1, April 2010 : 9 -
16
1. Pendahuluan
Keausan pahat akan timbul dengan sendirinya seperti adhesi [21,22], abrasi [14,20], dissolusi [14]
dalam proses pemotongan logam. Kompleksitas dan diffusi [12,13].
yang mengelilingi keausan pahat bersumber dari Suhu pemotongan, kondisi kontraksi dan tekanan
berbagai faktor meliputi material yang diproses, pada permukaan alat kerja dan pahat, mempengaruhi
alat pemesinan, alat potong, pendingin dan keausan alat dan mekanisme keausan [23,5]. Hampir
kondisi pemotongan. Selama pemesinan, alat seluruh energi pemotongan diubah menjadi panas
potong berinteraksi langsung dengan material. melalui proses gesekan, antara geram dengan pahat
Geram dihasilkan dengan mengikis material, dan antara pahat dengan benda kerja, serta proses
sementara panas yang terbentuk dari deformasi perusakan molekular atau ikatan atom pada bidang
plastis dari material dan gesekan antarpermukaan geser (shear plane). Panas ini sebagian besar terbawa
material dan alat potong dipindahkan ke alat oleh geram, sebagian merambat melalui pahat dan
potong. Ketergantungan pada pendekatan empiris sisanya mengalir melalui benda kerja menuju
untuk memahami dan memperkirakan keausan kesekeliling. Karena tekanan yang besar akibat gaya
pahat berasal dari ketidakmampuan untuk pemotongan serta temperatur yang tinggi maka
mengamati kondisi fisik dan mengidentifikasi permukaan aktif dari pahat akan mengalami keausan.
mekanisme yang tepat dibalik keausan pahat. Keausan tersebut makin lama makin membesar yang
Dalam model empiris, ketahanan terhadap selain memperlemah pahat juga akan memperbesar
hilangnya material akibat adanya kontak gaya pemotongan sehingga dapat menimbulkan
permukaan dari sebuah komponen, menjadi kerusakan fatal.
pertimbangan dalam perhitungan dengan
persamaan empiris. Mekanisme keausan pahat
telah diidentifikasi dan diklasifikasikan,
diantaranya adhesi [8,9], abrasi [10,11,9], difusi 2. Macam- macam Keausan Alat Potong
[12,13] dan dissolusi [14,15], reaksi kimia Keausan didefinisikan oleh ASTM sebagai kerusakan
[16,17] dan oksidasi [9]. permukaan benda yang secara umum berhubungan
Keausan tepi (flank wear) bermula dari aksi dengan peningkatan hilangnya material yang
abrasive pada fase kedua pada material disebabkan oleh pergerakan relatif benda dan sebuah
[19,20,10], sementara keausan kawah (crater substansi kontak [24]. Pada pengertian yang lebih
wear) diketahui sebagai kombinasi yang luas, keausan adalah kerusakan permukaan atau
kompleks dari berbagai mekanisme keausan kontak material dari satu atau kedua permukaan
secara rolling, relative sliding, atau gerakan yang
9
menghentak (impact motion) [25]. 2. keausan tersebut berbanding pada jarak gesekan.
Sebuah pahat gagal dengan tiga macam cara yang 3. keausan tersebut berbanding terbalik dengan
berbeda; perpatahan nyata, deformasi plastis dan kekerasan yang telah diauskan.
keausan bertahap [26]. Dua cara pertama Hukum keausan adhesi Holm-Archard adalah
mewakili kegagalan dini dari pahat. Keausan
bertahap adalah hal yang tidak dapat dicegah dan kLx (1)
biasanya telah diperkirakan secara alami pada V p
skenario khusus pemotongan logam.
Tipe-tipe keausan berikut diidentifikasi pada alat dimana V adalah volume dari keausan per jarak
potong titik tunggal seperti ditunjukkan pada gesekan, k adalah konstanta probabilitas, L adalah
Gambar 1: (a) keausan flank, (b) keausan crater, muatan antara permukaan, x adalah jarak gesek dan p
(c) keausan notch, (d) keausan nose radius, (e) adalah kekerasan dari permukaan yang diauskan.
