Anda di halaman 1dari 14

BAB V

UTILITAS

PT. Pupuk Kujang menggunakan berbagai macam kebutuhan diantaranya


adalah air, steam, listrik, air pendingin, dan udara instrument untuk setiap operasi
yang berlangsung di dalam plant. Unit ini merupakan elemen penting untuk unit
produksi lainnya agar proses dapat berjalan secara optimal. Kebutuhan tersebut
dihasilkan dari unit-unit sebagai berikut :

1. Water intake
2. Pengolahan air
3. Pembangkit uap
4. Pembangkit listrik
5. Air pendingin
6. Instrument Air / Plant Air ( IA / PA )
7. Pengolahan limbah

Gambar 5.1 Diagram alir utilitas pada plant IA

Sumber : Unit Utilitas IA PT. Pupuk Kujang


5.1 Unit water intake
Pada unit water intake dilakukan proses pengambilan air baku, yang
bersumber dari water intake Cikao (Jatiluhur), water intake Parung kadali
(Curug), kolam emergency ( kolam 7 ), dan kolam emergency ( kolam 8 ).

5.1.1 Water Intake Cikao (Jatiluhur)


Water Intake Cikao (Jatiluhur) digunakan apabila kondisi air pada Water
Intake Parung Kadali (Curug) mengalami kenaikan turbidity hingga 200 NTU.
Air dialirkan dengan memompakan air dengan 2 main pompa yang berkapasitas
masing 1250 m3/jam dengan power yang bersumber dari PLN.
Tenaga listrik yang diberikan oleh PLN adalah sebesar 6000 V sehingga
diperlukan trafo step down agar menjadi 2300 V. Dengan satu buah generator
2008-JC sebagai pengganti apabila power PLN tidak ada.
Tabel 5.1 Spesifikasi alat pada unit Water Intake Cikao (Jatiluhur)

Main Pump A / B Generator 2008-


Keterangan Keterangan
(3005 JA/ JB) JC
Speed 1500 rpm Kapasitas 750 KW
Tekanan 6 kg/cm2 Frekuensi 50 Hz
Motor Capacity 500 HP/2300 V Tegangan 440 Volt
Max Ampere 111 A Speed 1500 rpm

5.1.2 Water Intake Parung Kadali (Curug)


Pada unit Water Intake Parung Kadali (Curug) air dipompakan dengan tiga
buah main pompa. Unit suction ini berada pada aliran sungai Citarum. Apabila
tenaga listrik dari PLN terjadi failure telah disediakan 2 buah genset dengan
kapasitas 750 KW/440 V. Untuk menaikkan teganganya maka digunakan trafo
step up agar tegangan menjadi 2300 V.

Tabel 5.2 Spesifikasi alat pada unit Water Intake Parung Kadali

Keterangan MP 3001 JA / JB / JC
Kapasitas 5500 gpm
Motor capacity 500 HP/2300 V
Tenaga listrik PLN 6000 V
Trafo step down 2300 V
5.1.3 Kolam Emergency ( Kolam 7 dan 8)
Kolam emergency merupakan tempat penampungan air hujan yang
bertujuan sebagai air make up untuk water intake parung kadali. Yang mana
kolam ini digunakan apabila water intake parung kadali tidak dapat men-supply
air.

Tabel 5.3 Spesifikasi alat pada unit Water Intake Kolam Emergency ( Kolam
7 dan 8)

Keterangan Kolam 7 Kolam 8


Pompa AP I/AP II 3003 J / JA
Kapasitas pompa 3700 gpm 450 m3/jam
125 HP/440
Kapasitas motor 440V/AMP MAX 224 A
V

5.2 Unit Pengolahan Air

Pengolahan air bertujuan untuk menghilangkan partikel pengotor di dalam


air seperti partikel tersuspensi (sand, silt, mud, dust, slime / bio-fouling) dan
partikel terlarut yang mengandung mineral (calcium (Ca), magnesium (Mg),
chloride (Cl), sulfate (SO4), silicate (SiO2), dll). Penghilangan pengotor ini
bertujuan agar alat proses yang digunakan tidak terbentuk kerak yang dapat
menggangu kinerja alat tersebut. Selain partikel di dalam air juga terdapat
dissolved gas yang dapat menyebabkan air memiliki tendensi menjadi korosif.

