● Abrasive wear Abrasive wear (Keausan abrasive) diketahui merupakan jenis keausan yang sering dijumpai. Keausan abrasive terjadi ketika terdapat partikel-partikel keras yang berukuran lebih besar dari ketebalan film pelumas di antara dua permukaan yang bergerak. ● Adhesive wear Adhesive wear (Keausan adhesive) adalah keausan yang paling cepat mengembang. Di dalam adhesive wear dua permukaan yang bergerak membuat kontak tanpa lubrikasi atau pendingin yang cukup. Permukaan yang bergerak ini menghasilkan friksi, menaikkan temperatur permukaan sampai titik lebur, dan menyebabkan permukaan menempel satu sama lain. ● Corrosion- Erosion Erosi terjadi ketika partikel kecil yang keras yang terdapat di dalam fluida mengalir menghantam komponen yang dilaluinya dengan kecepatan tinggi dan menimbulkan impact (benturan) dan kerusakan yang abrasive. Permukaan yang aus sering memperlihatkan tanda-tanda benturan-banturan partikel kecil atau bintik-bintik kasar. ● Cavitation erosion Cavitation erosi terjadi ketika gelembung udara/ gelembung uap air pecah pada permukaan metal. Semua cairan berisi larutan gas yang membentuk gelembung udara di area yang bertekanan rendah, dan kondisi-kondisi sistem abnormal dapat memicu munculnya gelembung uap air tambahan. Ketika gelembung ini masuk di area bertekanan tinggi, mereka meledak yang menghasilkan tekanan cairan dengan kecepatan sangat tinggi. Cracks (retak) yang sangat kecil dan akan semakin banyak sampai serpihan metal terjadi menghasilkan lubang-lubang kecil. ● Contact stress fatigue Contact stress fatigue terjadi ketika dua permukaan saling bergesekan atau saling menekan terhadap bagian yang lain, menghasilkan tekanan yang tinggi, pergerakan permukaan, dan retak fatigue di salah satu atau kedua permukaan ● Fretting Fretting Corrosion terjadi bila dua parts yang seharusnya diikat dengan ketat mengalami pergerakan/getaran sehingga membuat masing-masing part saling menekan, mengakibatkan benturan-benturan kecil di permukaan. Pergerakan yang berlanjut menyebabkan potongan kecil terlepas dari masing-masing permukaan. Potongan-potongan kecil ini berkarat dan membentuk oksida cokelat kemerah-merahan (butiran karat).
2. Mengapa brittle materials gagal?
jawab : Material rapuh tiba-tiba gagal karena kelebihan beban dan tidak menunjukkan perambatan retak ulet yang signifikan sebelum kegagalan. 3. Seperti apa bentuk brittle fracture itu? Jawab : Brittle fracture dapat diilustrasikan sebagai tumpukan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terpisah satu sama dan membuat suatu lapisan dalam tumpukan. Metal dibuat dari butiran atau kristal, yang mana masing-masing tersusun dari beribu-ribu lapisan dengan rapi " bertumpuk" dalam satu unit sel sama seperti satuan kartu dalam suatu deck (tumpukan).
Gambar Brittle fracture dapat diilustrasikan memotong tumpukan kartu, kartu
tersebut hanya terpisah dan tidak mempengaruhi kartu yang lain sehingga menghasilkan permukaan yang rata yang memantulkan cahaya seperti kaca yang berkilau.
4. Apa perbedaan antara fraktur ulet dan getas?
jawab : pada patah ulet akan terlihat deformasi plastis yang kasar pada permukaannya. penyebaran retakan patah ulet material adalah stabil asalkan tegangan yang terjadi sama dan tidak berubah. sedangkan untuk patah getas tidak terjadi deformasi plastis pada saat terjadi retakan sehingga penyebaran retakan tidak stabil dan sangat cepat.
5. Apa itu tes patah tulang?
jawab : Fracture test adalah uji material yang menyebabkan patahan pada benda.
6. Apakah beban fraktur test itu?
jawab : ● Impact load (beban kejut) ● Overload (beban berlebih) : Overload dan Impact load menghasilkan patahan brittle dan ductile yang terjadi dengan cepat menghasilkan permukaan patahan yang kasar ● Cyclic Load (Beban terus menerus) : mebyebabkan fatigue crack yang merambat perlahan dengan permukaan patahan yang halus
7. Apakah Kapur(Chalk ) rapuh atau ulet?
jawab : Rapuh, walaupun keras tapi kapur (chalk) mudah dipatahkan sehingga kapur dianggap memiliki sifat rapuh. 8. Bagaimana Anda mengidentifikasi ductile fracture? jawab : ● Ada reduksi luas penampang patahan, akibat tegangan uniaksial ● Tempo terjadinya patah lebih lama. ● Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban ● Permukaan patahannya terdapat garis-garis benang serabut (fibrosa), berserat, menyerap cahaya, pempilannya buram
