Anda di halaman 1dari 19

Makalah Mengenai Pupuk Nitrogen

Untuk Memenuhi Tugas Proses Industri Kimia


Dosen pembimbing :

Disusun Oleh :
Devi Ristama
Isnaniah Wahyuni
Tresna Kemala Dewi

Program Studi Dimploma III Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung
2018
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................................... 1
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................................. 2
Latar Belakang................................................................................................................................. 3
Rumusan Masalah........................................................................................................................... 3

Tujuan Pembahasan........................................................................................................................ 3

BAB II ISI.................................................................................................................................................. 4
Tinjauan Pustaka............................................................................................................................. 4
Sejarah ........................................................................................................................................... 5
Jenis Pupuk NItrogen ...................................................................................................................... 6

Bahan Baku ..................................................................................................................................... 8

Proses Produksi Amonia ................................................................................................................. 8

Proses Produksi Urea .................................................................................................................... 10

Spesifikasi Produk ......................................................................................................................... 12

Distribusi Produk........................................................................................................................... 12

Pengolahan Limbah....................................................................................................................... 15

SESI TANYA-JAWAB .............................................................................................................................. 17

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................................. 18

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 19

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Industri saat ini terbilang cukup banyak dan sangat perlu untuk dipelajari dan
ditinjau dari berbagai sudut pandang. Maka dari itu melalui pembuatan makahal ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mnegerti proses-proses apa saja yang terjadi
dalam pembuatan suatu produk. Dari sejarah, awal pemilihan bahan baku, perlakukan
terhadap bahan baku, proses pembuatan, pengemasan, alur distribusi, hingga penangan
limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintahan.
Data-data yang kami peroleh didapat dari berbagai sumber, khususnya dari setiap
industri yang akan kami tinjau. Pada makalah ini akan dibahas bagaimana proses pembuatan
pupuk nitrogen. Dimana pupuk nitrogen merupakan salah satu komponen terpenting untuk
kebutuhan pertanian. Yang mana seperti diketahui bahwa negara Indonesia merupakan
negara agraris yang membutuhkan banyak pupuk agar dapat memenuhi berbagai
kebutuhan pangan di seluruh Indonesia.
2. Rumusan Masalah
 Apa saja bahan baku dan treatment yang diperlukan pada industri pupuk
nitrogen ?
 Bagaimana proses pembuatan pupuk nitrogen di Industri?
 Bagaimana spesifikasi dari produk yang dihasilkan dan alur distribusinya ?
 Bagaimana proses pengolahan limbah yang dilakukan di Industri?
3. Tujuan Pembahasan
Mahasiswa dapat lebih memahami bagaimana proses yang terjadi baik saat persipan
awal hingga menjadi suatu produk yang dapat digunakan untuk membawa manfaat bagi
orang lain. Selain itu, mahasiswa juga mendapat wawasan lebih.

3
BAB II
ISI
1. Tinjauan Pustaka
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfir, namun demikian N
merupakan unsur hara yang paling sering defisien pada tanah-tanah pertanian. Paradog ini
muncul karena N adalah unsur hara yang dibutuhkan paling besar jumlahnya dalam
pertumbuhan tanaman. Fungsi hara N sangat penting terutama pada pembentukan
senyawa-senyawa protein dalam tanaman. Dengan demikian dinamika hara N sangat
penting untuk dipelajari (Ibrahim dan Kasno, 2008).
Salisbury dan Ross (1995), mengemukakan bahwa tanaman yang kekurangan
nitrogen akan menunjukkan gejala defisiensi, yakni daun mengalami klorosis seperti warna
keunguan pada batang, tangkai daun, permukaan bawah daun, sedangkan tanaman yang
terlalu banyak mengandung nitrogen biasanya pertumbuhan daun lebat dan sistem
perakaran yang kerdil sehingga rasio tajuk dan akar tinggi, akibatnya pembentukkan bunga
atau buah akan lambat, kualitas buah menurun, da pemasakan buah terhambat. Selain itu
kelebihan unsur nitrogen akan memperpanjang masa pertumbuhan vegetatif, melemahkan
batang, dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Foth, 1998).
Pada umumnya kemampuan tanah menyediakan unsur hara, dapat mencerminkan
tingkat kesuburan tanah dan berkorelasi positif dengan hasil tanaman yang diusahakan. Di
lain pihak tingkat kesuburan tanah berkorelasi negatif dengan kebutuhan pupuk atau dapat
diartikan semakin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka makin rendah penggunaan pupuk
buatan dan tidak perlu ditambahkan (Suyamto dan Arifin, 2002). Tetapi jika jumlah unsur
hara tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman setelah melalui analisis tanah maka perlu
ditambahkan nutrisi yang ditambahkan dalam bentuk pupuk.
Berdasarkan penelitian Kadarwati, (2006 ) dapat diketahui bahwa nitrogen
merupakan unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan tanaman dan unsur nitrogen
sangat berperan dalam fase vegetatif tanaman. Adapun tolak ukur berhasilnya efisiensi
dalam pemupukan bergantung pada komponen produksi tanaman per hektar yang meliputi
hasil per satuan luas, bobot 100 atau 1000 butir, bobot kering brangkasan, dan laju
pengisian biji. Hal ini sesuai dengan penelitian Siregar dan Marzuki (2011) yang menyatakan
bahwa untuk meningkatkan efisiensi agronomis maka perlu dilakukan perbaikan dalam
pengelolaan tanaman serta penggunaan dosis pupuk yang tepat sehingga mampu
meningkatkan komponen-komponen produksi tanaman.