C o n ta m in a n ts

S u s p e n d e d P a r t ic le s D is s o lv e d io n s D is s o lv e d G a s e s
C o llo d ia l m a t t e r H a rd n e s s C O 2
O r g a n ic s , F e & M n a lk a l in it y O 2
B io f o r m s O r g a n i c s & R e s . C l2 H 2S , N H3

F iltr a tio n C h lo r in a t io n Io n E x c h a n g e D e a e r a t io n

C la r if ic a t io n R e v e r s e O s m o s is C h e m ic a l S c a v e n g in g

M ic r o filtr a t io n A c tiv a t e d C a r b o n D e c a r b o n a t io n

U lt r a f ilt r a t io n E v a p o r a t io n

E l e c t r o d i a ly s is

Gambar 5.2 Unit proses untuk penghilangan kontaminan

Sumber : Unit Utilitas IA PT. Pupuk Kujang


Pengolahan air ini menjadi penting karena air yang diolah dapat digunakan
untuk berbagai macam keperluan. Diantaranya sebagai air umpan boiler, air
domestic, air cooling tower, dan air untuk hydrant. Pengolahan air ini dilakukan
dengan proses pretreatment dan demineralization untuk menghasilkan air yang
bebas dari pengotor.

Gambar 5.3 Diagram aliir proses pengolahan air pada PT. Pupuk Kujang

Sumber : Unit Utilitas IA PT. Pupuk Kujang

5.2.1 Pretreatment
Pada proses ini dilakukan penghilangan partikel tersuspensi dengan cara
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Sehingga dihasilkan air dengan pH
7-7,5 dengan kekeruhan maksimal 2,0 NTU. Proses pretreatment berisi beberapa
proses diantaranya adalah premix tank, clarifier, clear well, dan sand filter.

5.2.1.1 Premix Tank


Air diambil dari unit water intake yang memiliki nilai kekeruhan 200 ppm
dengan debit 750-800 m3 . Nilai kekeruhan yang tinggi harus direduksi dengan
cara memberikan senyawa kimia agar partikel tersuspensi dapat mengendap. Lalu
dengan pengadukan cepat terjadi kontak antara senyawa kimia dengan partikel
pengotor. Senyawa kimia yang diinjeksikan adalah sebagai berikut :

a. Soda caustic (NaOH) yang digunakan sebagai pengatur pH air yaitu


6,4-6,7
b. Alum sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan sebagai flokulan agar
partikel kotoran dapat terikat dan mengendap.
c. Klor (Cl2) digunakan sebagai desinfektan yang akan membunuh
bakteri dan memecahkan zat organic yang tidak terikat oleh alum
sulfat.
d. Coagulant aid digunakan agar mempercepat koagulasi

5.2.1.2 Clarifier dan clear well


Clarifier merupakan tangki dengan pengadukan lambat sebesar 6 rpm
yang digunakan untuk pengendapan partikel kotoran dari premix tank. Mekanisme
yang terjadi merupakan proses koagulasi dan flokulasi, dimana terjadi
destabilisasi partikel koloid yang bermuatan negatip dinetralkan muatannya
dengan partikel positip dari senyawa kimia yang diinjeksikan sehingga terbentuk
floc yang kecil (fine floc) dengan reaksi sebagai berikut :

Al2(SO4)3 + H2O 2Al(OH)3 + 3H2SO4.

Selanjutnya terjadi proses sedimentasi dimana kotoran mengendap


membentuk lumpur atau sludge yang akan di blow down apabila air yang
diumpankan telah mencapai 100.000 liter. Keluaran dari tangki ini akan
ditampung pada tangki clear well. Air yang keluar memiliki nilai pH sebesar 6,4-
6,6 dan nilai kekeruhan < 1,0 ppm dan kandungan Cl 2 sebesar 0,5 – 1,0 ppm. Pada
tangki clear well ditambahkan kaustik untuk menaikkan pH menjadi 7-7,5.
Selanjutnya air tersebut akan dipompakan menuju sand filter. Premix tank dan
tangki clear well dihubungkan dengan pipa bypass apabila terjadi failure pada
unit clarifier.

5.2.1.3 Sand Filter

Proses yang terjadi merupakan penyaringan air dengan menggunakan


media pasir. Terdapat enam buah rapid pressure horizontal sand filter yang
disusun secara paralel yang berisi antrifilt, fine sand, media sand, fine gravel,
media gravel, dan coarse gravel. Unit ini digunakan untuk menyaring kotoran
yang mungkin terbawa. Air yang dihasilkan memiliki nilai kekeruhan sebesar 0,5
ppm yang selanjutnya dialirkan ke filtered water storage dan portable water
storage.