patahan thermal, (f) patahan parallel, (g) Built-
Up Edge (BUE), (h) deformasi plastis nyata, (i) Abrasi
edge chipping, (j) chip hammering dan (k) Keausan abrasive terjadi ketika permukaan kasar
perpatahan nyata. Tempat dan bentuk sebenarnya yang keras dan atau permukaan yang mengandung
dari keausan akan bervariasi tergantung pada partikel keras menggesek bagian atas dari permukaan
operasi pemesinan. yang lunak [6]. Pada keausan pahat, keausan
abrasive adalah pemindahan dari material pahat oleh
fase abrasive yang keras pada material kerja. Fase
abrasive dengan morfologi yang kompleks dapat
menghasilkan abrasi 2-body sementara abrasive
dengan morfologi yang sederhana menghasilkan
abrasi 3-body. Model abrasi 2-body [40,41] dapat
dinyatakan dengan
,
P
sebelumnya. Setelah melalui berbagai percobaan, 5.3
p1 P2 a
10
1. keausan tersebut berbanding langsung dengan V3body 2.43p P1 , 1 P
1.25
muatan antara permukaan yang berinteraksi. 1 2 a
11
Mekanisme Keausan Pahat pada Proses Pemesinan (Zaenal Abidin)
adalah kekerasan dari abrasive. cukup untuk mengubah pearlite menjadi austenite.
Volume keausan pada abrasi 3-body bergantung Fase sementit, yang mendominasi abrasive pada baja
pada perbandingan kekerasan antara pahat dan campuran rendah, telah menghilang seiring dengan
abrasive. Pada abrasi 3-body, partikel keras akan material (baja) melewati permukaan sisi.
hilang atau bergulir bebas antara kedua
permukaan yang bergesek. Pada kasus
pemotongan logam dengan material ferro,
partikel keras yang tak terbatas bisa jadi
merupakan sementit spheroid dan geram yang
dapat terpisah dari zona stagnan.
Untuk menggunakan metode ini, nilai kekerasan
panas dari berbagai lapisan (TiN, alumina
(Al2O3) dan TiCN) dan sementit (Fe3C) telah Gambar 3. (a) model 3-body dan (b) model 2-body
diamati [20,41,42] dan disajikan pada Tabel 1. Diffusi
Data kekerasan panas dibutuhkan untuk Proses diffusi akan timbul pada daerah terjadi
menghitung efek pelunakan thermal pada partikel pelekatan (adhesi) antara material benda kerja
abrasive, begitu juga dengan permukaan alat. dengan pahat di bawah tekanan dan temperatur yang
Data kekerasan panas telah dicocokkan dengan tinggi serta adanya aliran metal (geram dan
rumus, P = Poe-αT, dimana tiap material memiliki permukaan terpotong relatif terhadap pahat).
nilai karakteristik untuk Po dan α. Juga tegangan Keausan difusi umumnya mengakibatkan
antarpermukaan pada muka sisi diasumsikan melemahnya struktur permukaan dari pahat [37,45],
konstan pada kondisi pemotongan yang sama, diffusi dideskripsikan dengan
yang independen pada lapisan, sehingga rumus
(2) dan (3) harus dikalibrasi menggunakan Cil Cil
t D il
y 2
percobaan sebenarnya [42]. Model tersebut (4)
Ci 2
Ci 2 V Ci 2
diwakili dengan Rumus (2) dan (3),
D
memperkirakan kecenderungan hubungan dengan
temperatur pemotongan yang sama sekali
t i2 c
x
berkebalikan, ditunjukkan pada Gambar 3. y2
Tingkat keausan abrasive relatif digunakan untuk pearlite, keausan pahat diperkirakan meningkat
menandai ketergantungan pada perbandingan dengan kandungan karbon yang lebih tinggi.
kekerasan (Pt/Pa) dimana material alat (TiN,
alumina dan TiCN) berubah, tetapi abrasive
selalu pada partikel sementit (Fe3C).
Dissolusi
Pada keausan dissolusi, spesimen dari
material alat membentuk larutan padat di dalam
chip. Seiring dengan chip hilang, material alat
dipindahkan secara konstan dari muka garutan.
