Abstrak
Dalam dunia industri, sering kita temukan komponen mesin yang mengalami suatu kegagalan karena tegangan
yang berulang atau berfluktuasi. Prilaku yang paling istimewa dari kegagalan ini adalah tegangan tersebut terjadi
berulang-ulang dalam waktu yang lama. Kegagalan ini disebut kegagalan lelah (fatique allure) bila bagian mesin
gagal secara statis, hal ini dapat terlihat dan memberi peringatan pendahuluan sebab biasanya bagian itu
menghasilkan suatu lendutan yang besar, karena tegangan telah melampaui kekuatan lelah sehingga bagian
tersebut, biasadiganti sebelum patahan yang sebenarnya terjadi.Spesimen uji fatik ini menggunakan bahan
kuningan yellow brass C85700 dengan jumlah spesimen 10 buah. Proses pengambilan data dilakukan dengan
mengubah beban pada mesin uji fatik dengan memperhitungkan besarnya endurance limit. Beban yang dipakai
16 kg, 18 kg dan 20 kg dengan besarnya tegangan 25,28 kg/mm², 28,44 kg/mm², dan 31,60 kg/mm² sehingga
terjadi patah lelah. Hasil pengujian didapat jumlah siklus untuk pembebanan tersebut adalah 1780859, 554043
dan 3337725. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai patahan pada spesimen berbanding terbalik
dengan besarnya beban.
49
5.2 Pemilihan Bahan Dan Dimensi Spesimen 7. Motor mati secara otomatis saat benda uji
mengalami gagal lelah atau dengan cara
Spesimen yang digunakan adalah paduan kuningan menekan switch off
yellow brass C85700 8. Lihat angka pada Counter pada saat terjadi
kegagalan
9. Mencatat jumlah siklus (N) pada counter saat
terjadi kegagalan
10. Untuk menambah beban lakukan dengan hati-
hati
11. Lakukan langkah pengujian 1 atau 9 utuk
pengujian spesimen pada tiap tingkat beban
18 kg dan 20 kg.
Gambar 2. Dimensi spesimen benda uji 12. Setelah melakukan pengujian lepaskan benda
uji dan beban, bereskan alat uji dan tempat
5.3 Peralatan Pengujian kerja.
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan lelah dari spesimen adalah Mesin Uji Fatik C. Pelaksanaan Pengujian
Tipe single Rotating Bending. Alat yang digunakan Pengujian dilaksanakan dengan pengaruh
untuk mengamati keretakan yang terjadi pada lingkungan (kelembaban dan temperatur) dianggap
permukaan spesimen digunakan photo. tidak signifikan. Dimensi dari semua spesimen uji
Peralatan bantu lain yang digunakan adalah dianggap sama.Tingkat kekasaran permukaan
Vernier Calipers untuk mengetahui dan memastikan spesimen uji dianggap sama, sedangkan pengaruh
ukuran spesimen uji, Tachometer infra red untuk faktor putaran dan getaran dikurangi semaksimal
mengetahui putaran poros tempat spesimen berputar. mungkin dengan pemasangan spesimen center pada
Pemasangan spesimen pada poros alat uji poros. Pemberian beban sesuai perhitungan kekuatan
diasumsikan centre dan silindris, kunci allen untuk lelah dari data sifat mekanik bahan dan dengan
mengencangkan baut pengikat speimen pada bearing melakukan pengujian awal sampai didapat tingkat
house, kunci collet dan kunci adjusting wrench untuk pembebanan yang sesuai, masing-masing pada siklus
memasang dan mengencangkan spesimen pada collet. pembebanan yang berbeda mulai dari N = 10² sampai
batas ketahanan N = 10⁶ pada satu lingkungan
5.4 Prosedur Pengujian Fatik pengujian. Putaran motor konstan 1445 rpm untuk
Tujuan dari uji fatik adalah untuk mengetahui mendapatkan pengaruh beban terhadap bahan uji.