Regenerasi dari sand filter dilakukan apabila nilai pressure drop antara
inlet dan outlet melebihi 1,0kg/cm2G. Regenerasi dilakukan dengan cara
backwash yang dilakukan secara otomatis maupun manual. Berikut adalah
tahapan regenerasi dari sand filter:

a. Drain down, dengan cara mengurangi sebagian air dalam vessel


b. Backwash, dengan cara mengaduk lumpur yang mengendap pada
permukaan pasir.
c. Rinse, dengan cara membuang lumpur yang masih tertinggal di
dalam sand filter.
5.2.1.4 Storage
Terdapat dua sistem penyimpanan air hasil dari unit pretreatment yaitu:
a. Portable water storage yaitu penampung air untuk kebutuhan
rumah tangga pabrik, kantor, dan pemukiman. Air ini diinjeksikan
dengan klorin sebagai desinfektan dengan pH 7-7,5 dan
konsentrasi Cl2 0,5-1,5 ppm.
b. Filtered water storage yaitu penampung air untuk keperluan make
up air pendingin, hydrant, dan sebagai air umpan unit
demineralization.

5.2.2 Demineralization
Pada unit ini air dari Filtered water storage akan dihilangkan kadar
mineralnya menjadi air bebas mineral atau air bebas dissolved solid. Air ini
digunakan sebagai air umpan boiler yang selanjutnya akan menghasilkan steam.
Penggunaan air bebas mineral ditujukan agar tidak menimbulkan kerak pada tube-
tube yang akan mengganggu proses dan terhindar dari korosi.
Unit demineralisasi terdiri dari beberapa bagian yaitu activated carbon
filter, cation dan anion exchanger, dan mixed bed polisher.

5.2.2.1 Activated Carbon Filter


Terdapat empat buah carbon filter yang ditujukan untuk menangkap klorin
yang dapat mengganggu kinerja resin pada proses pertukaran ion. Selain itu
carbon filter juga digunakan untuk menghilangkan bau, warna, zat renik atau
mikroba. Air yang dihasilkan memiliki pH 7-7,5. Media yang digunakan dalam
carbon filter adalah norit. Proses regenerasi dilakukan apabila kondisi karbon
aktif telah jenuh dengan batasan operasi pH sebesar 6,8-7,6, nilai kekeruhan <0,5
ppm dan klorin <0,2 ppm. Regenerasi dari carbon filter adalah sebagai berikut :

a. Backwash (pencucian balik) dengan cara mengeluarkan endapan lumpur


dan partikel yang terdapat pada lapisan atas carbon filter.
b. Rinse (pembilasan) untuk menyempurnakan pembebasan lumpur dan
partikel yang masih tersisa. Arah alirannya sama seperti saat service.
c. Steaming merupakan proses backwash dengan mengalirkan steam dengan
temperature keluaran outlet 75-100˚C agar lapisan pengotor dapat benar-
benar bersih.
Tabel 5.4 proses regenerasi carbon filter

5.2.2.2 Cation exchanger

Pada unit cation exchanger digunakan untuk untuk mengikat ion-ion


positip seperti Ca2+,Na+,K+ dan Mg2+, dan air melepas ion hydrogen (H+).
Terdapat tiga buah cation exchanger yaitu 2004 UA-UB-UC dengan dua kondisi
operasi dan satu buah dalam regenerasi atau stand by.
Apabila pada analyzer conductivity dan silica menunjukkan kenaikan,
maka perlu dilakukan regenerasi pada kolom resin. Regenerasi dilakukan dengan
cara menambahkan H2SO4 sehingga ion positip yang melekat pada resin
digantikan oleh ion H+ dan air bersifat asam dengan pH 3,2-3,3. Nilai
konduktivitas berada pada 300-400 mhos dan kandungan FMA (free mineral acid)
sebesar 30-60 ppm. Tahapan regenerasinya adalah sebagai berikut :

1. Backwash, Mengeluarkan kotoran-kotoran yang mengendap di atas resin.


2. Inject acid 1,5 %, Menghilangkan ion kalsium yang melekat pada lapisan
resin.
3. Inject acid 2 %, Menghilangkan ion magnesium yang melekat pada lapisan
resin
4. Inject acid 3 %, Menghilangkan ion natrium yang melekat pada lapisan
resin
5. Inject acid 4 %, Membuang sisa ion -ion cation lainnya yang melekat
pada lapisan resin.
6. Displace acid, Membersihkan atau membilas sisa-sisa asam yang
tertinggal dalam sistim.
7. Rinse, Pembilasan resin untuk penyempurnaan.
8. Rerinse to quality, Pencucian kembali exchanger dengan arah aliran yang
sama dengan tahap service dan bertujuan untuk membersihkan exchanger
dari kemungkinan sisa asam maupun garam-garam yang tersisa.
5.2.2.3 Anion exchanger

Air dari cation exchanger akan mengalir ke anion exchanger yang


digunakan untuk mengikat ion-ion negatip seperti : SO4 2-, Cl-, SIO32- dan CO32-
diikat oleh resin dan menggantikan dengan ion hydroksil ( OH - ). Dalam kondisi
normalnya terdapat tiga buah cation exchanger dengan dua kondisi operasi normal
dan satu buah dalam regenerasi atau stand by.

