Oleh :
Kelompok :2
Nama : Annisaa Azhaar A ( 171411069 )
Aurista Febrianto ( 171411070 )
Devi Ristama ( 171411072)
Kelas : 2C – D3 Teknik Kimia
`j
Fermentasi Aerob ( Asam Sitrat ) Oleh Aspergillus Niger
I. TUJUAN
a. Memahami perbedaan komposisi media fermentasi untuk pertumbuhan dan
produksi
b. Memahami kondisi operasi optimum untuk pembentukan produk asam sitrat.
c. Memahami jenis pola pembentukan produk asam sitrat.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
NO ALAT
1. Fermentor
2. Shaker incubator
3. Buret
4. Erlenmeyer 100 ml, 1 L
5. Batang pengaduk
6. Pipet ukur
7. Corong
8. Refraktometer
9. Hot plate
10. Botol sampel
NO BAHAN
1 Biakan murni Aspergillus niger dalam media agar miring
2 Media pertumbuhan dan media fermentasi dengan komposisi :
Media Pertumbuhan ( 100 mL ) :
Gula Pasir : 15 gr
(NH4)2SO4 : 450 mg
KH2PO4 : 225 mg
Yeast Extract : 2 gr
Media Fermentasi ( 900 mL ) :
Gula Pasir 15 %
(NH4)2SO4 0,6 %
KH2PO4 0,3 %
3 Indikator penolphtaline
4 Larutan NaOH 0,05 M
Analisa terhadap sampel dilakukan setiap 12 jam selama proses fermentasi meliputi:
1. Analisa kadar sukora dengan metoda refractometer ( pengukuran Brix ). Buat terlebih
dahulu kurva standar konsentrasi sukrosa terhdap nilai brix.
2. Analisa asam sitrat dengan titrasi asam – basa ( acidimetri ) menggunakan indicator
fenoptalein. Konsentrasi asam total diasumsikan sebagai konsentrasi asam sitrat
1 0 13,8 13,2
2 5,23 13,8 13,2
3 23,02 12,9 12,7
4 29 15 13,8
5 48,27 13,7 13,1
6 52,44 `16,5 14,6
7 73,43 15,1 13,9
8 77,04 16 14,4
9 154,16 16 14,4
10 157,33 14,8 13,7
Kurva Baku
Konsentrasi Sukrosa Vs % Brix
70
Konsentrasi Sukrosa (%)
60 y = 0.5356x + 5.7818
50 R² = 0.968
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
% Brix
Kurva waktu vs konsentrasi sukrosa
14.5
14
13.5
13
12.5
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
WAKTU
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
WAKTU
VII. PEMBAHASAN
Jamur Aspergillus niger merupakan jamur yang dapat menghasilkan asam sitrat
sebagai hasil metabolisme. Pertama dibuat inokulum sebagai starter yang lalu
dipindahkan ke media pertumbuhan. Setelah jamur tumbuh,jamur dipindahkan ke media
fermentasi yang telah diatur supaya nutrisinya mendukung proses pembentukan asam
sitrat.
Komposisi dari media fermentasi dan media pertumbuhan karena berbeda
fungsinya. Media pertumbuhan berfokus untuk memperbanyak biomassa bakteri
(memperbanyak jumlah bakteri), sementara media fermentasi berfokus pada
pembentukan produk (pengurangan proses pertambahan biomassa, dan penambahan hasil
metabolisme) dalam hal ini yakni asam sitrat.
Karena fermentasi asam sitrat adalah fermentasi aerob maka aerasi dan agitasi
diperlukan agar proses fermentasi dapat berjalan dengan sempurna. Pada reaktor pun
diberi ruang untuk udara (erlenmeyer tidak diisi penuh oleh media fermentasi). Hasil
produk asam sitrat pun relatif naik turun karena dimungkinkan terjadinya kontaminasi
mahluk asing saat pengambilan sampel ataupun zat pengotor lainnya. Hal ini dapat
terjadi karena kondisi yang kurang aseptis. Serta praktikan yang kurang teliti saat
melakukan titrasi
VIII. KESIMPULAN
Media pertumbuhan biomassa dan media produksi berbeda. Pada praktikum kali
ini, media pertumbuhan ditambahkan yeast extract untuk mempercepat
pertumbuhan biomassa dan pada media produksi atau media fermentasi
ditambahkan Potassium fosfat (KH2PO4) untuk mempercepat proses metabolisme.
Hasil pembentukan produk pada fermentasi asam sitrat sebanding dengan
pertambahan biomassa
Hasil akhir konsentrasi dari asam sitrat adalah 0,07M pada 157,33 jam
Ali, S., Ikram-ul-Haq., M.A. Qadeer, and J. Iqbal. 2002. Production of Citric
Acid
by Aspergillus niger Using Cane Molasses in a Stirred
Fermentor. Electronic Journal of Biotechnology Vol 5 No
Manfaati, Rintis. 2011. “Pembuatan Asam Sitrat”. Politeknik Negeri Bandung.3.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019
Oleh :
Kelompok 2
Ambil sampel sesaat setelah dicampur dan setiap 2 kali sehari selama 5 hari.
25
20
15
10
5
0
104.4 45.5 43.3 40 45.5 42.2 44.4 41.1 48.8
Konsentrasi (%)
VII. PEMBAHASAN
Ragi merupakan jenis jamur yang dapat memproduksi etanol dalam kondisi
anaerob. Fermentasi anaerob dimulai dengan membuat inokulum, kemudian
membuat dua media yakni, media pertumbuhan serta media fermentasi. Hal ini
dapat terjadi karena nutrisi,pH,kondisi operasi yang dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan serta fermentasi berbeda.
Setelah ragi tumbuh, lalu ragi dipindahkan ke media fermentasi untuk
menghasilkan etanol. Pengambilan sampel dilakukan dua kali sehari dengan
waktu pengambilan yang relatif sama, sampel diukur indeks bias yang kemudian
di plotkan ke kurva kalibrasi alkohol yang telah dibuat sebelumnya untuk
menemukan konsentrasi etanol yang dihasilkan. Seharusnya konsentrasi alkohol
yang kami dapatkan adalah linier dengan fungsi waktu, tetapi hasil kami
cenderung naik turun. Hal ini dimungkinkan karena kondisi yang kurang aseptis,
masih terdapatnya ruang untuk udara pada erlenmeyer yang kami gunakan
sehingga memungkinkan ada udara yang mengganggu proses fermentasi anaerob.
Serta dengan adanya udara di dalam erlemeyer yang digunakan, proses ini lebih
cenderung menjadi proses fakultatif, bukan anaerob murni.
KESIMPULAN
Proses fermentasi etanol secara anaerob yang dijalankan secara batch dalam
reaktor menggunakan yeast atau ragi. Konsentrasi etanol yang didapatkan
tidak linier dengan fungsi waktu karena beberapa kesalahan seperti kondisi
yang kurang aseptis, pH optimum yang tidak terpenuhi, serta masih terdapat
sisa udara di dalam erlenmeyer yang mengurangi keefektifan mikroba dalam
mengkonversi glukosa menjadi etanol.