karakteristik material yang berhubungan dengan beban Jumlah siklus spesimen uji dihitung menggunakan
dinamis yaitu kekuatan fatik atau fatik limit. counter atau tachometer infra merah sampai spesimen
Pengujian dilakukan dengan mesin uji fatik tipesingle patah dan untuk spesimen yang tidak patah melewati
rotating bending. N = 10⁷ pengujian dihentikan dan dianggap spesimen
A. Langkah Persiapan tidak akan mengalami perpatahan lagi.
1. Persiapan alat dan bahan pengujian Pada satu beban pengujian (satu tingkat beban)
2. Periksalah kondisi peralatan, apakah dilakukan pengujian terhadap 3 (tiga) buah spesimen
seluruhnya dalam keadaan baik. untuk memperoleh minimal 3 (tiga) buah titik
3. Semua tombol listrik pada panel pengaturan pengujian pada kurva S-N sesuai standar pengujian
pada posisi of fatik. Tingkat beban terdiri dari 3 (tiga) tingkat
4. Periksa counter pada posisi angka nol. sehingga jumlah spesimen keseluruhan adalah 9
(sembilan) buah.
B. Langkah Pengujian
6. Hasil dan Pembahasan
1. Hubungkang motor ke panel listrik dari PLN
dengan menggunakan tegangan 220 volt. 6.1 Pembahasan
2. Pasangkan spesimen dengan cara menggeser Pengujian terhadap kekuatan lelah kuningan
bearing house sebelah kiri kemudian yellow brass C85700 telah dilakukan dengan beban
masukan poros spesimen kedalam inner bervariasi yaitu 16 kg, 18 kg dan 20 kg, menggunakan
bearing dan poros spesimen sebelah kanan mesin uji fatik model single rotating bending.
pada collet kencangkan baut pengikatnya.
3. Pasangkan beban pemberat pada gantungan 6.2 Pengolahan Data Hasil Pengujian
seberat 16 kg. Berikut ini data dan hasil pengolahan dari
4. Pastikan counter pada posisi nol. pengujian fatik menggunakan matrial kuningan yellow
5. Hidupkan motor penggerak dengan cara brass C85700 dengan variasi beban 16 kg, 18 kg dan
menekan switch on 20 kg, dengan menggunakan contoh perhitungan
6. Biarkan motor berputar sehingga benda uji dibawah ini maka besarnya tegangan (σ) dapat
patah lelah pada jumlah siklus (N) tertentu. diketahui.
50
6.3 Analisa
Contoh : Perhitungan untuk mengetahui besarnya Untuk memudahkan dalam menganalisa data hasil
tegangan (σ) matrial aluminium adalah sebagai pengujian fatik maka dibuat grafik dari hasil
berikut: pengolahan data, berikut ini grafik hasil pengujian
Spesimen Uji Fatik 1 (beban 16 kg) fatik dimana data yang dimasukan berupa besarnya
Diketahui = Bahan kuningan yellow brass C85700 tegangan vs beban dan tegangan vs siklus lelah N.
Diameter benda uji d = 10 mm a. Analisa Grafik
Panjang dari bearing ke dudukan a = 155 mm 1. Grafik tegangan ( σ ) vs Beban ( F )
Beban P = 16 Kg
Putaran motor lisrik n = 1445 rpm σ ( Kg/mm2)
Jumlah putaran siklus N = 977522
40
Ditanyakan :
Berapa besarnya Tegangan σ ? 20 28.44 31.6
25.28
Penyelesaian :
32𝐹𝑎 32 . 16𝑘𝑔 . 155 𝑚𝑚 0
σ= 3 = 3 = 25,28 kg/mm²
𝜋𝑑 3,14 . 10 𝑚𝑚²
16 18 20
Jadi besarnya tegangan adalah = 25,28 kg/mm²
Hasil dari perhitungan spesimen satu pada beban 16
F ( Kg )
kg didapatkan hasil pengujian tegangan sebesar
Gambar 3.Grafik hubungan antara tegangan vs
25,28 kg/mm². beban
Dengan menggunakan cara dan perhitungan
yang sama maka data untuk spesimen yang lainya
Pada Gambar 2 terlihat bahwa garis kurva
didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel 4.1
tegangan lelah 31,60 kg/mm² denganbeban 20 kg lebih
dibawah ini.
