Anda di halaman 1dari 5

MODUS KERUSAKAN

(PATAHAN)

Perpatahan adalah pemisahan atau pemecahan suatu benda padat, menjadi


dua bagian atau lebih diakibatkan adanya tegangan. Proses perpatahan terdiri dari
dua

tahap,

yaitu

timbulnya

retak

(crack

initiation)

dan

tahap

penjalaran/perambatan retak (crack propagation). Patah dapat digolongkan dalam


dua kategori umum, yakni :
a. patah liat (ulet)
b. patah getas
Patah liat ditandai oleh deformasi plastik yang cukup besar, sebelum dan
selama proses penjalaran retak. Pada permukaan patahan, biasanya nampak
adanya deformasi yang cukup besar.
Patah getas pada logam, ditandai dengan adanya kecepatan penjalaran
retak yang tinggi, tanpa terjadi deformasi kasar, dan sedikit sekali terjadi
deformasi mikro. Patah getas ada kaitannya dengan pembelahan pada kristal
ionik.
Kecenderungan terjadinya patah getas disebabkan oleh :
1. temperatur rendah
2. laju regangan bertambah
3. tegangan yang bekerja adalah tegangan tiga sumbu (biasanya
dihasilkan oleh adanya takik)
.

A. Jenis-jenis Perpatahan Pada Logam


Logam dapat memperlihatkan beberapa jenis perpatahan yang
berbeda-beda, tergantung pada temperatur, keadaan tegangan dan laju
pembebanan. Kategori umum yang selalu dipergunakan adalah patah getas
dan patah liat (ulet). Secara skematis Gambar 1. menunjukkan beberapa jenis
patah akibat tegangan tarik yang terjadi pada logam.
Patah getas (Gambar 1.a) ditandai oleh adanya pemisahan berarah
tegak lurus terhadap tegangan tariknya.
Ada beberapa macam bentuk patah liat. Kristal-kristal tunggal logam
dapat mengalami slip pada bidang-bidang dasar yang berurutan, sampai
akhirnya kristal-kristal tersebut akan terpisah akibat tegangan geser (Gambar
1.b). Benda uji polikristal dari logam yang sangat liat, misalnya emas atau
timah putih, dapat ditarik hingga suatu titik sebelum terjadi patah (Gambar
1.c). Pada perpatahan akibat tegangan tarik logam yang cukup liat, deformasi
plastik akhirnya akan menghasilkan daerah yang tertakik (Gambar 1.d). Patah
berawal dari pusat benda uji dan kemudian meluas akibat pemisahan geser,
sepanjang garis putus-putus pada Gambar 1.d. Proses ini menghasilkan
kelompok patah cawan dan kerucut (cone dan cup).

Perpatahan digolongkan sesuai dengan beberapa karakteristiknya,


antara lain regangan perpatahan, mode kristalografi perpatahan dan
penampilan penampilan perpatahan.
Patah geser terjadi akibat pembebanan pada bidang luncur yang aktif.
Patah jenis ini diakibatkan oleh tegangan-tegangan geser. Suatu permukaan
patah yang disebabkan oleh tegangan geser pada perbesaran yang rendah,
tampak berwarna terang atau granular, akibat terjadinya pantulan cahaya dari
permukaan belahan yang datar. Seringkali permukaan patahan mengandung
campuran antara patah berserat dan granular, dan biasanya masing-masing
jenis dinyatakan dalam presentasi luas permukaan.
Berdasarkan

pengujian

metalografi,

patahan

pada

benda

uji

polikristalin dapat digolongkan sebagai transgranular (perambatan retakan


melalui butiran) atau intergranular (perambatan retakan melalui batas butir).
Patah liat memperlihatkan derajat deformasi yang tinggi. Batas antara patah
getas dan patah liat sulit ditentukan, tergantung pada keadaan dimana
peninjauan dilakukan.
Sebagai contoh, besi tuang nodular adalah liat bila dibandingkan
dengan besi kelabu biasa. Akan tetapi bersifat getas bila dibandingkan dengan
baja lunak.

B. Patah Getas
1. Teori Griffith Mengenai Perpatahan Getas
Griffith menyatakan bahwa bahan-bahan getas mengandung
retakan-retakan halus, yang menyebabkan terjadinya pemustan tegangan
yang cukup besar, sehingga kekuatan kohesi pada daerah pemusatan bila
diberi tegangan nominal, akan lebih rendah dari harga teoritisnya. Suatu
retakan yang menjalar akan menambah luas permukaan retakan itu pada
ujung-ujungnya. Pertambahan ini membutuhkan energi untuk mematahkan
gaya kohesi atom-atomnya, atau dengan perkataan lain diperlukan
tambahan energti permukaan.
Sumber tambahan energi permukaan diperoleh dari energi
regangan elastik yang dilepaskan bahan pada saat penjalaran retakan.
Kriteria yang diajukan oleh Griffith menyatakan bahwa suatu retakan
akan menjalar bila pengurangan energi regangan elastik setidak-tidaknya
sama dengan energi yang dibutuhkan untuk membentuk permukaan
baru. Kriteria ini dapat dipergunakan menentukan besarnya tegangan
tarik yang menyebabkan terjadinya retakan dan perambatan retakan.

2. Teori Dislokasi Perpatahan Getas


Proses terjadinya getas terdiri dari tiga tahap, yaitu :

Deformasi palstik yang melibatkan penumpukan dislokasi


sepanjang bidang slip pada bagian yang mengalami rintangan.

Timbulnya tegangan geser pada ujung tumpukan, sehingga


terbentuk inti retakan mikro

Pada beberapa kasus, energi regangan elastik yang


tersimpan mendorong retakan mikro bertambah besar bertambah

3.

C.

Anda mungkin juga menyukai