Anda di halaman 1dari 3

WASTE WATER TREATMENT PLANT

Waste Water Treatment (WWTP) atau biasa juga disebut Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi
dari air limbah sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Dirancang secara khusus untuk memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa
proses tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan. Cairan sisa proses atau limbah bisa
berasal dari proses industri, pabrik, pertanian, dan perkotaan yang tidak lain merupakan hasil
limbah rumah tangga. Hasil dari pembuangan tersebut dapat membahayakan manusia maupun
lingkungan, oleh karena itu diperlukan proses pengolahan lebih lanjut sebelum dibuang ke
saluran pembuangan.
 Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida,
dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
 Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah
tangga lainnya.
 Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur
sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.

WWTP berfungsi :
 Mengelola dan mengolah air limbah, terutama limbah industri yang mengandung
komponen bahan kimia, supaya limbah yang dibuang ke lingkungan tidak mencemari
lingkungan.
 Mengolah air limbah domestik dan juga industri supaya air bisa dimanfaatkan kembali
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
 Menjaga kehidupan biota-biota yang hidup di sungai tetap lestari.
Fungsi lainnya dari Water Treatment Plant yakni untuk dapat memenuhi kualitas pada air
pengisi mesin industri berdasarkan standar yang sudah ditentukan, untuk itu dibutuhkan
instalasi untuk pengolahan air melalui berbagai proses. Pada Powerplant dengan sumber air
baku dari sea water, air tersebut belum dapat memenuhi standar untuk digunakan langsung
pada mesin.
Regulasi mengenai WWTP di Indonesia :
1. UU No 32 thn 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Pasal 100)
2. PP NO 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
(Pasal 38)
3. UU NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
(Pasal 21, Pasal 24, Pasal 52)
4. PP NO 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
(Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10)
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 ttg Pengendalian
Pencemaran Air
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 ttg Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 ttg Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 ttg Baku Mutu
Air Limbah Domestik
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 ttg Pedoman
Penentuan Status Mutu Air
10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142 Tahun 2003 ttg Perubahan
atas Kep. MENLH No. 111 tahun 2003
WWTP Pada PLTU

Sumber limbah : air sisa boiler (boiler blowdown), air sublimasi dari FGD (FGD
blowdown), air limpasan hujan di kolam abu (ash run off) dan air limpasan hujan di
penampungan batu bara (coal run off), dsb.
Mula-mula cairan sisa bekas dialirkan menuju ke waste water storage pond untuk
penampungan dan treatment pertama, disini limbah cair di aerasi oleh waste water storage pond
blower yang fungsinya menghembuskan udara ke bawah penampungan untuk kebutuhan O2
mikroorganisme pendegradasi limbah.
Kemudian limbah cair dipompa oleh waste water storage pond pump ke treatment
berikutnya yaitu di neutralizing pit 1 yang fungsinya menyempurnkan proses peralatan
sebelumnya. Limbah cair dipompa oleh neutralizing pit pump menuju ke ph control &
oxidation pit supaya treatment lebih sempurna. Disini cairan limbah dikontrol ph - nya dengan
penambahan hcl dan naoh serta agar cairan limbah dan ph control homogen diaduk dengan
agitator. Sedangkan untuk membantu mempercepat pengendapan, ditambahkan zat kimia
berupa coagulant dan coagulant aid (flocculant) yang umumnya berupa PAC dan fecl3.
Hasilnya di overflow kan menuju ke coagulation and sedimentation tank yang disertai
pengadukan lambat untuk mempercepat pengendapan. Dari sini terdapat 2 produk yaitu yang
overflow lewat atas hampir murni cairan dialirkan menuju ke clear water pit sedangkan yang
berupa padatan (sludge) dipompa oleh coagulation and sedimentation sludge pump menuju ke
sludge enrichment tank, disini juga disertai pengadukan untuk menyempurnakan proses
pembentukan gumpalan.
Hasilnya ada 2 yaitu yang berupa cairan di bagian atas di overflow kan ke netralizing
pit 2 dan yang berupa padatan bagian bawah dipompa oleh sludge enrichment pump menuju
ke sludge storage pond. Sebagian sludge dipompa oleh sludge storage pond discharge pump
menuju ke neutralizing pit 1 untuk proses penyempurnaan treatment. Hasil overflow dari
coagulation and sedimentation tank yang menuju ke clear water pit untuk treatment lagi dan
untuk pembersihan dipompa oleh clear water pit pump menuju ke filter tank yang berisi
activated carbon dan media filter (pasir, batu, kerikil dll).
Hasil keluaran dipompa dengan filter tank pump menuju ke netralizing pit 2 yang
mengalami treatment seperti penambahan injeksi kimia naoh dan hcl untuk kontrol ph.
Keluaran yang jelek dikembalikan lagi ke waste water storage pond sedangkan keluaran yang
bagus dipompa oleh netralizing pit pump menuju ke purified waste water pit yang siap dibuang
ke laut.

Anda mungkin juga menyukai