Anda di halaman 1dari 43

Bagian -5 Kegagalan Material

1
Disampaikan Oleh:
ISHAK NURDIN

1
5.1 DEFINISI KEGAGALAN MATERIAL

• Industri konstruksi, fabrikasi, manufaktur dan rancang bangun otomotif


ingin menghasilkan nilai berkekuatan tinggi, bermutu dan yang paling
mendasar adalah memiliki nilai ekonomis dalam proses pembentukan dan
proses pemakaian.
• Nilai ekonomis atau nilai keuntungan yang menjadi faktor utama dalam
pencapaian proses pembentukan dan penggunaan, menyebabkan
beberapa regulasi tidak diperhatikan, Pemilihan bahan, proses , disain dan

1
lingkungan sekitarnya.
• Produk yang digunakan mengalami kondisi dan fungsi yang tidak
sewajarnya, tidak efisien dan tidak produktif.
A. DEFINISI
• Komponen atau produk dikatakan gagal apabila :
1. Tidak dapat digunakan atau tidak dapat dioperasikan.
2. Tidak berfungsi maksimal dan bahkan tidak berfungsi sama sekali.
3. Mengalami kerusakan dan menyebabkan tidak aman untuk digunakan
2
LanjutanBagianA-2

• Kegagalan material merupakan kondisi material atau komponen


tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan yang akan
menyebabkan kerugian terhadap komponen lainnya.
• Kegagalan meliputi komponen-komponen yang memiliki nilai
fungsi kerja, seperti rem, poros, pegas, chasis, bejana tekan,

1
konstruksi pipa, dll.
• Pelaksanaan analisa Kegagalan : berfungsi untuk mengetahui
penyebab terjadinya kerusakan yang mendasar dan spesifik dari
peralatan, perlengkapan, proses dan material yang digunakan.
• Analisa kegagalan : sebagai fungsi pencegahan terjadinya
kerusakan yang berulang.
• Analisa kegagalan : bertujuan untuk memperbaiki desain,
pemilihan material yang tepat serta perbaikan perlakuan panas 3
terhadap sistem dan komponen.
5.2 JENIS-JENIS KEGAGALAN MATERIAL

• Kegagalan Material menimbulkan efek dari segi fungsi dan biaya.


• Kegagalan material meliputi :
1. Kegagalan Mekanik
2. Kegagalan Fisis
3. Kegagalan Kimia
4. Kegagalan terhadap lingkungan.

1
5.2.1 KEGAGALAN MEKANIK
• Kegagalan mekanik berhubungan dengan kegagalan adanya tegangan,
puntiran, gesekan, efek dari adanya pembebanan.
• Tegangan : Pada saat proses Manufaktur (Tegangan Sisa pada saat pengelasan),
tegangan pada saat pemakaian.
 Kegagalan akibat tegangan normal maksimum mencapai tingkat luluh
(umumnya terjadi pada material yang bersifat Getas).
Tegangan biaxial atau lebih mencapai kegagalan jika tegangan geser maksimum
mencapai tingkat tegangan luluh geser. ==== terjadi pada material yang ulet.
4
Lanjutan B.1 Kegagalan Mekanik……………………..

• Kegagalan Mekanik akibat tegangan terjadi pada proses


pembuatan/permesinan (perlakuan panas, kekasaran
permukaan), Faktor material, ….
• Kegagalan mekanik umumnya ditandai dengan retakan yang
menjalar dan menyebabkan cacat.

1
Retakan secara makropis :
1. Patah ulet
2. Patah getas
3. Patah lelah
4. Mulur (creep)
5. Patah Kombinasi Tegangan dan korosi
6. Cacat akibat Gesekan
5
1. Patah Ulet
• Bahan yang ulet, cenderung memiliki kekuatan tarik yang bagus.
• Patah yang disebabkan oleh adanya beban statis. Retak yang
menghasilkan patahan akan berhenti jika material tersebut tidak
mengalami pembebanan.
• Bentuk patahan lebih kasar dan sekitar patahan terjadi deformasi
plastis yang cukup besar, pada logam warna patahan agak kelabu.