Keausan dissolusi bergantung pada kelembaman
kimia dari material alat, begitu juga dengan
afinitas kimia pada komponen alat dengan
material alat. Pada kecepatan pemotongan yang
relatif tinggi, keausan dissolusi mendominasi
proses keausan; model kuantitatif telah dibuat
oleh Kramer [46]. Untuk komposisi material alat
berbentuk ternary, AxByCz, kelarutan kimia
dapat ditentukan [47] dengan kondisi
ekuilibrium
termodinamis, Dissolusi dari material alat diasumsikan mengikuti
hukum Henry karena jumlah dari material alat yang
G (5) berubah bentuk menjadi chip saat proses pemotongan
xG A yGB
A B Cx y z
cukup kecil. Keausan dissolusi dapat menjelaskan
zG c
dimana GA B C adalah energi bebas dari keausan pahat pada alat karbida, pahat berlapis
xyz
pembentukan permukaan alat/chip dari material karbida [17,43] dan alat keramik [18]. Gambar 4(a)-
(c) menunjukkan kelarutan kimia dari WC, TiC, TiN,
alat, T adalah temperatur larutan dan Gi (i = TiCN dan Al2O3 pada baja (besi-α).
A, B atau C) adalah energi bebas geraham parsial
relatif dari komponen i dalam larutan Reaksi Kimia
(pengukuran relatif dari kondisi murni i pada Disini, reaksi kimia bukanlah mekanisme
tekanan dan suhu yang sama pada larutan), keausan. Bagaimanapun, jika reaksi kimia terjadi,
dapat berpengaruh besar pada keausan pahat ketika
G A B C G i xs RT ln i
x y
(6) material pahat bereaksi dengan material kerja atau
z S kimia lain untuk membentuk senyawa yang terbawa
pada pelepasan geram atau pada permukaan yang
xs
dimana Gi adalah energi bebas geraham baru dari benda kerja [36]. Melapisi pahat atau
berlebih dari komponen i pada larutan, R adalah mengubah zat additives pada fluida potong akan
konstanta gas universal, T adalah temperatur meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia [18].
spesies i pada pecahan. Dari rumus (6) dan data Oksidasi adalah salah satu mekanisme keausan
pada Si pada waktu T yang diberikan, energi reaksi kimia, yang terjadi ketika spesimen dari
bebas berlebih pada komponen i ke dalam material alat atau material kerja bereaksi dengan
matriks dari material kerja dapat diperkirakan. oksigen atmosfer Oksidasi dapat diamati sebagai
xs
kedalaman kasar dari derajat pemotongan (keausan
Lebih jauh, Gi adalah konstanta pada batas notch). Adanya notch dapat menyebabkan kegagalan
bawah dari larutan (hukum Henry). Sebagai dengan patahnya pahat. Kadangkala serpihan
contoh, senyawa biner. TiN, hanya memiliki dua keausan dihasilkan oleh oksidasi yang mengarah
istilah dalam evaluasi dari energi bebas dari pada meningkatnya keausan abrasive [18].
pembentukan sebagai
GAx B xGA yGB dimana A = Ti, x = 4. Bidang Aktif Pahat yang Mengalami
y
Kerusakan/Keausan
1, B = N dan y = 1. Terakhir, dengan definisi Selama proses pembentukan geram berlangsung,
dari B B C
pahat dapat mengalami kegagalan dari fungsinya
yang normal karena berbagai sebab antara lain: (a)
G xGxs yGxs zGxs , M = x ln x
xs
+ y ln y + z ln z dan N = x + y + z,
kelarutan
kimia, S A B C , dari material lapisan tersier, Keausan yang secara bertahap membesar (tumbuh)
xyz pada bidang aksi pahat; (b) Retak yang menjalar
AxByCz, dalam material kerja (pada mole sehingga menimbulkan patahan pada mata potong
fraction): pahat; (c) Deformasi plastik yang akan mengubah
bentuk/geometri pahat.
G xs RTM Jenis kerusakan yang terakhir di atas jelas
G S A B C exp
Ax
(7)
ByCz disebabkan tekanan temperatur yang tinggi pada
xyz
bidang aktif dimana kekerasan dan kekuatan material
NRT pahat akan turun bersama dengan naiknya
Abrasi dan dissolusi telah digunakan untuk baja campuran rendah [42]. Nilai energi bebas dari
memperkirakan keausan crater pada pemesinan formasi diamati dari literatur termodinamis [48,49,50].
Properti termodinamika untuk ketiga material temperatur. Keretakan dan terutama keausan
lapisan, TiN, TiCN dan alumina dan karbida disebabkan oleh berbagai faktor. Gambar 6
ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3. menunjukkan keausan dapat terjadi pada bidang
geram (Aγ) dan/atau pada bidang utama (Aα) pahat.
Karena bentuk dan letaknya yang spesifik, keausan
pada bidang geram dikenal dengan keausan kawah
(crater wear) dan keausan pada bidang utama/mayor
dinamakan sebagai keausan tepi (flank wear).