tinggi dari titik kurva tegangan 28,44 kg/mm² dengan
Dengan menggunakan cara dan perhitungan yang
beban 18 kg, garis titik kurva 28,44 kg/mm² lebih
sama maka data untuk spesimen yang lainya
tinggi dari titik kurva pada tegangan 25,28 kg/mm²
didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel 1 dibawah
pada beban 16 kg. Hal ini menujukan bahwa besarnya
ini. tegangan lelah kuningan yellow brass C85700
Tabel 1 Datapengolahan pengujian fatik dipengaruhi oleh peningkatan variasi beban, semakin
tinggi variasi beban semakin tinggi pula tegangan
Dimensi
Kode Spesime lelah kuningan sehingga kegagalan lebih cepat dengan
Spsspesime n F n σ N N rata - meningkatnya variasi beban.
n rata
a d
144 15 25, 9775 2. Grafik Tegangan ( σ ) vs Siklus (N )
A1 16 10
5 5 28 22 σ ( Kg/mm2)
144 15 25, 1428
A2 16 10 1780859,34
5 5 28 507 35
A3
144
5
16
15
5
10
25,
28
2936
549
σ( Kg/mm 2
333725
)
144 15 28, 2934 30 554043.66
B1 18 10
5 5 44 27 1780859.34
144 15 28, 6273 554043,6 25
B2 18 10
5 5 44 86 6
144 15 28, 7412
B3 18 10 20
5 5 44 91
144 15 31, 3953
C1 20 10
5 5 60 55 15
144 15 31, 2758
C2 20 10 333725
5 5 60 00
144 15 31, 3300 10
C3 20 10
5 5 60 20
5
Keterangan :
n : Putaran Motor (rpm) 0
F : Beban (kg / mm²) 0 300,000 600,000 900,000 1,200,000 1,500,000 1,800,000
a : Jarak dari bearing ke tengah titik center (mm)
d : diameter spesimen (mm) N (Siklus)
σ : Tegangan (kg / mm²) Gambar 4. Hubungan antara tegangan vs siklus N
N: jumlah cycles
t : Waktu gagal patah (det) Pada gambar 3 terlihat bahwa garis kurva
tegangan lelah 31,60 kg/mm² menghasilkan jumlah
siklus N sebesar 333725 garis kurva titik 28,44
51
kg/mm² menghasilkan jumlah siklus N sebesar Ferdinand LS & Andrew P.(1984): Kekuatan Bahan,
554043,66 garis kurva titik 25,28 kg/mm² Terjemahan Darwin Sebayang, Edisi Ketiga,
menghasilkan jumlah siklus N sebesar 1780859,34. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hal ini menujukan bahwa besarnya tegangan Taufik, A,. (2000): Aplikasi MekanikaRetakan Pada
lelah kuningan berbanding terbalik dengan julah siklus Analisis Kegagalan Logam, ITB,Bandung
N yang dibutuhkan untuk mengalami kegagalan lelah, Zulhanif.(2002) Teses: Pengaruh Implantasi Ion
semakin besar tegangan kekuatan lelah semakin kecil Cromium Terhadap Ketahanan Fatique
jumlah siklus N untuk terjadinya kegagalan lelah, dan BajaKarbo Rendah .Yogyakarta Universitas
sebaliknya semakin kecil tegangan semakin semakin Gadjah Mada
besar jumlah siklus N, sehingga kuningan tidak
terdapat batas lelah yang segnifikan, memiliki kurva
dengan gradien yang turun sedikit demi sedikit sejalan Daftar Riwayat Hidup
dengan bertambahnya jumlah siklus
Nama : Ade Irvan Tauvana, ST,. M.Eng,
7. Kesimpulan dan Saran Tempat/ Tanggal Lahir : Ciamis, 2 Januari 1979
Pendidikan Terakhir: S2 Teknik MesinUniversitas
7.1 Kesimpulan Gadjah Mada
Jabatan Terakhir:Dosen/ Sekertaris Program Studi
Dari hasil pengujian diketahui bahwa: Teknik MesinPoliteknik Enjinering Indorama
7.2 Saran
Daftar Pustaka
52