1
• Kegagalan Keuletan suatu material dapat didefinisikan secara
kualitatif sebagai katahanan material terhadap pengaruh-
pengaruh yang menyebabkan terjadinya suatu retakan.
• Retak yang disebabkan adanya tegangan internal/setempat.
Tegangan σ= √(Evs / πa) (Mpa atau Psi)
Dimana : E = Modulus Young (Psi atau Mpa)
‘a : Panjang Retak (in atau m)
Vs : Energi yang dibutuhkan J/m2 atau lb/in2 6
Lanjutan Patah Ulet…..

• Kegagalan keuletan merupakan perbandingan energi yang dikonsumsi terhadap


deformasi plastis yang terjadi. Namun, karena kekurang akuratan yang dihasilkan,
maka diberikan faktor intensitas tegangan, Ki.
• Kc merupakan nilai kritikal yang dihasilkan dari hubungan antara Faktor intensitas
tegangan (Kt) dan Faktor intensitas Kritikal suatu material. Dengan demikian Kc
tergantung pada ketebalan material.

1
• Kc, dapat dikatakan hubungan antara tegangan dan tegangan tarik

• Kc sebagai nilai kritikal, lebih besar dari Kt.


• Semakin tebal, maka Kc semakin kecil dan akan tercapai Nilai konstan minimum Kic.
• Dimana ketebalan t dapat dirumuskan

t = 2.5(Kic/YS)^2

Dan Tegangan σf dapat dirumuskan


7
σf = Kic/Y(πa)^1/2, dimana Y sebagai Faktor Koreksi
Contoh Soal

• Digambarkan Plat mengalami crack. Jika ketangguhan patah


material 27.5 Mpa m^1/2 dan tegangan luluh 400 Mpa, maka
kalkulasi tegangan patah dan perbandingan tengan luluh
untuk perbedaan nilai panjang Crack. Asumsi Y = 1

1
8
2. Patah Getas
• Material yang memiliki sifat getas memiliki sifat yang keras. Retak yang
dialami akan menjalar lebih cepat jika dibandingkan dengan patahan ulet.
• Patah Getas berlangsung secara cepat pada saat mengalami
pembebanan. Hampir tidak terjadi deformasi plastis.
• Patahan Patah Getas umumnya disebabkan oleh:

1
1. Desain yang salah
2. Pemilihan Bahan
3. Teknik Fabrikasi
4. Kondisi alam
• Patah Rapuh/getas tidak ada hubungannya dengan ketebalan material.
• Pecah/Rapuh terjadi akibat pada pemakaian: Pertama pada tingkat tegangan
tertentu
• Pada Komponen bertekanan, kerapuhan dapat diuji dengan menggunakan
hidrotest. Dan pada material tertentu dapat diuji dengan menggunakan Palu
9
Charpy
Lanjutan …. Patah Getas

• 3 Elemen yang penyebab terjadinya pecahan akibat


kerapuhan:
1. Tegangan triaksial
2. Temperatur yang rendah
3. Rate Regangan yang tinggi..

1
Ketiga element tersebut di atas tidak selamanya harus
bersamaan.

10
3. Patah Lelah/Fatik

Jika suatu material rusak akibat adanya pembebanan yang


berulang-ulang, maka kerusakan/patahan tersebut dikategorikan
sebagai patah lelah.
Patahan dapat terjadi dibawah kekuatan luluh material.
Dimana pada saat pembebanan, terjadi pemusatan tegangan

1
pada titik tertentu yang menyebabkan terjadinya deformasi
plastis secara makro. Panas/suhu pada pusat tegangan akan
menimbulkan retak lelah yang akhirnya terjadi patahan.
Patah lelah juga dapat terjadi akibat menahan tegangan yang
cukup besar.

11
• Kekuatan Fatik : Kemampuan material atau part untuk bertahan
selama mengalami pembebanan atau tegangan.
• Retak Fatik/lelah dari suatu sistem dari tegangan siklik berlebihan
kadang-kadang terjadi dibawah kekuatan luluh statis.
• 80% Komponen mengalami kerusakan akibat Fatik yang

1
disebabkan oleh beban yang berfluktuasi.
• Tegangan Siklik terjadi akibat Mekanis atau Panas.
• 3 Faktor Dasar penyebab kerusakan Fatik
1. Bekerja pada tegangan tarik maksimum.
2. Fluktuasi tegangan yang besar.
3. Menerima beban siklis yang besar.
Faktor-faktor lain :
Konsentrasi tegangan, korosi, temperatur, struktur dan gabungan 12
tegangan.
Lanjutan Retak Fatik…..