Air yang keluar dari proses ini memiliki pH 8,6-8,9 dan memiliki nilai
konduktivitas <25 mmhos dan kandungan silica <0,1 ppm. Apabila sudah dalam
kondisi jenuh dilakukan regenerasi dengan pemberian NaOH untuk melepas
anion-anion yang melekat pada resin. Tahapan proses regenerasi adalah sebagai
berikut :

1. Backwash dengan cara mengeluarkan kotoran – kotoran yang melekat


pada bagian atas resin.
2. Fast inject caustic 4 %, membuang / melepaskan ion-ion anion yang
melekat pada resin.
3. Slow inject cuastic 4 % ,membuang sisa ion-ion anion yang masih
melekat pada lapisan resin.
4. Soak cuastic ( perendaman ), memberikan kemungkinan masih adanya
kaustik yang belum larut.
5. Inject caustic 4 %, menyempurnakan pengeluaran anion.
6. Displace caustic, membersihkan atau membilas sisa-sisa caustic yang
tertinggal dalam sistim.
7. Rinse ; pembilasan resin.
8. Rerinse; pembilasan kembali exchanger dari kemungkinan kaustik
maupun garam natrium yang masih tersisa .
5.2.2.4 Mixed Bed Polisher
Merupakan mixed resin yang bertujuan untuk untuk mengikat ion-ion
positip & negatip yang masih lolos dari cation dan anion exchanger dan juga
berfungsi sebagai pengaman bila terjadi keracunan dari cation & anion. Air yang
dihasilkan memiliki nilai pH sebesar 6-6,5 dengan nilai konduktivitas sebesar 0,05
- 0,25 mmhos dan konsentrasi silica <0,1 ppm. Regenerasi mixed bed resin dapat
diakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Bed Idle ; penghentian semua aliran masuk dan keluar.
2. Bed Inject Caustic 4 % ; untuk mencuci kotoran–kotoran resin Cation dan
Anion.
3. Bed Rinse ; pembersihan sisa-sisa larutan NaOH yg tertinggal di
sistem.
4. Backwash ; mengaduk resin cation dan anion dan membuang kotoran
yang melekat di resin.
5. Bed settle ( pemisahan resin ) ; untuk memisahkan dua lapisan resin
cation dan anion
6. Inject Acid dan Caustic ; injeksi acid 4% dari bawah dan injeksi NaOH
4% dari atas.
7. Displace Acid dan inject Caustic 4 %; pembersihan saluran dari sisa asam
yang tertinggal dalam sistim injeksi.
8. Displace Acid dan Displace Caustic ; untuk membersihkan sisa asam dan
kaustik yang masih tertinggal dalam sistem.
9. Displace acid dan rinse Anion ; membersihkan sisa-sisa kaustik dan acid
dalam vessel.
10. Drain down ; mengeluarkan sebagian air dari dalam bed.
11. Air Mix ; pencampuran dan pengadukan resin dengan menggunakan
udara tekan, yang dialirkan dari bawah , agar pencampuran resin cation
dan anion sempurna.
12. Air Mix dan Drain Down ; pengadukan dan mengeluarkan sebagian air
pencampuran resin tidak berubah atau settle.
13. Slow refill ; pengisian kembali Mix bed dengan air secara perlahan lahan
agar resin tidak bergerak atau menjadi settle kembali.
14. Fast refill ; pengisian Mix bed dengan cepat.
15. Final rinse ; tahap akhir pembilasan Mix bed dengan air umpan agar
benar-benar bebas mineral.

5.3 Unit pembangkit uap


5.3.1 Pengolahan air umpan boiler
Dalam pembuatan air umpan boiler perlu dilakukan penghilangan gas
terlarut (dissolved gas) yang dapat memicu terjadinya korosi. Gas terlarut tersebut
diantaranya adalah gas O2 dan CO2. Demineralized water yang dihasilkan dari
unit water treatment dilakukan proses stripping pada suhu 112˚C menggunakan
low steam pada tangki deaerator 2002-U.
Selanjutnya dilakukan injeksi hydrazine (N2H4) yang digunakan untuk
mengikat oksigen terlarut di dalam air, dengan reaksi sebagai berikut :
N2H4 + O2 2H2O + N2
Diinjeksikan pula ammonia yang digunakan untuk menaikkan pH hingga 9,2-9,6.
Setelah air keluar dari tangki deaerator diinjeksikan senyawa phosphate
Na3PO4.H2O yang digunakan sebagai corrosion inhibitor untuk mencegah
terbentuknya silica dan kalsium paa steam drum dan boiler tube. Selain itu
diinjeksikan pula larutan buffer phospat yang digunakan untuk mengikat mineral.
Kualitas air yang masuk ke dalam boiler dengan kapasitas 210 m 3/jam
adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5 spesifikasi kualitas air umpan boiler