4
2. Sejarah
Proses penambahan zat untuk tanah untuk meningkatkan kapasitasnya semakin
dikembangkan pada hari-hari awal pertanian. Petani kuno tahu bahwa hasil pertama pada
sebidang tanah jauh lebih baik daripada tahun-tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan
mereka pindah ke yang baru, digarap daerah, yang kembali menunjukkan pola yang sama
dari hasil berkurang dari waktu ke waktu. Akhirnya ditemukan bahwa pertumbuhan
tanaman di sebidang tanah dapat ditingkatkan dengan menyebarkan hewan kotoran seluruh
tanah.
Seiring waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus. Zat baru yang meningkatkan
pertumbuhan tanaman ditemukan. Orang Mesir diketahui telah menambahkan abu dari
membakar gulma ke tanah. Tulisan-tulisan Yunani dan Romawi kuno menunjukkan bahwa
kotoran hewan yang digunakan, tergantung pada jenis tanah atau tanaman tumbuh. Itu juga
diketahui saat ini bahwa tumbuh tanaman polongan di lahan sebelum penanaman gandum
adalah menguntungkan. Jenis lain dari bahan ditambahkan termasuk kerang laut, tanah liat,
limbah sayuran, limbah dari proses manufaktur yang berbeda, dan lain berbagai macam
sampah.
Penelitian disusun dalam teknologi pupuk dimulai pada awal abad ketujuh belas.
Awal ilmuwan seperti Francis Bacon dan Johann Glauber menjelaskan efek menguntungkan
dari penambahan sendawa ke tanah. Glauber mengembangkan pupuk mineral lengkap
pertama, yang merupakan campuran sendawa, kapur, asam fosfat , nitrogen, dan kalium.
Seperti teori-teori ilmiah yang dikembangkan kimia, kebutuhan kimia tanaman ditemukan,
yang menyebabkan komposisi pupuk ditingkatkan. Organik kimia Justus von Liebig
menunjukkan bahwa tanaman membutuhkan unsur mineral seperti nitrogen dan fosfor
untuk tumbuh. Industri pupuk kimia bisa dikatakan memiliki awal dengan paten yang
dikeluarkan untuk Sir John Lawes, yang diuraikan metode untuk memproduksi suatu bentuk
fosfat yang merupakan pupuk yang efektif. Industri pupuk sintetis mengalami pertumbuhan
yang signifikan setelah Perang Dunia Pertama, ketika fasilitas yang telah menghasilkan
amonia dan nitrat sintetis untuk bahan peledak dikonversi menjadi produksi nitrogen pupuk
berbasis.
3. Jenis-jenis pupuk nitrogen
Pupuk nitrogen tergolong cukup banyak ragamnya. Namun, kalau diamati di pasaran,
tidak semua pupuk tersedia atau dijual. Ini erat kaitannya dengan kebiasan petani dalam
menggunakan pupuk nitrogen. Umumnya petani hanya memilih urea atau ZA sehingga
tentu saja pedagang pupuk tidak akan menjual lain selain urea atau ZA. Berikut diulas jenis –
jenis pupuk nitrogen yang dapat diberikan ke tanah untuk menggantikan hara yang hilang
karena terserap tanaman.