• Retak lelah siklus tinggi === Getaran berlebihan (Contoh


Mesin)
• Retak lelah siklus rendah ==== Berhubungan dengan
pemanasan dan pendinginan. (Contoh Pipa Boiler)
• Temperatur Naik == Tegangan Fatik Logam menurun.

1
• Pendeteksian dapat dilakukan dengan NDT dan Emisi Akustik.
• Desain Material === Hindari retak awal.

4. Retak Mulur (Creep)


Mulur merupakan peristiwa terjadinya deformasi plastis
yang cukup besar. Terjadi pada komponen yang bekerja pada 13
suhu yang tinggi.
Lanjutan Retak Mulur…..

• Mulur/Creep Tergantung Pada : Waktu, Temperatur dan


tegangan.
• Mulur terjadi akibat adanya perubahan lokasi butiran/struktur
mikro logam dalam masa waktu tegangan berlangsung.
• Interaksi antara mulur dan Fatik akan mempercepat terjadinya

1
crack.
• Oleh karena Mulur tergantung Suhu, Waktu dan tegangan :
maka parameter ini harus dipertimbangkan. Misal 1.25 Cr
diatas 900 Deg. F
• Untuk mendeteksi crack akibat mulur dapat dilakukan dengan
metode LP (liquid Penetrant) dan UT, radiography dan
Metalography. 14
5. Kegagalan Kombinasi Tegangan dan Korosi:
Kegagalan diawali dengan retak pada titik konsentrasi tegangan

6. Cacat akibat gesekan.


Cacat akibat gesekan terjadi pada komponen mengalami gerakan yang
menyebabkan rongga dan terjadi keausan.

1
Cacat jenis ini terjadi akibat gaya gesek yang tinggi dan menyebabkan
suhu/Temperatur meningkat.

15
5.2.2 KEGAGALAN FISIS dan KEGAGALAN KIMIA

• Kegagaln Fisis : Kegagalan yang dialami oleh Material akibat


dari konduktifitas thermal dan perubahan struktur material.
• Kegagalan Kimia : Adanya rekasi kimia dengan parts/material
terhadap lingkungan sekitar
• Kegagalan Fisis dan mekanis, umumnya diawali akibat adanya

1
beban mekanik pada material.
• Contoh : Korosif pada Logam

16
KEGAGALAN MATERIAL

BEBAN Statik Defleksi Kecil


Elastis < 0.2%

Defleksi Besar
KEGAGALAN Plastis > 0.2%
MEKANIK

1
KEGAGALAN AKIBAT
LINGKUNGAN

METODE ULTRASONIK, RG,


PEMERIKSAAN MAGNETIC
TIDAK MERUSAK PARTIKEL, DLL
17
5.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEGAGALAN MATERIAL

KESALAHAN DESAIN

KESALAHAN

1
PEMILIHAN BAHAN KERUSAKAN DINI

KESALAHAN PROSES
MANUFAKTUR

KESALAHAN
PEMAKAIAN
/PERAWATAN (KONDISI 18
SERVICES)
KEGAGALAN PARTS/KOMPONEN DISEBABKAN OLEH SIFAT DAN

1
KARAKTER BAHAN AKIBAT BEBAN KERJA

Pertimbangan Ekonomis, menyebabkan perubahan Desain,


pemilihan bahan yang tidak sesuai persyaratan dan juga
pemakaian Mesin produksi yang tidak standar.
19
Bentuk Patahan Kenyal dan Getas

1
PATAH KENYAL

PATAH GETAS 20
Skema Patahan
• Patah Ulet dan Getas dilihat dari Skema Tegangan dan
Regangan

1
21
5.3.1. Kesalahan Desain

• Desain merupakan Perencanaan Bentuk yang dibuat dan


dipersiapkan sebelum kegiatan produksi.
• Desain terkait dengan ukuran, bentuk dan bahan yang
digunakan.
• Desain produk terkait dengan kondisi operasi.