9. Bagaimana brittle fracture itu terjadi?
jawab : Brittle Fracture (Patah Getas) biasanya terjadi pada bahan (material) yang berstruktur martensit atau komposisi karbon yang sangat tinggi dan lebih keras namun rapuh, Patah getas terjadi dengan ditandai penjalaran retak yang lebih cepat dibanding patah ulet dengan penyerapan energi yang lebih sedikit, serta hampir tidak disertai dengan deformasi plastis. Permukaan patahan pada komponen yang mengalami patah getas terlihat mengkilap, granular dan relatif rata. faktor utama terjadi brittle fracture karena stress konsentrasi yang tinggi, tegangan tarik dan temperatur relatif rendah serta pembebanan yang terjadi melebihi ketahanan suatu material
10. Bagaimana Anda mencegah brittle fracture?
jawab : Cara mencegah brittle fracture bisa dilakukan dengan -cara heat treatment dan tempering karena cara tersebut dapat mengatur susunan atom-atom dan molekul-molekul pada material dan mengakibatkan material lebih tahan terhadap pembebanan. -mengurangi tegangan yang dialami material. -membatasi pembebanan yang sesuai dengan batas ketahanan pembebanan material tersebut. - melakukan perawatan secara berkala
11. Bagaimana brittle fracture terjadi?
jawab : Brittle Fracture (Patah Getas) biasanya terjadi pada bahan (material) yang berstruktur martensit atau komposisi karbon yang sangat tinggi dan lebih keras namun rapuh, Patah getas terjadi dengan ditandai penjalaran retak yang lebih cepat dibanding patah ulet dengan penyerapan energi yang lebih sedikit, serta hampir tidak disertai dengan deformasi plastis. Permukaan patahan pada komponen yang mengalami patah getas terlihat mengkilap, granular dan relatif rata faktor utama terjadi brittle fracture karena stress konsentrasi yang tinggi, tegangan tarik dan temperatur relatif rendah serta pembebanan yang terjadi melebihi ketahanan suatu material
12. Apa contoh ductility?
jawab : Contoh dari ductility yaitu ketika material yang bersifat ductile seperti karet, logam dan sebagainya meregang dan mengalami deformasi sebelum patah ini disebut dengan benda elastis (ductile), maka ductility itu digambarkan suatu material padat yang terkena deformasi (stress).
13. Apakah karet ulet atau rapuh?
jawab : Karet merupakan material yang ulet karena dia memiliki regangan dan nilai elastisitas yang tinggi sehingga sulit untuk patah atau putus maka karet digolongkan material yang ulet.
14. Mengapa ductile failure lebih disukai?
jawab : Perpatahan ulet memberikan karakteristk berserabut (fibrous) dan gelap (dull). Perpatahan ulet umumnya lebih disukai karena bahan ulet umumnya lebih tangguh dan memberikan peringatan lebih dahulu sebelum terjadinya kerusakan. Pada perpatahan ulet komposisi material juga mempengaruhi, jadi bukan karena pengaruh beban saja.
15. Bagaimana fracture didiagnosis?
jawab : ● Pembangkit stres (atau konsentrasi stres) bersifat fisik penyimpangan (retakan, alur, lubang, cacat, utas, slot kunci, dll) pada atau di bagian yang memusatkan tekanan yang ada. ● Situs inisiasi adalah lokasi awal dari retakan, atau bagian pertama bahan untuk dipecah. Pembangkit stres sering ditemukan di situs inisiasi. ● Fraktur akhir hanyalah lokasi akhir dari retakan, atau bahan terakhir untuk dipecahkan. ● Beban kejut dan beban berlebih menghasilkan retakan cepat yang biasanya terjadi kasar saat disentuh dan hasilnya. ● Jika beban siklik terlalu besar, atau saat kekuatan bagian berkurang, retakan lambat dapat berkembang yang biasanya halus ke menyentuh dan sering dikaitkan dengan akar penyebab.
16. Material apa yang memiliki ketangguhan tertinggi (highest toughness) ?
jawab : besi cor putih dan besi cor kelabu
17. Material manakah yang memiliki ketangguhan retak tertinggi?
jawab : Logam : Aluminium Paduan aluminium (7075) Inconel Baja maraging (200 Grade) Paduan baja (4340) Paduan titanium 18. Bagaimana Anda melakukan uji fracture toughness ? jawab : Dengan impact test, Uji impak berguna untuk melihat efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya takikan, bentuk takikan, temperatur, dan faktor-faktor lainnya. Uji impak dapat juga disebut sebagai suatu pengujian material untuk mengetahui kemampuan suatu material/bahan dalam menerima beban tumbuk dengan diukur besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen material/bahan