5
a. Zwavelzure amoniak (ZA)
Zwavelzure amoniak lebih dikenal dengan sebutan ZA. Pupuk ini dibuat dari gas
amoniak dan asam belerang (zwavelzure). Persenyawaan kedua zat ini menghasilkan pupuk
ZA dalam kandungan N sebanyak 20,5 – 21%. Bentuknya kristal kecil – kecil berwarna putih,
abu – abu, biru keabu-abuan, atau kuning.
Sifat pupuk ZA ini ialah sedikit higrokopis (menarik air), tetapi baru menarik uap air
pada kelembaban 80% dan suhu 30o C. Kendati demikian, ZA harus disimpan di tempat
kering. Sifat lain pupuk ini ialah reaks kerjanya agak lambat dan akar tanaman tidak dapat
menyerapnya bersama air tanah, tetapi harus mendapatkannya secara langsung. Pupuk ini
pun kurang terkuras oleh air. Bila ingin dipakai sebagai pupuk dasar sebelum tanam, pupuk
ZA ini tergolong cocok. Sayangnya ia agak masam sehingga dapat membuat tanah menjadi
masam jika terlalu sering diberi pupuk ZA. Pupuk ini pun tidak cocok diberikan pada tanah
muda yang baru dibuka dan tanah yang kurang mengandung kalsium.
b. Urea
Urea termasuk pupuk nitrogen yang dulu banyak diimpor. Namun, kini urea sudah
diekspor karena banyak dibuat didalam negeri. Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam
arang. Persenyawaan kedua zat ini melahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak
46%.
Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban
73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dari udara. Oleh karena itu, urea mudah larut
dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Kalu diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah
berubah menjadi amoniak dan karbondioksida, padahal kedua zat ini berupa gas yang
mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air dan mudah tebakar pleh sinar
matahari. Itu, sebabnya banyak yang menganjurkan pemberian urea ini lewatdaun, tetapi
harus hati – hati. Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang
amat peka. Untuk itu, semprotkan urea dengan bentuk tetesan.
c. Amoniumsulfatnitrat (ASN)
Kadar N pupuk ini 26%. ASN dipeerdagangkan oleh Ruch Stickstoff A.G., Jerman dan
merupakan garam rangkap dari amoniumsulfat dan amoniumnitrat. Bentuknya kristal
berwarna kuning sampai kuning kemerahan. ASN sering mengeras dan tergolong pupuk
yang sangat higroskopis, sangat mudah larut dalam air, dan reaksinya agak asam.
d. Amoniumnitrat
Pupuk ini berkadar N 35%, mudah diserap akar tanaman, mudah menarik air, tetapi
mudah terbakar jika tercampur bahan organik. Reaksi fisiologisnya netral.
e. Amoniumklorida
Amoniumklorida merupakan pupuk dengan kandungan N 24%. Reaks kimianya agak
asam.

6
f. Kalium amoniumnitrat
Kalium amoniumnitrat merupakan pupuk nitrogen yang berkadar N 20,5%. Reaksi
kimianya netral.

Tabel 1. Jenis-jenis pupuk nitrogen produksi Indonesia.

7
Proses Produksi di PT. PUPUK SRIWIJAYA
4. Bahan Baku

Tabel 2. Karakteristik bahan baku yang digunakan.


5. Proses produksi amonia

Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :

I. Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang
sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak
menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan
senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut
dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas
sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
II. Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan,
kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas
hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan
dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
8
 Hidrogen
 Nitrogen
 Karbon Dioksida

Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas
karbon dioksidanya.

III. Purifikasi & Methanasi


Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu
di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan
baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum
gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.
IV. Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen :
nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang
diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini
kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair
yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

Gambar 1. Skema produksi keseluruhan pupuk nitrogen

9
Gambar 2. Skema produksi amonia di PT. PUPUK SRIWIJAYA
6. Proses produksi urea
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply
dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:
I. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea
dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
Reaksi : 2NH3 + CO2 NH2 COONH4
NH2 COONH4 NH2 CONH2 + H2O
Reaksi Samping : 2NH2 CONH2 NH2 CONHCONH2 + NH3
Kondisi Operasi : T = 150 - 200⁰C

II. Purifikasi Unit


Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit Sintesa
diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step
penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian
berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya
dikirim ke bagian kristaliser.

10
III. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian
kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan
air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan
panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
IV. Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan
udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke
bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea
butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.
V. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali
dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent
kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.
VI. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah
dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali
ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

Gambar 3. Skema produksi urea di PT. PUPUK SRIWIJAYA

11
7. Spesifikasi produk
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg
mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min
serta berbentuk Prill.
Ciri-ciri pupuk Urea:
• Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
• Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
• Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
• Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
• Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
• Standar SNI 2801:2010
Ciri-ciri amonia

 bentuk cair pada suhu -33°C


 Kemurnian minimal 99,5%
 Campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%.

