Anda di halaman 1dari 7

2018

TUGAS BAHAN
KONSTRUKSI KOROSI
KOROSI SFC, HIC, DAN KOROSI TANAH

DEVI RISTAMA (171411072)

DINA NUR AMALIA (171411074)

HAFIZHA TSALIS (171411080)

MEGA MARDIANTI (171411083)


HIDROGEN INDUCED CRACKING (HIC)

1. Pengertian
Hidrogen Induced Cracking (HIC) adalah retak internal secara bertahap yang
disebabkan oleh materi yang terperangkap di dalam atom hidrogen .Korosi ini
melibatkan atom hidrogen, yang merupakan atom terkecil, yang berdifusi ke dalam
struktur logam.
2. Contoh Material
Kerusakan terjadi ketika hidrogen mengumpulkan pada inklusi atau kotoran dalam baja. Ini
cenderung terutama terjadi pada baja yang memiliki kekerasan 22 atau lebih pada skala
Rockwell C.

3. Penyebab
Disebabkan oleh menjalamya retak secara paralel dengan permukaan baja tanpa
diberi tegangan luar (external stress). Retak ini cenderung terhubung antara retak satud engan
yang lainnya karena tekanan hidrogen yang timbul menghasilkan tegangan pada permukaan
sekitarnya dan cenderung menghasilkan retak membentuk anak tangga (stepwise),
tergantung pada distribusi deformasi plastis dan tegangan geser. Didalam material baja pipa
sour gas, atom hidrogen bisa berdifusi dengan cepat pada suhu operasional ke tempat dengan
tegangan internal yang lebih tinggi seperti batas butir, inklusi dan daerah tegangan triaxial.
Atom hydrogen yang masuk ke kisi logam dan menembus melewati logam dapat
menyebabkan penggetasan dan kegagalan struktur pada jangkuan lingkungan. Hal ini secara
pengamatan umum, jika atom hydrogen terserap dalam jumlah yang besar, logam dapat
kehilangan keuletanya
4. Mekanisme Serangan
Reaksi antara hidrogen dengan karbida pada baja dan membentuk metana
sehingga menyebabkan terjadinya dekarburasi, rongga, atau retak pada permukaan
logam. Pada logam reaktif seperti titanium, magnesium, zirconium, dan vanadium,
terbentuknya hibrida menyebabkan terjadinya penggetasan pada logam
5. Pengendalian
Stress Fatigue Corrosion disebabkan oleh perkembangan retak di bawah aksi
simultan korosi dan stres siklik. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi
terjadinya korosi kelelahan, diantaranya adalah:
1. mengurangi kelelahan dengan meminimalkan getaran dan tekanan fluktuasi.
2. mengurangi korosi dengan menggunakan paduan berperforma tinggi yang tahan
terhadap kelelahan korosi
3. mengurangi korosi dengan menggunakan pelapis dan inhibitor untuk menunda
inisiasi retak kelelahan korosi
4. Mengurangi konsentrasi tegangan atau meredistribusi tegangan (kekuatan
keseimbangan dan stres di seluruh komponen)
5. Diberi perubahan cepat dari pemuatan, suhu atau tekanan
6. Hindari desain fluttering dan getaran-menghasilkan atau getaran-transmisi
7. Tingkatkan frekuensi alami untuk mengurangi kelelahan korosi resonansi
8. Batasi faktor korosi dalam proses korosi-kelelahan
SFC (SURFACE FATIGUE CORROSION)
1. Pengertian
Fatigue corrosion (Korosi Kelelahan) adalah kegagalan getas dari suatu paduan yang
disebabkan oleh fruktuasi stress di lingkungan korosif. Metal yang retak akibat adanya
regangan yang terjadi bergantian atau berulang-ulang disebut gagal karena kelelahan
(fatigue) Bila logam mendapat beban siklus yang berulang-ulang, tetapi masih dibawah
batas kekuatan luluhnya. Maka setelah sekian lama akan patah karena terjadinya
kelelahan logam. Kelelahan dapat dipercepat dengan adanya serangan korosi. Kombinasi
antara kelelahan dan korosi yang mengakibatkan kegagalan yang disebut korosi lelah.
Korosi lelah terjadi di daerah yang diberi beban, lasan dan lainnya.