1
• Beban operasi parts atau komponen tergantung dari hasil
desain yang digunakan.
• Perhitungan ukuran dan bentuk ==== Penggunaan Produk.
• Memperhatikan Beban dan lingkungan kerja komponen.
• Efek dari Desain yang salah : Kerja yang dihasilkan tidak
maksimal.
22
5.3.2. Kesalahan Pemilihan Bahan
• Bahan dalam kegiatan produksi sangat penting.
• Pemilihan bahan yang tepat, sesuai dengan sifat dan perilaku
akan menghasilkan hasil produk yang berkualitas:
• Kualitas dapat diukur dari kinerja dan umur Pemakaian.
• Kesesuain penggunaan Bahan, menghasilkan umur pakai yang
panjang. Disamping itu akan memberikan hasil kerja yang

1
efektif dan efisien (Hasil kerja Produktif).
• Contoh Kasus, Pada konstruksi jembatan, diperlukan baja
tuang yang memiliki tingkat elongasi tinggi. Maka
direkomendasikan untuk tidak menggunakan bahan yang
memiliki sifat getas.

23
5.3.3. Kesalahan Dalam Proses Manufaktur

• Proses Manufaktur : Pelaksanaan kegiatan dalam


pengembangan produk maupun pembuatan produk baru.
• Kegiatan ini terkait dengan pemotongan, penyambungan,
permesinan, pemasangan dan proses finishing
• Kesalahan Proses manufaktur terkadang tidak disadari.

1
• Pemilihan Variabel dan perlakuan panas yang dilakukan
terhadap material menyebabkan perubahan struktur.
• Tegangan Sisa akibat pengelasan serta pemusatan tegangan
akibat proses machining dan abrasive.
• Pemilihan dan pemasangan sambungan yang tidak tepat,
terjadi pemusatan tegangan yang dapat menimbulkan crack
atau retak. 24
5.3.4. Kesalahan Pemakaian dan Perawatan

• Pemakaian dan Perawatan sangat penting dalam menjaga umur


pakai produk.
• Umur produk yang tidak sesuai dengan umur pakai yang didesain,
dapat dikatakan bahwa produk tersebut dikatakan gagal atau tidak
maksimal.

1
• Pemeriksaan dan Perawatan yang berkala, Dapat memberikan
jaminan terhadap keamanan kerja dari unit yang digunakan.
• Kesalahan pemakaian dan perawatan dapat disebabkan oleh faktor2
berikut:
1. Pemakaian produk yang tidak tepat
2. Penggunaan produk melebihi masa pakai.
3. Penggunaan Produk melebihi dari yang ditetntukan.
4. Hasil pelaksanaan servis yang tidak normal. 25
5. Kesalahan dalam pemilihan bahan perawatan.
5.4 ANALISA KEGAGALAN

Analisis Kegagalan

1
Tujuan Tindak Lanjut Hasil
perawatan

• Mencegah Terjadinya Kerusakan


Dini.
• Menetahui Penyebab Kerusakan.
• Mendapatkan Jaminan terhadap:
pemakaian, Kualitas/kehandalan,
Keamanan
26
5.4.1 Tahapan Analisa Kegagalan

1. Observasi awal.
2. Pengumpulan Data dan pemilihan sample
3. Pemeriksaan awal (visual)
4. Melakukan Foto Makro (Posisi yang Rusak)
5. Melakukan Pengujian Tidak merusak (NDT)
6. Pengujian sifat mekanis

1
• 6.1 Pemilihan, identifikasi, dan penyiapan sample
• 6.2 Pemeriksaan makro (permukaan yg retak, retakan lanjutan, dll)
• 6.3 Pemeriksaan mikro dan analisa
• 6.4 Pemilihan dan penyiapan sample metalografi
• 6.5 Pemeriksaan dan analisis sample metalografi
• 6.6 Membuat Hipotesa terhadap mekanisme kerusakaan
• 6.7 Analisa kimia ( umum, lokal, produk korosi, dll )
• 6.8 Analisa mekanika kerusakan
• 6.9 Simulasi dengan kondisi operasi 27
7. Final Analysis (Menarik kesimpulan dalam bentuk Laporan)
Bagian-6
Pengaruh Sifat Material dan Proses Manufaktur
Terhadap Desain
6.1 Pengantar
• Kekuatan material terlihat akibat adanya:
1. Gaya Internal
2. Deformasi
3. Beban Luar.