Gambar 4. Pupuk urea


8. Distribusi produk
Pola distribusi dan stok pemasaran dihadapkan pada faktor-faktor dimana sumber
produksinya (pabrik pupuk) mempunyai ciri-ciri produksi konstan, sedang penggunaan
pupuk berfluktuasi dipengaruhi faktor musim, belum lagi faktor-faktor yang ada dalam
masalah angkutan (kondisi laut, pelabuhan, sarana jalan, truk dan KA).
Usaha-usaha maksimal terus dilakukan guna menghindari timbulnya High Cost
Economy yang tidak dikehendaki yaitu dengan mengembangkan pola distribusi dan
penyaluran dengan metode Least Cost Distribution Pattern dan Pipe Line Distribution
System:
I. Pipe Line Distribution System
Kondisi geografis dari negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, sentra
produksi pertanian yang menyebar dan terpencar serta jauh dari supply point,

12
sehingga untuk dapat tetap melayani penyediaan pupuk kepada petani secara 6
TEPAT tersebut maka PT Pusri melaksanakan Pola distribusi pupuk yaitu berupa
rangkaian distribusi pupuk mulai dari produsen/importir sampai ke konsumen di
dalam suatu jalur yang tidak terputus.
II. Least Cost Distribution System
Pola Distribusi dengan Biaya Terendah adalah pola pendistribusian pupuk diatur
melalui titik yang terdekat untuk mendapatkan total biaya distribusi yang paling
murah. Di samping itu dilaksanakan terobosan dengan menggunakan jalur yang lebih
menguntungkan seperti pengiriman pupuk dalam kantong dari supply point langsung
ke lini II atau lini III yang memungkinkan.
III. Mekanisme
1. Mempermudah pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.
2. Memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pupuk bagi petani sesuai kebutuhannya.
3. Menciptakan penyaluran pupuk yang lebih efektif.
Sistem ini mengharuskan para petani sebagai konsumen pupuk bersubsidi untuk
membuat kelompok-kelompok serta menyusun rencana kebutuhan pupuk bagi
kelompoknya. Rencana tersebut dituangkan dalam form RDKK yang diketahui oleh
petugas Dinas Pertanian setempat untuk kemudian diserahkan kepada distributor.
Form-form ini akan menjadi dasar bagi distributor untuk mengajukan kebutuhan
pupuknya kepada PT Pupuk Indonesia (Persero). Kelengkapan data dan pencatatan
administrasi menjadi kunci keberhasilan aplikasi sistem RDKK.
IV. Fasilitas
Dalam melaksanakan penyaluran pupuk sampai ke tangan petani Perusahaan
memiliki perangkat dan sarana:
• Kantor Perwakilan
Perusahaan memiliki kantor perwakilan di setiap ibukota propinsi yang di
sebut dengan Kantor Pusri Pemasaran Daerah (PPD) yang berada untuk wilayah
Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Kantor
Perwakilan berfungsi sebagai pelaksana tehnis dalam penjualan produk dan mewakili
kepentingan perusahaan di daerah.
• Dermaga / Pelabuhan
Perusahaan memiliki 5 (lima) dermaga untuk kepentingan sendiri (DUKS),
guna mengeluarkan hasil produksi dari pabrik di Palembang, selain melalui jalur
darat (via truck). Dermaga/pelabuhan ini sewaktu-waktu bisa digunakan juga sebagai
pelabuhan bongkar, selain berfungsi sebagai pelabuhan/dermaga pemuatan produk
urea dan amonia, yang berada di tepi sungai Musi, dengan panjang keseluruhan ±
760 meter.

13
Kelima dermaga tersebut, terdiri dari 2 (dua) dermaga pemuatan pupuk
(urea) curah yang masing-masing dilengkapi dengan QSL (Quadrant Ship Loader) dan
PS (Portal Scrapper), 2 (dua) dermaga pemuatan pupuk (urea) kantong yang masing-
masing dilengkapi dengan BSL (Bag Ship Loader), serta 1 (satu) dermaga untuk
pemuatan amonia curah yang berdampingan dengan pemuatan pupuk (urea) secara
konvesional.
• Armada/Angkutan Laut
Pusri memiliki sebuah angkutan laut Kapal SPUB (Self Propelled Urea Barge)
KM Pusri Indonesia-I dengan kapasitas angkut 11.000 ton urea.