Kelelahan Karat adalah kelelahan dalam lingkungan korosif. Ini adalah degradasi
mekanik dari material di bawah aksi bersama dari korosi loading dan siklik. Fenomena
ini tidak harus bingung dengan korosi retak tegang , di mana korosi (seperti pitting)
menyebabkan pengembangan rapuh, pertumbuhan retak dan kegagalan
2. Contoh Material
Baja, paduan aluminium dan paduan titanium.

3. Penyebab
Korosi ini disebabkan oleh retakan yang terjadi akibat adanya beban dinamik yang
berada dalam lingkungan yang korosif secara berulang. Beban atau tegangan di bawah
batas lelah logam yang menyebabkan retak menjalar yang kemudian akan patah.

1. Tegangan Siklik
Besarnya tegangan siklik tergantung pada kompleksitas geometri dan pembebanan.
2. Kualitas permukaan
Kekasaran permukaan dapat menyebabkan konsentrasi stress mikroscopic yang
menurunkan ketahanan fatik
3. Tegangan sisa
Proses manufaktur seperti pengelasan, pemotongan, casting dan proses lainnya yang
melibatkan panas atau deformasi dapat membentuk tegangan sisa yang dapat
menurunkan ketahanan fatik material.
4. Besar dan penyebaran internal defects
Cacat yang timbul akibat proses casting seperti gas porosity, non-metallic inclusions
dan shrinkage voids dapat nenurunkan ketahanan fatik.
5. Temperatur
Temperatur tinggi menurunkan ketahanan fatik material.
4. Mekanisme Serangan

Awal proses terjadinya kelelahan (fatigue) adalah jika suatu benda menerima
beban yang berulang maka akan terjadi slip. Ketika slip terjadi dan benda berada di
permukaan bebas maka sebagai salah satu langkah yang disebabkan oleh perpindahan
logam sepanjang bidang slip. Ketika tegangan berbalik, slip yang terjadi dapat
menjadi negatif (berlawanan) dari slip awal, secara sempurna dapat
mengesampingkan setiap efek deformasi. Deformasi ini ditekankan oleh pembebanan
yang berulang, sampai suatu retak yang dapat terlihat akhirnya muncul retak mula-
mula terbentuk sepanjang bidang slip.

Fatigue menyerupai brittle farcture yaitu ditandai dengan deformasi plastis


yang sangat sedikit. Proses terjadinya fatigue ditandai dengan crack awal, crack
propagatin dan fracture akhir. Permukaan fracture biasanya tegak lurus terhadap
beban yang diberikan. Dua sifat makro dari kegagalan fatigue adalah tidak adanya
deformasi plastis yang besar dan farcture yang menunjukkan tanda-tanda berupa
‘beachmark’ atau ‘camshell’. Tanda-tanda makro dari fatigue adalah tanda garis garis
pada pemukaan yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop elektron.

5. Pengendalian
 Pra-pemanasan : Pra-pemanasan adalah salah satu langkah terbaik untuk
mencapai struktur mikro yang baik karena memperlambat laju pendinginan untuk
memfasilitasi pemadatan.
 Interpass Temperature : , laju pendinginan dikontrol dan sifat mekanik dari
logam las dan HAZ diamankan, menghindari retakan hidrogen.
 Pasca-panas : Pada pemanasan pasak las, logam melepaskan hidrogen yang
mengurangi risiko retak yang diinduksi hidrogen. Selain itu post lattreatment las
(PWHT) juga diterapkan untuk menghilangkan tekanan sisa yang berbahaya,
untuk mencapai mikro yang diinginkan sesuai kebutuhan.
 Proses busur yang sesuai
 Logam pengisi yang sesuai
 Teknik multipass & titisan temper : Metode multipass membuat efek
tempering, memodulasi mikro untuk menghilangkan kandungan hidrogen.
Teknik titisan temper diperkenalkan untuk memberikan efek perlakuan panas
dalam perbaikan lasan di mana pasca perlakuan panas las sulit.
 Fusion : memberikan penguatan
 Penghapusan karat : pembersihan sambungan dengan penghilangan karat dan
kerak
 Melindungi gas
KOROSI TANAH
1. Pengertian
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logamakibat
reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratanmerupakan
fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnyamerupakan reaksi
logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan
berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitukerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.
Biasanya korosi di dalam tanah menyerang pipa, pondasi, besi, kabel, dan tiang tiang
baja yang terkubur akibat kurangnya oksigen di dalam tanah dan juga terkena air
tanah.
2. Contoh Material
Pengkaratan Pipa besi, kabel-kabel, pondasi-pondasi logam, Tiang- tiang baja yang
dikubur jauh di dalam tanah yang sudah lama tidak digali, terkena korosi karena kurangnya
oksigen dalam tanah.

