan terjadinya deformasi
plastis secara makro. Panas/suhu pada pusat tegangan akan
menimbulkan retak lelah yang akhirnya terjadi patahan.
Patah lelah juga dapat terjadi akibat menahan tegangan yang
cukup besar.
11
• Kekuatan Fatik : Kemampuan material atau part untuk bertahan
selama mengalami pembebanan atau tegangan.
• Retak Fatik/lelah dari suatu sistem dari tegangan siklik berlebihan
kadang-kadang terjadi dibawah kekuatan luluh statis.
• 80% Komponen mengalami kerusakan akibat Fatik yang
1
disebabkan oleh beban yang berfluktuasi.
• Tegangan Siklik terjadi akibat Mekanis atau Panas.
• 3 Faktor Dasar penyebab kerusakan Fatik
1. Bekerja pada tegangan tarik maksimum.
2. Fluktuasi tegangan yang besar.
3. Menerima beban siklis yang besar.
Faktor-faktor lain :
Konsentrasi tegangan, korosi, temperatur, struktur dan gabungan 12
tegangan.
Lanjutan Retak Fatik…..
1
• Pendeteksian dapat dilakukan dengan NDT dan Emisi Akustik.
• Desain Material === Hindari retak awal.
1
crack.
• Oleh karena Mulur tergantung Suhu, Waktu dan tegangan :
maka parameter ini harus dipertimbangkan. Misal 1.25 Cr
diatas 900 Deg. F
• Untuk mendeteksi crack akibat mulur dapat dilakukan dengan
metode LP (liquid Penetrant) dan UT, radiography dan
Metalography. 14
5. Kegagalan Kombinasi Tegangan dan Korosi:
Kegagalan diawali dengan retak pada titik konsentrasi tegangan
1
Cacat jenis ini terjadi akibat gaya gesek yang tinggi dan menyebabkan
suhu/Temperatur meningkat.
15
5.2.2 KEGAGALAN FISIS dan KEGAGALAN KIMIA
1
beban mekanik pada material.
• Contoh : Korosif pada Logam
16
KEGAGALAN MATERIAL
Defleksi Besar
KEGAGALAN Plastis > 0.2%
MEKANIK
1
KEGAGALAN AKIBAT
LINGKUNGAN
KESALAHAN DESAIN
KESALAHAN
1
PEMILIHAN BAHAN KERUSAKAN DINI
KESALAHAN PROSES
MANUFAKTUR
KESALAHAN
PEMAKAIAN
/PERAWATAN (KONDISI 18
SERVICES)
KEGAGALAN PARTS/KOMPONEN DISEBABKAN OLEH SIFAT DAN
1
KARAKTER BAHAN AKIBAT BEBAN KERJA
1
PATAH KENYAL
PATAH GETAS 20
Skema Patahan
• Patah Ulet dan Getas dilihat dari Skema Tegangan dan
Regangan
1
21
5.3.1. Kesalahan Desain
1
• Beban operasi parts atau komponen tergantung dari hasil
desain yang digunakan.
• Perhitungan ukuran dan bentuk ==== Penggunaan Produk.
• Memperhatikan Beban dan lingkungan kerja komponen.
• Efek dari Desain yang salah : Kerja yang dihasilkan tidak
maksimal.
22
5.3.2. Kesalahan Pemilihan Bahan
• Bahan dalam kegiatan produksi sangat penting.
• Pemilihan bahan yang tepat, sesuai dengan sifat dan perilaku
akan menghasilkan hasil produk yang berkualitas:
• Kualitas dapat diukur dari kinerja dan umur Pemakaian.
• Kesesuain penggunaan Bahan, menghasilkan umur pakai yang
panjang. Disamping itu akan memberikan hasil kerja yang
1
efektif dan efisien (Hasil kerja Produktif).
• Contoh Kasus, Pada konstruksi jembatan, diperlukan baja
tuang yang memiliki tingkat elongasi tinggi. Maka
direkomendasikan untuk tidak menggunakan bahan yang
memiliki sifat getas.
23
5.3.3. Kesalahan Dalam Proses Manufaktur
1
• Pemilihan Variabel dan perlakuan panas yang dilakukan
terhadap material menyebabkan perubahan struktur.
• Tegangan Sisa akibat pengelasan serta pemusatan tegangan
akibat proses machining dan abrasive.
• Pemilihan dan pemasangan sambungan yang tidak tepat,
terjadi pemusatan tegangan yang dapat menimbulkan crack
atau retak. 24
5.3.4. Kesalahan Pemakaian dan Perawatan
1
• Pemeriksaan dan Perawatan yang berkala, Dapat memberikan
jaminan terhadap keamanan kerja dari unit yang digunakan.
• Kesalahan pemakaian dan perawatan dapat disebabkan oleh faktor2
berikut:
1. Pemakaian produk yang tidak tepat
2. Penggunaan produk melebihi masa pakai.
3. Penggunaan Produk melebihi dari yang ditetntukan.
4. Hasil pelaksanaan servis yang tidak normal. 25
5. Kesalahan dalam pemilihan bahan perawatan.
5.4 ANALISA KEGAGALAN
Analisis Kegagalan
1
Tujuan Tindak Lanjut Hasil
perawatan
1. Observasi awal.
2. Pengumpulan Data dan pemilihan sample
3. Pemeriksaan awal (visual)
4. Melakukan Foto Makro (Posisi yang Rusak)
5. Melakukan Pengujian Tidak merusak (NDT)
6. Pengujian sifat mekanis
1
• 6.1 Pemilihan, identifikasi, dan penyiapan sample
• 6.2 Pemeriksaan makro (permukaan yg retak, retakan lanjutan, dll)
• 6.3 Pemeriksaan mikro dan analisa
• 6.4 Pemilihan dan penyiapan sample metalografi
• 6.5 Pemeriksaan dan analisis sample metalografi
• 6.6 Membuat Hipotesa terhadap mekanisme kerusakaan
• 6.7 Analisa kimia ( umum, lokal, produk korosi, dll )
• 6.8 Analisa mekanika kerusakan
• 6.9 Simulasi dengan kondisi operasi 27
7. Final Analysis (Menarik kesimpulan dalam bentuk Laporan)
Bagian-6
Pengaruh Sifat Material dan Proses Manufaktur
Terhadap Desain
6.1 Pengantar
• Kekuatan material terlihat akibat adanya:
1. Gaya Internal
2. Deformasi
3. Beban Luar.
1
• Akibat adanya beban dari luar, maka diperlukan gaya intern yang mampu
menahan atau mengimbangi beban tersebut. Gaya intern ini biasa
disebut Tegangan (Gaya tiap satuan luas).
• Beban kontinyu, homogen dan isotropis menjadi objek dalam
menganalisa kekuatan bahan. Kontinyu dianggap sebagai benda yang
tidak memiliki kekosongan atau rongga, homogen sebagai sifat yang sama
setiap titik. Dan isotropis sebagai gambaran sifat yang tidak dapat
berubah-ubah terhadap sumbu (arah dan orientasi).
28
• Kekuatan material dicerminkan oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh material.
Lanjutan…………….Sifat-Sifat Material
1
4. Sifat Pengerjaan
A. Sifat Mekanik:
Kemampuan suatu material menahan beban yang diderita baik
disebabkan beban tarik, beban luluh, beban puntir, beban gesek
dan beban kejut.
Ketangguhan, kekuatan, getas, liat, keausan dan kekerasan suatu
29
bahan sebagai gambaran sifat mekanik yang dimiliki oleh bahan.
• Bidang konstruksi, kekuatan tarik dan kekuatan luluh menjadi
parameter yang digunakan dalam perancangan.
• Tegangan Tarik yang timbul akibat adanya beban tarik
tergantung pada luasan permukaan.
1
σs= Pmaks/Ao (Psi)
30
• Kekuatan luluh tergantung pada beban dan kepekaan dalam
pengukuran regangan.
• Perubahan sifat plastis menjadi elastis yang terjadi secara
perlahan (sedikit demi sedikit) dan titik deformasi plastik
mulai terjadi seringkali sukar ditentukan dengan teliti.
1
• e= (L-Lo)/Lo
• Kekuatan luluh ditentukan pada regangan sebesar 0.002 yang
menggambarkan tegangan perubahan lokasi sudah mulai
bergerak.
31
B. Sifat Fisis
1
32
C. Sifat Kimia
1
galvanis, karat tanah, dll.
2. Karat Proses kimia : Karat asam, karat embun, karat merkuri
3. Karat Kombinasi : karat tegangan.
4. Karat kerusakan mekanis : Karat Gesek, karat lelah, karat
tumbukan.
5. Karat pada suhu tinggi: Oksidasi
33
Lanjutan ………..Sifat Kimia
• Prinsip Pencegahan Karat :
1. Perbaikan lingkungan yang korosif.
2. Prinsip netralisasi zat koroden.
3. Prinsip Perlindungan permukaan : Cat, metal coating, pelapisan
an organik, pembalutan (Wrapping)
1
4. Penggunaan Bahan tahan karat.
5. Perlindungan katodik dan anodik.
6. Penggunaan Zat pelambat karat
34
D. Sifat Pengerjaan
1
35
6.2 Pengaruh Sifat Material Terhadap Desain
1
4. Desain untuk bahan berkekuatan tinggi dan ketangguhan
rendah.
5. Desain untuk kelelahan.
6. Desain dibawah kondisi suhu tinggi
7. Desain untuk lingkungan tidak bersahabat.
36
Desain yang berhasil harus memperhatikan : Fungsi, sifat material dan
proses manufaktur.
1
elastisitas bahan dan momen inersia penampang. Pemilihan material
dengan Elatisitas tinggi dan disposisi material yang efisien sangat penting.
1
Desain, Pemilihan Bahan dan Proses Manufaktur adalah aktifitas yang
terkait erat dan tidak dapat dilakukan secara terpisah.
1
39
Bagian-7
Proses Pemilihan Material
Material yang digunakan dalam produk memiliki dampak
besar pada keberhasilan produk. Pemilihan material yang
tidak sempurna mengakibatkan kapasitas penjualan yang
buruk atau pengambilan atas produk.
1
Proses pemilihan material untuk komponen mengikuti
langkah- langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi persyaratan desain.
2. Mengidentifikasi kriteria pemilihan bahan.
3. Identifikasi material kandidat.
4. Mengevaluasi material kandidat. 40
5. Pemilihan material
Pemilihan material yang tepat dapat dilakukan
dengan memperhatikan:
1.Sifat dan Proses pemilihan.
2.Analisis persyaratan kinerja Material.
3.Pengembangan dan Evaluasi Solusi Alternatif.
1
4.Metode Biaya per unit.
5.Metode Bobot Properti.
6.Metode Batasan Properti.
7.Metode berbasis Komputer
8.Metode berdasarkan keterangan ahli.
41
Mengidentifikasi
Semua Menghilangkan
Kendala Fungsi, Teknis
Proses Proses yang tidak
dan Kualitas, Tujuan dan
(Start) dapat di kerjakan
Variabel Bebas
1
Ulang Dampak dari Menentukan
Proses dan Properti Proses Yang Paling
yang digunakan Ekonomis
42
43