• Unit Pengantongan
Selain dari unit pengantongan yang ada di Unit Produksi Palembang,
Perusahaan juga memiliki 5 (lima) unit pengantongan di daerah yaitu unit
Pengantongan Pupuk (UPP) di Belawan,Cilacap, Surabaya, Meneng/Banyuwangi dan
Perwakilan Semarang, yang masing-masing dilengkapi dengan Dermaga Untuk
Kepentingan Sendiri (DUKS). Untuk pembongkaran pupuk di Pelabuhan Umum
(seperti pelabuhan Dumai, Panjang,Cigading/Ciwandan dan Cirebon)
pengantongannya melalui Mobile Bagging System (MBS).

Gambar 5. Skema alur distribusi pupuk

14
9. Pengolahan limbah
Limbah hasil produksi pada PT. PUPUK SRIWIJAYA terdapat berbagai jenis, diantara berupa
limbah cair , limbah minyak, dan limbah gas. Yang masing-masing limbah tersebut di
treatment dengan cara yang berbeda, diantaranya :
I. Biological pond
Menggunakan bakteri untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS dan Amoniak.
Limbah dengan konsentrasi rendah dari ceceran lantai, bekas cucian dsb. Kapasitas
olah 700 - 800 m3/jam.

II. Hydrolizer-Stripper
Limbah cair yang mengandung Amoniak dan Urea dengan konsentrasi tinggi,
mengandung Urea 10.000 ppm dan Amoniak 3.500 mg/l. Dalam unit Hydrolizer akan
terjadi proses hidrolisa larutan urea menjadi amoniak dan CO2. Hasil hidrolisa urea
dipisahkan dalam Stripper dengan sistem Steam Sripping, keluaran dari Stripper
berupa off gas dan treated water. Dengan konsentrasi Urea = nol dan Amoniak = 5
ppm.

III. Sludge Removal Facilities


Sistem peralatan yang berfungsi sebagai pemisah dan pengolah lumpur yang berasal
dari unit kolam biologi untuk dipisahkan airnya dan dipadatkan dengan tekanan 8
Bar, sehingga menghasilkan padatan lumpur yang mengandung 40 % dray solid.

15
IV. Oil Separator
Pada tiap-tiap collecting pit dilengkapi dengan unit pemisah minyak yang bekerja
secara kontinue dengan kapasitas olahan 20 m3/jam. Pemisahan minyak ini
dilakukan untuk menjaga agar konsentrasi minyak yang akan diolah di Hydrolizer
Stripper terjaga pada kisaran < 10 ppm.

V. Oil Skimmer
Pada saluran-saluran kecil di dalam pabrik juga dipasang Oil Skimmer yang berfungsi
untuk menangkap minyak, sehingga konsentrasi minyak yang akan diolah di unit
biologi sudah rendah.Konsentrasi minyak keluaran 1,5 mg/l.

VI. Purge Gas Recovery Unit


PGRU adalah unit pengolah purge gas yang terbuang dari pabrik Amoniak. Hasil
olahan berupa Tail gas digunakan sebagai bahan bakar sedangkan gas H2 dan NH3
dikembalikan ke proses untuk dipakai kembali.

VII. Scrubber
Merupakan peralatan yang dipasang khusus untuk menanggulangi venting gas yang
mengandung Amoniak di pabrik Urea bila ada gangguan operasional. Hasil olahan
dikumpulkan dalam collecting pit dan kemudian dikirim ke Unit Hydrolizer Stripper
untuk diolah kembali.

16
SESI TANYA-JAWAB

17
BAB III
KESIMPULAN

Industri pupuk nitrogen memiliki peranan penting bagi sektor pertanian. Bahan baku
yang digunakan mengandung unsur C, H, O, dan N. Unsur O dan N diperoleh dari udara,
sedangkan unsur C dan H diperoleh dari gas alam. Adapun produk utama industri pupuk
nitrogen adalah urea butiran dan amonia cair yang akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair, minyak, dan gas yang melalui
proses pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke lingkungan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Proses Industri Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Polban


https://kaltim.litbang.pertanian.go.id/
http://tanonmandiritaniorganik.blogspot.com/2011/12/sejarah-perkembangan-
pupuk.html
https://kaltim.litbang.pertanian.go.id/
http://pupuk-indonesia.com/id/holding/pupuk-iskandar-muda/profil
https://www.pupukkaltim.com/id/pabrik-proses-produksi
https://www.pupuk-kujang.co.id/produksi/proses-kapasitas
http://petrokimia-gresiik.com
http://www.pusri.co.id/ina/
http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-produksi-amonia/
http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/
http://www.pusri.co.id/ina/produk
http://www.pusri.co.id/ina/skema-alur-distribusi-pupuk/
http://www.pusri.co.id/ina/berita-amp-kegiatan-media-massa/unit-pengelolaan-
limbah-sangat-canggih/

19

Anda mungkin juga menyukai