3. Penyebab
1. Karakteristik aerasi dan permeabilitas tanah
Karakterstik aerasi dan permeabilitas adalah karakteristik physical tanah. Tanah yang
kasar (pasir dan gravel) memiliki sifat drainase yang baik sehingga baja yang terkorosi
pada lingkungan ini laju korosi hampir sama dengan laju korosi baja yang terekspos
dengan lingkungan atmosfer. Korosi yang disebabkan perbedaan aerasi dapat dihasilkan
dari kondisi yang berbeda.
2. Kandungan garam dalam tanah
Yang paling korosif adalah tanah dengan kosentrasi garam tinggi. Karena dengan adanya
garam maka tanah akan lebih konduktif dalam mengalirkan elektron atau dengan kata
lain resistivity tanah rendah. Tabel 1 adalah tabel yang memperlihatkan hubungan
resisitivity tanah dengan tingkat korosifitasnya.
3. Tingkat keasaman tanah
Tingkat keasamaan tanah dari pH 4,5 (sangat asam) sampai 9,5 (alkaline kuat).
4. Korosi elektrokimia dapat terjadi dalam tanah akibat adanya arus listrik yang disebabkan
oleh kebocoran arus listrik dari kabel-kabel jalan rel kereta api atau sumber-sumber lain
5. Adanya species ionic pada tanah, contoh, chloride atau aktivitas mikrobiologi seperti
bakteri.
4. Mekanisme Serangan
Korosi dalam tanah adalah proses elektrolisa dan mekanismenya adalah
elektrokimia, tetapi kondisi dalam tanah dapat bervariasi dari permukaan sampai terbenam
seluruhnya. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi antara lain kepadatan tanah serta uap air di
dalam tanah dengan kondisi kering, uap air sebagian besar disimpan dalam pori -pori tanah.
Dalam hal ini kelembaban tanah adalah penting, sehingga tanah kering dan berpasir secara
umum akan kurang korosif dari pada tanah liat dan basah.Kenyataan korosi pada tanah akan
tergantung dari interaksi antara curah hujan, iklim dan reaksi – reaksi dalam tanah. Tanah itu
heterogen sehingga variasi dalam komposisi tanah atau teksturnya dapat terjadi dalam
lingkungan yang berbeda untuk permukaan logam yang sama. Hal ini akan menambah
potensi elektris metal antara permukaan bagian dalam tanah.sehingga akan mengakibatkan
terbentuknya daerah katodik atau daerah anodik utama serta lintasan yang dilalui logam
tanah.Perbedaan konsentrasi Oksigen atau perbedaan keasaman/konsentrasi garam dapat
membantu dalam mempercepat kenaikan sel-sel korosi. Jarak pisah antara daerah katodik
dengan daerah anodik dapat berkisar dari yang sangat kecil sampai yang bermil-mil (korosi
lintasan panjang).
5. Pengendalian
Korosi tanah mempengaruhi hampir semua struktur di Bumi. Dengan demikian,
tindakan yang tepat harus dilaksanakan oleh industri, terutama insinyur desain, untuk
menghindari atau setidaknya mencegah kerusakan yang dapat menyebabkan korosi. Pada
dasarnya, ada tiga cara utama untuk mengendalikan korosi tanah:

 Perlindungan katodik
Perlindungan katodik adalah teknik pengendalian korosi yang biasanya digunakan untuk
mengelola korosi logam dengan mengubahnya menjadi katoda dalam reaksi elektrokimia
atau sel.

 Anoda galvanik
Penggunaan anoda galvanik adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi berbagai
struktur baja dari efek berbahaya dari korosi. Contoh yang baik adalah anoda seng, yang
sangat mampu memberikan perlindungan galvanis terhadap logam yang kontak dengan
tanah.

 Penggunaan Lapisan Pelindung


Penggunaan lapisan pelindung pada struktur logam yang terkubur di bawah atau
bersentuhan dengan tanah dapat secara signifikan mencegah terjadinya korosi tanah,
tergantung pada tingkat perlindungan.

Anda mungkin juga menyukai