1
• Akibat adanya beban dari luar, maka diperlukan gaya intern yang mampu
menahan atau mengimbangi beban tersebut. Gaya intern ini biasa
disebut Tegangan (Gaya tiap satuan luas).
• Beban kontinyu, homogen dan isotropis menjadi objek dalam
menganalisa kekuatan bahan. Kontinyu dianggap sebagai benda yang
tidak memiliki kekosongan atau rongga, homogen sebagai sifat yang sama
setiap titik. Dan isotropis sebagai gambaran sifat yang tidak dapat
berubah-ubah terhadap sumbu (arah dan orientasi).
28
• Kekuatan material dicerminkan oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh material.
Lanjutan…………….Sifat-Sifat Material

Sifat-Sifat Material dapat dilihat dari :


1. Sifat Mekanik
2. Sifat Fisis
3. Sifat Kimia

1
4. Sifat Pengerjaan

A. Sifat Mekanik:
Kemampuan suatu material menahan beban yang diderita baik
disebabkan beban tarik, beban luluh, beban puntir, beban gesek
dan beban kejut.
Ketangguhan, kekuatan, getas, liat, keausan dan kekerasan suatu
29
bahan sebagai gambaran sifat mekanik yang dimiliki oleh bahan.
• Bidang konstruksi, kekuatan tarik dan kekuatan luluh menjadi
parameter yang digunakan dalam perancangan.
• Tegangan Tarik yang timbul akibat adanya beban tarik
tergantung pada luasan permukaan.

1
σs= Pmaks/Ao (Psi)

• Untuk bahan yang liat kekuatan tarik tergantung pada beban


maksimum yang diderita.
• Perhitungan kekuatan tarik suatu logam dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan faktor keamanan dan mengidentifikasi
komposisi yang dimiliki oleh logam.

30
• Kekuatan luluh tergantung pada beban dan kepekaan dalam
pengukuran regangan.
• Perubahan sifat plastis menjadi elastis yang terjadi secara
perlahan (sedikit demi sedikit) dan titik deformasi plastik
mulai terjadi seringkali sukar ditentukan dengan teliti.

1
• e= (L-Lo)/Lo
• Kekuatan luluh ditentukan pada regangan sebesar 0.002 yang
menggambarkan tegangan perubahan lokasi sudah mulai
bergerak.

31
B. Sifat Fisis

• Sifat Fisis Material : Sifat yang berhubungan dengan titik lebur,


kepadatan bahan dan sifat daya hantar listrik dan panas.
Tabel : Titik Lebur Logam

1
32
C. Sifat Kimia

• Sifat kimia Material, khusunya logam ditunjukkan terjadinya


karat pada permukaan logam atau pada daerah yang
mengalami Cacat.
Jenis-Jenis Karat :
1. Karat Proses elektrokimia : Karat atmosfeer, karat air laut, karat

1
galvanis, karat tanah, dll.
2. Karat Proses kimia : Karat asam, karat embun, karat merkuri
3. Karat Kombinasi : karat tegangan.
4. Karat kerusakan mekanis : Karat Gesek, karat lelah, karat
tumbukan.
5. Karat pada suhu tinggi: Oksidasi

33
Lanjutan ………..Sifat Kimia
• Prinsip Pencegahan Karat :
1. Perbaikan lingkungan yang korosif.
2. Prinsip netralisasi zat koroden.
3. Prinsip Perlindungan permukaan : Cat, metal coating, pelapisan
an organik, pembalutan (Wrapping)

1
4. Penggunaan Bahan tahan karat.
5. Perlindungan katodik dan anodik.
6. Penggunaan Zat pelambat karat

34
D. Sifat Pengerjaan

• Sifat yang berhubungan dengan pengerjaan khususnya logam,


seperti proses perlakuan panas, proses

• Tabel : Sifat-sifat Umum Material

1
35
6.2 Pengaruh Sifat Material Terhadap Desain

Sifat-sifat Material pada desain meliputi:


1. Komponen Geometri
2. Desain untuk kekuatan statis
3. Desain untuk kekakuan (Stiffnes)

1
4. Desain untuk bahan berkekuatan tinggi dan ketangguhan
rendah.
5. Desain untuk kelelahan.
6. Desain dibawah kondisi suhu tinggi
7. Desain untuk lingkungan tidak bersahabat.