Spesifikasi Keterangan
pH 10-10,5
Senyawa fosfat 15-25 ppm
Konduktivitas 150 mmhos
Senyawa Fe <5 ppm
Senyawa Cu <0,003 ppm
SiO2 5 ppm
Suhu 113˚C
O2 yang diinginkan 0,007 ppm
N2H4 0.05 s/d 0.10 ppm ( residual )

Gambar 5.4 Skema Deaerator

5.3.2 Pembangkit uap boiler


Penggunaan steam di PT. Pupuk Kujang yaitu didistribusikan ke unit
utilitas sebagai penggerak turbin, unit ammonia dan unit urea. Terdapat tiga jenis
steam yang dibutuhkan, diantaranya yaitu :
1. High pressure steam (105 kg/cm2G)

Steam ini dihasilkan dari unit ammonia sebanyak 300 ton/jam dan
diproduksi dengan cara memanfaatkan panas dari secondary reformer yang
bersuhu 1000˚C.

2. Middle pressure steam (42 kg/cm2G)

Steam ini diperoleh dengan cara mengekspansi high pressure steam


melalui turbin sehingga bertekanan 4 kg/cm2G. Selain itu steam ini juga
diperoleh dari pengambilan uap dari proses blow down pada steam dan mud
drum di boiler dan dari uap hasil reduksi medium steam melalui valve.

Middle pressure steam juga diproduksi dari dua set package boiler tipe
water tube boiler (2007 U/UA) yang berkapasitas 102 ton/jam dan satu set
waste heat boiler 2003 U (WHB) yang menghasilkan 60 ton/jam dengan
kapasitas penuuh 90 kg/jam. Kedua boiler tersebut dilengkapi dengan
economizer dan desuperheater. Perbedaan dari kedua boiler tersebut adalah,
pada package boiler panas berasal dari pembakaran gas alam sedangkan pada
waste heat boiler panas berasal dari panas sensible gas buang turbin Hitachi
dan panas pembakaran gas alam.

Gas alam yang dibutuhkan untuk pembakaran pada package boiler sebesar
5.480 m3/jam untuk memproduksi 80 ton uap/jam, sedangkan pada waste heat
boiler dibutuhkan 1.700 m3 gas alam /jam untuk memproduksi 60 ton uap/jam.

3. Low pressure steam (3,5 kg/cm2)

Steam ini diperoleh dari panas exhaust stem turbin, let down valve, dan
flash drum. Low pressure steam juga diproduksi oleh unit ammonia dengan
menggunakan panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran pada unit
secondary reformer. Adapun steam digunakan untuk hal sebagai berikut :
Gambar 5.5 Skema peralatan pada package boiler

5.4 Unit pembangkit listrik


Keperluan listrik pada PT. Pupuk Kujang digunakan pada semua unit, baik
untuk menggerakan mesin atau motor listrik hingga sebagai penerangan. Sumber
tenaga listrik yang digunakan berasal dari :
1. Gas turbin generator Hitachi ( 2006 J ) Capasitas Power 14,840 MW
Tegangan 13,6 - 13,8 KV / 50 Hz.
2. Tenaga listrik cadangan dari PLN (Perusahaan Listrik Negara )
berkapasitas 10 MW.
3. Standby Generator 2 ( dua ) buah, generator diesel masing-masing
kapasitas 750 KW.
4. Emergency generator kapasitas 375 KW, 440 V , 50 Hz. Operasi standby
auto.
5. UPS ( Uninterupted Power Supply ).
Gambar 5.6 Gas Turbin Generator Hitachi ( 2006 J )

5.5 Unit Cooling Tower


Unit Air Pendingin mengolah air dari proses pada pabrik pendinginan
yang suhunya 46°C menjadi 32°C, untuk digunakan kembali sebagai air pada
proses pertukaran panas pada peralatan yang membutuhkan pendinginan seperti
pada proses kondensasi. Menara pendingin ini terbuat dari kerangka kayu yang
kokoh dari jenis kayu Red wood yang telah diproses agar tahan air asam dan
basa.

Anda mungkin juga menyukai