36
Desain yang berhasil harus memperhatikan : Fungsi, sifat material dan
proses manufaktur.

Geometri komponen dapat menyebabkan konsentrasi tegangan yang dapat


menyebabkan sumber kegagalan, terutama pada material berkekuatan
tinggi dan dibawah beban fatik.

Kekakuan komponen di bawah lentur sebanding dengan konstanta

1
elastisitas bahan dan momen inersia penampang. Pemilihan material
dengan Elatisitas tinggi dan disposisi material yang efisien sangat penting.

Dalam merancang ketahanan lelah, desainer harus mempertimbangkan


kekuatan lelah bahan serta ukuran dan bentuk komponen atau struktur,
jenis beban dan keadaan tegangan, metode fabrikasi serta pengoperasian.

Penyebab kegagalan dilingkungan yang tidak bersahabat dapat dihindari


dengan mematuhi aturan sesuai seperti menghindari kontak listrik antara
metal yang berbeda. 37
6.3 Pengaruh Proses Manufaktur Terhadap Desain

Hubungan Proses Manufaktur dan desain meliputi:


1. Desain untuk komponen Cor.
2. Desain untuk komponen Plastik yang dicetak.
3. Desain untuk Komponen metalurgi serbuk
4. Desain untuk komponen lembaran logam.
5. Desain yang melibatkan proses penyambungan.
6. Desain yang melibatkan perlakuan panas.
7. Desain yang melibatkan proses permesinan.

1
Desain, Pemilihan Bahan dan Proses Manufaktur adalah aktifitas yang
terkait erat dan tidak dapat dilakukan secara terpisah.

Pengecoran sangat cocok untuk bagian yang mengandung rongga


internal yang tidak dapat diakses, terlalu rumit atau terlalu besar untuk
dengan mudah diproses/diproduksi dengan permesinan.

Proses kompresi, transfer dan pencetakan injeksi biasanya digunakan 38


untuk cetakan bagian plastic. Desain yang salah dapat menyebabkan
tekanan internal dan lengkungan pada produk jadi.
Bagian yang ditempa memiliki struktur tempa yang biasanya kuat dan lebih
ulet dari produk cor.
Teknik metallurgy serbuk dapat digunakan untuk menghasilkan sejumlah
besar bagian kecil hingga akhir tanpa proses permesinan. Umumnya
diguanakan pada paduan logam, keramik dan komposit.

Pengelasan banyak diaplikasikan pada baja, boiler dan chasis mobil.


Struktur yang dilas, seringkali mengalami kegagalan.

1
39
Bagian-7
Proses Pemilihan Material
Material yang digunakan dalam produk memiliki dampak
besar pada keberhasilan produk. Pemilihan material yang
tidak sempurna mengakibatkan kapasitas penjualan yang
buruk atau pengambilan atas produk.

1
Proses pemilihan material untuk komponen mengikuti
langkah- langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi persyaratan desain.
2. Mengidentifikasi kriteria pemilihan bahan.
3. Identifikasi material kandidat.
4. Mengevaluasi material kandidat. 40
5. Pemilihan material
Pemilihan material yang tepat dapat dilakukan
dengan memperhatikan:
1.Sifat dan Proses pemilihan.
2.Analisis persyaratan kinerja Material.
3.Pengembangan dan Evaluasi Solusi Alternatif.

1
4.Metode Biaya per unit.
5.Metode Bobot Properti.
6.Metode Batasan Properti.
7.Metode berbasis Komputer
8.Metode berdasarkan keterangan ahli.
41
Mengidentifikasi
Semua Menghilangkan
Kendala Fungsi, Teknis
Proses Proses yang tidak
dan Kualitas, Tujuan dan
(Start) dapat di kerjakan
Variabel Bebas

Melakukan Pengecekan Mencari/

1
Ulang Dampak dari Menentukan
Proses dan Properti Proses Yang Paling
yang digunakan Ekonomis

Melakukan Proses Produksi (Akhir Proses)

42

Flowchart Prosedur Pemilihan Proses


1
Hubungan antara Fungsi, Material, Bentuk dan Proses

43

Anda mungkin juga menyukai